STRATEGI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM MENEKAN TINGKAT NON PERFORMING FINANCING (NPF) (STUDI KASUS PADA KJK SYARIAH ARRAHMAH CINERE)



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PENERAPAN SISTEM ONE OBLIGOR TERHADAP KUALITAS PEMBIAYAAN. A. Analisis Operasional Sistem Informasi Debitur (SID) di PT BPRS

memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang No.20 Tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Unit Usaha Syariah (UUS) dengan total Aset sebesar Rp. 57 triliun (Republika :

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. BMT-BMT di seluruh Indonesia. BMT-BMT ini ternyata memberikan manfaat

Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. Non Performing Financing (NPF) merupakan salah satu instrumen penilaian

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dan neraca pembayaran yang biasanya ditangani oleh kementrian keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. asas kekeluargaan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1992 pasal

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan operasionalnya pasti tidak akan terlepas dari risiko.

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

No.8/26/DPbS Jakarta, 14 November 2006 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

Jawaban UAS PLKS 2014/2015

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II LANDASAN TEORI

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

Transkripsi:

STRATEGI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM MENEKAN TINGKAT NON PERFORMING FINANCING (NPF) (STUDI KASUS PADA KJK SYARIAH ARRAHMAH CINERE) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh : Aan Afrianti 205046100588 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MU AMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H / 20I0 M

STRATEGI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM MENEKAN TINGKAT NON PERFORMING FINANCING (NPF) (STUDI KASUS PADA KJK SYARIAH ARRAHMAH CINERE) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh: Aan Afrianti 205046100588 Pembimbing 1 Di Bawah Bimbingan Pembimbing II Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag NIP.150 318 308 Syahrul A dam, M.Ag NIP. KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MU AMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H / 20I0 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul STRATEGI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM MENEKAN TINGKAT NON PERFORMING FINANCING (NPF) (STUDI KASUS PADA KJK SYARIAH ARRAHMAH CINERE) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 21 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 21 Juni 2010 Mengesahkan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum PANITIA UJIAN Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031021 Ketua : Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM (....) NIP. 195505051982031021 Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA (...) NIP. Pembimbing 1 : Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag (...) NIP. 197407252001121001 Pembimbing II: DR. Syahrul A dam, M.Ag (...) NIP.197305032000031002 Penguji 1 : Yuke Rahmawati, SAg, MA (....) NIP. 197509032007011016 Penguji II : Dra. Nuriyah Taher, MM (....) NIP.

LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 21 Juni 2010 Aan Afrianti

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohiim Alhamdulillah, segala puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan inayah-nya tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan. Selanjutnya shalawat dan salam senantiasa kami persembahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar sekaligus menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk Ilahi. Dan tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada 1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Bpk. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM. 2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum, Bpk. Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM dan Bpk. Drs. H. Ahmad Yani, MA 3. Pembimbing penulis, Bpk Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag. dan Bpk Syahrul A dam, M.Ag. yang telah senantiasa memberikan waktu untuk berdiskusi dan memberikan saran hingga terselesaikan skripsi ini. 4. Dosen-dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan materi perkuliahan, ilmu, dan bimbingan akhlak semasa kuliah hingga selessai skripsi ini.

