BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah SMP Negeri 1 Limboto dan SMP

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN. ingin peneliti ketahui. Dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Penelitian quasi

I. PENDAHULUAN. Kegiatan evaluasi sebagai bagian tak terpisahkan dari aktivitas pembelajaran

KUALITAS BUTIR SOAL ULANGAN SEMESTER GENAP IPA BIOLOGI DI SMP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL. Oleh SRI NURLAILA DJAKARIA NIM :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Pada penelitian ini peneliti melakukan satu macam perlakuan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa deskriptif dari gejala yang diamati, berupa angka-angka atau koefisien

Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Wika Sevi Oktanin & Sukirno 35-44

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Lubuk Alung. Penulis memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan bulan. September 2013 di MTs Islamiyah Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Butir Soal UAM Mata Pelajaran Bahasa Jawa pada Kelas XII MAN Kutowinangun Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran FIRE-UP dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melibatkan dua kelompok yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen

Laporan Penelitian. Analisis Kualitas Butir Soal Mata Kuliah Membaca 2 (PBIN4329)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TES HASIL BELAJAR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER KELAS XI MADRASAH ALIYAH NEGERI MATA PELAJARAN FIQIH DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2014

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. hal ini, penulis memaparkan tentang kecepatan efektif membaca siswa kelas X

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN Pengolahan tes hasil belajar dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1) Dengan membuat analisis soal (item analisis), 2) Dengan menghitung validitas dan keandalan tes (reliabilitas). Selanjutnya dalam skripsi ini akan meneliti tentang kualitas instrumen tes Pendidikan Agama Islam buatan guru MGMP Pendidikan Agama Islam pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005, untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dengan mencari: 1. Validitas butir soal tes PAI di SMPN 1 Demak 2. Reliabilitas tes PAI di SMPN 1 Demak 3. Tingkat Kesukaran butir tes PAI di SMPN 1 Demak 4. Daya Pembeda butir tes PAI di SMPN 1 Demak 5. Efektivitas fungsi pengecoh (distraktor) butir tes PAI di SMPN 1 Demak Adapun analisa yang digunakan untuk mengolah data yang peneliti peroleh yaitu dengan statistik deskriptif. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis. 1 Tujuan dilakukan analisis deskriptif menggunakan teknik statistika dengan cara meringkas data agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti. 2 A. Deskripsi Data tentang Tes PAI Tes PAI kelas VII yang diselenggarakan di SMPN 1 Demak disusun oleh Tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) kota Demak yang kemudian dicetak sendiri oleh SMPN 1 Demak. Dalam penelitian ini sampel 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendakatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 71. 2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya), (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 86. 61

62 yang digunakan adalah dengan teknik sampling klaster, 3 yakni peneliti mengacak kelas VII dan peneliti memilih secara acak 3 (tiga) kelas dan selanjutnya seluruh peserta dari kelas terpilih tersebut dijadikan sebagai sampel yang semuanya berjumlah 113 siswa. Tes PAI ini terdiri dari tes bentuk objektif dan tes bentuk subjektif. Bentuk soal tes objektif ini terdiri dari dua model yaitu model bentuk multiple choice sebanyak 30 soal dan model bentuk fill-in sebanyak 20 soal dan bentuk soal pada tes subjektif adalah tes essay yang terdiri dari 5 soal. Fokus dalam penelitian ini adalah bentuk soal objektif yang bentuknya multiplechoice dan fill-in yang terdiri dari 50 soal. Selanjutnya hasil data yang peneliti peroleh yang berupa hasil jawaban tes siswa pada mata pelajaran PAI kelas VII tahun 2004/2005 di SMPN 1 Demak dapat dilihat pada lampiran 1. Kemudian dari lampiran 1 dapat dilakukan koreksi dan menghitung skornya sesuai dengan kunci jawaban yang telah ditentukan, akan diperoleh data hasil tes sebagaimana tertera pada lampiran 2. B. Analisis Tes Objektif Bentuk Multiple Choice Adapun pembahasan-pembahasan dalam pengolahan dan penganalisisan tes objektif bentuk multiple choice adalah sebagai berikut: 1. Analisis Validitas Butir Soal Validitas merupakan syarat terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Pada dasarnya analisis validitas butir soal ini digunakan untuk menentukan dapat tidaknya suatu soal tersebut membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Dalam arti butir tersebut dapat menunjukkan kemampuannya di dalam membedakan antara testee yang 3 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 1999), hlm. 143.

termasuk dalam kategori berkemampuan tinggi yang pada umumnya dapat menjawab betul dengan testee yang termasuk dalam kategori berkemampuan rendah yang pada umumnya menjawab salah. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan uji validitas butir soal menggunakan langkah sebagai beirkut: Langkah I Menyiapkan tabel perhitungan dalam rangka analisis validitas butir soal nomor 1 sampai dengan nomor 30, perhatikan pada lampiran 2 Langkah II Mencari varian total (S 2 t ), dengan menggunakan rumus: M t X = N t 2628 = = 23,25663717 = 23,26 3 63 Langkah III Mencari deviasi standar total, yaitu SD t, dengan menggunakan rumus SD 2 X t t = N N X t 2 = = = = 62644 2628 113 113 554,3716814 2 ( 23,25663717) 2 554,3716814 540,8711724 13,500509 = 3,67430388 = 3,67 Langkah IV Mencari (menghitung) M p untuk butir item nomor 1 sampai 30 dengan rumus: Jumlah skor total testee yang jawab benar M p = Jumlah testee yang menjawab benar Untuk perhitungan M p perhatikan tabel sebagai berikut:

