BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal

PERSEPSI GURU GEOGRAFI TERHADAP PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA NEGERI SE-KOTA GORONTALO. Oleh :

bukan sekedar baju seragam di hari Sabtu! Dodi Nandika

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

Tema Lomba: Menyiapkan Generasi Satu Abad Indonesia Merdeka

Oleh: Rachmat Kriyantono, Ph.D (materi pengenalan etika pada mahasiswa baru FISIP 2013)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

DR. CEPI SAFRUDDIN ABDUL JABAR. Disajikan pada Bimbingan Teknis Karakter Bangsa bagi Kepala Sekolah SMK, 27 Maret Hotel Basro - Padang

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

STRATEGI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SEKOLAH

Etika Akademis & Pergaulan di Kampus. (Materi Pengenalan Etika Pada Mahasiswa Baru Fisip 2016)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER SEJAK DINI. Di jalan raya banyak pengendara sepeda motor dan mobil Saling menyalip satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SATUAN PENDIDIKAN (SKL-SP)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dimiliki oleh pejabat-pejabat publik dalam tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. Adapun berkarakter diartikan sebagai berkepribadian, berperilaku,

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI.

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

ANGKET RESPONDEN. 1. Identitas Responden Nama :.. Kelas :.. Jenis Kelamin : Usia :..

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

Siaran Pers Kemendikbud: Penguatan Pendidikan Karakter, Pintu Masuk Pembenahan Pendidikan Nasional Senin, 17 Juli 2017

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

JURNAL PENELITIAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 SD TERBITAN TIGA SERANGKAI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

PEGANTAR MK KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam pelaksanaannya proses pembelajaran didukung oleh metode pembelajaran, model pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran serta lingkungan pembelajaran yang kondusif sebagai tempat belajar siswa. Namun, tidak semua sekolah memiliki karakteristik yang sama terhadap lingkungan belajarnya. Seperti halnya sekolah-sekolah alternatif menawarkan belajar. konsep pembelajaran yang berbasis alam sebagai lingkungan Sejak dahulu hingga sekarang dunia pendidikan telah memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber dan media pembelajaran. Muatan pendidikan yang dapat diserap oleh peserta didik juga memiliki kelebihan, karena diharapkan outcome dari pendidikan yang berorientasi pemanfaatan alam akan mampu membentuk anak yang memiliki karakter yang baik dan akhlak mulia serta memiliki sikap mental yang sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bekal bagi kehidupannya nanti. Pemanfaatan alam oleh manusia dalam dunia pendidikan memiliki kesan baru dalam proses belajar mengajar sebagai upaya yang dilakukan dalam inovasi pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Oleh karena itulah, sekolah alam dapat dijadikan contoh sebagai sekolah yang membentuk peserta didiknya untuk memiliki karakter dan akhlak mulia serta memiliki kecintaan terhadap lingkungan sekitar. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian skripsi M. Luttfi Fatahillah (2010:84) yaitu: Siswa aktif, sangat ramah, terkadang karena sikap yang terlalu ramah seakan kurang sopan, seperti menyandarkan badannya, banyak bertanya, memaksa untuk didengar ketika berbicara, dll. Namun, itu semua pada satu segi memiliki makna positif.

2 Sekolah alam merupakan salah satu upaya dalam inovasi pendidikan. Pada sekolah ini berusaha mengembangkan lingkungan pembelajaran, media pembelajaran dan metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah lain pada umumnya. Sekolah alam benar-benar memanfaatkan keadaan alam sekitar untuk menjadi tempat belajar, menggunakan media yang berasal dari alam secara langsung dan dengan menggunakan metode yang bisa secara langsung berinteraksi dengan alam sekitar. Peningkatan mutu pendidikan melalui suatu inovasi pendidikan diharapkan akan mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Salah satu indikator ketercapaian tujuan pendidikan tersebut adalah terbentuknya karakter siswa yang baik. Melalui pembentukan karakter siswa tersebut akan mampu menghasilkan para pelajar yang memiliki sikap-sikap yang mampu membentuk diri mereka menjadi warga Negara yang baik. Hal ini berkaitan dengan karakter yang diharapkan pada pembangunan karakter bangsa dalam buku Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 Pemerintah Republik Indonesia (2010: 22) adalah sebagai berikut: Karakter indivudu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik. 2. Karakter yang bersumber dari olah pikir, antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif. 3. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestika antara lain bersih dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative, kompetitif, ceria, dan gigih; 4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, bekerja keras, dan beretos kerja.

