BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dibidang kesehatan (Depkes, 2007). masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Sustainable Development

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

1 BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu penyakit sehingga seseorang tidak akan sakit bila nantinya terpapar

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan seutuhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tujuh macam penyakit (PD3I) yaitu penyakit TBC, Difteri, Tetanus,

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan dan sebagai bentuk nyata komitmen

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun menunjukkan adanya penurunan Angka Kematian Balita (AKABA) dibandingkan

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

suatu penyakit, jika suatu saat dia terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah kebal terhadap penyakit tersebut (Matondang & Siregar,

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian target Millenium Development Goals (MDG s) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN INFORMASI IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS TITUE KABUPATEN PIDIE

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa (Wijaya, 2005). tergolong rendah, 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam menyejahterakan rakyat

Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas hidup sumber daya manusia yang prima. Untuk itu kita bertumpu pada generasi muda yang memerlukan asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembangnya menuju dewasa yang berkualitas tinggi guna meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008). Pembangunan kesehatan juga tidak terlepas dari komitmen Indonesia sebagai warga masyarakat dunia untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs tersebut, kesehatan dapat dikatakan sebagai unsur dominan, karena dari delapan agenda MDGs lima diantaranya berkaitan langsung dengan kesehatan, dan tiga yang lain berkaitan secara tidak langsung. Lima agenda yang berkaitan langsung dengan kesehatan itu adalah Agenda ke 1 (Memberantas kemiskinan dan kelaparan), Agenda ke 4 (Menurunkan angka kematian anak), Agenda ke 5 (Meningkatkan kesehatan ibu), Agenda ke 6 (Memerangi HIV dan AIDS, Malaria, dan penyakit lainnya), serta Agenda ke 7 (Melestarikan lingkungan hidup) (Kemenkes RI, 2010). Tingkat kesehatan suatu negara umumnya diukur dengan mortalitas (angka kematian). Hal ini memang tampak paradoks, namun secara administratif lebih mudah mencatat angka kematian dan penyebabnya dibandingkan morbiditas (angka kesakitan) yang lebih sulit untuk ditentukan, bahkan untuk beberapa penyakit, umumnya penyakit infeksi (Meadow & Newell, 2005). 1

2 Angka Kematian Bayi (AKB) dapat didefinisikan sebagai banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA mempresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB (Kemenkes RI, 2010). Sistem kesehatan nasional imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dasar utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas. Penurunan insidens penyakit menular telah terjadi berpuluh-puluh tahun yang lampau di negara-negara maju yang telah melakukan imunisasi dengan teratur dengan cakupan luas. Demikian juga di Indonesia, dinyatakan bebas penyakit cacar tahun 1972 dan penurunan insidens beberapa penyakit menular secara mencolok terjadi sejak tahun 1985, terutama untuk penyakit difteria, tetanus, pertusis, campak dan polio (Ranuh, 2008). Seperti diketahui penyakit menular disebabkan oleh infeksi berbagai organisme maupun mikroorganisme di antaranya bakteri dan virus. Contoh penyakit menular yang disebabkan infeksi bakteri misalnya : difteri, pertusis, tuberkulosis, dan tetanus sedangkan yang disebabkan oleh virus misalnya : Hepatitis, polio, dan campak. Penyakit penyakit di atas sebetulnya sudah dapat dicegah melalui

3 imunisasi (Muchlastriningsih, 2005). Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. Yang mencakup penyakit Difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, campak, polio, dan hepatitis B (Depkes RI, 2009). Berdasarkan laporan WHO memperkirakan bahwa terdapat angka kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu campak 540.000 (38%), pneumonia 386.000 (27%), pertusis 294.000 (21%) dan tetanus 198.000 (14%) (Depkes RI, 2011). Cakupan imunisasi secara global ialah BCG 90%, DPT3 83%, Polio 84%, Hepatitis B 75% dan Campak 84% (Global Immunization Coverage, 2011). WHO dan UNICEF bekerja sama dengan mitra untuk mengembangkan Global Immunization Vision and Strategi (GIVS) untuk implementasi selama tahun 2006-2015. Tujuan GIVS ini adalah melindungi lebih banyak anak terhadap lebih banyak penyakit dengan mengembangkan pencapaian imunisasi untuk semua anak (Depkes RI, 2011). Cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia pada tahun 2011 telah mencapai 93,4%. Berdasarkan data Departemen Kesehatan Republik Indonesia tentang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tahun 2011, target yang dicapai sekitar 89,7% untuk Sumatera Utara HB0 72,8%, BCG 95,6%, polio 4 89,7%, DPT/HB 96,5%, DPT/HB2 85,6%, DPT/HB3 92,9%, campak 92,8% (Depkes RI, 2011). Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan kuasa penuh terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11