5. KJK Syariah Arrahmah yang telah bersedia membantu dan mendukung penulis dalam melakukan penelitian. 6. Perpustakaan Fakultas Syariah yang telah memberikan fasilitas untuk mengadakan studi perpustakaan. 7. Kepada Ayahanda tercinta Muhammad Sobri dan Ibunda tercinta Tati Ismayanti, Adik-adikku Yuli Anisah dan M. Rifqi Bachtiar, abangku Azis Sukma Dhiana S.Kom. Saudaraku Bpk. Sabil. yang tidak henti-hentinya mendoakan dan memberikan pengorbanan yang tak terhitung nilainya. Begitu juga kepada saudara-saudara lainnya yang telah memberikan bantuan moril dan materil yang tak ternilai, semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik..amin. 8. Teman-teman mahasiswa Jurusan Muamalat Program Non Reguler angkatan 2005 Abdul Alim, Taufik Hidayat, dan Erdi Marduwira yang memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Serta pihak-pihak lain yang memberikan bantuan, yang tidak mungkin disebutkan semua. Demikian, semoga tugas akhir ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak. Apabila masih terdapat kekurangan mohon masukan dan saran, agar penulis dapat memperbaiki kekurangan tersebut di waktu yang akan datang Jakarta, 21 Juni 2010 Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 9 D. Review Studi terdahulu 10 E. Metode Penelitian 11 F. Sistematika Penulisan 14 BAB II LANDASAN TEORI A. Koperasi Jasa Keuangan Syariah 16 1. Pengertian Koperasi Jasa Keuaangan Syariah 16 2. Tujuan Koperasi Syariah 17 3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah 17 4. Landasan Koperasi Syariah 20 5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah 21 6. Struktur Organisasi Koperasi Syariah 24 7. Managemen Koperasi Syariah 25 B. Pembiayaan Bermasalah (NPF/ 30 Non Performing Financing) 1. Pengertian Pembiayaan 30 2. Pengertian Pembiayaan bermasalah 32 3. Tujuan Pembiayaan 34 4. Fungsi Pembiayaan 35 5. Kategori Pembiayaan Bermasalah 37

6. Perhitungan NPF 38 7. Skema Proses Penyaluran Pembiayaan 39 C. Strategi Pembiayaan Bermasalah 43 1. Pengertian Strategi 43 2. Strategi Fungsional Keungan 47 3. Strategi menekan tingginya tingkat 49 pembiayaan bermasalah BAB III COMPANY PROFILE A. Sejarah berdirinya dan perkembangan 62 KJK Syariah Arrahmah B. Visi dan Misi 64 C. Managemen dan Organisasi 65 D. Produk yang ada di KJK Syariah Arrahmah 67 BAB IV STRATEGI KJK SYARIAH ARRAHMAH DALAM MENEKAN TINGKAT NPF A. Mekanisme pembiayaan pada KJK Syariah Arrahmah 85 B. Perhitungan Tingkat NPF pada KJKS Arrahmah 90 periode 31 Desember 2006, 2007 dan 2008 C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan 93 bermasalah pada KJK Syariah Arrahmah D. Strategi KJK Syariah Arrahmah dalam 96 menekan tingkat pembiayaan bermasalah (NPF) BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 104 B. Saran dan rekomendasi 105

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang dikembangkan berdasarkan syariah Islam sehingga banyak pula pihak yang menyebutnya ekonomi Islam. Di dunia, ekonomi syariah telah menjadi tren global dengan prinsip universalitasnya. Sementara itu, di Indonesia, beberapa tahun belakangan ini ekonomi syariah mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Keberadaan sistem ekonomi Islam berawal dari definisi atau pemahaman bahwa Islam merupakan sistem hidup yang mengatur semua sisi kehidupan, yang menjanjikan keselamatan dunia dan akherat bagi para penganutnya. Lebih dari satu abad sistem ekonomi modern (konvensional) telah melayani kepentingan manusia dalam memenuhi kebutuhan atau kepuasan mereka. Ekonomi modern tidak memiliki batasan improvisasi dalam berekonomi, kecuali mereka harus berhadapan dengan kekuatan pasar yang biasa diklaim sebagai invisible hand. Oleh sebab itu, tumpuan perhatian masalah ekonomi lebih ditujukan pada bagaimana mengatasi kondisi kelangkaan akan sumber daya ekonomi yang dihadapi setiap individu. 1 1 Ali Sakti, Analisis teoritis ekonomi Islam jawaban atas kekacauan ekonomi modern. (Jakarta: Aqsa Publishing, 2007), cet 1 1

