ANALISIS PENGATURAN DAN TUJUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Riki Ardiansyah A.A Ketut Sukranatha Progam Kekhususan Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana

ANALISIS PENGATURAN KRITERIA FASILITAS PENANAMAN MODAL DIKAITKAN DENGAN PRINSIP MOST FAVORED NATION (MFN)

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

PENANAMAN MODAL (INVESTASI) TERKAIT PENGEMBANGAN MASYARAKAT LOKAL DI INDONESIA

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis

KEPASTIAN HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DALAM BENTUK PERSEROAN TERBATAS (NAAMLOZE VENNOTSCHAP)

UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS DALAM MELINDUNGI KEPENTINGANNYA

KEWAJIBAN PERUSAHAAN GO PUBLIC

I. PENDAHULUAN. Tingkat kehidupan ekonomi masyarakat yang terus berkembang berpengaruh kepada

BENTUK KEBIJAKAN YANG DIPEROLEH INVESTORDALAM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

KARAKTERISTIK REKSADANA DAN PENGATURANNYA DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA

UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN KONSUMEN MENURUT PP NO. 47 TAHUN 2012 DI KOTA DENPASAR

SAHAM SEBAGAI OBJEK PEWARISAN DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi industri akibat para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility

PENERAPAN HUKUM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM KAITANNYA DENGAN PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Etika & Tanggung Jawab Sosial

PENGATURAN BERINVESTASI ALAT PELEDAK DI INDONESIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN. menyebarkan penyakit menular. Manakala perusahaan berdiri di lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Perusahaan dan Perseroan Terbatas. Perusahaan adalah istilah ekonomi yang dipakai dalam Kitab Undang-Undang

PENYERTAAN MODAL DAN BANTUAN MANAJEMEN OLEH PERUSAHAAN MODAL VENTURA DALAM RANGKA MENGEMBANGKAN PERUSAHAAN PASANGAN USAHA

TANGGUNG JAWAB EMITEN DAN PROFESI PENUNJANG ATAS ADANYA PROSPEKTUS YANG TIDAK BENAR DALAM KEGIATAN DI PASAR MODAL

RELEVANSI KESEPAKATAN PAKET BALI DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. sakit, dan lain lain. Karena dari pajak yang dilunasi oleh masyarakat pemerintah. mempunyai dana untuk membangun hal tersebut.

PENANGGULANGAN PERDAGANGAN ORANG DALAM (INSIDER TRADING) DI BIDANG PASAR MODAL DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

ABSTRAK. Kata Kunci: Limited Liability, Piercing the Corporate Veil, Pemegang saham, Perseroan Terbatas. ABSTRACT

PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA DARI DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM BANK TERLIKUIDASI YANG BERBADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS

Abigail Allo Karangan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori Kepraktek, Gema Insani, Jakarta, 2001, hlm. 25 2

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KONSULTAN HUKUM DALAM KEGIATAN PASAR MODAL

HAK-HAK KONSUMEN DALAM PEREDARAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi. baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat

PERKEMBANGAN ASAS PARTISIPASI DALAM PERATURAN USAHA PENYEDIAAN SARANA WISATA TIRTA

FUNGSI BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL SEBAGAI LEMBAGA PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

KEPASTIAN HUKUM SISTEM PENDAFTARAN JAMINAN FIDUSIA SECARA ELEKTRONIK (ONLINE SYSTEM)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang atau jasa kepada pelanggan. Ditinjau dari aspek ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP KEWAJIBAN PENERAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN DI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba untuk sebesar-besarnya kemakmuran pemagang saham.

HAK DAN KEWAJIBAN INVESTOR ASING DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

PENGATURAN MENGENAI PENGANGKATAN ANAK YANG DILAKUKAN OLEH SESEORANG YANG TIDAK KAWIN

TANGGUNG JAWAB TERHADAP PELANGGARAN PRINSIP KETERBUKAAN DALAM PASAR MODAL TERKAIT PERDAGANGAN SAHAM

HAK PEKERJA ATAS JAMINAN SOSIAL PASCA TRANSFORMASI EMPAT LEMBAGA JAMINAN SOSIAL. Oleh : Ida Ayu Putu Widhiantini Desak Putu Dewi Kasih

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

AKIBAT HUKUM PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER) PADA PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh orang pribadi ( natural person) ataupun badan hukum (juridical

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

PERAN DAN KEWENANGAN NOTARIS SEBAGAI PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DI INDONESIA

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SWASTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran komunikasi Public Relations adalah Publik Eksternal,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TESIS PENERAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) TERHADAP PT YANG BERGERAK DALAM BIDANG USAHA PERHOTELAN (STUDI PADA HOTEL BERBENTUK PT DI BALI)

BUPATI PADANG LAWAS PROVINSI SUMATERA UTARA

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN KLUNGKUNG (Studi Kasus Pengrajin Tedung di Desa Paksebali)

MERGER PERSEROAN TERBATAS DITINJAU DARI HUKUM PERSAINGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai Negara berkembang tentu sedang giat-giatnya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TERKAIT BANGUNAN DI RUANG TERBUKA HIJAU KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik berasal dari alam. Seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PENGATURAN PRICE FIXING DALAM KEGIATAN USAHA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1999

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Key Words: Indications, Practice of Dumping, Laws

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tanggung Jawab Sosial perusahaan (CSR) oleh PT. KCMU ditinjau dari UUPM, UUPT dan UUPLH

BAB I PENDAHULUAN. mengemukakan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tentang. dampak positif secara keseluruhan pada masyarakat.

KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DALAM MENGENDALIKAN PEMBANGUNAN VILLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

Oleh : Ni Putu Lisna Yunita I Gede Putra Ariana. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. Abstract

PERLINDUNGAN HUKUM PEMILIK MEREK TERDAFTAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP PRAKTEK PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

TANGGUNG JAWAB SEKUTU TERHADAP COMMANDITAIRE VENNOOTSCHAP ( CV ) YANG MENGALAMI PAILIT

PERANAN DESA PAKRAMAN DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI PEMERINTAHAN DESA

Legal Perspective on Corporate Social Responsibility. Timotheus Lesmana W Yogjakarta, 11 September 2015 Rakor CSR Pertamina

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Transkripsi:

ANALISIS PENGATURAN DAN TUJUAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PADA PENANAMAN MODAL DI INDONESIA oleh : Ni Nyoman Ratih Kesuma Dewi Kadek Sarna Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Corporate social responsibility based on the reason that the company's activities impact the environment and social economic conditions of the community. This paper describes the analysis of arrangements and goal of Corporate Social Responsibility (CSR) on investment in Indonesia. In writing scholarly journals used this type of research is normative research. In Regulation of CSR, there are differences regarding the concept of CSR can be seen from the definition and the scope of CSR and corporate business sectors are required to implement CSR. The purpose of CSR on investment in Indonesia is not only to look for profit, but reduces the unethical business practices and minimize the negative impacts of the business production process to the public that will create a conducive investment climate especially on the environment. Key Words: Responsibility, Social, Corporate, Environment, Investment ABSTRAK Kepedulian sosial perusahaan didasari alasan bahwa kegiatan perusahaan membawa dampak bagi kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat. Tulisan ini menjelaskan analisis pengaturan dan tujuan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) pada penanaman modal di Indonesia. Dalam Penulisan jurnal ilmiah ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif. Didalam Peraturan CSR, terdapat perbedaan mengenai konsep CSR yang dapat dilihat dari definisi CSR dan ruang lingkup bidang usaha perusahaan yang diwajibkan melaksanakan CSR. Tujuan CSR pada penanaman modal di Indonesia tidak hanya untuk mencari keuntungan saja, tetapi mengurangi praktek bisnis yang tidak etis dan meminimalisir dampak negatif dari proses produksi bisnis terhadap publik yang akan menciptakan iklim investasi yang kondusif khususnya terhadap lingkungan hidup. Kata Kunci: Tanggung Jawab, Sosial, Perusahaan, Lingkungan, Penanaman Modal 1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kepedulian sosial perusahaan didasari alasan bahwa kegiatan perusahaan membawa dampak bagi kondisi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan beroperasi. Dimana Corporate Social Responsibility (CSR) atau sering disebut dengan Tanggung jawab sosial perusahaan adalah komitmen dan tanggung jawab korporat terhadap dampak yang ditimbulkan oleh korporat, baik yang bersifat sosial maupun lingkungan serta usaha bagi korporat untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial masyarakat. 1 Dengan beradaptasi, perusahaan mendapatkan keuntungan sosial dari hubungannya dengan masyarakat berupa kepercayaan (trust). Bentuk-bentuk CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan dapat diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan yang penerapannya harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat penerima CSR. Di Indonesia, CSR diatur didalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Perkembangan CSR di Indonesia di dorong oleh pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak hanya untuk mencari keuntungan saja, melainkan juga bersikap etis dan berperan dalam penciptaan iklim investasi. 1.2. Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk menganalisis pengaturan dan tujuan Corporate Social Responsibility (CSR) pada penanaman modal di Indonesia. II. ISI MAKALAH 2.1. METODE PENELITIAN Dalam penulisan jurnal ilmiah ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia sejauh ini diatur dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal (UUPM) dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Perundang-undangan (statute approach). 1 Bambang Rudito dan Melia Famiola, 2013, CSR ( Corporate Social Responsibility), Rekayasa Sains, Bandung, h. 15. 2