64 No Butir 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. Tabel 4.1 Perhitungan untuk Memperoleh M p Butir Soal Jumlah Testee yang menjawab Mean (Rata-rata hitung) = dengan jumlah skor totalnya Nilai Mp 102 dengan skor total 2397 2397 / 102 = 23,500 26 dengan skor total 620 620 / 26 = 23,846 92 dengan skor total 2213 2213 / 42 = 24,054 78 dengan skor total 1985 1985 / 78 = 25,449 80 dengan skor total 1929 1929 / 80 = 24,113 88 dengan skor total 2124 2124 / 88 = 24,136 95 dengan skor total 2260 2260 / 95 = 23,789 109 dengan skor total 2549 2549 / 109 = 23,385 65 dengan skor total 1611 1611 / 65 = 24,785 111 dengan skor total 2589 2589 / 111 = 23,324 99 dengan skor total 2317 2317 / 99 = 23,404 92 dengan skor total 2213 2213 / 92 = 24,054 80 dengan skor total 1892 1892 / 80 = 23,650 77 dengan skor total 1869 1869 / 77 = 24,272 84 dengan skor total 2018 2018 / 84 = 24,024 88 dengan skor total 2115 2115 / 88 = 24,034 84 dengan skor total 1989 1989 / 84 = 23,679 81 dengan skor total 1946 1946 / 81 = 24,025 63 dengan skor total 1548 1548 / 63 = 24,571 101 dengan skor total 2382 2382 / 101 = 23,584 108 dengan skor total 2544 2544 / 108 = 23,556 107 dengan skor total 2511 2511 / 107 = 23,467 56 dengan skor total 1369 1369 / 56 = 24,446 98 dengan skor total 2275 2275 / 98 = 23,214 91 dengan skor total 2190 2190 / 91 = 24,066 108 dengan skor total 2539 2539 / 108 = 23,509 87 dengan skor total 2060 2060 / 87 = 23,678

65 28. 29. 30. 84 dengan skor total 2051 99 dengan skor total 2337 95 dengan skor total 2270 2051 / 84 = 24,417 2337 / 99 = 23,606 2270 / 95 = 23,895 Langkah V Mencari (menghitung) koefisien korelasi r pbis dari nomor 1 sampai nomor 30 Tabel 4.2 Perhitungan untuk Mengetahui Koefisien Korelasi Point Biserial (r pbis ) dalam Rangka Uji Validitas Butir Soal Nomoe 1 sampai 30 No. Butir M p M t SD t p Q r p bis M p M t = SD t p q r tabel (5%) Interpretasi 1. 23,500 23,26 3,67 0,90 0,10 (0,065)(3) = 0,195 0,195 Valid 2. 23,846 23,26 3,67 0,23 0,77 (0,160)(0,547) = 0,088 0,195 Drop 3. 24,054 23,26 3,67 0,81 0,19 (0,216)(2,065) = 0,446 0,195 Valid 4. 25,449 23,26 3,67 0,69 0,31 (0,596)(1,492) = 0,889 0,195 Valid 5. 24,113 23,26 3,67 0,71 0,29 (0,232)(1,565) = 0,363 0,195 Valid 6. 24,136 23,26 3,67 0,78 0,22 (0,239)(1,883) = 0,450 0,195 Valid 7. 23,789 23,26 3,67 0,84 0,16 (0,144)(2,291) = 0,330 0,195 Valid 8. 23,285 23,26 3,67 0,96 0,04 (0,034)(4,899) = 0,167 0,195 Drop 9. 24,785 23,26 3,67 0,58 0,42 (0,416)(1,175) = 0,489 0,195 Valid 10. 23,324 23,26 3,67 0,98 0,02 (0,017)(7) = 0,119 0,195 Drop 11. 23,404 23,26 3,67 0,88 0,12 (0,039)(2,708) = 0,106 0,195 Drop 12. 24,054 23,26 3,67 0,81 0,19 (0,216)(2,065) = 0,446 0,195 Valid 13. 23,650 23,26 3,67 0,71 0,29 (0,106)(1,565) = 0,166 0,195 Drop 14. 24,272 23,26 3,67 0,68 0,32 (0,276)(1,458) = 0,402 0,195 Valid 15. 24,024 23,26 3,67 0,74 0,26 (0,208)(1,687) = 0,351 0,195 Valid 16. 24,034 23,26 3,67 0,78 0,22 (0,211)(1,883) = 0,397 0,195 Valid 17. 23,679 23,26 3,67 0,74 0,26 (0,114)(1,687) = 0,192 0,195 Drop 18. 24,025 23,26 3,67 0,72 0,28 (0,208)(1,604) = 0,334 0,195 Valid 19. 24,571 23,26 3,67 0,56 0,44 (0,357)(1,128) = 0,403 0,195 Valid 20. 23,584 23,26 3,67 0,89 0,11 (0,088)(2,844) = 0,250 0,195 Valid 21. 23,556 23,26 3,67 0,96 0,04 (0,081)(4,899) = 0,397 0,195 Valid 22. 23,467 23,26 3,67 0,95 0,05 (0,056)(4,359) = 0,244 0,195 Valid 23. 24,446 23,26 3,67 0,50 0,50 (0,323)(1) = 0,323 0,195 Valid

