Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Diskriptif IFR

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. & investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Retail adalah penjualan dari sejumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Return On invesment(roi), Earning Per Share(EPS), dan. Deviden Per Share (DPS) terhadap harga saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan,

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Sektor manufaktur

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. corporate social responsibility. Size (ukuran) perusahaan, likuiditas, dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN


BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini.berikut hasil analisis

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dengan statistik deskriptif memberikan informasi tentang karakteristik sampel yang digunakan secara lebih rinci. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecendrungan gugus data. Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS versi 19 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Statistik Diskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROA 51 4,00 14,00 8,2549 2,52066 B.Operasional 51 32546,00 3287685,00 880430,3529 764704,48341 L.Bersih 51 1056,00 512411,00 192157,4118 142180,34601 Valid N (listwise) 51 Sumber: Output SPSS, diolah penulis 2015 (dalam jutaan) Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa respon (N) dalam penelitian ini adalah 51 sampel berarti, dan diketahui bahwa kinerja keuangan (ROA) terendah adalah 4 % dialami oleh PT.Catur Sentosa, Adiprana Tbk (CSAP), dan Matahari Putra Prima Tbk (MPPA). ROA tertinggi adalah 14 % dialami oleh PT. Permata Prima Sakti Tbk (TKGA). Rata-rata variabel ROA adalah 8,2549 dan standar deviasi 2,52066. 47

Biaya operasional terendah adalah 32.546 dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi 3.287.685 di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI). Rata-rata variabel 880.430,3529 dan standar deviasi 764.704,48341. Laba bersih terendah 1.056 dialami oleh PT. Permata Prima Sakti Tbk (TKGA) dan laba bersih tertinggi 512.411 dialami oleh PT.Trikomsel Oke Tbk (TRIO), dengan Rata-rata variabel 142.180, 34601. B. Uji Asumsi Klasik Syarat yang menjadi dasar penggunaan model Regresi Liniear Berganda adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian tidak bersifat tidak bias dan efisien (Best Linier Unbiased Estimator). ) Dalam artian garis regresi merupakan estimasi atau ramalan yang baik dari suatu sebaran data. Garis regresi merupakan cara memahami pola hubungan antara dua seri data atau lebih. Garis regresi baik jika garis itu menghasilkan error yang terkecil. Error itu sendiri adalah perbedaan antara nilai observasi dan nilai yang diramalkan oleh garis regresi. Jika best disertai sifat unbiased,, maka estimator regresi disebut efisien. Estimator tor regresi akan disebut linier apabila estimator itu merupakan fungsi linier dari sampel. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas. 1. Uji Normalitas Model regresi yang baik mensyaratkan adanya normalitas pada data penelitian atau pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabelnya (Ghozali, 2010).Untuk mengetahui hal tersebut digunakan Uji Kolmogorov- 48

Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan olah data menggunakan SPSS v.19 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Uji Normalitas Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 51 Mean 0E-7 Normal Parameters a,b Std. Deviation 2,36093202 Absolute,082 Most Extreme Differences Positive,082 Negative -,058 Kolmogorov-Smirnov Z,589 Asymp. Sig. (2-tailed),879 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Output SPSS, diolah penulis 2015 Jika hasil ouput Asymp. Sig. (2-tailed) SPSS < 0.05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan metode one-sample Kolmogorov-Smirnov (K-S) seperti pada tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,879 > 0.05. 2. Uji Multikolonieritas Ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi, dapat dilihat dari nilai tolerance dan awalnya, Nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari tolerance value adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10. Nilai tolerance value jika di bawah 0,10 atau nilai VIF di atas 10 maka terjadi multikolinieritas. 49

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikonieritas Coefficients a Collinearity Statistics Model T Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 15,893,000 B.Operasional,633,530,614 1,628 L.Bersih -2,363,022,614 1,628 a. Dependent Variable: ROA Sumber : Hasil Output SPSS, diolah oleh penulis, 2015 Pada tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak terjadinya korelasi antar variabel independen dimana nilai tolerance biaya operasional sebesar 0,614 lebih besar dari 0,10 demikian pula dengan nilai VIF biaya operasional sebesar 1,628 lebih kecil dari 10. Nilai tolerance laba bersih sebesar 0,614 lebih besar dari 0,10 demikian pula dengan nilai VIF laba bersih sebesar 1,628 lebih kecil dari 10. Berdasarkan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinieritas antar variabel independen dalam model ini. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika varian dari satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. 50

