BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Namun, konsumsi kafein sebaiknya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung satu atau lebih bahan yang mudah dan cepat diserap oleh tubuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

BAB VI PEMBAHASAN. Kadar trigliserida dan kolesterol VLDL pada kelompok kontrol

KAFEIN DAN PERFORMA ATLETIK

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II Teknik Isolasi Kafein dari Biji Kopi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan minuman yang tidak mengandung alkohol. Selain sebagai obat dalam budaya pengobatan tradisional Arab

BAB I PENDAHULUAN. tanpa bahan tambahanmakanan yang diizinkan (Badan Standarisasi Nasional,

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Medan, 1-7 Agustus 2010 BIDANG KIMIA. Ujian Praktikum KIMIA ORGANIK. Waktu 150 menit. Kementerian Pendidikan Nasional

TUGAS REKAYASA OPTIMASI PROSES RESUME JURNAL PEMBUATAN TEH RENDAH KAFEIN MELALUI PROSES EKSTRAKSI DENGAN PELARUT ETIL ASETAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya aktivitas yang harus dilakukan, sementara waktu yang ada sangat terbatas. Gaya

BAB 1 PENDAHULUAN. ke-4 di dunia dengan tingkat produksi sebesar ton dengan nilai USD 367 juta

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan tambahan pangan dewasa ini sangat beragam, dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan menyeleksi perhatian (Maramis, 2009). Tidak banyak orang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan atau tanpa bahan tambahan makanan yang diizinkan (BSN,

BAB I PENDAHULUAN. daya regang atau distensibilitas dinding pembuluh (seberapa mudah pembuluh tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dunia dan memiliki harga mahal. Kopi merupakan minuman

I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Kafein? Berbahayakah atau menguntungkan untuk tubuh?

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil,

BAB I PENDAHULUAN. nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pembuatan kombucha, teh

Lampiran 1. Bagan kerja penelitian. 1 g Serbuk sampel. Dimasukkan kedalam beaker glass, ditambahkan 100 ml air panas dan diletakkan diatas hot plate.

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak dikonsumsi di dunia setelah air, dengan konsumsi per

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

Perbandingan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) pada Analisis Kadar Asam Benzoat dan Kafein dalam Teh Kemasan

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

Kata kunci: fasa gerak, asam benzoat, kafein, kopi kemasan, KCKT. Key word: mobile phase, benzoic acid, caffeine, instant coffee package, HPLC

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN. ekstraksi berbagai biji, misalnya ketan hitam. Kata kopi sendiri berasal dari

Penentuan Kadar Besi selama Fase Pematangan Padi Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 2 No. 2, Juni 2014,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

P PENGARUH PENAMBAHAN MALTODEKSTRIN PADA PENGOLAHAN MINUMAN SERBUK SIRSAK TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

Obat Diabetes Herbal Ampuh Yang Berasal Dari Daun-Daunan

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan struktur rongga mulut atau sebagian wajah yang hilang. 2, 3

Abstrak. Tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan memanjang. Daun

The JaMMiLT ISSN The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH SUHU PENYEDUHAN TERHADAP KADAR KAFEIN PADA TEH

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN TEH RENDAH KAFEIN MELALUI PROSES EKSTRAKSI DENGAN PELARUT ETIL ASETAT

I. PENDAHULUAN. timbulnya berbagai macam penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

PENETAPAN KADAR ASAM GALAT, KAFEIN DAN EPIGALOKATEKIN GALAT PADA BERBAGAI PRODUK TEH CELUP

METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KUALITAS FRUITGHURT KULIT PISANG (Musa paradisiaca) DENGAN PENAMBAHAN SARI TEBU DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PROSES PEMBUATAN TEH HERBAL DAUN SUKUN DENGAN OPTIMASI PROSES PENGERINGAN DAN PENAMBAHAN BUBUK KAYU MANIS DAN CENGKEH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Riau dan di Laboratorium Patologi, Entimologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI (Coffea Sp) FREDDY HOTMARULI TUA SIRINGORINGO / ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan manusia, baik dari industri rumahan sampai restoran-restoran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH BERAT DAN LAMA WAKTU PENYEDUHAN TERHADAP KADAR KAFEIN TEH. Influence of Weight and Time Brewing on the Tea Caffeine

