Per jalanan Masa Depan

dokumen-dokumen yang mirip
Suzy melangkahkan kaki memasuki lift gedung tempatnya bekerja. Beberapa orang wanita yang tidak ia kenal akrab mengikutinya dari belakang.

Matahari dan Kehidupan Kita

Senja, Sebuah Kisah Sebuah Cerita

PENERAPAN ETIKET PERSIAPAN Waktu menghubungi yang tepat 3. Lama pembicaraan. 5. Kuasai masalah yang di bicarakan

Mahesa Bayu Suryosubroto

angkasa. Tidak ada lagi gugusan bintang dan senyuman rembulan. Langit tertutup awan kelam. Dan sesaat kemudian hujan turun dengan deras.

Ah sial aku selingkuh!

Memelihara kebersihan lingkungan merupakan salah satu contoh aturan yang ada di masyarakat.

Mungkin mereka tidak akan menemuiku, ujarku dalam hati.

PANDUAN PEMBELIAN BEKANT. Kantor profesional

Bagian Satu: Masa Pencarian Cahaya

Belasan kota kudatangi untuk menjadi tempat pelarianku. Kuharap di sana bisa kutemukan kedamaian atau cinta yang lain selainmu.

Aku ada dengan dirinya kali ini bukan karena keinginanku. Bukan karena cinta. Bukan karena kenal. Namun ini kebetulan. Diriku berdiri di depan sini.

Seseorang yang sedang di landa kebingungan itu mendadak tak dapat lagi mengungkapkan kata dalam hati ketika menyadari betapa ia sedang merasakan

Sarah mengemas barangnya dengan cemberut. Entah yang keberapa. kalinya Dia harus pindah. Dari Jakarta ke Jogja lalu ke Makassar dan kali ini dia

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

Well, aku rasa tidak ada yang salah.

PANDUAN PEMBELIAN BEKANT. Kantor profesional

Kecakapan Antar Personal

The Coffee Shop Chronicles

Tresno Bapak. Saya menghabiskan hari pertama untuk keliling kota bersama Big Bro, maklum

Kaki Langit. Bulan dan Matahari

MEMOAR 1. Aku Anak Nelayan

dengan penuh hormat. rumah. mata.

Tiga Belas Ribu Empat Ratus Lima Puluh Rupiah

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Arif Rahman

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

HANDLING TAMU EVADA EL UMMAH KHOIRO, S.AB.,M.AB PERTEMUAN 5 PRODI D3 ADM. NIAGA SMT 2 TH AJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

Ooo ternyata sungai besarnya pun ada tujuh, aku tahu cuma Thames aja, pikirku dalam hati.

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

Setelah makan malam yang menyenangkan dan

Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Budi Mulyanto. Hati Bicara

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Bab 1 : Lerodia, Desa Penambang Pharite

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

Berlari. Nurlaeli Umar

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

MORIENDO. Terlihat uluran tangan yang melepaskan butiran-butiran yang begitu cemerlang bagaikan kristal ke angkasa

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

- the Place for fun vacations -

Hujan yang enggan berhenti perlahan membiaskan pandangan kaca jendela. Hujan itu aneh! Entah mengapa tiba-tiba saja pikiran ini merespon ruang

A picture can tell a thousand words, but a few words can change it s story. Sebastyne Young

SINOPSIS. Universitas Darma Persada

Sore yang indah bergerak memasuki malam. Langit yang bertabur warna keemasan mulai menghitam dengan taburan bintang-bintang. Aku masih duduk di kursi

Soedjono-Tresno Private High School (STPHS) (I)

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

BAB I MANUSIA BISA TUMBUH SAYAP

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

Segera jemput dia di bandara! Dan bawa kemari! Awas, jika dia melarikan diri! Siap, Pak! ~1~ Bandara Soekarno Hatta, am. Pesawat dari Singapura

Jangan berteriak, bila ingin selamat! Dan ikuti segala apa yang kami perintahkan! Selamat malam Non! ucap satpam.

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

6 Hari 5 Malam Bali Gili Trawangan - Lombok Tour

hijau tuanya, jam tangannya dan topinya. Ia sempat melihat Widya masih sedang membuat sarapan di dapur dekat kamar mandi. Dan pada saat kembali ke

AKHIR PERJALANAN. ( Kisah Tentang Kehidupan ) Aghana V Idents. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Bimo, Ra, Kenapa lagi sama calon lakimu itu duhai Syaqilaku sayang? godaku. Ojo ngenyeklah. Hahaha. Iya, iya. Bimo kenapa? Tadi aku nggak sengaja

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Naskah Film Pendek. Sahabat Karib

karena kita begitu istimewa Cantik

Pancor. Sebuah desa terpencil di sebelah timur pulau Lombok menawarkan kisah nyata yang begitu memotivasi dalam mengarungi dahsyatnya gelombang

HANYA KAMU BAB 1 AMANDA

Then, something unexpected happened.

