HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA KLIEN DENGAN PARALISIS DI RS. ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

IKRIMA RAHMASARI J

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. S DENGAN CEDERA KEPALA RINGAN DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Teori kehilangan secara konstan mengakui respons dari individu. Teori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN YANG MENGALAMI CIDERA TULANG TULANG BELAKANG DI BANGSAL DAHLIA RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA STATUS INTERAKSI SOSIAL DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA DARMA BHAKTI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

TITIN KUSRINI J

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : AJENG PUSPITASARI PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR FEMUR DISTAL DEXTRA DI BANGSAL AB RSU PANDANARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berkecepatan tinggi seperti sekarang ini. Selain ltu insidensi trauma

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. (Pratiwi, 2011). Menurut Leininger (1984) manusia

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan. (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional merupakan bagian

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi tahun. Dalam hal ini secara demografi struktur umur

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO I KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

HUBUNGAN PERAN SERTA KELUARGA DALAM PERAWATAN STROKE DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. empat kegiatan pokok yaitu asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi. pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi-decelerasi) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semarang Orthopedic & Medical Rehabilitation Hospital

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. daerah kepala (Suriadi & Rita Yulaini, 2001). Salah satu faktor penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan penyumbang kusta nomor 4 terbesar di dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR KOMPRESI VERTEBRA THORAKAL XII LUMBAL 1 dengan FRANKLE A

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan bagian integral dari seluruh sistem pelayanan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. fisik, mental dan sosial yang terlepas dari penyakit. Kualitas hidup dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama terjadinya fraktur pada medula spinalis/thorako lumbal. Selain itu

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA KLIEN DENGAN PARALISIS DI RS. ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan Oleh: ARIA NURAHMAN HENDRA KUSUMA J 210060023 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara berkembang yang sedang mengalami transisi demografi termasuk perubahan pola penyakit, disatu sisi angka kejadian penyakit infeksi masih tinggi, tetapi disisi lain penyakit degeneratif dan penyakit akibat trauma semakin meningkat, sehingga permasalahan kesehatan yang terjadi semakin kompleks yang mengakibatkan angka kejadian penyakit maupun angka kematian masih tinggi pula. Indonesia menempati posisi ke 143 dari urutan negara-negara di dunia dengan tingkat kematian tertinggi. Angka kematian di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 6.25% kematian per jumlah populasi (Anonim,2009). Data statistik urutan angka kejadian penyebab kematian di indonesia yang tertinggi adalah penyakit jantung koroner, kedua stroke dan yang ketiga adalah kecelakaan lalu lintas.tercatat di indonesia, sedikitnya kematian akibat kecelakaan lalu lintas sepanjang tahun 2007 menelan korban mencapai jumlah 16.548 jiwa. Dengan kata lain, setiap hari minimal 45 orang tewas di jalan raya. Padahal, pada tahun 2003 angka dari korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas baru mencapai 9.856 jiwa atau mengambil 24 jiwa setiap harinya (Anonim,2008). Menurut Data dari Kompas (2008), selama bulan januari-september 2003 di Indonesia telah terjadi 81.169 kasus kecelakaaan kerja, sehingga ratarata setiap hari terjadi lebih dari 451 kasus kecelakaan kerja. Dari 81.169 1

2 kasus kecelakaan kerja, 71 kasus diantaranya cacat total tetap, sehingga ratarata dalam setiap tiga hari kerja tenaga kerja mengalami cacat total dan tidak dapat bekerja kembali. Sementara tenaga kerja yang meninggal dunia sebanyak 1.321 orang, sehingga hampir setiap hari kerja terdapat lebih tujuh kasus meninggal dunia karena kecelakaan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa, angka kejadian kecelakaan kerja setiap periodenya selalu meningkat dan akibat dari kecelakaan tersebut sebagian berakibat cacat permanen. Akibat kecelekaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja seringkali menimbulkan kecacatan permanen, berdasar sensus nasional tahun 2008 jumlah penyandang cacat permanen sebesar 0,7 persen dari penduduk indonesia (departemen komunikasi dan informatika, 2008). Pada cacat permanen menunjukkan bahwa dimana kecelakaan yang menimbulkan trauma pada lumbal cord akan berakhibat kelemahan ekstremitas, bahkan kelumpuhan termasuk paralysis. Akibat dari kelumpuhan paralysis adalah terjadi gangguan fisik maupun psiko-sosial, dimana salah satunya yang berdampak pada masalah psiko-sosial termasuk gangguan konsep diri yaitu merasa ada kekurangan pada dirinya, merasa terisolir oleh lingkungan pekerjaan, lingkungan pergaulan maupun lingkungan masyarakat, sehingga diperlukan penanganan termasuk asuhan keperawatan secara komprehensif sehingga dampak yang lebih buruk dapat dicegah, minimal dapat dikurangi. Pada klien yang mengalami kelumpuhan paralysis pada umumnya akan terjadi ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya, baik pemenuhan kebutuhan fisiologis, psikologis maupun sosial, kondisi ini akan