66 24. 23,214 23,26 3,67 0,87 0,13 (-0,013)(2,587) = -0,034 0,195 Drop 25. 24,066 23,26 3,67 0,81 0,19 (0,220)(2,065) = 0,454 0,195 Valid 26. 23,509 23,26 3,67 0,96 0,04 (0,068)(4,899) = 0,333 0,195 Valid 27. 23,678 23,26 3,67 0,77 0,23 (0,114)(1,830) = 0,209 0,195 Valid 28. 24,417 23,26 3,67 0,74 0,26 (0,315)(1,687) = 0,531 0,195 Valid 29. 23,606 23,26 3,67 0,88 0,12 (0,094)(2,708) = 0,255 0,195 Valid 30. 23,895 23,26 3,67 0,84 0,16 (0,173)(2,291) = 0,396 0,195 Valid Berdasarkan perhitungan dari soal-soal tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005, yang dapat dilihat pada lampiran II dan hasilnya pada tabel 4.2, maka bersumber dari data yang disajikan dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Validitas Butir Soal pada Tes Objektif dalam Tes Sumatif Kelas VII Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak No Validitas butir soal Jumlah Prosentase 1. Valid 23 76,7% 2. Drop (Invalid) 7 23,3% Hasil analisis terhadap butir-butir soal tes objektif dalam tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang hasilnya dapat dicermati pada tabel 4.2 di atas, maka bersumber dari data tersebut penulis mendapatkan keterangan mengenai seberapa besar prosentase butir soal yang termasuk valid dan invalid (drop). Berdasarkan data pada tabel 4.3 di atas dan pada perhitungan yang juga tertera pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa sebanyak 23 butir soal atau sekitar 76,7% butir soal pada tes tersebut dinyatakan memiliki validitas, sedangkan 7 butir soal lainnya dinyatakan dalam kategori invalid (drop) yaitu sekitar 23,3%. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa tes sumatif mata pelajaran PAI tersebut memiliki validitas sedang. Soal-soal

67 yang perlu direvisi adalah soal-soal yang drop atau invalid yaitu nomor 2, 8, 10, 11, 13, 17, 24 sedangkan yang perlu perhatian khusus yaitu nomor 24 karena hasilnya adalah negatif. 2. Analisis Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi. Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika tes tersebut dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif. Jadi yang dipentingkan di sini adalah ketelitiannya, yaitu sejauhmana tes tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Suatu tes sebagai alat ukur dapat dikatakan memiliki reliabilitas sempurna apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan berulangkali kepada subjek yang sama/sejenis, senantiasa menunjukkan hasil (dalam hal ini skor/nilai) yang tetap sama (sifatnya ajeg atau stabil). Ajeg atau tetap di sini berarti tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan uji reliabilitas tes adalah sebagai berikut: Langkah I Menyiapkan tabel perhitungan dalam rangka uji reliabilitas tes dengan menampilkan 30 butir soal, perhatikan pada lampiran 3. Langkah II Mencari varian total (S 2 t ), dengan menggunakan rumus: S 2 t ΣX = 2 t ( ΣX t ) N N 6906.384 62644 = 113 113 62644 61118,44248 = 113 1525,55752 = = 13,50050903 113 2

68 Langkah III Melakukan perhitungan untuk mengetahui reliabilitas tes dengan menggunakan rumus KR 20 2 n S t piq i r 11 = 2 n 1 St 30 13,50050903 4,4845 = 30 1 13,50050903 = ( 1,034482759)( 0,667827339) = 0,690855868 = 0,691 Suatu tes sebagai alat ukur, dikatakan memiliki reliabilitas sempurna apabila hasil-hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang kali kepada subjek yang sama/sejenis, senantiasa menunjukkan hasil (dalam hal ini adalah skor atau nilai) yang tetap sama (sifatnya ajeg atau stabil). Ajeg atau tetap di sini berarti tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Berdasarkan perhitungan di atas, yaitu pada uji reliabilitas tes dimana koefisien reliabilitas (r 11 ) sebesar 0,691, selanjutnya diinterpretasikan dengan melihat table 3.1, maka dapat disimpulkan bahwa tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 di SMPN 1 Demak memiliki reliabilitas cukup atau sedang. 3. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Tingkat kesulitan (item difficulty) merupakan suatu pernyataan tentang seberapa sulit atau seberapa mudah sebuah butir soal bagi peserta uji. Sehingga dari analisis ini dapat diketahui bahwa suatu butir soal tes itu bermutu atau tidak. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan langkah sebagai berikut: Langkah I Menghimpun tes yang dikerjakan siswa, perhatikan pada lampiran 1

69 Langkah II Langkah III Menskor tes yang dikerjakan siswa dengan kunci yang telah ditentukan, yaitu benar nilai 1, salah nilai 0, kemudian menghitung jumlah jawaban betul untuk setiap butir soal, perhatikan pada lampiran 4. Menghitung indeks kesukaran untuk setiap butir soal dengan rumus: P = S m X N Keterangan: ΣX = Jumlah testee yang menjawab benar P = Indeks kesulitan N = Jumlah peserta testee Sm = Skor Maksimum Selanjutnya langkah ketiga dilakukan dan telah diketahui jumlah testee yang menjawab betul, selanjutnya melakukan perhitungan untuk memperoleh indeks kesukaran butir yang merupakan nilai dari setiap butir soal. Untuk itu perhitungan akan disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Perhitungan untuk Mengetahui Tingkat Kesukaran Butir Soal Kelas VII Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak No. (ΣX) X P = Interpretasi No. (ΣX) X P = Interpretasi Btr S m N Btr S m N 1. 102 0,903 Mudah 16. 88 0,779 Mudah 2. 26 0,230 Sukar 17. 84 0,743 Mudah 3. 92 0,814 Mudah 18. 81 0,717 Mudah 4. 78 0,690 Sedang 19. 63 0,558 Sedang 5. 80 0,708 Mudah 20. 101 0,894 Mudah 6. 88 0,779 Mudah 21. 108 0,956 Mudah 7. 95 0,841 Mudah 22. 107 0,947 Mudah 8. 109 0,965 Mudah 23. 56 0,496 Sedang 9. 65 0,575 Sedang 24. 98 0,867 Mudah 10. 111 0,982 Mudah 25. 91 0,805 Mudah 11. 99 0,876 Mudah 26. 108 0,956 Mudah 12. 92 0,814 Mudah 27. 87 0,770 Mudah 13. 80 0,708 Mudah 28. 84 0,743 Mudah 14. 77 0,681 Sedang 29. 99 0,876 Mudah