2 Dengan penduduk mayoritas muslim, perkembangan ekonomi syariah di negara kita seharusnya memiliki prospek yang cerah, apalagi ekonomi syariah juga menganut prinsip universalitas, artinya prinsip syariah ini juga dapat diperuntukkan bagi semua kalangan. Sebagai contoh, market share perbankan syariah di Indonesia masih sekitar 2,3%. Sementara itu, di Singapura yang berpenduduk nonmuslim, market share perbankan syariahnya mencapai 6,5%. 2 Terwujudnya perkembangan lembaga keuangan syariah, selain karena ada kebutuhan di masyarakat juga karena berlakunya dual banking system dalam perbankan nasional. Sistem perbankan nasional telah menempatkan subsistem syariah sebagai alternatif dari subsistem konvensional, khususnya dalam pelayanan baik dalam untuk memenuhi kebutuhan (permintaan) dana maupun memanfaatkan kelebihan (penawaran) dana di masyarakat Sebagai suatu sistem, perbedaannya terletak pada kaidah dan prinsip syariah yang digunakan sebagai landasan transaksinya. Mudahnya dalam sistem syariah tidak dikenal transaksi yang memakai dasar perkiraan maupun perhitungan bunga (yang umumnya menjadi dasar perhitungan dalam bisnis keuangan simpan pinjam secara konvensional). Konsep bunga dalam ajaran Islam dianggap mengandung aspek (riba) yang diharamkan. Demikian pula dilarang untuk mengaplikasikan perlakuan transaksi yang sifatnya mengandung spekulasi dan juga ketidakjelasan. 2 www.dakwatuna.com diakses 11 Januari 2010

3 Salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu tercapainya masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun spirituil adalah berkoperasi. UUD 1945 menegaskan di dalam pembukaannya bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Penegasan diatas tidak terlepas dari pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan yaitu negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena pembukaan UUD 1945 beserta seluruh pokok-pokok pikiran yang terkandung di dalamnya menjiwai batang tubuh UUD, maka tujuan itupun dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal, seperti pasal 27,33,dan 34. namun demikianm diantara pasal-pasal tersebut yang paling pokok dan melandasi usahausaha pembangunan di bidang ekonomi adalah pasal 33. 3 Koperasi sebagai sebuah lembaga ekonomi rakyat telah lama dikenal di Indonesia, bahkan Dr. Muhammad Hatta, salah seorang Proklamator Republik Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Koperasi, mengatakan bahwa Koperasi adalah Badan Usaha Bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang bergabung secara sukarela dan atas dasar kebersamaan hak dan kewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. 3 Muhammad firdaus, Agus Edhi Susanto, Perkoperasian, sejarah, teori, dan praktek, (Bogor : Ghalia Indonesia Anggota IKAPI, 2004), cet 2, h.37

4 Menurut UU No. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, dalam Bab I, Pasal 1, ayat 1 dinyatakan bahwa Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Tujuan pendirian Koperasi, menurut UU Perkoperasian, adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi syariah mulai diperbincangkan banyak orang ketika menyikapi semaraknya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwil di Indonesia. Baitul Maal Wattamwil yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori pertama kalinya oleh BMT Bina Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu memberi warna bagi perekonomian kalangan akar rumput yakni para pengusaha mikro. 4 Lembaga BMT yang memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah yng sama yaitu : dari anggota oleh anggota untuk anggota maka berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 25 tahun 1992, berhak mnggunakan badan hukum koperasi, letak perbedaannya dengan koperasi konvensional salah satunya terletak pada teknis operasionalnya saja, Koperasi syariah mengharamkan bunga dan mengusung etika moral dengan melihat kaidah halal dan haram dalam melakukan usahanya. 4 Nur S Buchori, Koperasi Syariah, (Jawa Timur: Mashun, 2009), cet 1 h.10

