III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Pemeliharaan Domba di UPTD BPPTD Margawati Sistem perkandangan menggunakan kandang panggung terdiri atas dua sistem, yaitu kandang individu (individual system) dan kandang kelompok (coloni system). Kandang individu digunakan untuk induk bunting tua, pejantan, dan induk menyusui, dan untuk kandang kelompok digunakan untuk domba lepas sapih, domba muda, induk kawin, dan induk bunting muda. Pakan yang diberikan pada ternak terdiri dari hijauan dan konsentrat. Pemberian hijauan dilakukan sebanyak 3 kali sehari pada pukul 07:00, 12:30, dan 17:00 WIB. Hijauan yang diberikan adalah rumput Gajah Taiwan (Pennisetum purpureum), rumput Raja (King grass), Seataria sphacelata, Brachiaria documbens dan Brachiaria brizantha, sedangkan legume yang diberikan adalah gamal dan kaliandra. Pakan yang diberikan selain hijauan adalah konsentrat, pakan konsentrat diberikan pada pukul 11.00 WIB. 3.1.1. Manajemen Perkawinan Pola perkawinan yang dilakukan di UPTD BPPTD Margawati dalam menghasilkan bakalan/bibit yang berkualitas terdiri dari 2 (dua) pola, yaitu : (1) Inseminasi Buatan (IB) dan (2) Intensif Kawin Alam (INKA). IB merupakan salah satu teknologi reproduksi yaitu memasukkan semen beku ke dalam alat reproduksi betina menggunakan bantuan insemination Gun. IB dilakukan apabila pejantan unggul jumlahnya terbatas. Sedangkan perkawinan dengan pola INKA dilaksanakan dengan menyatukan antara pejantan dengan betina dewasa yang
17 telah diseleksi dalam kandang koloni dengan perbandingan 1 ekor pejantan : 10 ekor betina dewasa selama 2 siklus birahi (36 hari). 3.2. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan data catatan (recording) anak domba Garut, data yang digunakan adalah bobot lahir selama periode pemeliharaan dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Desember 2014. Objek penelitian yang digunakan sebanyak 392 data anak domba terdiri atas 214 ekor jantan dan 178 ekor betìna, yang berasal dari 42 ekor pejantan dan 332 ekor induk. 3.3. Metode Penelitian Data diperoleh dengan metode purposive sampling, dari catatan (recording) selanjutnya data dianalisis dengan analisis ragam Schultz (Baehaki, 1982). 3.4. Peubah Yang Diamati Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah : 1. Bobot lahir (Efek Random) Bobot lahir yang berasal dari 42 ekor jantan dan 332 ekor betina 2. Jenis Kelamin (Efek Tetap) Terdiri atas jenis kelamin jantan dan betina. 3. Tipe kelahiran Terdiri atas kelahiran single (tunggal), twin (kembar dua), dan triplet (kembar tiga).
18 3.4.1. Penyusunan Data Data yang diambil dari catatan kelahiran domba mulai bulan Januari tahun 2014 sampai dengan bulan Desember 2014. Data dimasukkan dalam tabel menggunakan software microsoft office excel yang dimulai dari nomor identitas pejantan, induk, anak, bobot lahir anak, jenis kelamin, tipe kelahiran, kemudian data diurutkan dari atas ke bawah berdasarkan pejantan. 3.5. Analisis Data Data yang diperoleh diseragamkan karena pengaruh jenis kelamin dan tipe kelahiran berbeda jadi dilakukan pengkoreksian bobot lahir, sebagai berikut: BLT = BLN x FKJK x FKTL Keterangan: BLT = bobot lahir terkoreksi BLN = bobot lahir nyata FKJK = faktor koreksi jenis kelamin FKTL = faktor koreeksi tipe kelahiran Faktor koreksi dalam penelitian ini berdasarkan atas jenis kelamin dan tipe kelahiran, faktor koreksi tipe kelahiran distandarisasikan ke tipe kelahiran pertama dan disajikan dalam Tabel 1. Standarisasi tersebut diperlukan untuk membandingkan performan individu dengan tipe kelahiran yang berbeda. Tabel 1. Faktor Koreksi Tipe Kelahiran Tipe Kelahiran Faktor Koreksi 1 1,00 2 1,10 3 1,15 Sumber: Hardjosubroto (1994)
19 Faktor koreksi jenis kelamin distandarisasi ke jenis kelamin jantan. Kondisi tersebut diperlukan untuk membandingkan performan individu dengan jenis kelamin yang berbeda dan disajikan dalam Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Faktor Koreksi Jenis Kelamin Pada Tipe Kelahiran Tunggal Jenis Kelamin Sifat Umur Faktor Koreksi -Hari- Jantan Bobot 100 terkoreksi ke tunggal 100 Betina Bobot 100 terkoreksi ke tunggal 100 1.074 Tabel 3. Faktor Koreksi Jenis Kelamin Pada Tipe Kelahiran Kembar Dua Jenis Kelamin Sifat Umur Faktor Koreksi -Hari- Jantan Bobot 100 terkoreksi ke kembar 100 dua Betina Bobot 100 terkoreksi ke kembar dua 100 1.074 Sumber: Anang dkk., (2013) Data yang sudah dikoreksikan kemudian dianalisa dengan Rancangan Acak Lengkap pola searah (Completely Randomized Design One-way Calssification) dengan model (Hardjosubroto, 1994) : Y ik = µ + α i + е ik Keterangan : Y ik = nilai pengamatan pada pengamatan individu ke-k pejantan ke-i µ = rataan produksi α i e ik = pengaruh pejantan ke i = pengaruh genetik dan lingkungan dari setiap individu yang tidak terkontrol
20 Data kemudian dianalisa berdasarkan analisis saudara tiri sebapak (halfsib). Tabel analisis ragam dapat dilihat pada Tabel 4 (Warwick dkk, 1995). Tabel 4. Model Analisis Sidik Ragam. Sumber Db Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Komponen Tengah Harapan Antar pejantan (s) s-1 JK s KT s + k Galat/Eror (e) n - s JK e KT e Keterangan: s n k JKs JKe KTs KTe = jumlah pejantan = jumlah anak = koefisien komponen ragam = jumlah kuadrat antar pejantan = jumlah kuadrat anak dalam pejantan = kuadrat tengah antar pejantan = kuadrat tengah anak dalam pejantan = ragam antar pejantan = ragam dalam anak pejantan Nilai h 2 dihitung dari persamaan berdasarkan nilai koreksi antar kelas (t) dimana : ( )
21 Keterangan : t = intensitas korelasi = jumlah anak total = jumlah anak tiap pejantan Heritabilitas sama dengan 4t atau dalam bentuk komponen ragam Menghitung Nilai Pemuliaan (Cameron, 1997). NP = h² (P i -P) Keterangan : h² = heritabilitas P i P = catatan fenotip individu ternak = rata-rata fenotipik populasi