BAB 4 METODE PERANCANGAN. Pembagian strategi komunikasi menurut Penulis adalah sebagai berikut :

BAB 9 Pekerjaan Pertama

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

SRI SURJANI TJAHJAWATI,

8 Hari 7 Malam Bali & Lombok Tour

HUJAN DAN PANAS SILIH BERGANTI ( 3 ) DINGINNYA UDARA SYDNEY

ada sebuah upacara ritual keagamaan umat Katolik di Larantuka.

TUGAS PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN MAHASISWA BARU UNEJ 2015 DISKRIPSI TENTANG PSIK, MOTIVASI DIRI DI PSIK DAN KEGIATAN DI PSIK. oleh.

Herulono Murtopo. METAMORFOSA Pilihan Cinta Seorang Religius... mencintai selibat, ilmu,hasrat, impian, ketaatan, hati, dan pilihan..

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. kerja. Dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan ini, program Kerja Praktek yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang Masalah

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

HARAPAN, DOA, DAN SELAMAT

Ditulis oleh Ida Ar-Rayani Selasa, 30 Juni :03 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :13

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

Pendidikan 97. Bab 9. Pendidikan

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION INDONESIAN 2/3 UNIT (COMMON) LISTENING SKILLS TRANSCRIPT

BAB II RINGKSAN CERITA. timah yang bernama Djuasin bin Djamaludin Ansori. Isi surat itu menyatakan kuli yang naik

RINDU. Puguh Prasetyo ~ 1

7 Hari 6 Malam Bali Gili Trawangan - Lombok Tour

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

Buatlah pertanyaan tentang bermain gobak sodor! Sampaikan kepada gurumu dan teman-temanmu!

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

Hari masih pagi di saat pertama kalinya Reandra mulai masuk sekolah setelah dua minggu lamanya libur kenaikan kelas. Hari ini adalah hari yang

Stupid Love. June 21 st, 2013

Transkripsi:

Bagian 1 Per jalanan Masa Depan 15 Juni 1998 di Bandara Polonia, Medan Suasana tampak lengang dan bersahabat. Tidak banyak penumpang yang lalu-lalang di ruang tunggu yang cukup luas itu. Waktu menunjukkan pukul 17.30 WIB di sore yang cerah. Matahari tampak mulai meredup tanda sebuah senja akan berakhir. Faisal tiba diantar oleh sopir pribadi ayahnya sore itu. Perjalanannya menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Seperti biasanya ia hanya tinggal berjalan masuk ke ruang tunggu bandara tanpa harus mengantri untuk mendapatkan nomor tempat duduk ataupun mengurus barang-barangnya untuk dimasukkan ke bagasi pesawat. Semuanya telah diselesaikan oleh seorang pegawai dari kantor ayahnya, urusan protokoler. Ketika Irman, sang protokoler, menyerahkan berkas perjalanan dan mohon pamit kepadanya, Faisal mengulurkan 31 Hari ~ 1

tangannya untuk berjabatan sembari tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Beberapa kali Irman telah mengurus segala hal menyangkut perjalanannya. Mulai dari tiket pesawat, airport tax, sampai urusan porter. Irman adalah orang kepercayaan ayahnya. Walaupun Faisal hanya seorang putra atasannya, tapi Irman selalu memperlakukannya layaknya seperti ayahnya. Dalam hati kecilnya, Faisal tidak pernah setuju dengan cara kehidupan seperti yang ia jalani saat ini, di mana ia selalu memperoleh layanan bagai seorang pejabat. Ia sadar bahwa yang menjadi pejabat itu adalah ayahnya dan bukan dia. Dia hanya seorang pria dewasa yang dapat mengurus dirinya sendiri tanpa perlu layanan protokoler apa pun. Ia merasa terkekang dengan aturan yang dibuat oleh orang tuanya sendiri. Sejak kepulangannya dari Amerika beberapa waktu yang lalu, Faisal selalu mengurus segala hal yang menyangkut dirinya sendiri. Ia leluasa melakukan pemesanan tiket sendiri dan memilih kelas ekonomi. Hal inilah yang biasa ia lakukan ketika masih kuliah di Amerika. Ternyata kebebasan ini tidak berlangsung lama. Ada saja orang yang mengenalinya di bandara dan melaporkannya kepada ayahnya. Pada akhirnya sang ayah menegurnya untuk tetap mengikuti protokoler yang telah ditetapkan bagi seorang pejabat publik beserta keluarganya. Urusan tiket dan segala hal yang menyangkut perjalanan adalah urusan protokoler. Termasuk menggunakan kelas bisnis di setiap penerbangan. Ayahnya berargumentasi bahwa semua itu adalah untuk kebaikan dirinya sendiri dan untuk menjaga kehormatan keluarga mereka. Hal yang tak pernah ia dapat mengerti. 2 ~ Mohammad Yasser Fachri