70 15. 84 0,743 Mudah 30 95 0,841 Mudah Berdasarkan hasil analisis soal-soal tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang hasilnya tertera pada tabel 4.4 di atas, maka diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Tingkat Kesukaran Butir Soal Mata Pelajaran PAI Kelas VII pada SMPN 1 Demak No. Tingkat Kesukaran Jumlah Prosentase Butir Soal 1. Sukar 1 3,3 % 2. Sedang (cukup) 5 16,7 % 3. Mudah 24 80 % Berdasarkan analisis terhadap perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang hasilnya dapat dicermati pada tabel 4.4 di atas, maka dapat diperoleh keterangan mengenai seberapa besar prosentase butir soal yang termasuk dalam kategori sukar, cukup/sedang dan mudah. Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa soal-soal tes tersebut jika dilihat dari tingkat kesukarannya, yaitu 3,3% butir soal termasuk dalam kategori sukar, 16,7% termasuk butir soal yang sedang/cukup tingkat kesukarannya, dan 80% dari jumlah seluruh soal tersebut memiliki derajat kesukaran yang mudah. Jadi sebanyak 80% memiliki tingkat kesukaran yang mudah, sehingga pada tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 di SMPN 1 Demak dapat dikategorikan sebagai tes yang memiliki derajat kesukaran mudah. 4. Analisis Daya Pembeda Sebuah butir soal dikatakan baik apabila butir soal tersebut mempunyai daya untuk membedakan kemampuan antara testee yang

71 berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah. Analisis daya pembeda ini sangat penting sebab salah satu dasar yang dipegangi untuk menyusun butir-butir item tes hasil belajar adalah adanya anggapan bahwa kemampuan peserta didik itu berbeda-beda, dan butir-butir item tes hasil belajar itu haruslah mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya perbedaan-perbedaan kemampuan antara testee tersebut. Dengan melakukan analisis butir ini dapat diketahui butir mana yang baik dan yang tidak. Dalam arti butir tersebut dapat menunjukkan kemampuannya dalam membedakan antara testee yang termasuk dalam kategori pandai yang pada umumnya dapat menjawab betul dengan testee yang termasuk dalam kategori bodoh yang pada umumnya dalam menjawab salah. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis daya pembeda butir tersebut, sebagai berikut: Langkah I Setelah lembar soal dikoreksi, selanjutnya membagi testee menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah, perhatikan pada lampiran 5 Langkah II Menjumlahkan skor untuk testee kelompok atas dan kelompok bawah, kemudian mencari B A, B B, P A dan P B, perhatikan pada lampiran 5 Langkah III Menghitung Daya Pembeda untuk setiap butir soal dengan rumus: B D = J A A B J B B = P A P B Untuk melakukan langkah ketiga ini akan penulis tuangkan dalam tabel 4.6, untuk mempermudah membaca sehingga langsung diketahui indeks daya pembeda butir soal.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Kelas VII Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam No. B A B B J A J B P A = P B = D B = P A - P B Interpretasi Btr B A /J A B B /J B 1. 30 25 31 31 0,97 0,81 0,16 Lemah/jelek 2. 7 5 31 31 0,23 0,16 0,07 Lemah/jelek 3. 29 19 31 31 0,94 0,61 0,33 Cukup/sedang 4. 26 10 31 31 0,84 0,32 0,52 Baik 5. 24 13 31 31 0,77 0,42 0,35 Cukup/sedang 6. 30 16 31 31 0,97 0,52 0,45 Baik 7. 30 21 31 31 0,97 0,68 0,29 Cukup/sedang 8. 31 28 31 31 1,00 0,90 0,10 Lemah 9. 29 9 31 31 0,94 0,29 0,65 Baik 10. 31 30 31 31 1,00 0,97 0,03 Lemah/jelek 11. 30 28 31 31 0,97 0,90 0,07 Lemah/jelek 12. 31 19 31 31 1,00 0,61 0,39 Cukup/sedang 13. 24 19 31 31 0,77 0,61 0,16 Lemah/jelek 14. 27 12 31 31 0,87 0,39 0,48 Baik 15. 30 17 31 31 0,97 0,55 0,42 Baik 16. 30 18 31 31 0,97 0,58 0,39 Cukup/sedang 17. 26 19 31 31 0,84 0,61 0,23 Cukup/sedang 18. 29 15 31 31 0,94 0,48 0,46 Baik 19. 25 12 31 31 0,81 0,39 0,42 Baik 20. 29 23 31 31 0,94 0,74 0,20 Cukup/sedang 21. 31 26 31 31 1,00 0,84 0,16 Lemah/jelek 22. 31 27 31 31 1,00 0,87 0,13 Lemah/jelek 23. 25 10 31 31 0,81 0,32 0,49 Baik 24. 28 28 31 31 0,90 0,90 0,00 Lemah/jelek 25. 31 16 31 31 1,00 0,52 0,48 Baik 26. 31 27 31 31 1,00 0,87 0,13 Lemah/jelek 27. 28 22 31 31 0,90 0,71 0,19 Lemah/jelek 28. 30 11 31 31 0,97 0,35 0,62 Baik 29. 30 24 31 31 0,97 0,77 0,20 Cukup/sedang 30. 31 20 31 31 1,00 0,65 0,35 Cukup/sedang 72 Berdasarkan perhitungan tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005, dapat dilihat pada lampiran V dan hasilnya tertera pada tabel 4.6. bersumber dari data yang disajikan dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.7 berikut di bawah ini:

