ABSTRAK. Kata kunci : Endurance Kardiorespirasi, Vo 2 max, heart rate, Inspirasi Maksimal, Jalan intesitas sedang, static bicycle intesitas sedang,

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN PELATIHAN JALAN DENGAN STATIC BICYCLE TERHADAP VO2 MAX, INSPIRASI MAKSIMAL, DAN HEART RATE PADA LANSIA

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post

BAB V HASIL PENELITIAN. Maret Mei 2015, menggunakan rancangan eksperimental true pada dua kelompok

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. Kelompok I

BAB I PENDAHULUAN. berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

SKRIPSI GOVINDA VITTALA

SKRIPSI PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN INTERVAL

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI SENAM JANTUNG SEHAT DAPAT MENURUNKAN PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO 2 MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KLOROFIL TERHADAP PENINGKATAN SATURASI OKSIGEN DAN PENURUNAN FREKUENSI DENYUT JANTUNG PASCA OLAHRAGA

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

INTERVENSI SLOW STROKE BACK MASSAGE

FREKUENSI LATIHAN 3 KALI SEMINGGU PADA TARI BARIS MODERN DAPAT MENURUNKAN PRESENTASE LEMAK TUBUH

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

NI MADE AYU SRI HARTATIK

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

Dengan ketentuan apabila ada hal-hal yang tidak berkenan pada saya, maka saya berhak mengajukan pengunduran diri dari kegiatan penelitian ini.

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

Pengaruh Pemberian Teh Hitam terhadap VO 2 max dan Pemulihan Denyut Nadi Pasca Melakukan Latihan Treadmill

PELATIHAN VISUAL CUE TRAINING

Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana 2,5,6. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3,4

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

PENGARUH LATIHAN TREADMILL DAN CYCLE ERGOMETRY TERHADAP VO 2 MAX

PENGARUH AKTIVITAS FISIK SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN KELURAHAN TONJA

PERBEDAAN PENGARUH INTERVAL TRAINING DAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP VO2MAX SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA UNDIP LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Putu Asti Wulandari 1, Susy Purnawati 2

Oleh : N. Gimbar Adi Putra*, J. Alex Pangkahila**, I P G. Adiatmika*** Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK USIA 7-8 TAHUN DI SD NEGERI PABELAN 03 MENDUNGAN KARTASURA SUKOHARJO

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERESETUJUAN SIDANG SKRIPSI. ii HALAMAN PENGESAHAN. iii ABSTRAK iv

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

Pengaruh senam bugar lansia terhadap kebugaran jantung paru di Panti Werdha Bethania Lembean

BAB 4 METODE PENELITIAN. Olah Raga, Fisiologi Respirasi, dan Fisiologi Kardiovaskuler.

SKRIPSI ANAK AGUNG GEDE ANGGA PUSPA NEGARA

PERBEDAAN NILAI VO 2 MAX ANTARA AKTIVITAS FISIK RENDAH DAN AKTIVITAS FISIK TINGGI PADA LANSIA PENDERITA OSTEOARTHRITIS LUTUT

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA PRIA DEWASA MUDA

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

BAB IV METODE PENELITIAN. kelompok yang sama-sama mengalami kondisi stroke fase pemulihan walking

SKRIPSI 011 NI PUTU PURNAMAWATI

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN KALENG TERHADAP WAKTU ISTIRAHAT SETELAH BEROLAHRAGA

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized pre test and post

Kadek Sutyantara, Ni Luh Kadek Alit Arsani, I Nyoman Sudarmada

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

PENGARUH PEDAL EXERCISE

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

BAB IV METODE PENELITIAN. dilaksanakan di Stadion Diponegoro, Semarang. pre-test and post-test control group design.

SKRIPSI AUTO STRETCHING

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci : Senam aerobik, persentase lemak subkutan.

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

PERBEDAAN PERMAINAN ORIGAMI DAN MEWARNAI TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK PEREMPUAN PRASEKOLAH DI TK GRAND BALI BEACH SANUR

BAB IV METODE PENELITIAN. selama 12 minggu pada bulan Maret - Mei rancangan penelitian pre, middle, and post test control group design.