3 mempengaruhi dampak terhadap perubahan konsep diri pada pasien sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganan serius termasuk oleh tenaga keperawatan, dimana lingkup kewenangan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan termasuk pada pasien paralysis adalah; lingkup promotif, preventif, care-atif dan rehabilitatif (Potter & Perry, 2005). Akibat kelumpuhan paralysis yang berdampak pada gangguan konsep diri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor internal klien yaitu karakteristik individu maupun faktor eksternal klien yaitu lingkungan. Ada beberapa karakteristik klien yang dapat berpengaruh terhadap perubahan konsep diri klien yang mengalami kelumpuhan, diantaranya adalah umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan (Jalaluddin, 1999), sedangkan menurut Nurachmah (2003), meliputi tingkat pengetahuan, pengalaman kerja, status pekerjaan, status perkawinan, status sosial ekonomi dan gaya hidup. Menurut beberapa studi dan literatur, bahwa karakteristik klien paralysis yang berpengaruh dominan terhadap perubahan konsep diri adalah; 1) Umur, dimana umur merupakan unsur biologis yang menunjukkan tingkat kematangan organ-organ fisik manusia, dengan bertambahnya umur seseorang akan berpengaruh dalam berfikir. 2) Jenis kelamin, jenis kelamin merupakan secara kodrati berpengaruh terhadap sifat kepribadian seseorang. Perbedaan jenis kelamin maka berbeda pula persepsi dan asumsi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. 3) Status pendidikan, status pendidikan merupakan faktor terpenting dari kehidupan seseorang, kemahiran bekerja seseorang tergantung pada tingkat pendidikan, pengetahuan dan pengalaman

4 kerja seseorang (Manulang,1999). Sedangkan karakteristik individu yang tidak banyak berpengaruh pada perubahan konsep diri, yaitu; status ekonomi, status sosial, status perkawinan, status dan pengalaman kerja, dan gaya hidup, tipologi kepribadian hanya akan berpengaruh pada salah satu jenis perubahan konsep diri dan tidak banyak berakibat secara menyeluruh pada perubahan konsep diri klien dengan kelumpuhan. Rumah Sakit khusus yang menyediakan pelayanan perawatan gangguan muskuloskeletal dan Pusat Rujukan Nasional klien yang mengalami kecelakaan maupun akibat kelumpuhan karena cidera spinal cord adalah RS. Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta, sehingga klien kasus kelumpuhan akibat cidera tulang belakang banyak dirawat di Rumah Sakit tersebut, selain adanya ketergantungan klien akan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, juga adanya masalah tambahan yang muncul baik berupa gangguan psikologis maupun gangguan fisik seperti dekubitus dll. Selama tahun 2009, populasi penderita paralysis yang rawat inap sejumlah 138 orang (Rekam medik 2009). Hal ini menunjukkan bahwa akibat kecelakaan yang menimbulkan kecacatan menjadi permasalahan serius apalagi bila tidak mendapatkan penanganan secara optimal dan komprehensif oleh tenaga kesehatan termasuk tenaga keperawatan. Berdasarkan beberapa pertimbangan dan analisa unsur karakteristik yang secara teoritis sangat dominan pengaruhnya maupun keluasan pengaruhnya terhadap perubahan konsep diri.

5 B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dirumuskan suatu masalah Adakah Hubungan antara Karakteristik Individu dengan Perubahan Konsep Diri pada Klien dengan Paralysis di RS. Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan Umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karateristik individu klien dengan perubahan konsep diri pada klien dengan paralysis di RS. Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik usia, Jenis kelamin dan Tingkat pendidikan individu klien dengan paralysis di RS.Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. b. Untuk mengetahui perubahan konsep diri pada klien dengan paralysis di RS.Orthopedi Prof DR. R. Soeharso Surakarta. c. Untuk mengetahui hubungan antara Usia dengan Perubahan Konsep diri pada Klien dengan Paralysis di RS. Orthopedi Prof. DR. R Soeharso Surakarta. d. Untuk mengetahui hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perubahan Konsep diri pada Klien dengan Paralysis di RS. Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta.

6 e. Untuk mengetahui hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Perubahan Konsep diri pada Klien dengan Paralysis di RS. Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat maupun memberi sumbangan bagi pihak-pihak terkait, yang meliputi: 1. Bagi Masyarakat. Menambah pengetahuan masyarakat tentang penanganan gangguan konsep diri dimasyarakat dan memberi informasi cara-cara membangun kepercayaan diri bagi klien paralysis maupun gangguan konsep diri. 2. Bagi instansi yang terikat. Dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam pengembangan dan pemberian solusi dalam penanganan klien paralysis maupun pasien yang mengalami gangguan konsep diri di RS.Orthopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. 3. Bagi profesi keperawatan. Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi dalam melakukan asuhan keperawatan khususnya yang terkait dengan pola-pola asuhan keperawatan paralysis maupun pasien gangguan konsep diri.

7 4. Bagi Peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan sebagai modal awal bagi peneliti untuk melakukan riset-riset keperawatan berikutnya. E. Keaslian Penelitian Penelitian dengan judul yang sama yaitu Hubungan antara karakteristik individu dengan perubahan konsep diri pada klien dengan paralysis di RS.Orthopedi Prof. DR. Soeharso Surakarta., Belum pernah di lakukan penelitian. Adapun penelitian yang berkaitan yaitu : 1. Penelitian yang pernah dilakukan (Abduh,2004), Tentang Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Konsep Diri pada Pasien Paralysis di Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta. Metode yang digunakan yakni penelitian non eksperimental yaitu dengan metode deskriptif yang menggunakan pendekatan cross-sectional dihubungkan dengan cara pengambilan data dari sejumlah unit atau individu dalam jangka waktu yang bersamaan atau menembak satu kali terhadap satu kasus (one-shot method). Dengan hasil bahwa dukungan sosial pasien paralysis dapat membantu meningkatkan konsep diri pasien paralysis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah dalam variable independent penelitian, unit analisa data, jumlah sampel dan waktu penelitian