5 Berangkat dari kebijakan pengelolaan BMT yang memfokuskan anggotanya pada sektor keuangan dalam hal penghimpunan dana dan pendayagunaannya tersebut maka bentuk yang idealnya BMT adalah Koperasi Simpan Pinjam Syariah yang selanjutnya pada tahun 2004 oleh kementrian koperasi disebut KJKS (Koperasi Jasa keuangan Syariah). Berdasarkan keputusan Menteri Koperasi RI No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004. Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/syarikah. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal. Koperasi syari ah sangat strategis dalam mengembangkan sumberdaya dan mendistribusikannya secara adil. Karena, mengeluarkan harta (asset) untuk diputar, diusahakan, dan diinvestasikan secara halal adalah kewajiban syariah. Uang dan harta bukan untuk ditimbun. membuat aset nganggur (idle) sama dengan memubadzirkan nikmat Allah dan tidak mensyukurinya. 5 Berbagai produk layanan syariah didefinisikan dan diatur oleh Dewan Syariah Nasional melalui sejumlah fatwanya. Aplikasinya harus didukung oleh pemahaman kedua belah pihak yang bekerja sama, dan hasilnya diwujudkan melalui keputusan yang tercantum dalam akad keuangan syariah. Dalam kelembagaannya, koperasi jasa keuangan syariah secara rasional juga dituntut untuk bertindak hati-hati (prudent), karena mereka mengemban amanah 5 Ibid

6 pengelolaan milik anggotanya, melalui penyelenggaraan berbagai upaya memanaj usahanya dengan efektif. Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) kian menggembirakan. Kini setidaknya terdapat 3.900 LKMS atau baitul maal wattamwil (BMT), yang membiayai sekitar 3 juta orang pengusaha mikro dan super mikro di Indonesia. 6 sebanyak 78,8 persen BMT memiliki aset antara Rp 50 juta-rp 500 juta. Sebanyak 4,8 persen memiliki aset di atas Rp 1 miliar. Sisanya, 9,3 persen memiliki aset di bawah Rp 50 juta. 7 Hingga kini total aset yang dimiliki LKMS diperkirakan mencapai Rp 3 triliun, dengan rasio pembiayaan terhadap simpanan melebihi 100 persen. Diperkirakan, dana masyarakat yang dihimpun BMT sebesar Rp 2,2 triliun. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah (selanjutnya disebut KJKS Arrahmah) merupakan lembaga keuangan syariah non bank, yang berdiri pada tanggal 5 Februari 2005 dengan modal awal kurang lebih 200 juta rupiah. Meskipun masih terbilang muda nasabah Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah mencapai kurang lebih 3000 nasabah Produk yang ditawarkan KJK Syariah Arrahmah meliputi Penghimpunan dana/investasi, seperti Simpanan multi guna, Simpanan qurban, Simpanan idul Fitri, simpanan pendidikan, simpanan siswa, dan Deposito Syariah dari 6 Saat Suharto, CEO Permodalan BMT ventura, artikel di akses pada 21 April 2010 dari http://bmtcenter.com/2008/04/bmtventura 7 Minako Sakai UNSW Australia, Harnessing Islamic Microfinance, Policy Briefs, Australia Indonesia Governance Research Partnership 2008, (Jakarta, 21 April 2010)

7 Masyarakat yang diberikan amanah dari Allah berupa keleluasaan rezeki dan bagi mereka yang menginginkan pertambahan nilai dananya secara aman, prospektif dan membawa keberkahan dalam kehidupan. Sedangkan produk pembiayaan meliputi pembiayaan modal kerja Murabahah, KPM (Kepemilikan Mobil/Motor) Murabahah Multiguna, dan Pembiayaan Ijarah. Pada pertengahan tahun 2009 Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah dinobatkan sebagai koperasi terbaik tahun 2009 tingkat Kota Depok. Dinilai sebagai yang terbaik karena memiliki laporan keuangan yang teratur dan menggunakan standar keuangan yang benar. 8 Setiap bulannya koperasi jasa keuangan syariah arrahmah selalu melaporkan laporan keuangannya ke kantor pajak dan Departemen Koperasi. Berdasarkan laporan keuangan yang ada sampai Desember 2009 total asset KJKS Arrahmah mencapai Rp 3.112.862.000,- dengan jumlah pembiayaan mencapai Rp 1.827.539.000,- dan tingkat NPF kurang dari 5% setiap tahunnya. Padahal, kalau dilihat dalam laporan keuangan di KJKS lain seperti halnya di KJKS A tingkat NPFnya antara 6% sampai 8% dengan jumlah pembiayaan setiap tahunnya sampai dengan Desember 2009 mencapai 3.243.994.269.- 9 Berdasarkan dari latarbelakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai strategi yang digunakan Koperasi Jasa Keuangan Syariah 8 Herry Setiawan, Arrahmah Koperasi terbaik, tabloid monitor depok, Redaksi@jurnaldepok.com 27 Juli 2009 9 Laporan keuangan KJKS A tahun 2009

