mengembangkan sumber daya insani anak didiknya, meliputi melahirkan kemampuan yang dimiliki murid, dan (3) mengembangkan akhlak,

dokumen-dokumen yang mirip
B. Profil Visi dan Misi Pembelajaran Terpadu di SMU (Plus)

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Penelitian dan pengembangan model pembelajaran ini telah mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

implikasi dan mengajukan rekomendasi sebagai tindak lanjut dari penelitian ini,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. khususnya kompetensi pedagogik adalah kesadaran akan melakukan evaluasi diri

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

DAFTAR ISI Lilis Hayati, 2012

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

SELAMAT DATANG PESERTA PEMBINAAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan

Oleh : Otong Sugiarto K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. atur dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 1989 Bab III. memperoleh Pendidikan, kemudian pada pasal 6 berbunyi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya sadar dan terencana agar peserta

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

tujuan, program pendidikan, kurikulum, satuan pendidikan strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Dalam kehidupan suatu bangsa pendidikan memiliki peran yang

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

Irfani ISSN E ISSN Volume 12 Nomor 1 Juni 2016 Halaman 1-8

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB VI PENUTUP. 1. Kreativitas guru Fiqih dalam meningkatkan pembelajaran di Madrasah. Tsanawiyah Imam Al-Ghozali Panjerejo Rejotangan Tulungagung :

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA)

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah daya upaya manusia untuk berkembang lebih maju, baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem. Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa:

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai A) Kesimpulan; B) Implikasi; dan C) Saran.

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan nasional...bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla ul Anwar merupakan salah satu. Madrasah Swasta yang di selenggarakan oleh Perguruan Mathla ul Anwar Kota

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasarana, guru, siswa serta model dan metode pengajarannya.

5. Mengungkapkan makna sebagai hal yang esensial dari pendekatan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. Profil sekolah setelah diterapkan pengawasan patok duga standar pelayanan. sekolah), berdasarkan hasil pengawasan dan peniiaian dapat dicapai skor

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidik penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Mediana Fitri,2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi dan analisis terhadap pembelajaran terpadu dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan siswa di SMU (Plus) Muthahhari Bandung diatas, maka berikut ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang merupakan intisari dari hasil temuan penelitian ini. 1. Bahwa visi dan misi yang ingin diwujudkan SMU (Plus) Muthahhari dalam mengembangkan sumber daya insani anak didiknya, meliputi melahirkan bibit-bibit ulama intelektual dan intelektual ulama, intelektual sekaligus aktivis, generasi yang nonsektarian, dan consern dengan kaum mustadafin. Atas dasar visi tersebut maka tujuan institusi pendidikan ini diorientasikan untuk: (1) mengembangkan intelegesia, dengan metode berfikir kritis, berdasarkan falsafah bahwa manusia memiliki potensi yang tidak terbatas, (2) mengembangkan kreativitas, dilakukan dengan metode latihan, berdasarkan falsafah upaya memaksimalkan, memacu bakat dan kemampuan yang dimiliki murid, dan (3) mengembangkan akhlak, dilakukan lewat pendekatan riyadhah (mistikal) berdasarkan pada falsafah bahwa manusia memiliki kemampuan rohani untuk menuju Allah. Dari visi dan misi tersebut memperiihatkan yang ingin dihasilkan lembaga SMU (Plus) Muthahhari. ada unsur keterpaduan pembelajaran 2. Landasan visi dan misi lembaga SMU (Plus) Muthahhari diatas banyak diilhami oleh ulama, tokoh, pemikir/intelektual dan sekaligus aktivis Murthada Muthahhari berkebangsaan Iran. Bahkan nama sekolah ini diambilkan dari nama akhir tokoh tersebut, sehingga tidak heran jika kemudian sekolah ini banyak mengemban missi idiologis tokoh tersebut. Hal ini terlihat dari berbagai aktivitas program yayasan secara umum dan program pembelajaran sekolah ini khususnya. 167

