KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2001 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR : 08 TAHUN 2000 TANGGAL : 17 PEBRUARI 2000

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 25 TAHUN 2008

KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN,

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang :

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 15 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) KABUPATEN BULUNGAN

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN DAN PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM PROSES ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN IZIN LINGKUNGAN BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN IZIN LINGKUNGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 47 Tahun : 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 Tanggal 5 Juni Presiden Republik Indonesia,

WALIKOTA KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Re

Keterlibatan. Masyarakat. dalam AMDAL. Buku Kecil untuk Masyarakat. Lingkungan Hidup

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

AMDAL vs UKL/UPL. Pengajar : Salmani, ST., MS., MT.

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) 2

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN KAWASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

WALIKOTA BANDUNG PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 257 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PROSEDUR PELAYANAN DOKUMEN LINGKUNGAN

Prosedur dan mekanisme AMDAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ervianto (2005), suatu proyek konstruksi merupakan suatu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PB 4. AMDAL, UKL dan UPL. AMDAL, UKL dan UPL

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI PEMALANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 1998 T E N T A N G

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2000 TENTANG

Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

!JJ~g>~tPlJ~~ wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 157 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

2.2. AMDAL AMDAL merupakan singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 5 TAHUN 2003

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1993 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Amdal. Nur Hidayat TIP FTP UB

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG IZIN LINGKUNGAN BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

Transkripsi:

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 76 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL KETERLIBATAN MASYARAKAT DAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PROSES ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan pembangunan berkelanjutan di segala bidang yang berwawasan lingkungan hidup diperlukan keterlibatan dan peranserta masyarakat untuk memperoleh masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan analisis dampak lingkungan; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu menetapkan Pedoman Operasional Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dengan Keputusan Gubernur. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 3. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Republik Indonesia Jakarta; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah; 7. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 8. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 2000 tentang Dewan Kelurahan;

Memperhatikan : Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL KETERLIBATAN MASYARAKAT DAN KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PROSES ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 2. Gubernur adalah Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 3. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan yang selanjutnya disebut Kepala Bapedal adalah Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Pusat; 4. Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah yang selanjutnya disebut Kepala Bapedalda adalah Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 5. Dewan Kota/Kabupaten adalah Dewan Kota/Kabupaten pada Propinsi Daerah Khusus Ibukota; 6. Dewan Kelurahan adalah Dewan Kelurahan pada Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 7. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan; 8. Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan berdasarkan alasan-alasan antara lain kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya; 9. Masyarakat terkena dampak adalah masyarakat yang akan merasakan dampak dari adanya rencana usaha dan/atau kegiatan, terdiri dari masyarakat yang akan mendapatkan manfaat dan masyarakat yang akan mengalami kerugian;

10. Masyarakat Pemerhati atau organisasi yang bergerak di bidang lingkungan adalah masyarakat yang tidak terkena dampak dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan, tetapi mempunyai perhatian dan kepedulian terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut, maupun kepedulian terhadap dampak-dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya; 11. Instansi yang bertanggungjawab adalah Instansi yang bertanggung jawab memberikan keputusan kalayakan lingkungan hidup dengan pengertian bahwa kewenangan di tingkat Pusat berada pada Kepala instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan dan tingkat daerah berada pada Gubernur; 12. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan; 13. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) adalah ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan sebagai acuan pemrakarsa dalam menyusun Andal; 14. Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana dan/atau kegiatan; 15. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) adalah upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan; 16. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) adalah upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan. BAB II PRINSIP DASAR, MAKSUD, DAN TUJUAN Pasal 2 Prinsip dasar pelaksanaan keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL ini adalah : a. Kesetaraan posisi di antara pihak-pihak yang terlibat; b. Transparansi dalam pengambilan keputusan; c. Penyelesaian masalah yang bersifat adil dan bijaksana; d. Koordinasi, komunikasi, dan kerjasama di antara pihak-pihak yang terkait. Pasal 3 Maksud dari dilaksanakannya keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL ini adalah :

a. Melindungi kepentingan masyarakat; b. Memberdayakan masyarakat dalam pengambilan keputusan atas rencana usaha/kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan. Pasal 4 Tujuan dari dilaksanakannya keterlibatan masyarakat dan keterbukaan informasi dalam proses AMDAL ini adalah : a. Memastikan dan menjamin adanya transparansi dalam keseluruhan proses AMDAL dari rencanausaha/kegiatan; b. Menciptakan suasana kemitraan yang setara antara semua pihak yang berkepentingan dengan menghormati hak-hak semua pihak untuk memperoleh informasi dan mewajibkan semua pihak untuk menyampaikan informasi yang harus diketahui pihak lain yang terpengaruh. BAB III TAHAP PERSIAPAN Pasal 5 1. Pemrakarsa wajib mengumumkan rencana usaha/kegiatan sebelum pelaksanaan penyusunan KA-ANDAL; 2. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan di lokasi rencana usaha/kegiatan, di kantor instansi yang bertanggung jawab, dan di kantor kelurahan setempat selambat-lambatnya 30 hari sebelum penyusunan KA-Andal dilakukan dengan ukuran dan materi sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini; 3. Bagi rencana usaha/kegiatan yang menimbulkan dampak melampaui batas-batas wilayah diwajibkan menyampaikan pengumuman rencana usaha/kegiatannya dalam papan pengumuman dan media massa cetak dan/atau elektronik; 4. Biaya pelaksanaan pengumuman rencana usaha/kegiatan dibebankan kepada pemrakarsa. Pasal 6 1. Masyarakat yang berkepentingan berhak menyampaikan saran, pendapat, dan tanggapan atas rencana usaha/kegiatan dimaksud kepada Instansi yang bertanggung jawab dan/atau pemrakarsa baik secara lisan maupun secara tertulis; 2. Penyampain saran, pendapat, dan tanggapan secara lisan harus dilanjutkan dengan penyampaian secara tertulis kepada Instansi yang bertanggung jawab dan/atau pemrakarsa. Pasal 7