3 Karakter yang cocok untuk dikembangkan di sekolah salah satunya adalah karakter kepemimpinan. Karakter kepemimpinan sangat penting dimiliki oleh seorang anak untuk bekal mereka ketika sudah dewasa dan berada di lingkungan masyarakat ataupun di lingkungan kerja. Karakter kepemimpinan yang baik bisa membuat siswa memiliki sikap seorang pemimpin yang bertanggung jawab, adil dan jujur. Pengembangan karakter kepemimpinan dilakukan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran di persekolahan. Pendidikan Kewarganegaraan mampu menerapkan nilai-nilai karakter kepemimpinan melalui proses belajar mengajar, karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menitik beratkan pada penanaman akhlak yang baik kepada siswa. Kegiatan pembelajaran yang aktif berbasis pengalaman langsung mampu membentuk karakter kepemimpinan siswa melalui kegiatan praktek pembelajaran, contohnya pada materi demokrasi yang di dalamnya terdapat pembahasan tentang pemilu. Selain itu masih banyak materi-materi pokok pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang bisa mengembangkan karakter kepemimpinan siswa. Berdasarkan hasil pengamatan di Sekolah Alam Bandung (SAB) siswa cenderung bergerak aktif dan berbaur dengan siswa lainnya. Hal tersebut terlihat ketika jam istirahat tiba, siswa bermain bersama-sama tanpa membedakan latar belakang kelas maupun usia. Selain itu, aktifitas siswa di sekolah selalu memanfaatkan alam sekitar dalam segala kegiatannya. Hal tersebut didukung dengan keberadaan sekolah di tengah pedesaan yang terdapat beberapa ekosistem sawah, kebun, dan kolam perikanan. Salah satu faktor lain yang jelas terlihat adalah siswa tidak memakai pakain seragam sekolah yang sama. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru menyebutkan alasan tidak memakai seragan sekolah yang sama dikarenakan agar siswa bisa bebas bergerak melakukan aktifitasnya di sekolah. Bebas bergerak dalam hal ini adalah kegiatan belajar sambil berinteraksi dengan lingkungan alam

4 dengan langsung dan membolehkan siswanya bermain lumpur, basah-basahan hingga membuat baju mereka kotor. Aktifitas siswa yang sering dilakukan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran yang didukung oleh kegiatan praktek langsung di alam. Dengan menggunakan metode tersebut siswa sangat antusias dan berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa cenderung ingin menjadi nomor satu di kelasnya. Selain itu dengan kegiatan langsung di alam siswa menjadi berani untuk mencoba hal-hal baru. Siswa cenderung menjadi tidak takut kotor, tidak takut jatuh, tidak takut ketinggian, tidak takut gagal, dengan demikian rasa keberanian dan kepemimpinan siswa mulai tertanam kepada dirinya. Sekolah Alam Bandung (SAB) sebagai salah satu sekolah yang menitik beratkan aktifitas belajarnya pada pemanfaatan alam merupakan suatu lembaga pendidikan yang memiliki daya tarik tersendiri. Sekolah Alam Bandung berusaha menawarkan suatu paradigma belajar yang baru, kreatif, dan segar. Sekolah pada umumnya memposisikan alam sebagai objek yang tidak cukup signifikan dalam pembelajaran, karena hanya dianggap sebagai bagaian dari sesi refreshing maupun variasi di antara pendekatan pembelajaran pokok yang terus-menerus dipraktekan. Akan tetapi, Sekolah Alam Bandung menekankan pemanfaatan alam lingkungan sebagai sumber belajar yang utama, sehingga siswa disuguhi metode serta pendekatan yang dirancang dan dikelola secara kreatif, karena alam memiliki keunggulan sebagai lingkungan yang dinamis. Hasil penelitian M. Luttfi Fatahillah pun didukung oleh hasil penelitian Cahya Juwita (2010:90) yaitu perubahan sikap anak yang bersekolah di SAB terlihat mengalami perubahan progresif menjadi anak yang lebih kreatif mentalnya. Semua ini sesuai dengan Misi Sekolah Alam Bandung yaitu Akhlaqul Karimah, Falsafah Ilmu Pengetahun dan sikap ilmiah (Logika), dan Kepemimpinan. Namun demikian, belum ada penelitian khusus yang menitik beratkan terhadap pengembangan karakter kepemipinan siswa di Sekolah Alam Bandung sehingga peneliti pun tertarik untuk melakukan penelitian ini.