168 Untuk melahirkan bibit-bibit ulama intelektual, intelektual ulama, intelektual aktivis, generasi nonsektarian dan consern dengan kaum mustad'afin sebagaimana tertuang dalam visi dan tujuannya, maka SMU (Plus) Muthahhari menggunkan kurikulum pendidikan dengan jalan memadukan antara kurikulum Depdiknas dengan kurikulum khas Muthahhari yang dalam banyak hal memiliki keunikan dan keunggulan. Keunikannya bahwa secara formal lembaga ini memang mengacu kepada kurikulum Depdiknas namun dalam pelaksanaannya tidak mengacu dan bahkan menyimpang dari prosedur kurikulum Depdiknas. Keunggulannya lembaga ini disamping mengajarkan program agama (PAI) secara reguler dalam kurikulum inti, namun juga menambahnya dalam bentuk nonreguler yang secara kualitatif telah melebihi muatan kurikulum yang lazim disekolah-sekolah sederajad. Keunggulan yang lainnya terletak bahwa lembaga ini telah memasukkan program bimbingan bahasa (Inggris, Arab), bimbingan baca Al Quran, program keterampilan komputer sebagai kurikulum khas Muthahhari. Namun disamping keunggulan yang telah disebutkan di atas, hal lain yang lebih menarik lagi bahwa program pembelajaran yang sifatnya pembinaan dan pengembangan keagamaan, akhlak, ibadah praktis siswa demikian rupa menonjol yakni yakni berupa belajar Al Quran, pembinaan akhlak di asrama, shalat wajib berjamaah, doa Kumail, ceramah keagamaan, aksi sosial, diskusi dan seminar-seminar, dialog dengan para tokoh dan lain sebagainya. Semua program tersebut adalah bagian dari upaya untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil temuan yang paling monumental dalam penelitian ini antara lain bahwa lembaga pendidikan SMU (Plus) Muthahhari telah menerapkan metode pembelajaran modern yang didasarkan pada prinsip-prinsip penemuan ilmiah yaitu berupa metode quantum learning dengan ditunjang metode-metode lain seperti metode debatting, modelling dan riyadhah. Metode quantum learning ini ternyata memiliki keunggulan antara lain, mampu membangkitkan motivasi belajar siswa secara mengagumkan, siswa bebas mengekspresikan minat dan keinginannya tanpa beban,

169 hubungan siswa dengan guru bersifat mitra, belajar disertai dengan musik dan rileks (tidak tegang). Suasana kelas diciptakan sedemikian rupa agar tidak membosankan, antara lain dengan jalan kelas dihiasi dengan warna cerah, gambar-gambar, kaligrafi dan lantainya bersih. Melalui metode ini siswa belajar tanpa lelah dan mengakses buku-buku bacaan yang ada di perpustakaan secara optimal. Secara teoritis keterpaduan kurikulum yang ada di SMU (Plus) Muthahhari tersebut didukung lagi dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan (quantum learning, debatting, modelling, riyadhah dan metode lainnya) itu sebenamya dapat memberi peluang lebih besar bagi lembaga ini dalam mengoptimalkan pencapaian potensi siswa secara kaffah (utuh). Namun disebabkan kebanyakan guru belum memahami dan mengerti prinsip-prinsip pembelajaran terpadu secara baik, disamping keterbatasan sumber daya guru yang mumpuni dalam bidang agama/ilmu agama, maka proses dan hasil pembelajaran terpadu di SMU (Plus) Muthahhari belum dapat dikatakan berhasil secara optimal. Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa ciri-ciri keintelektualan, aktivis dan nonsektarian pada diri siswa cukup menonjol terutama terlihat dalam interaksi belajar mengajar dikelas serta aktivitas-aktivitas siswa yang bersifat keorganisasian. Namun ciri-ciri keulamaan dirasakan belum menonjol. Ini berrti bahwa keterpaduan hasil yang diinginkan belum terwujud sebagaimana yang diharapkan. Pengembangan nilai-nilai keagamaan siswa melalui metode pembelajaran yang ada, khususnya metode quantum learning, debatting dan modelling disatu sisi telah melahirkan sikap keberagamaan siswa yang bebas, luwes dan demokratis. Namun disebabkan metode ini lebih bemuansa rasionalistik dan intelektualistik dalam penerapannya, maka keterpaduan nilai dan sikap keberagamaan siswa yang muncul juga cenderung bersifat rasionalistik dan intelektualistik, sehingga implikasinya sumber daya manusia (anak didik) yang dihasilkan dari lembaga ini tetap belum mampu diberdayakan secara sinergi, utuh dan optimal. Dalam mengimbangi sifat