8 Arrahmah dalam menekan tingkat NPF dalam bentuk skripsi yang berjudul Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam Menekan Tingkat NPF. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Dari judul diatas ada beberapa masalah yang bisa di identifikasi oleh penulis diantaranya : a. Sebab munculnya pembiayaan bermasalah b. Faktor yang mempengaruhi munculnya pembiayaan bermasalah c. Pengaruh adanya pembiayaan bermasalah terhadap dana nasabah d. Pengaruh adanya pembiayaan bermasalah terhadap total asset 2. Pembatasan Masalah Agar permasalahan tidak terlalu meluas maka penulis merasa perlu untuk memberikan batasan masalah terhadap objek yang di kaji, adapun pembatasan masalah diantaranya: a. Penulisan sekripsi ini hanya akan membahas tentang bagaimana strategi yang digunakan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam Menekan Tingkat Non Performing Financing b. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan bermasalah c. Penelitian dilakukan pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah

9 3. Perumusan Masalah a. Bagaimana Strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan Tingkat NPF? b. Apakah strategi di Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah efektif untuk menekan tingkat NPF? c. Faktor apa saja yang mendukung atau menghambat upaya Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF b. Untuk mengetahui tingkat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah dalam menekan tingkat NPF c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang di hadapi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Arrahmah 2. Manfaat penelitian Manfataat dari hasil penelitian dan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Teoritis: penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan kontribusi bagi kalangan intelektual, pelajar, praktisi, akademisi

10 institusi dan masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih jauh tentang strategi koperasi jasa keuangan syariah dalam menekan tingkat NPF. b. Praktis: Penulisan skripsi ini diharapkan menjadi input bagi Koperasi Jasa Keuangan Syariah lain dalam mengurangi tingkat pembiayaan bermasalah. c. Kebijakan: Penulisan skripsi ini juga diharapkan sebagai bahan pengambilan keputusan oleh koperasi syariah khususnya koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah. Untuk lebih banyak belajar lagi mengenai pembiayaan bermasalah. D. Review Studi terdahulu Berdasarkan studi review terdahulu yang penulis lakukan dari beberapa literatur yang ada diantaranya: 1. Skripsi Rosidah tahun 1426 H/ 2005 M dengan judul Analisis SWOT Strategi BMT dalam peningkatan UKM yang isinya Kajian Skripsi ini membahas tentang analisa SWOT Strategi BMT Al Munawaroh dalam Peningkatan UKM Kajian Skripsi ini membahas tentang analisa SWOT Strategi BMT Al Munawaroh dalam Peningkatan UKM Persamannnya yang penulis maksudkan yaitu sama-sama membahas tentang strategi BMT,

11 sedangkan letak perbedaannya pada masalah apa yang penulis teliti lebih terfokus dalam penekanan tingkat NPF. 10 2. Skripsi Muhammad tahun 1424 H/ 2003 M dengan judul Analisa terhadap kesehatan Lembaga Mikro Syariah yang isinya membahas tentang cara menganalisa dan mengukur tingkat kesehatan BMT, Persamaannya yang penulis maksudkan yaitu sama-sama membahas tentang cara mengukur tingkat kesehatan BMT, sedangkan letak perbedaannya pada masalah apa yang mau diteliti (kajian) serta objek penelitiannya, sedangkan penulis lebih terfokus pada strategi dalam menekan tingkat NPF. 11 E. Metode Penelitian Metode Penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fungsi dari permasalahan yang ada 12, seperti penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah, cara mengatasinya dan strategi yang digunakan dalam menekan tingkat pembiayaan bermasalah. 2003 12 10 Rosidah. Analisis SWOT Strategi BMT dalam peningkatan UKM (UIN Jakarta, Skripsi) 2005 11 Muhammad, Analisa terhadap kesehatan Lembaga Mikro Syariah (UIN Jakarta, Skripsi) www.organisasi.org Kajian Wacana Bahasa Indonesia Kupas Tuntas Metode Penelitian Kualitatif Bag. 2 diakses pada 7 April 2010