Tidak berapa lama kemudian, Faisal telah berada di Executive Lounge, sebuah ruangan yang khusus diperuntukkan bagi para penumpang di kelas bisnis yang terkesan sangat nyaman. Ia memilih duduk di depan sebuah jendela kaca besar yang menghadap ke apron tempat di mana pesawat yang akan menerbangkannya parkir. Ia menggelengkan kepalanya sembari mengucapkan terima kasih ketika seorang pelayan menawarkan kepadanya minuman ringan. Ia beranjak ke rak majalah yang tak jauh dari kursi tempatnya duduk. Ketika ia baru saja membuka beberapa lembar Majalah Newsweek edisi terbaru, pengumuman untuk naik pesawat terdengar dari pengeras suara. Ia bergegas menuju pintu keluar khusus menuju pesawat. Tak lama ia harus menunggu. Sebuah mobil van khusus telah siap mengantarkan para penumpang Business Class ke tangga pesawat. Jumlah mereka tak lebih dari sepuluh orang sore itu. Faisal melangkahkan kakinya untuk naik ke Pesawat Airbus 330 Garuda Indonesia yang akan menerbangkannya ke Jakarta. Purser yang merupakan pimpinan dari awak kabin dan seorang pramugari senior menyambutnya ramah di pintu pesawat. Mereka tersenyum ramah dan mengucapkan selamat datang kepadanya. Ia memilih kursi nomor 4A yang berhadapan langsung dengan jendela, dan berharap dalam penerbangan sore ini tidak akan ada orang yang duduk di sampingnya. Sore itu seorang pramugari yang bernama Anita Wulandari melayaninya sejak ia berada di kabin pesawat. Anita mengantarkannya ke kursi tempat duduknya dan dengan ramah memintanya untuk meletakkan tas tangan bawaannya di tempat penyimpanan barang di atas kepala. Anita berusaha membantunya, tapi Faisal menolaknya dengan 31 Hari ~ 3

sopan dan berucap, Terima kasih, sambil memasukkan tas tangan yang berwarna merah marun itu. Faisal adalah sosok dengan tinggi 180 cm dengan tubuh yang selalu terjaga. Saat ini usianya 30 tahun. Wajahnya terlihat bersih dan selalu menyenangkan bagi siapa pun yang pertama kali bertemu dengannya. Demikian juga perangainya yang selalu menjaga sopan santun dan ramah kepada siapa saja. Ia selalu menjaga kebugarannya dengan berjoging rutin di seputar kompleks perumahan BUMN tempat di mana ayahnya mendapat fasilitas rumah yang sangat besar untuk ukuran keluarga mereka. Walaupun saat ini ia tidak lagi tinggal dengan kedua orang tuanya, ia berkunjung hampir setiap pagi untuk berjoging dan meluangkan waktu sarapan bersama. Sebuah rutinitas yang selalu dilakukannya. Tak lama setelah Faisal duduk dan memasang sabuk pengamannya, Anita datang kembali membawa welcome drink untuknya. Kali ini ia memilih segelas jus jeruk dan mengucapkan terima kasih ketika menerimanya. Anita tidak mampu menahan rasa ingin tahunya dan bertanya, Urusan bisnis atau liburan ke Jakarta, Pak? tanya Anita. Faisal tersenyum ramah yang menampakkan lesung pipit yang menjadi kekuatannya selama ini. Panggil saya Mas saja. Nama saya Faisal. Saya berniat mengunjungi seseorang, jawab Faisal sembari tersenyum. Ooh mohon maaf, jika Mas Faisal membutuhkan bantuan, mohon menghubungi kami. Nama saya Anita Wulandari, jawabnya. Matahari terlihat tinggal sejumputan di atas ufuk ketika pesawat berbadan lebar itu lepas landas. Sesuai dengan perkiraan Faisal semula, tak ada seorang pun yang duduk di sampingnya. Ia merasa lega dan bersyukur dengan 4 ~ Mohammad Yasser Fachri