Pendeteksian gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS.V.19 Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini grafik scatterplot t untuk menganalisis apakah terjadi gejala heteroskedastisitas atau tidak dengan cara mengamati penyebaran titik-titik pada grafik. Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 51

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar cukup baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini dapat menyimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Dengan demikian, model ini layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen (kinerja keuangan) berdasarkan masukan variable independen (biaya operasinal dan laba bersih) penelitian ini. 4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk melihat apakah terjadinya korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Menurut Ghozali (2010), karena nilai sig. yang 0.05 dapatlah disimpulkan tejadi autokorelasi antara nilai residual. Metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson (uji D-W) dengan ketentuan sebagai berikut: (1) jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl), maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi. Tabel 4.5 Uji Autokorelasi Model Summary b Std. Model R R Square Adjusted R Square Error of the Estimate Durbin- Watson 1,350 a,123,086 2,40962 1,744 a. Predictors: (Constant), L.Bersih, B.Operasional b. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS, diolah oleh penulis 2015 52

Dari tabel 4.5 diatas bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,744 Sementara nilai dl dan du dapat dilihat pada tabel Durbin-Watson pada signifikansi 0,05, n=51, dan k=2 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Berdasarkan tabel Durbin-Watson, didapat nilai dl=1,468 dan du=1,631 Dengan demikian, maka diperoleh hasil dl < dw < 4-dU atau 1,468 < 1,744 < 2,369 Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi dalam penelitian ini. C. Uji Kesesuaian Model 1. Uji Determinasi (R2) Uji determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,2013). Pengujian ini digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variable bebas (independent variable) terhadap variable terikat (dependent variable). Adapun hasil dari uji koefisien determinasi (R2) dengan pengolahan SPSS versi 19.0 for Windows sebagai berikut : Tabel 4.6 Uji Determinasi (R2) Model Summary b Adjusted Model R R Square R Square 1,350 a,123,086 a. Predictors: (Constant), L.Bersih, B.Operasional b. Dependent Variable: ROA 53

Dari output model summary pada tabel 4.6 diatas, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.350 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variable terikat (ROA) dengan variable bebas (Biaya Operasional dan Laba Bersih) tidak kuat karena berada dibawah 0.5. Nilai R Square diketahui sebesar 0.123 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau 0.350. R Squre disebut dengan koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 12.3% dari ROA dapat dijelaskan oleh biaya operasional dan laba bersih, sedangkan sisanya sebesar 87.7% dapat dijelaskan oleh faktor atau variable lainnya diluar penelitian ini. 2. Uji F Uji F digunakan untuk menegtahui apakah secara bersama-sama variabel independent berpengaruh signifikan terhadap varibel dependent. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05. Tabel 4.7 Uji F ANOVA A a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 H Regression 38,986 2 19,493 3,357,043 b Residual 278,700 48 5,806 Total 317,686 50 a. Dependent Variable: ROA. b. Predictors: (Constant), L.Bersih, B.Operasional Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah 3,357 dengan tingkat signifikansi 0.043 yang lebih kecil dari 0,05 dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai tabel f sebesar 3,16. 54

Hal tersebut menunjukkan bahwa F Hitung sebesar 3,357 lebih besar dari F tabel yaitu 3,16 artinya variabel independen yang diteliti secara serentak (bersama-sama) berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA), Sig. 0,043 < 0.05 dengan demikian ada pengaruh biaya operasional dan laba bersih terhadap kinerja keuangan (ROA). D. Uji Hipotesis 1. Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variable dependen secara parsial. Uji t menggunakan hipotesis seperti yang dijelaskan berikut ini. Adapun kriteria pengujinnya. Penelitian elitian ini pengambilan keputusan berdasarkan signifikan. Jika signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima sedangkan jika signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak. Tabel 4.8 Uji t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 9,326,587 15,893,000 B.Operasional 3,598E-07,000,109,633,530 L.Bersih a. Dependent Variable: ROA -7,224E- 06,000 -,407-2,363,022 Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2015 55