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teh(Camellia sinensis)merupakan minuman yang sudah dikenal dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum menjadi minuman penjamu tamu. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat minuman ini banyak dikonsumsi. Didalam teh ada banyak zat yang memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan karena teh mengandung senyawa-senyawa bermanfaat seperti polifenol, theofilin, flavonoid/ metilxantin, tanin, vitamin C dan E, catechin, serta sejumlah mineral seperti Zn, Se, Mo, Ge, Mg. Maka, tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat (Dalimartha, 2002). Selain manfaat teh, ada juga zat yang terkandung dalam teh yang berakibat kurang baik untuk tubuh. Zat itu adalah kafein.jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan beberapa gangguan, seperti insomnia, kecemasan, dan ketidakteraturan detak jantung. Kafein mudah larut dalam air panas, hampr semua sifat kafein yang terkandung didalam daun teh mudah larut, maka ketika teh diseduh selama 1-2 menit pertama semua kafein akan larut tanpa tannin. Akibat dari pembuatan teh yang singkat ini adalah, karena minuman yang telah dibuat tersebut memiliki tingakat kafein tinggi yang tidak lagi bertalian dengan tannin, maka dengan cepat kafein tersebut diserap tubuh saat teh tersebut dikonsumsi. Kafein juga memiliki rangsangan pada sistem saraf dan fungsi otak (Fulder, 2004). Kafein merupakan zat antagonis reseptor adenosin sentral yang bisa mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat dan mengakibatkan gangguan tidur. Anak yang mengkonsumsi minuman berkafein sekurang-kurangnya sekali sehari, mempunyai jumlah tidur mingguan 3 jam 30 menit kurang berbanding anak yang tidak mengkonsumsi kafein (Kirchheimer, 2004). Konsumsi kafein berguna untuk meningkatkan kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Namun, konsumsi kafein sebaiknya

2 tidak melebihi 300 mg sehari. Para ahli menyarankan 200-300miligram konsumsi kafein dalam sehari merupakan jumlah yang cukup untuk orang dewasa. Tapi, mengonsumsi kafein sebanyak 100 miligram tiap hari dapat menyebabkan individu tersebut tergantung pada kafein. Maksudnya, seseorang dapat mengalami gejala seperti rasa lelah, perasaaan terganggu atau sakit kepala jika ia tiba-tiba berhenti mengkonsumsi kafein (Sudarmi, 1997). Seperti dikutip dari (Anonymous, 2009), teh yang waktu penyeduhannya lebih lama akan membuat kandungan kafein dalam minuman tersebut semakin tinggi. Hal ini karena teh yang lebih lama diseduh akan menyebabkan semakin banyaknya kafein yang keluar dari serbuk teh yang lalu berpindah ke dalam cangkir. Proses pengeluaran kafein itu akan semakian banyak dalam minuman akhir yang terlalu lama diseduh. Gambarannya kopi atau teh yang diseduh 5 menit kafein yang keluar akan semakin banyak dibanding teh yang diseduh 3 menit. Namun warna air teh bukanlah indikator yang baik untuk menentukan kandungan kafeina. Penelitian mengenai analisis kadar kafein pada teh (Camellia sinensis)dengan metode spektrofotometri telah banyak dilakukan. Dan dari beberapa penelitian yang telah ada, disimpulkan bahwa suhu dan waktu penyeduhan sangat mempengaruhi terhadap perolehan kadar kafein pada teh.salah satunya yang dilakukan oleh Ririn Yuningsih,dkk (2012) pada penelitiannya yang berjudul Pengaruh Berat Dan Lama Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein. Dimana pada penelitian ini, peneliti memvariasikan waktu penyeduhan teh yaitu : 3 menit, 6 menit, dan 9 menit. Dari penelitian ini, perolehan kadar kafein yang tertinggi adalah pada waktu penyeduhan 9 menit. Dan dari hasil penelitian ini, disimpulkan, semakin lama waktu penyeduhan maka semakin tinggi kadar kafein yang dihasilkan. Selanjutnya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor, dengan memvariasikan waktu penyeduhan teh selama 5 menit, 15 menit, dan 30 menit. Dan didapat peroleh optimum kadar kafein pada waktu penyeduhan 30 menit. Dan penelitian lain yaitu oleh Majid,dkk (2010) yang Melakukan penelitian mengenai Pengaruh Suhu dan Waktu Penyeduhan