kenyamanan yang ia rasakan saat ini. Beberapa saat setelah tinggal landas, Faisal melihat ke jendela luar dan mengamati keadaan di sekelilingnya. Setiap perjalanannya melintasi kota dan benua, ia sedapat mungkin memilih penerbangan di sore hari menjelang malam agar dapat menyaksikan keindahan segala benda langit dan menjadikan dirinya semakin mengerti betapa besar kekuasaan Ilahi bagi sebuah kehidupan yang sedang dijalaninya. Bintang, bulan dengan segala keindahannya itu selalu mampu membangkitkan antusiasme baginya untuk menuangkannya dalam guratan-guratan tulisan di jurnal hariannya. Sering kali sebuah puisi pendek lahir sebagai ungkapan jiwanya. Ketika langit tampak memerah menandakan matahari akan segera hilang dengan cahayanya, ia bersiap-siap untuk melakukan salat jama qashar Magrib dan Isya di kursi tempat duduknya. Ia bertayamum dan menyisir rambutnya. Faisal selalu berusaha mengerjakan salat fardu di awal waktu dan terlihat sering meluangkan waktu untuk salat di masjid yang berjarak hanya puluhan meter dari tempat tinggalnya. Terkadang ia melewati waktu Magrib hingga Isya di masjid itu sambil membaca Alquran dan berzikir. Ketika Faisal sedang dalam tahiyat akhir salatnya, Anita dan seorang pramugari lain menghampiri. Mereka meminta izin untuk membuka meja lipat di depan kursinya dan meletakkan taplak putih sebelum menghidangkan makan malam. Anita tersadar bahwa Faisal masih mengerjakan salat, dan dengan spontan berkata, Ooh, maaf. Sesaat kemudian, Faisal menolehkan kepalanya sembari mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri mengakhiri salatnya. Ia tersenyum kepada Anita dan berkata, Silakan Mbak Anita. Mohon maaf tadi saya masih salat. 31 Hari ~ 5

Terima kasih, Mas. Mohon maaf tadi saya mengganggu kekhusyukan Anda. Tidak apa-apa, jawab Faisal sembari tersenyum. Sembari menikmati makan malamnya, Faisal kembali memandang ke arah luar jendela, berusaha mencari temaram bulan. Tak sulit hal itu ia dapatkan. Bulan dengan bentuknya yang mendekati purnama terlihat jelas dari jendela kaca itu. Ia terus memerhatikan. Pikirannya melayang jauh menembus batas waktu yang telah lalu. Sosok seseorang kembali hadir di benaknya. Ia biarkan pikirannya melayang sampai akhirnya ia menyelesaikan makan malamnya. Ia mengambil dari tas tangannya sebuah buku catatan kecil. Sebuah jurnal harian dengan sampul yang tampak lusuh. Ia mulai menggoreskan kata-kata yang ada dalam pikirannya dan larut dengan semua itu. Waktu makan malam telah usai. Purser meredupkan cahaya lampu di kabin pesawat. Faisal menghidupkan lampu baca yang ada di atas kepalanya. Sebuah suara kembali mengusik dirinya. Ia menoleh ke arah suara itu berasal. Anita menghampirinya dan menawarkan selimut. Sembari tersenyum Faisal menerimanya dan mengucapkan terima kasih. Anita kembali bertanya, Ada yang perlu saya bantu lagi, Mas Faisal? Tidak ada, terima kasih, jawab Faisal dengan sopan. Perjalanannya ini adalah sebuah perjalanan masa depan bagi Faisal. Dalam perjalanan ini, ia bagai mempertaruhkan segala yang ada pada dirinya. Sebuah keputusan bulat telah dibuatnya. Sebuah keputusan yang amat sulit dalam tiga puluh satu hari yang telah berlalu... yang menjadi muara dari segala perjalanan hidup yang pernah ditempuhnya. 6 ~ Mohammad Yasser Fachri

Merangkai kepingan-kepingan kecil dirinya. Keindahan cinta di negeri perantauan, dendam masa lalu orang tuanya, tragedi kemanusiaan yang sempat menjadi penghalang, dan gejolak negerinya yang sedang bertransformasi menuju era Reformasi mewarnai hubungan kasihnya. Ia berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan seseorang yang dicintainya. 31 Hari ~ 7