5 Atas dasar pemikiran tersebut di atas merupakan landasan berpijak dalam penulisan skripsi ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: Pengembangan Karakter Kepemimpian Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung ). B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dirumuskan masalah penelitian secara umum yaitu: Bagaimanakah pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui Sekolah Alam?. Kemudian agar penelitian ini lebih operasional dan masalah umum tersebut bisa dikaji secara terfokus, maka penulis mengidentifikasi masalahmasalah sesuai dengan inti permasalahan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung? 2. Nilai-nilai karakter kepemimpinan apa yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung? 3. Hambatan-hambatan apa yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung? 4. Upaya-upaya apa saja untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung? C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui sekolah alam. Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

6 1. Untuk mengidentifikasi proses pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter siswa di Sekolah Alam Bandung. 2. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung? 3. Untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung? 4. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung? D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu untuk mengkaji secara mendalam tentang proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui sekolah alam dan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang berguna dalam pengembangan karakter melalui sekolah alam yang diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Secara Praktis Untuk sekolah Secara praktis, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: a. Bagi Sekolah Alam Bandung (SAB) 1) Dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan karakter kepemimpinan siswanya di Sekolah. 2) Diharapkan mampu mencermati kebutuhan siswa yang beragam dengan kondisi lingkungan yang berbeda untuk meningkatan pengembangan karakter kepemimpinan siswa. b. Bagi guru 1) Dapat lebih mengembangkan karakter kepemimpinan siswa melalui peningkatan model pembelajaran di kelas.

7 2) Meningkatkan tingkat kedisiplinan dan kejujuran siswa dalam proses pembelajaran. c. Bagi siswa 1) Meningkatkan motivasi siswa dalam pengembangan karakter kepemimpinan di sekolah. 2) Siswa dapat melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan memuat nilai-nilai yang sesuai dengan karakter kepemimpinan. d. Bagi orang tua 1) Orang tua dapat mengetahui pentingnya penanaman teoritis karakter kepemimpinan bagi anaknya. 2) Diharapkan orang tua mampu membuat iklim keluarga yang selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. E. Penjelasan Istilah Untuk menghindari perbedaan dalam hal memaknai konsep-konsep pokok dalam penelitian ini, maka peneliti menganggap penting untuk menjelaskan konsep konsep tersebut, sebagai berikut : 1. Pengembangan Menurut pendapat Lefrancois, Witherington, dan Hurlock Pengembangan adalah perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematik, progresif, dan berkesinambungan baik mengenai fisik maupun psikis (Syamsuddin, 2007: 78). Dalam pengertian penelitian ini pengembangan berarti perubahan yang dialami oleh seorang anak agar memiliki karakter yang baik. 2. Karakter Karakter dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai kebajikan (tahu nilai kebajikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpateri dalam diri dan ter ejawantahkan dalam prilaku. (Budimansyah, 2010 : 23). Menurut Wynne dalam Ratna Megawangi (2004 : 80), istilah karakter diambil dari bahasa Yunani yang berarti to mark (menandai atau mengukir), yang lebih terfokus

8 pada melihat tindakan atau tingkah laku. Dalam penelitian ini karakter siswa yang akan dibangun adalah karakter kepemimpinan. Karakter yang dibentuk dari mulai siswa mengetahui nilai-nilai karakter kepemimpinan yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Kepemimpinan Definisi kepemimpinan merujuk pada pendapat Matondang (2008: 5) kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Dalam penelitian ini siswa dibentuk untuk memiliki karakter kepemimpinan sebagai bekal untuk kehidupannya nanti. Kepemimpinan yang dimiliki siswa diharapkan agar siswa mampu menjadi seorang pemimpin yang baik di lingkungannya terutama sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri. 4. Sekolah Alam Menurut Efriyani Djuwita dalam Santoso (2010: 09) Sekolah Alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif dengan konsep belajar aktif, menyenangkan dengan menggunakan alam sebagai media untuk belajar. F. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu: 1. BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, Identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II : Landasan Teoritis Pada bab ini diuraikan dokumen - dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. 3. BAB III : Metode Penelitian

9 Pada bab ini penulis menjelaskan metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai pengembangan karakter kepemimpinan melalui Sekolah Alam Bandung. 4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang proses pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa, nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa, hambatanhambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa, dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung. 5. BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.