170 dan karakteristik pembelajaran yang cenderung rasionalistik dan intelektualistik, sekolah Muthahhari telah berusaha memasukkan unsur pembinaan nilai-nilai keagamaan melalui metode riyadhah. Namun metode riyadhah ini tidak dapat mengimbangi sifat dan karakteristik kerasionalan metode quantum learning dan debatting yang dilakukan dikelas. 7. Jadi keterpaduan pembelajaran antar bidang studi umum dengan agama SMU (Plus) Muthahhari dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan siswa dapat dikatakan baru terbatas pada keterpaduan tujuannya, antar unsur pendidikan, program/kurikulumnya, dan metodenya. Sedangkan pelaksanaan pembelajarannya itu sendiri belum diimplementasikan oleh pimpinan dan para guru/ustadznya. Adapun sebagian guru ditemukan telah berupaya melaksanakannya, khususnya guru mata pelajaran Agama, IPS/Sosiologi, dan Bahasa Indonesia itu dilakukan bersifat individual dan insidental. Karena hanya menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu pola tematik, sedangkan pola-pola lainnya belum difahami dan dilaksanakan. 8. Melalui pembelajaran terpadu model SMU (Plus) Muthahhari terlihat bahwa hasil yang nampak telah memberikan perubahan dan perkembangan baru bagi sivitas pendidikan Muthahari khususnya bagi peningkatan potensi dan kualitas siswa. Hal ini tercermin dari indikasi adanya pengembangan nilainilai khususnya nilai-nilai keagamaan dalam perilaku keseharian anak. Antara lain tumbuhnya sikap keberagamaan yang menampakkan nonsektarian tanpa terjebak pada sikap eksklusifisme mazhab tertentu, sekalipun tetap menganut mazhab tertentu, tumbuhnya dinamika dan wacana pemikiran ilmiah mengenai keberagamaan meskipun terasa kering dimensi spiritual.

171 B. Rekomendasi Bertitik tolak dari beberapa kesimpulan di atas, mengenai peningkatan pembelajaran terpadu dalam rangka mengembangkan nilai keagamaan siswa di SMU (Plus) Muthahhari, maka beberapa rekomendasi dapat disampaikan kepada: 1. Pihak Pimpinan (Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah) Pemaduan pembelajaran di SMU (Plus) Muthahhari telah menunjukan suatu pola pengembangan yang khas dan berarti. Namun untuk menuju kepada pemaduan yang optimal diperlukan upaya sungguh-sungguh dalam semua aspek dan komponen pembelajaran. Beberapa kemungkinan untuk dipikirkan dan dipertimbangkan antara lain: a. Untuk mengoptimalkan keterpaduan antara muatan umum dengan agama diperlukan format perencanaan pembelajaran terpadu, peningkatan kualitas dan kuantitas guru agama, penseleksian guru umum yang profesional disamping memiliki kemampuan keagamaan yang memadai, perlu mengimbangi metode debatting dengan metode latihan/riyadhah di kelas, penerapan metode quantum learning tidak hanya terbatas pada pengembangan aspek kognisi namun afeksi keagamaan, perlu mempertimbangkan sistem pembelajaran pondok dengan tenaganya yang handal, mempertimbangkan aspek kelelahan belajar siswa dengan mengimbanginya melalui rekreasi b. Perlu dipikirkan pemaduan kurikulum umum dengan agama dalam konteks melahirkan bibit-bibit ulama intelektual dan intelektual ulama apakah tidak lebih baik siswa dipondokkan (mulai dari kelas satu dan dua). Sementara untuk mengejar dan melakukan percepatan penguasaan materi umum tetap menggunakan sistem dan metode pembelajaran seperti sekarang, sehingga kedua bidang ilmu tersebut dapat secara optimal dimiliki dan dikuasai siswa. Namun demikian, disebabkan kurikulum yang digunakan dalam kenyataannya tidak mengacu