12 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian menggunakan Studi kasus. Jenis pendekatan studi kasus merupakan penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk kondisi dan lingkungan masa lalunya. 13 Kasus yang diangkat dalam penelitian ini berkaitan dengan masalah strategi Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam menekan Tingkat NPF yang dilakukan KJKS Arrahmah Cinere. 3. Sumber Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari sumber aslinya seperti subyek yang diwawancarai. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang didapatkan dari sumber yang kedua, seperti buku-buku dokumen atau arsip-arsip yang didapat dari KJKS Arrahmah. Seperti halnya buku petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah kementrian negara koperasi dan usaha kecil dan menengah republik indonesia tahun 2009, BMT dan Bank Islam Instrumen lembaga keuangan syariah. 4. Teknik Pengumpulan Data 13 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 23.

13 Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara : a. Studi Dokumentasi Yaitu dengan membaca buku literatur yang relevan dengan topik masalah dalam penelitian ini, serta mempelajari dokumen-dokumen atau arsip-arsip koperasi syariah tentang pembiayaan bermasalah. Berupa data-data yang diperoleh melalui laporan rapat anggota tahunan koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah sebagai studi dokumentasi. b. Wawancara (interview) Dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. Dalam hal ini tatap langsung dengan tokoh lembaga atau fungsionaris KJKS Arrahmah. c. Studi Kepustakaan (library research) Salah satu hal penting yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mempelajari beberapa literatur tetulis baik yang bersumber pada buku, jurnal, majalah, artikel, makalah, koran dan internet, maupun dari sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi berkaitan dengan masalah yang dibahas, yang dihimpun dari berbagai tempat. 5. Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan interprestasikan. Data yang diolah adalah data kualitatif,

14 sedangkan analisanya mempergunakan analisa deskriptif. Penulis akan menggambarkan hasil penelitian tersebut dengan logika akal dari data tersebut untuk mengambil sebuah kesimpulan. 6. Pedoman Penulisan Laporan Penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. 14 F. Sistematika Penulisan Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dengan beberapa sub bab. Agar mendapat arah dan gambaran yang jelas mengenai hal yang tertulis, berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, studi terdahulu, metode dan objek penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian koperasi syariah, manajemen strategi, pengertian pembiayaan dan dasar hukumnya, serta aspek kesehatan koperasi. 14 Pedoman Penulisan Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2007:h,11

15 BAB III TINJAUAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH ARRAHMAH Penulis akan menuliskan sejarah singkat Koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah, Struktur Organisasi Visi, Misi, produk simpanan, serta roduk pembiayaan. BAB IV ANALISIS STRATEGI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DALAM MENEKAN TINGKAT NPF Penulis akan membahas mengenai mekanisme pembiayaan pada koperasi jasa keuangan syariah Arrahmah, pencapaian keberhasilan koperasi dalam menekan tingkat NPF, serta membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan bermasalah. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan kesimpulan penelitian yang merupakan jawaban dari perumusan masalah dalam penelitian. Selain itu juga berisi saran dari penulis selama melakukan penelitian

BAB II LANDASAN TEORI A. Koperasi Jasa Keuangan Syariah 1. Pengertian Koperasi Jasa Keuangan Syariah Koperasi Jasa Keuangan Syari ah adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil (Syariah). 1 Koperasi syariah berdiri untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan misi di dalam intern pendiri. mendirikan koperasi syariah akan memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di tengah jalan. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayib) serta menguntungkan dengan system bagi hasil, dan tidak riba, perjudian (maysir) serta ketidak jelasan (ghoror). Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dinyatakan sah berdasarkan fatwa dan 1 Kementrian Koperassi UKM RI, Petunjuk teknis program perkuatan Koperasi jasa keuangan syariah / Unit Jasa Keuangan Syariah untuk pemberdayaan usaha mikro (Jakarta, 2009) h.3 16