2.2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.2.1. Pengaturan CSR di dalam Undang_Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Di Indonesia, CSR yang diatur di dalam UUPT dan UUPM diketahui bahwa belum ada persamaan konsep mengenai CSR. Dapat dilihat dari perbedaan definisi dalam Pasal 15 huruf b UUPM menyebutkan setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam penjelasan pasal tersebut dinyatakan yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. Sedangkan dalam Pasal 1 angka 3 UUPT menyebutkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Jadi, dilihat dari definisi CSR tersebut, UUPT lebih tepat dibandingkan UUPM, karena CSR dalam UUPT lebih mempunyai manfaat langsung bagi kehidupan masyarakat dengan berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, sedangkan CSR dalam UUPM perusahaan penanam modal hanya dituntut sebatas untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat tetapi tidak memberi manfaat langsung bagi kehidupan masyarakat seperti peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Perbedaan juga dapat dilihat pada ruang lingkup bidang usaha perusahaan yang diwajibkan melaksanakan CSR. Dalam pasal 15 huruf b UUPM hanya menyebutkan: setiap penanam modal berkewajiban... Sedangkan Pasal 74 ayat (1) UUPT menyebutkan Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan ingkungan. Menurut penjelasan pasal tersebut yang dimaksud dengan perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah perseroan yang kegiatan usahanya mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam serta perseroan yang tidak mengelola dan tidak memanfaatkan sumber daya alam, tetapi kegiatan usahanya berdampak 3

pada fungsi kemampuan sumber daya alam. Jadi, dilihat dari ruang lingkup bidang usaha perusahaan yang diwajibkan melaksanakan CSR, UUPM lebih tepat dibandingkan dengan UUPT, karena CSR dalam UUPM lebih adil terhadap semua perusahaan dengan tidak memberikan batasan bidang usaha bagi penanam modal yang dikenai kewajiban melaksanakan CSR, sedangkan CSR dalam UUPT tidak adil terhadap perusahaan dengan membedakan bidang usaha perusahaan seperti bidang sumber daya alam saja yang wajib melaksanakan CSR. 2.2.2.Tujuan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Iklim Penanaman Modal di Indonesia Investasi atau penanaman modal adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi maupun badan hukum dalam upaya untuk meningkatkan dan/atau mempertahankan nilai modalnya,baik yang berbentuk uang tunai,peralatan,asset tidak bergerak,hak atas kekayaan intelektual,maupun keahlian. 2 Berdasarkan Pasal 15 UUPM Perusahaan yang melakukan penanaman modal diwajibkan untuk menerapkan CSR agar tetap tercipta hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat di sekitar perusahaan. Dengan demikian dasar dari CSR tersebut sebenarnya adalah etika bisnis yang dituangkan dalam kebijakan yang berupa peraturan perundang-undangan. Salah satu pelaksanaan CSR di Indonesia disyaratkan bahwa para investor diwajibkan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Apabila hal itu dilanggar, izin dalam penanaman investasi dapat dicabut oleh pejabat yang berwenang bahkan dapat dipidana atau membayar ganti rugi karena telah melakukan pencemaran lingkungan. 3 Penanam modal dapat menjaga kelestarian lingkungan hidup misalnya dengan tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dapat berakibat buruk terhadap lingkungan. Investor akan merasa tertarik dan nyaman untuk menanamkan apabila terciptanya sebuah kepastian hukum dan jaminan adanya keselamatan dan kenyamanan terhadap modal yang ditanamkan. Oleh karena itu, tujuan CSR pada penanaman modal di Indonesia tidak hanya 2 Ana Rhokmatussa dan Suratman, 2011,Hukum Investasi dan Pasar Modal, Sinar Grafika, Jakarta, h.3 3 H.Salim dan Budi Sutrisno, 2012, Hukum Investasi Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, h.26-27 4

untuk mencari keuntungan saja, tetapi mengurangi praktek bisnis yang tidak etis dan meminimalisir dampak negatif dari proses produksi bisnis terhadap publik yang akan menciptakan iklim investasi yang kondusif khususnya terhadap lingkungan hidup. III. KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengaturan CSR di Indonesia dalam UUPT dan UUPM terdapat perbedaan konsep mengenai CSR yang dapat dilihat dari definisinya lebih tepat UUPT dibandingkan UUPM karena CSR dalam UUPT lebih mempunyai manfaat langsung bagi kehidupan masyarakat dengan berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan sedangkan CSR dalam UUPM hanya sebatas untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat. Dan dilihat dari ruang lingkup bidang usaha perusahaan yang diwajibkan melaksanakan CSR lebih tepat UUPM dibandingkan UUPT karena CSR dalam UUPM lebih adil terhadap semua perusahaan dengan tidak memberikan batasan bidang usaha bagi penanam modal yang dikenai kewajiban melaksanakan CSR, sedangkan CSR dalam UUPT tidak adil terhadap perusahaan dengan membedakan bidang usaha perusahaan seperti bidang sumber daya alam saja yang wajib melaksanakan CSR. 2. Tujuan CSR pada penanaman modal di Indonesia tidak hanya untuk mencari keuntungan saja, tetapi mengurangi praktek bisnis yang tidak etis dan meminimalisir dampak negatif dari proses produksi bisnis terhadap publik yang akan menciptakan iklim investasi yang kondusif khususnya terhadap lingkungan hidup. DAFTAR PUSTAKA BUKU-BUKU Ana Rhokmatussa dan Suratman, 2011, Hukum Investasi dan Pasar Modal, Jakarta: Sinar Grafika Bambang Rudito dan Melia Famiola, 2013, CSR (Corporate Social Responsibility), Bandung: Rekayasa Sains H. Salim dan Budi Sutrisno, 2012, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang_Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 5