172 sepenuhnya kurikulum Depdiknas, maka yang perlu dipikirkan adalah jangan sampai penguasaan dan kemampuan siswa dalam menguasai ilmu-ilmu umum tertinggal jauh dengan rekan-rekannya pada sekolah negeri sederajat, sehingga peluang mereka untuk mampu bersaing dalam memasuki perguruan tinggi nanti setelah mereka tamat tidak tertinggal jauh dengan rekan-rekannya di sekolah umum lainnya. c. Perlu penambahan ruangan termasuk peralatannya terlebih bila semua siswa diasramakan. Demikian juga fasilitas lainnya misalnya laboratorium termasuk laboratorium bahasa berikut fasilitasnya. Lebih penting lagi perlu dipikirkan sumber dana mandiri bagi pembiayaan sekolah, termasuk gaji guru/ustadz dan karyawan kiranya selalu dapat disesuaikan, agar guruguru yang mengajar disini memiliki kemantapan. d. Dalam rangka meningkatkan kualitas dan persepsi tentang tujuan yang harus dicapai oleh gum, maka upaya peningkatan wawasan dan pengetahuan guru baik bidang keagamaan dan umum terus digalakkan antara lain dengan melakukan pengajian, pelatihan dan raker guru-guru yang tentunya dipandu oleh ustadz Jalal sebagai pimpinan yayasan, mengikut sertakan guru-guru untuk mengikuti berbagai pelatihan, seminar dan lain sebagainya baik dilaksanakan oleh instasi pemerintah maupun swasta. 2. Bagi Guru/Ustadz Agar tetap dan selalu meningkatkan kinerja dan profesionalismenya, antara lain bagi guru umum agar meningkatkan kemampuan agamanya supaya dapat mengaitkan bidang studi yang diajarkannya dengan agama, bagi gum agama agar meningkatkan wawasan dan pengetahuan umumnya. Demikian juga bagi guru yang beriatar belakang non-keguruan perlu menimba banyak ilmu tentang keguruan. 3. Untuk penelitian selanjutnya

173 Fokus penelitian ini lebih menekankan pada upaya mengetahui profil visi, pola, metode dan nilai-nilai keagamaan yang dihasilkan melalui pembelajaran yang diterapkan di SMU (Plus) Muthahhari itupun nilai disini baru terbatas pada nilai-nilai keagamaan dipermukaan yang muncul di kelas dan sebagian kecil diluar kelas, sehingga masih banyak aspek yang belum bisa terjangkau melalui penelitian ini. Untuk itu aspek berikut ini kiranya menarik untuk diadakan kajian mendalam, yaitu mengenai: (1) implikasi penerapan sistem pembelajaran terpadu di SMU (Plus) Muthahhari terhadap perilaku keagamaan siswa, (2) motivasi orang tua siswa memasukkan anakanak mereka di SMU (Plus) Muthahhari, (3)pengamh sosial keagamaan SMU (Plus) Muthahhari terhadap peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat sekitar, (4) kontribusi alumni SMU (Plus) Mutahhari terhadap pembinaan keagamaan masyarakat, dan lain sebagainya.

^DIDJ^ PASQh