73 Tabel 4.7 Daya Pembeda Butir Soal Tes dalam Tes Sumatif Kelas VII Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak No. Daya Pembeda Soal Jumlah Prosentase 1. Lemah Sekali 0 0 % 2. Lemah / jelek 11 36,7 % 3. Cukup / sedang 9 30 % 4. Baik 10 33,3 % 5. Baik sekali 0 0 % Berdasarkan perhitungan dari tabel 4.6 yang kemudian diperoleh hasil pada tabel 4.7 di atas, dapat diketahui prosentase pembeda butir soal, 36,7% termasuk dalam kategori lemah/jelek, 30% mempunyai daya pembeda yang cukup atau sedang dan 33,3% mempunyai daya pembeda yang baik, sedangkan pembeda soal yang lemah sekali dan baik sekali tidak ditemukan dalam butir-butir soal tersebut. Berdasarkan dari hasil yang ada dapat diketahui bahwa butir-butir soal yang ada hanya 63,6% memiliki daya pembeda yang memadai, sehingga dapat dikatakan bahwa tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 pada SMPN 1 Demak memiliki daya pembeda sedang/cukup. 5. Analisis Fungsi Pengecoh (Distraktor) Tes objektif yang berbentuk multiplechoice dilengkapi dengan beberapa kemungkinan jawaban/option. Option dalam penelitian ini berjumlah empat buah, dan dari kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap butir item itu salah satu di antaranya adalah merupakan jawaban benar, sedangkan sisanya adalah merupakan jawaban salah (distraktor). Distraktor yang baik adalah mampu berperan sebagaimana fungsinya yaitu sebagai perusak, penjebak atau pengecoh terhadap sebagian testee. Distraktor dapat dikatakan efektif jika semua distraktor (opsi-salah) sekurang-kurangnya telah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes, karena

itu untuk mengetahui efektivitas fungsi pengecoh (distraktor) akan dilakukan analisis. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut: Langkah I Menghitung banyaknya testee yang menjawab option, berikut akan penulis tuangkan dalam tabel 4.8. Tabel 4.8 Perhitungan Sebaran Frekuensi Jawaban Siswa Terhadap Alternatif-alternatif Jawaban No Option No Option Butir A B C D Butir A B C D 1 1 (102) 9 1 16 8 10 7 (87) 2 21 (16) 1 75 17 18 (84) 3 8 3 10 4 7 (92) 18 13 8 10 (81) 4 14 9 (78) 11 19 35 10 5 (63) 5 22 (80) 7 4 20 (101) 1 11 6 5 8 (88) 12 21 5 (108) 7 3 (95) 11 4 22 2 (107) 1 3 8 3 (109) 1 23 11 (56) 39 7 9 7 (65) 23 17 24 (98) 12 2 1 10 (111) 1 1 25 14 (91) 8 11 13 1 (99) 26 (108) 2 1 2 12 19 (92) 2 27 3 8 (87) 15 13 6 (80) 14 9 28 19 7 (84) 3 14 28 (77) 1 6 29 10 4 (99) 15 10 10 (84) 9 30 (95) 3 11 4 74 Catatan : A, B, C, D : Alternatif jawaban (option) yang disediakan ( ) : Alternatif jawaban betul Langkah II Menghitung efektivitas fungsi pengecoh (distraktor) dengan rumus: Banyaknya testee yang menjawab option x100% Jumlah testee yang mengikuti tes Setelah langkah pertama dilakukan sehingga diketahui jumlah testee yang menjawab option, selanjutnya perhitungan akan disajikan dalam tabel 4.9, sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Fungsi Distraktor Tes Sumatif Kelas VII Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak No Option Jml Testee Perhit Jml Interpretasi Butir Jwb Option Distraktor (%) 1 A 1 0,9 Tidak berfungsi baik B* 102 C 9 8,0 Berfungsi baik D 1 0,9 Tidak berfungsi baik 2 A 21 18,6 Berfungsi baik B* 16 C 1 0,9 Tidak berfungsi baik D 75 66,4 Tidak berfungsi baik 3 A 10 8,8 Berfungsi baik B 4 3,5 Tidak berfungsi baik C 7 6,2 Berfungsi baik D* 92 4 A 14 12,4 Berfungsi baik B 9 8,0 Berfungsi baik C* 78 D 11 9,7 Berfungsi baik 5 A 22 19,5 Berfungsi baik B* 80 C 7 6,2 Berfungsi baik D 4 3,5 Tidak berfungsi baik 6 A 5 4,4 Tidak berfungsi baik B 8 7,1 Berfungsi baik C* 88 D 12 10,6 Berfungsi baik 7 A 3 2,7 Tidak berfungsi baik B* 95 C 11 9,7 Berfungsi baik D 4 3,5 Tidak berfungsi baik 8 A 3 2,7 Tidak berfungsi baik B* 109 C 1 0,9 Tidak berfungsi baik D 0 0 Tidak berfungsi baik 9 A 7 6,2 Berfungsi baik B* 65 C 23 20,4 Berfungsi baik D 17 15,0 Berfungsi baik 10 A* 111 75