4 bulan). Desa UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan = 80% atau lebih jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. Standar pelayanan minimal menetapkan target 100% desa/kelurahan UCI pada tahun 2014 untuk setiap kabupaten/kota (Depkes RI, 2011). Berdasarkan angka Provinsi Sumatera Utara, pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan selama empat tahun terakhir mengalami penurunan yaitu 70,67% tahun 2008 menurun menjadi 69,42% di tahun 2009 menurun menjadi 69,26% di tahun 2010 dan pada tahun 2011 menjadi 52,53%, hasil ini belum mencapai target yang ditetapkan Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 yaitu sebesar 80% dari seluruh kabupaten/kota yang dipantau. Di Sumatera Utara tahun 2008 hanya 3 kabupaten/kota yang memenuhi target nasional sebesar 100% yaitu Toba Samosir, Karo dan Sibolga. Rendahnya cakupan ini dapat menjadi faktor predisposisi KLB PD3I di Sumatera Utara sehingga upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya KLB PD3I ini adalah dengan meningkatkan cakupan imunisasi sampai dengan diatas 95% (Depkes RI, 2011). Walaupun secara nasional cakupan imunisasi telah memberikan kontribusi yang bermakna terhadap penurunan angka kematian bayi, namun dari hasil pendataan di kabupaten Langkat diperoleh data imunisasi BCG 72,72%, DPT/HB1 75,57%, DPT/HB2 64,62%, DPT/HB3 66,87 %, Polio4 68,92 % dan Campak 63,59 %. Hal ini belum mencapai target yang diinginkan yaitu 90% (Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat, 2008). Kabupaten Langkat terdiri dari 22 Kecamatan dengan 29 Puskesmas. Puskesmas Secanggang termasuk salah satu puskesmas yang ada di kabupaten

5 Langkat yang berjarak 23 km dari Kota Stabat dengan jarak tempuh sekitar 45 menit. Desa Secanggang sebelah Utara berbatasan dengan Jaring Halus, sebelah Timur berbatasan dengan desa Selotong, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Telaga Jernih dan sebelah Barat berbatasan dengan desa Tanjung Ibus. Wilayah kerja Puskesmas Secanggang terdiri dari 3 desa yaitu desa Secanggang, desa Selotong dan desa Jaring Halus. Desa Secanggang memiliki balita sejumlah 407 balita, desa Selotong memiliki 318 balita dan desa Jaring Halus memiliki 358 balita. Desa Secanggang terdiri dari 13 dusun yaitu dusun 1 (Parit Pompa), dusun 2 (Simpang Trans), dusun 3 (Kota Lama II), dusun 4 (Hulu Dalam), dusun 5 (Jalan Selotong), dusun 6 (Jalan Mesjid), dusun 7 (Hilir), dusun 8 (Kehutanan), dusun 9 (Pekan), dusun 10 (Hulu Tengah), dusun 11 (Tanah Tinggi), dusun 12 (Karya Baru) dan dusun 13 (Parit Dondong). Keberhasilan program imunisasi dapat dilihat dari cakupan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) yang merupakan gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kecamatan Secanggang tahun 2011 sebesar 78,47%. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan imunisasi di Kecamatan Secanggang masih berada di bawah target yang diinginkan yaitu 100% (Laporan Kecamatan Secanggang, 2011). Laporan tahunan cakupan imunisasi balita di desa Secanggang tahun 2011 dari 13 dusun terdapat 407 sasaran balita dengan cakupan imunisasi untuk BCG 87,50%, DPT1/HB1 82,20%, DPT3/HB3 79,88%, Polio3 80,82% dan Campak 82,00%. Data cakupan imunisasi dasar di desa Secanggang termasuk lebih rendah di