3 Terhadap Perolehan Kadar Kafein. Dimana pada penelitian ini, variasi suhu yang dilakukan adalah 50 o C, 60 o C, dan 70 o C dan variasi waktu penyeduhan yakni 80 menit, 120 menit dan 140 menit. Dan dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa suhu optimum terhadap perolehan kadar kafein adalah 70 o C sedangkan waktu penyeduhan yang optimum adalah pada waktu penyeduhan 120 menit. Selain suhu dan waktu penyeduhan yang berpengaruh terhadap perolehan kadar kafein pada bubuk teh, penentuan kadar kafein juga berpengaruh terhadap jenis pelarut atau metode instrumen yang digunakan pada pengukuran. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Annina Sabrina,dkk (2010) yang melakukan penelitian mengenai Perbandingan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) pada Analisis Kadar Asam Benzoat dan Kafein dalam Teh Kemasan, disimpulkan bahwa penentuan kadar kafein dengan metode Spektrofotometri Uv-Vis lebih efektif dibanding dengan KCKT. Karena dengan Spektrofotometri UV-Vis, preparasinya tidak memerlukan fase gerak, sedangakn metode KCKT perlu optimasi fase gerak. Selain itu penelitiannya tidak membutuhkan waktu lama dibanding menggunakan KCKT dan biaya pelarut yang digunakan pada metode spektrofotometri Uv-Vis lebih murah dibanding metode KCKT. Pada penelitian ini, dipilih alat spektrofotometri Uv-Vis, karena pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang dikutip dari (Sabrina, Annina. 2008) mengenai Perbandingan Metode Spektrofotometri UV-Vis dan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) pada Analisis Kadar Asam Benzoat dan Kafein dalam Teh Kemasan, penentuan kafein menggunakan alat KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi) metode penelitiannya lebih rumit disbanding dengan menggunakanalat spektrofotometri Uv-Vis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa pemakaian spektrofotometri Uv-Vis lebih efisien dari segi biaya dan waktu dibandingkan menggunakan KCKT. Karena bila menggunakan spektrofotometri Uv-Vis, untuk pelarut yang digunakan lebih murah dibanding pelarut yang digunakan pada KCKT. Waktu analisis menggunakan spektrofotometri Uv-Vis lebih cepat dibandingkan KCKT. Dan dari

4 segi preparasi, pada spektrofotometri Uv-Vis tidak memerlukan fase gerak sementara pada KCKT perlu adanya optimasi komposisi fase gerak. Bertolak dari penelitian yang sudah ada, peneliti akan melakukan penelitian mengenai Pengaruh Suhu Dan Waktu Penyeduhan Terhadap Kadar Kafein Dari Bubuk Teh Dengan Metode Spektrofotometer Uv-Vis dengan harapan dapat memperoleh informasi tentang kadar kafein dalam teh dari cara menyeduh teh yang biasa dilakukan oleh masyarakat. I.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh suhu terhadap perolehan kadar kafein? 2. Apakah ada pengaruh waktu penyeduhan terhadap perolehan kadar kafein? 3. Apakah ada interaksi antara suhu dan waktu penyeduhan terhadap perolehan kadar kafein? I.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup masalah sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya maka dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah adalah : 1. Penentuan kadar kafein dari bubuk kopi dengan memvariasikan suhu dari air yaitu 60 o C, 80 o C, 100 o C 2. Lama waktu penyeduhan pada kondisi 3, 6, 9 menit selama proses ekstraksi. 3. Banyak air yang digunakan untuk menyeduh bubuk teh yaitu 150 ml setara dengan satu cangkir teh dan berat sampel 3 gram. 4. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dipasaran Medan dengan merek Teh Sari Murni danteh Bendera.

5 I.4 Tujuan Penelitian Untuk memfokuskan penelitian ini, tujuan yang akan dicapai adalah : 1. Untuk menegetahui pengaruh suhu terhadap perolehan kadar kafein dari bubuk teh. 2. Untuk mengetahui waktu penyeduhan terhadap perolehan kadar kafein dari bubuk teh. 3. Untuk mengetahui interaksi suhu dan waktu penyeduhan terhadap perolehan kadar kafein. I.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat tentang informasi mengolah teh lebih optimal dari segi kuantitas maupun kualitas. Sehingga diperoleh kadar kafein yang secukupnyadalam secangkir teh dari cara menyeduh teh yang biasa dilakukan oleh masyarakat.