B 1 0,9 Tidak berfungsi baik C 0 0 Tidak berfungsi baik D 1 0,9 Tidak berfungsi baik 11 A 13 11,5 Berfungsi baik B 1 0,9 Tidak berfungsi baik C* 99 D 0 0 Tidak berfungsi baik 12 A 0 0 Tidak berfungsi baik B 19 16,8 Berfungsi baik C* 92 D 2 1,8 Tidak berfungsi baik 13 A 6 5,3 Tidak berfungsi baik B* 80 C 14 12,4 Berfungsi baik D 9 8,0 Berfungsi baik 14 A 28 24,8 Berfungsi baik B* 77 C 1 0,9 Tidak berfungsi baik D 6 5,3 Tidak berfungsi baik 15 A 10 8,8 Berfungsi baik B 10 8,8 Berfungsi baik C* 84 D 9 0,9 Tidak berfungsi baik 16 A 8 7,1 Berfungsi baik B 10 8,8 Berfungsi baik C 7 6,2 Berfungsi baik D* 87 17 A 18 15,9 Berfungsi baik B* 84 C 3 2,7 Tidak berfungsi baik D 8 7,1 Berfungsi baik 18 A 13 11,5 Berfungsi baik B 8 7,1 Berfungsi baik C 10 8,8 Berfungsi baik D* 81 19 A 35 31,0 Berfungsi baik B 10 8,8 Berfungsi baik C 5 4,4 Tidak berfungsi baik D* 63 20 A* 101 B 1 0,9 Tidak berfungsi baik C 11 9,7 Berfungsi baik D 0 0 Tidak berfungsi baik 76

21 A 5 4,4 Tidak berfungsi baik B 0 0 Tidak berfungsi baik C 0 0 Tidak berfungsi baik D* 108 22 A 2 1,8 Tidak berfungsi baik B* 107 C 1 0,9 Tidak berfungsi baik D 3 2,7 Tidak berfungsi baik 23 A 11 9,7 Berfungsi baik B* 56 C 39 34,0 Berfungsi baik D 7 6,2 Berfungsi baik 24 A* 98 B 12 10,6 Berfungsi baik C 2 1,8 Tidak berfungsi baik D 1 0,9 Tidak berfungsi baik 25 A 14 12,4 Berfungsi baik B 0 0 Tidak berfungsi baik C* 91 D 8 7,1 Berfungsi baik 26 A* 108 B 2 1,8 Tidak berfungsi baik C 1 0,9 Tidak berfungsi baik D 2 1,8 Tidak berfungsi baik 27 A 3 2,7 Tidak berfungsi baik B 8 7,1 Berfungsi baik C* 87 D 15 13,3 Berfungsi baik 28 A 19 16,8 Berfungsi baik B 7 6,2 Berfungsi baik C* 84 D 3 2,7 Tidak berfungsi baik 29 A 10 8,8 Berfungsi baik B 4 3,5 Tidak berfungsi baik C 0 0 Tidak berfungsi baik D* 99 30 A* 95 B 3 2,7 Tidak berfungsi baik C 11 9,7 Berfungsi baik D 4 3,5 Tidak berfungsi baik Keterangan: *) Tanda bintang pada option adalah jawaban benar. 77

78 Berdasarkan analisis terhadap perhitungan banyaknya testee yang menulis option/alternatif jawaban soal tes objektif yang berbentuk multiple choice dengan empat pilihan jawaban A, B, C, dan D pada tes sumatif semester genap kelas VII mata pelajaran PAI di SMPN 1 Demak tahun 2004/2005. penyebaran dapat dilihat pada tabel 4.9, maka dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Perhitungan Sebaran Frekuensi Jawaban Siswa Terhadap Alternatif-alternatif Jawaban No Kondisi Distraktor Jumlah Prosentase 1 Telah berfungsi dengan baik 45 50 % 2 Tidak berfungsi dengan baik 45 50 % Hasil perhitungan analisis yang ada pada tabel 4.8 dan tabel 4.9 dapat diketahui kondisi distraktor, dimana pemasangan distraktor pada butir soal tersebut sebagian belum dapat berfungsi dengan baik, artinya distraktor yang ada belum dapat merangsang/mengecoh testee yang mengikuti tes tersebut untuk memilih yang bukan sebagai kunci jawaban atau pengecoh. Meskipun demikian terdapat 50% dari option distraktor yang dipasang sudah berfungsi dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa efektivitas fungsi pengecoh (distraktor) yang ditampilkan dalam tes sumatif mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 pada SMPN 1 Demak sudah cukup efektif. C. Analisis Tes Objektif Bentuk Fill-In Tes objektif bentuk fill-in biasanya berbentuk cerita/karangan. Katakata penting dalam cerita/karangan itu beberapa di antaranya dikosongkan (tidak dinyatakan), sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan. Tes objektif bentuk fill-in cenderung lebih banyak mengungkap aspek pengetahuan atau pengenalan saja.