6 banding desa Selotong dan desa Jaring Halus yang berada pada 1 wilayah kerja Puskesmas Secanggang. Dimana cakupan imunisasi untuk desa Selotong yaitu BCG 91,40%, DPT1/HB1 90,27%, DPT3/HB3 93,5%, Polio3 94,44% dan Campak 93,50% serta cakupan imunisasi untuk desa Jaring Halus yaitu BCG 95,34%, DPT1/HB1 94,42%, DPT3/HB3 96,57%, Polio3 96,28% dan Campak 97,41%. Berdasarkan target UCI secara nasional untuk tahun 2014 adalah 100% Desa/Kelurahan (Depkes 2010) dapat dilihat pencapaian target UCI di desa Secanggang masih 83% yaitu < 90% dengan demikian dapat disimpulkan bahwa target UCI di desa Secanggang belum tercapai. Di samping masalah itu juga di desa Secanggang masih terdapat kasus campak sebanyak 2 kasus dan kasus tetanus yaitu 1 kasus tetanus. Hal ini jelas menjadi masalah yang mana seharusnya setiap anak sudah harus bebas dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Laporan Puskesmas Secanggang, 2011). Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting, karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. Demikian juga tentang pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu. Pengetahuan, kepercayaan dan perilaku kesehatan seorang ibu akan mempengaruhi kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi dan anak, sehingga dapat mempengaruhi status imunisainya. Masalah pengertian, pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan menjadi halangan besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan (Anonim, 2010). Menurut Defianti dalam Elisa (2007) di Kecamatan Medan Sunggal menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan dan peran serta ibu dalam

7 kelengkapan pemberian imunisasi. Hasil Penelitian Kamidah dan Satrinawati dalam Maryani (2009) di Yogyakarta menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu terhadap imunisasi bayinya. Menurut Ningrum dalam Maryani (2009) di Kabupaten Boyolali menyatakan bahwa tingkat pendidikan ibu mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan imunisasi dasar. Menurut penelitian Ali (2002), didapatkan bahwa usia ibu berhubungan dengan pengetahuan dan perilaku mereka terhadap imunisasi. Dari uraian tersebut peneliti tertarik ingin meneliti Gambaran faktor faktor yang memengaruhi tindakan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap dan tidak lengkap pada balita (12 bulan) di Desa Secanggang Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat tahun 2013. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi perumusan masalah bagaimanakah gambaran faktor predisposing (variabel demografi/karakteristik : umur, pendidikan dan pekerjaan, pengetahuan dan sikap), faktor pendukung (ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dan jarak ke sarana pelayanan kesehatan) dan faktor pendorong (dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga) ibu terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap dan tidak lengkap pada balita (12 bulan) di Desa Secanggang Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat tahun 2013.

8 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran faktor faktor (faktor predisposisi : umur, umur, pendidikan dan pekerjaan, pengetahuan dan sikap, faktor pendukung : ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dan jarak ke sarana pelayanan kesehatan, dan faktor pendorong : dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga) yang memengaruhi tindakan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap dan tidak lengkap pada balita (12 bulan) di Desa Secanggang, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Tahun 2013. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran faktor predisposisi (variabel demografi/karakteristik : umur, pendidikan dan pekerjaan, pengetahuan dan sikap) ibu terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap dan tidak lengkap pada balita. 2. Untuk mengetahui gambaran faktor pendukung (ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dan jarak ke sarana pelayanan kesehatan) terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap dan tidak lengkap pada balita. 3. Untuk mengetahui gambaran faktor pendorong (dukungan petugas kesehatan dan dukungan keluarga) terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap dan tidak lengkap pada balita. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan kepada pemegang program imunisasi di desa Secanggang dan Puskesmas Secanggang.

9 2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk penelitian selanjutnya dalam pengembangan penelitian tentang pemberian imunisasi dasar lengkap. 3. Dapat menambah wawasan dan kesempatan penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di FKM USU.