17 ketentuan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonnesia. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2 2. Tujuan Koperasi Syariah Tujuan sistem koperasi syariah yaitu Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam, Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota, Pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota berdasarkan kontribusinya, Kebebasan pribadi dalam kemaslahatan social yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah, Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta turut membangun tatanan perekonomian yang berkeadilan sesuai dengan prinsipprinsip Islam. 3 3. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah Dalam koperasi konvensional lebih mengutamakan mencari keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau membungakan uang yang ada pada anggota. Para anggota yang meminjam tidak dilihat dari sudut pandang penggunaannya hanya melihat uang pinjaman kembali ditambah dengan bunga yang tidak didasarkan kepada kondisi hasil usaha atas penggunaan uang tadi. Bahkan bisa terjadi jika ada anggota yang 2 M Shodiq Mustika, Koperasi syariah apa dan bagaimana,artikel diakses pada 29, Agustus 2009 dari http://msodik.blogspot.com/koperasi-syariah-apa-dan-bagaimana 3 Nur S Buchori, Koperasi Syariah, (Jawa Timur: Mashun, 2009), cet 1 h.18

18 meminjam untuk kebutuhan sehari-hari (makan dan minum), maka pihak koperasi memberlakukannya sama dengan peminjam lainnya yang penggunaannya untuk usaha yang produktif dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi. Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, karena setiap transaksi (tasharuf) di dasarkan atas penggunaan yang efektif apakah untuk pembiayaan atau kebutuhan sehari-hari. Kedua hal tersebut diperlakukan secara berbeda. Untuk usaha produktif, misalnya anggota akan berdagang maka dapat menggunakan prinsip bagi hasil (Musyarakah atau Mudharabah) sedangkan untuk pembelian alat transportasi atau alat-alat lainnya dapat menggunakan prinsip jual beli (Murabahah). Berdasarkan peran dan fungsinya maka, Koperasi Syariah memiliki fungsi sebagai berikut: a. Sebagai Manajer Investasi Manajer investasi yang dimaksud adalah, koperasi syariah dapat memainkan perannya sebagai agen atau sebagai penghubung bagi para pemilik dana. Koperasi syariah akan menyalurkan kepada calon atau anggota yang berhak mendapatkan dana atau bisa juga kepada calon atau anggota yang sudah ditunjuk oleh pemilik dana. Umumnya, apabila pemilihan penerima dana (anggota atau calon anggota) di dasarkan ketentuan yang diinginkan oleh pemilik dana, maka koperasi syariah hanya mendapatkan pendapatan atas jasa agennya.

19 Misalnya jasa atas proses seleksi anggota penerima dana, atau biaya administrasi yang dikeluarkan koperasi atau biaya monitoring termasuk reporting. Kemudian apabila terjadi wanprestasi yang bersifat force major yakni bukan kesalahan koperasi atau bukan kesalahan anggota, maka sumber dana tadi (pokok) dapat dijadikan beban untuk resiko yang terjadi. Akad yang tepat untuk seperti ini adalah Mudharabah Muqayyadah. b. Sebagai Investor Peran sebagai investor (Shahibul Maal) bagi koperasi syariah adalah jika sumber dana yang diperoleh dari anggota maupun pinjaman dari pihak lain yang kemudian dikelola secara professional dan efektif tanpa persyaratan khusus dari pemilik dana, dan koperasi syariah memiliki hak untuk terbuka dikelolanya berdasarkan program-program yang dimilikinya. Prinsip pengelolaan dana ini dapat disebut sebagai Mudharabah Mutlaqah, yaitu investasi dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah. c. Fungsi social Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanan social baik kepada anggota yang membutuhkannya maupun kepada masyarakat dhu afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat (emergency loan) dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (Al Qard) yang sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun. Dimana anggota tidak dibebankan bunga