79 Analisis yang dilakukan pada tes objektif bentuk fill-in dalam penelitian ini ialah mencari Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda. Penskoran yang digunakan pada tes objektif bentuk fill-in ini adalah jawaban betul diberi skor 1, sedangkan jawaban salah diberi skor 0. 1. Analisis Tingkat Kesukaran Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes dapat diketahui dari derajat kesukaran/taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item. Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang/cukup. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis tingkat kesukaran butir soal dengan menggunakan langkah sebagai berikut: Langkah I Menghimpun tes yang dikerjakan siswa, perhatikan pada lampiran 6 Langkah II Menskor tes yang dikerjakan siswa dengan kunci yang telah ditentukan, yaitu benar nilai 1, salah nilai 0, kemudian menghitung jumlah jawaban betul untuk setiap butir soal, perhatikan pada lampiran 7. Langkah III Menghitung indeks kesukaran untuk setiap butir soal dengan rumus: P = S m X N Keterangan: ΣX = Jumlah testee yang menjawab benar P = Indeks kesulitan N = Jumlah peserta testee Sm = Skor Maksimum Selanjutnya langkah ketiga dilakukan dan telah diketahui jumlah testee yang menjawab betul, selanjutnya melakukan perhitungan untuk

memperoleh indeks kesukaran butir yang merupakan nilai dari setiap butir soal. Untuk itu perhitungan akan disajikan dalam tabel 4.11 berikut ini: Tabel 4.11 Perhitungan untuk Mengetahui Tingkat Kesukaran Butir Soal Bentuk Fill-In Kelas VII Mata Pelajaran PAI No X N Sm X P = Interpretasi Butir S m N 31. 78 113 1 0,690 Sedang 32. 109 113 1 0,965 Mudah 33. 74 113 1 0,655 Sedang 34. 81 113 1 0,717 Mudah 35. 76 113 1 0,673 Sedang 36. 101 113 1 0,894 Mudah 37. 108 113 1 0,956 Mudah 38. 51 113 1 0,451 Sedang 39. 110 113 1 0,973 Mudah 40. 105 113 1 0,929 Mudah 41. 107 113 1 0,947 Mudah 42. 95 113 1 0,841 Mudah 43. 43 113 1 0,381 Sedang 44. 74 113 1 0,655 Sedang 45. 89 113 1 0,788 Mudah 46. 105 113 1 0,929 Mudah 47. 80 113 1 0,708 Mudah 48. 96 113 1 0,850 Mudah 49. 96 113 1 0,850 Mudah 50. 79 113 1 0,699 Sedang 80 Berdasarkan hasil analisis soal-soal tes sumatif (tes objektif bentuk fill-in) mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang dapat dilihat pada lampiran 7 dan hasilnya tertera pada tabel 4.11 di atas, dan dengan bersumber dari data tersebut, maka diperoleh informasi sebagai tertera pada tabel 4.11 item soal yang perlu direvisi yaitu soal-soal yang termasuk dalam kategori soal sukar dan soal mudah yaitu item nomor 32, 34, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48, 49. Bersumber dari data yang disajikan maka dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.12 di bawah ini:

81 Tabel 4.12 Tingkat Kesukaran Butir Soal Bentuk Fill-In Mata Pelajaran PAI Kelas VII Semester 2 pada SMPN 1 Demak No Tingkat Kesukaran Soal Jumlah Prosentase 1. Sukar 0 0% 2. Cukup / Sedang 7 35% 3. Mudah 13 65% Berdasarkan analisis terhadap perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang hasilnya dapat dicermati pada tabel 4.11 di atas, maka dapat diperoleh keterangan mengenai seberapa besar prosentase butir soal yang termasuk dalam kategori sukar, cukup/sedang dan mudah. Berdasarkan pada tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa soal-soal tes tersebut jika dilihat dari tingkat kesukarannya, yaitu 35% termasuk butir soal yang sedang/cukup tingkat kesukarannya, dan 65% dari jumlah seluruh soal tersebut memiliki derajat kesukaran yang mudah. Sedangkan yang termasuk dalam kategori sukar tidak ditemukan dalam butir soal tersebut. Jadi sebanyak 65% memiliki tingkat kesukaran yang mudah, sehingga pada tes sumatif bentuk fill-in mata pelajaran PAI kelas VII semester genap tahun 2004/2005 di SMPN 1 Demak dapat dikategorikan sebagai tes yang memiliki derajat kesukaran mudah. 2. Analisis Daya Beda Daya Pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang berkemampuan tinggi/pandai dengan testee yang kemampuannya rendah/bodoh, demikian rupa sehingga sebagian besar testee yang memiliki kemampuan tinggi untuk menjawab butir item tersebut dengan betul, sementara testee yang kemampuannya rendah untuk menjawab item tersebut dengan salah. Adapun langkah yang ditempuh dalam melakukan analisis daya pembeda butir tersebut, sebagai berikut:

82 Langkah I Setelah lembar soal dikoreksi, selanjutnya membagi testee menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah, perhatikan pada lampiran 8 Langkah II Menjumlahkan skor untuk testee kelompok atas dan kelompok bawah, kemudian mencari B A, B B, P A dan P B, perhatikan pada lampiran 8 Langkah III Menghitung Daya Pembeda untuk setiap butir soal dengan rumus: B D = J A A B J B B = P A P Untuk melakukan langkah ketiga ini akan penulis tuangkan dalam tabel 4.13, untuk mempermudah membaca sehingga langsung diketahui indeks daya pembeda butir soal. B Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal Tes Bentuk Fill-In Kelas VII Semester Genap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam No. B A B B J A J B P A = P B = D B = P A - P B Interpretasi Btr B A /J A B B /J B 31. 30 12 31 31 0,97 0,39 0,58 Baik 32. 31 27 31 31 1,00 0,87 0,13 Lemah 33. 29 14 31 31 0,94 0,45 0,49 Baik 34. 28 15 31 31 0,90 0,48 0,42 Baik 35. 31 11 31 31 1,00 0,35 0,65 Baik 36. 30 22 31 31 0,97 0,71 0,26 Cukup/sedang 37. 31 28 31 31 1,00 0,90 0,10 Lemah 38. 26 7 31 31 0,84 0,26 0,58 Baik 39. 31 30 31 31 1,00 0,97 0,03 Lemah 40. 31 30 31 31 1,00 0,97 0,03 Lemah 41. 31 26 31 31 1,00 0,84 0,16 Lemah 42. 29 23 31 31 0,94 0,74 0,20 Cukup/sedang 43. 27 4 31 31 0,87 0,13 0,74 Baik Sekali 44. 31 11 31 31 1,00 0,35 0,65 Baik 45. 31 17 31 31 1,00 0,55 0,45 Baik 46. 31 26 31 31 1,00 0,84 0,16 Lemah 47. 29 14 31 31 0,94 0,45 0,49 Baik 48. 31 20 31 31 1,00 0,65 0,35 Cukup/sedang