Instansi yang bertanggung jawab berkewajiban untuk : a. Mengkoordinasikan pengumuman rencana usaha/kegiatan; b. mendokumentasikan saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat yang berkepentingan; c. Menyediakan informasi tentang proses dan hasil keputusan penilaian KA-ANDAL, ANDAL, RKL, dan RPL kepada masyarakat yang berkepentingan. d. Menfasilitasi terlaksananya hak masyarakat yang berkepentingan untuk memperoleh informasi dan berperan serta dalam proses AMDAL. BAB IV TAHAP PENYUSUNAN DAN PENILAIAN KA-ANDAL Pasal 8 Pemrakarsa wajib menyampaikan informasi rencana penyusunan AMDAL rencana usaha/kegiatan kepada Instansi yang bertanggungjawab, Walikotamadya, dan Kepala Kelurahan setempat. Pasal 9 Pemrakarsa dapat melakukan konsultasi dengan masyarakat yang berkepentingan dalam penyusunan KA-ANDAL Pasal 10 Masyarakat yang berkepentingan berhak menyampaikan saran, pendapat, dan tanggapan atas KA-ANDAL dalam sidang penilaian KA-ANDAL. BAB V TAHAP PENYUSUNAN DAN PENILAIAN ANDAL, RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN, DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN Pasal 11 Pemrakarsa dapat melakukan konsultasi dengan masyarakat yang berkepentingan selama proses studi lapang, penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Pasal 12 Masyarakat yang berkepentingan berhak menyampaikan saran, pendapat, dan tanggapan atas ANDAL, RKL, dan RPL dalam sidang komisi penilai AMDAL

BAB VI WAKIL MASYARAKAT Pasal 13 Masyarakat yang berkepentingan dapat diwakili oleh wakil masyarakat dalam proses penyusunan AMDAL. Pasal 14 Wakil masyarakat sebagaimana dimaksud pada Pasal 10 terdiri dari wakil masyarakat terkena dampak dan/atau wakil masyarakat pemerhati dan/atau wakil dari Dewan Kota//Dewan Kelurahan. Pasal 15 Wakil masyarakat terkena dampak harus memenuhi kriteria-kriteria : a. Warga setempat yang memperoleh mandat dari masyarakat yang berkepentingan yang dibuktikan dengan surat kuasa yang diketahui oleh Kepala Kelurahan setempat. b. Mampu menyampaikan aspirasi dan pendapat masyarakat terkena dampak. c. Aktif melakukan komunikasi dengan masyarakat terkena dampak. Pasal 16 Wakil masyarakat pemerhati harus memenuhi kriteria-kriteria : a. Merupakan wakil dari suatu organisasi lingkungan hidup yang terbentuk atas keinginan dan kehendak sendiri yang tujuan kegiatannya di bidang lingkungan hidup. b. Diutamakan yang berkedudukan di wilayah Kotamadya setempat dan atau berkedudukan di wilayah DKI Jakarta. c. Diutamakan yang berbadan hukum, telah melaksanakan kegiatan nyata di bidang lingkungan hidup. d. Mampu mengakomodasikan kepentingan-kepentingan masyarakat yang berkepentingan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Bapedalda atau instansi yang bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 18 Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Juli 2001 GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, SUTIYOSO Diundangkan di Jakarta Pada tanggal 6 Agustus 2001 SEKRETARIS DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, FAUZI BOWO NIP 470044314 LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2001 NOMOR 57

Lampiran : Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor : 76 TAHUN 2001 Tanggal : 25 Juli 2001 FORMAT PAPAN PENGUMUMAN RENCANA USAHA/KEGIATAN I. Dimensi Papan Pengumuman : 1. Warna dasar putih dan ditulis dengan huruf cetak warna hitam dengan tinggi huruf minimal 12 cm; 2. Papan pengumuman minimal berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm; II. Materi Pengumuman : 1. Identitas pemrakarsa terdiri dari nama, alamat, nomor telepon/faksimile; 2. Luas lahan ; 3. Rencana penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ; 4. Rencana pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik ; 5. Keterangan tentang Produk terdiri dari produk yang dihasilkan atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan kapasitas produksi ; 6. Cara masyarakat menyampaikan saran, pendapat, dan tanggapan; 7. Batas waktu penyampaian saran, pendapat, dan tanggapan.

CONTOH PAPAN PENGUMUMAN RENCANA KEGIATAN PENGUMUMAN DILAKSANAKAN PEMBANGUNAN PABRIK / HOTEL / DLL. PEMRAKARSA : PT.... ALAMAT :... NO. TELEPON/ FAKSIMILI :... LUAS LAHAN :... RENCANA PELAKSANAAN AMDAL Dari tanggal... s.d. tanggal... RENCANA PEMBANGUNAN FISIK Dari tanggal... s.d. tanggal... KETERANGAN TENTANG PRODUK : Jenis produk/kegiatan yang akan dilaksanakan Kapasitas Dll PENYAMPAIAN SARAN, PENDAPAT, DAN TANGGAPAN Disampaikan kepada Bapedalda Prop. DKI Jakarta dengan tembusan kepada pemrakarsa Batas waktu 30 hari kerja sejak tgl.... s.d. tgl. GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, SUTIYOSO