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: Ha1 : Biaya operasional tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Nilai signifikan sebesar 0,530 meunjukkan bahwa nilai signifikan untuk uji t persial lebih besar dari 0.05, hal ini menunjukkan bahwa biaya operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA), dan dapat disimpulkan hipotesis 1 ditolak karena tidak didukung data dan tidak sesuai dengan ekspetasi penelitian. Ha2 : Laba bersih mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan(roa) Nilai signifikan sebesar 0,022 menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk uji t lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bawa laba bersih mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA). Dan dapat disimpulkan hipotesis 2 diterima. 2. Analisis Regresi Linear Berganda Hasil penelitian akan diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda dengan tingkat keyakinan 95% atau dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05 (α = 0.05). Signifikansi merupakan besarnya probabilitas atau peluang untuk memperoleh kesalahan dalam mengambil keputusan. Jika penguji memakai tingkat signifikansi sebesar 0,05, artinya peluang memperoleh kesalahan maksimal sebesar 5%. Dengan kata lain kita percaya bahwa 95% keputusan adalah benar. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh biaya 56

operasional dan laba bersih terhadap kinerja keuangan dilakukan perusahaan dengan model regresi berganda melalui program pengolahan statistik yaitu SPSS ( Statistical Program For Social Science ) versi 19.0. Teknik pengolahan data yang dilakukan bantuan komputer SPSS versi19.0 menghasikan keluaran sebagai berikut : Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Berganda Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Std. Model B Error Beta T Sig. 1 (Constant) 9,326,587 15,893,000 B.Operasional 3,598,000,109,633,530 L.Bersih -7,224,000 -,407-2,363,022 a. Dependent Variable: ROA Berdasarkan tabel 4.9 pada kolom Unstandardized coefficients bagian B diperoleh eh model persamaan regresi linear berganda yaitu: Y= bo+ b 1 X 1 + b 2 X 2 + ε Y= 9,326+3,598 Biaya Operasional 7,224 Laba Bersih+ ε Dimana: Y :Kinerja Keuangan (ROA).b0 : Konstanta 57

.b1,b2 : Koefisien Regresi X 1 : Biaya Operasional X 2 : Laba Bersih : Error Term Dari persamaan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa konstanta 9.326, yang berarti menunjukan bahwa apabila variabel biaya operasional dan laba bersih sama dengan nol atau diabaikan maka besarnya ROA perusahaan akan menurun un sebesar 9.326 satuan. Koefisien regresi biaya operasional menunjukan nilai 3.598 berarti terjadi pengaruh positif antara variabel biaya operasional dengan ROA perusahaan. Bila biaya operasional naik 1 satuan maka ROA akan naik 3.598 satuan. Koefisien regresi laba bersih menunjukan nilai 7.224 berarti terjadi pengaruh negatif antara variabel laba bersih terhadap ROA perusahaan. Bila laba bersih naik 1 satuan maka ROA perusahaan akan turun sebesar -7.224 satuan. E. Pembahasan Penelitian dilakukan pengujian pengaruh biaya operasional dan laba bersih terhadap kinerja keuangan (ROA) pada perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa: 58

1. Variabel biaya operasional menunjukan pengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Hasil ini terlihat pada nilai signifikansi pengujian coeffisien sebesar 0,530 diatas tingkat signifikansi 0.05, sehingga variabel biaya operasional tidak dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. 2. Hasil pengujian variabel laba bersih terhadap kinerja keuangan (ROA) menunjukan pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA). Hasil ini terlihat pada nilai signifikansi pengujian sebesar 0.022 dibawah tingkat signifikansi 0.05, sehingga variabel laba bersih dapat dijadikan indikator dalam menilai kinerja keuangan (ROA). 59