49. 31 19 31 31 1,00 0,61 0,39 Cukup/sedang 50. 26 15 31 31 0,84 0,48 0,36 Cukup/sedang Berdasarkan hasil analisis soal-soal tes sumatif (tes objektif bentuk fillin mata pelajaran PAI kelas VII pada SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang dapat dilihat pada lampiran 8 dan hasilnya tertera pada tabel 4.13. Soal-soal yang perlu direvisi adalah soal-soal yang lemah daya pembedanya yaitu soal nomor 32, 37, 39, 40, 41, 46. Kemudian dapat diperoleh informasi sebagaimana tertera pada tabel 4.14 di bawah ini. Tabel 4.14 Daya Pembeda Butir Soal Tes Bentuk Fill-In dalam Tes Sumatif Kelas VII Semester 2 Mata Pelajaran PAI pada SMPN 1 Demak No Daya Pembeda Soal Jumlah Prosentase 1. Lemah Sekali 0 0% 2. Lemah 6 30% 3. Cukup/sedang 5 25% 4. Baik 8 40% 5. Baik Sekali 1 5% 83 Berdasarkan perhitungan dari tabel 4.13 yang kemudian diperoleh hasil pada tabel 4.14 di atas, dapat diketahui prosentase pembeda butir soal, 30% termasuk dalam kategori lemah/jelek, 25% mempunyai daya pembeda yang cukup atau sedang dan 40% mempunyai daya pembeda yang baik, dan 5% mempunyai daya pembeda yang baik sekali. Sedangkan pembeda soal yang lemah sekali tidak ditemukan dalam butir-butir soal tersebut. Berdasarkan prosentase tersebut, maka dapat penulis simpulkan bahwa instrumen tes PAI buatan guru MGMP Pendidikan Agama Islam kelas VII semester genap di SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 memiliki Daya Pembeda yang baik. D. Pembahasan Hasil Penelitian Secara keseluruhan hasil analisis data menunjukkan bahwa kualitas instrumen tes Pendidikan Agama Islam buatan guru MGMP Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Demak tahun 2004/2005 yang berbentuk multiple

84 choice dan fill in sudah cukup memadai. Untuk lebih jelasnya, sesuai dengan masalah penelitian ini hasil analisis tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar butir soal tes sumatif yang berbentuk multiple choice adalah valid, hanya sebagian kecil saja yang invalid. Dengan kata lain, sebagian besar butir dapat mengukur kemampuan testee secara terpercaya. 2. Secara keseluruhan tes sumatif yang berbentuk multiple choice cukup bisa diandalkan untuk mengukur kemampuan testee. Dengan kata lain, tes tersebut cukup memadai untuk dapat menghasilkan skor yang relatif stabil. 3. Secara rata-rata, butir-butir tes sumatif Pendidikan Agama Islam yang berbentuk multiple choice dan berbentuk fill in memiliki tingkat kesulitan yang mudah. Dengan kata lain, soal tersebut tidak begitu sulit bagi testee. 4. Secara rata-rata, daya pembeda butir-butir soal tes sumatif Pendidikan Agama Islam yang berbentuk multiple choice adalah cukup, sedangkan pada butir-butir soal yang berbentuk fill in rata-rata dapat diterima, bahkan dapat dikategorikan mempunyai daya pembeda yang baik. Dengan kata lain, butir-butir tes tersebut memiliki kemampuan yang terpercaya untuk membedakan testee berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. 5. Secara rata-rata, instrumen tes sumatif Pendidikan Agama Islam yang berbentuk multiple choice memiliki fungsi distraktor yang cukup berfungsi dengan baik. Dengan kata lain, distraktor dalam tes tersebut cukup dapat mengecoh testee terutama testee yang mempuntai kemampuan rendah. Dengan kualitas yang cukup memadai pada instrumen tes Pendidikan Agama Islam buatan guru MGMP Pendidikan Agama Islam di Demak khususnya di SMPN 1 Demak yang berbentuk multiple choice dan berbentuk fill in (tes objektif) tersebut, kiranya pembuatan tes sumatif di masa mendatang perlu dirancang dengan lebih baik. Setidaknya, tes tersebut harus mempunyai muatan yang jelas tolok ukurnya dan dibuat dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembuatan tes yang ideal. Karena pembuatan tes tersebut dilakukan setiap semester, kemungkinan penyebab utama kurangnya kualitas instrumen tes tersebut adalah kurang penguasaan metode

85 pembuat tes oleh para pembuatnya yakni tim MGMP. Karena itu, dalam rangka menghasilkan tes yang baik perlu peningkatan ketrampilan para pembuat tes yakni tim MGMP dan guru Pendidikan Agama Islam pada umumnya. Dengan kemampuan dan ketrampilan yang baik diharapkan tes sumatif yang dibuat akan mampu melaksanakan fungsinya sebagai prediktor keberhasilan belajar yang baik bagi anak didiknya.