Volume 2, No. 1 : , Maret 2014

PEMBERIAN OTAGO HOME EXERCISE PROGRAMME LEBIH BAIK DALAM MENGURANGI RISIKO JATUH DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI TABANAN

PENGARUH LATIHAN AEROBIC DAN BODY MASS INDEX (BMI) NEGERI 2 GATAK

PENGARUH KOPI TERHADAP KELELAHAN OTOT PADA SPRINT 100 METER LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

Govinda Vittala, 2 I Putu Sutha Nurmawan, 3 Dedi Silakarma, 4 I Wayan Gede Sutadarma

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Fisiologi Olahraga, Program Pascasarjana Universitas Udayana

PENGARUH PENAMBAHAN PURSED LIPS BREATHING EXERCISE PADA STATIC CYCLE INTENSITAS SEDANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN PADA PENDERITA PPOK

Oleh: Ayu Permata*, I Wayan Weta**, Muh. Ali Imron*** Pogram Studi Magister Fisiologi Olahraga** STIKES AISYIYAH***

PELATIHAN LARI SIRKUIT 2 X 10 MENIT DAN PELATIHAN LARI KONTINYU 2 X 10 MENIT DAPAT MENINGKATKAN VO 2 MAX TAEKWONDOIN PUTRA KABUPATEN MANGGARAI - NTT

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kolam Renang dan Studio Senam di

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

ABSTRAK. PENGARUH AROMATERAPI SANDALWOOD (Santalum album) TERHADAP KECEPATAN PEMULIHAN FREKUENSI DENYUT NADI SETELAH AKTIVITAS FISIK BERAT

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

INTERVENSI ULTRASOUND

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

PENGARUH LATIHAN AEROBIK TERHADAP PENINGKATAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (V MAKS) PADA REMAJA USIA TAHUN

LEBIH BAIK DARIPADA LATIHAN SWISS BALL

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

Universitas Lampung. Abstrak

PENINGKATAN KECEPATAN JALAN DAN KESEIMBANGAN USIA LANJUT MENGGUNAKAN MODEL AQUATIC EXERCISE DAN LAND EXERCISE THERAPY

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

HUBUNGAN MINUMAN ISOTONIK DENGAN KONSUMSI OKSIGEN MAKSIMAL PADA MAHASISWA JPOK UNLAM BANJARBARU

PENGARUH LATIHAN AEROBIC DAN BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP PENINGKATAN VO 2 MAKSIMAL PADA SISWA SMP NEGERI 2 GATAK

SKRIPSI. Komang Dhyanayuda P.

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP INDEKS KEBUGARAN JASMANI DAN KESEIMBANGAN TUBUH PADA LAKI-LAKI DEWASA MUDA

ABSTRAK. Maizar Amatowa Iskandar, 2012 Pembimbing I : Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

Ayu Permata. : Physical Fitness, High Intensity Interval Training, High Impact Aerobic Gymnastics

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum

PELATIHAN METODE BOBATH LEBIH BAIK DARIPADA METODE FELDENKRAIS TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN PADA PASIEN PASCA STROKE

SKRIPSI. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA FISIOTERAPI. Oleh : AYU RIESKY NIM.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. - Tempat : RW X Kelurahan Padangsari, Banyumanik, Semarang, Jawa

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR KREATININ SERUM PADA PRIA DEWASA MUDA INSTRUKTUR FITNES DENGAN PRIA DEWASA MUDA YANG TIDAK MENJALANI PROGRAM FITNES

Transkripsi:

ABSTRAK TIDAK ADA PERBEDAAN ANTARA PELATIHAN JALAN INTESITAS SEDANG DENGAN PELATIHAN STATIC BICYCLE INTESITAS SEDANG DALAM MENINGKATKAN ENDURANCE KARDIORESPIRASI DILIHAT DARI PENINGKATAN Vo 2 MAX, PENURUNAN HEART RATE, DAN PENINGKATAN INSPIRASI MAKSIMAL PADA LANSIA Oleh : Eko Prabowo* Agus Bagiada** M.Ali Imron*** Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana** Program Studi Fisioterapi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta*** Endurance kardiorespirasi adalah daya tahan dalam beraktivitas waktu lama. Endurance Kardiorepirasi dipengerahui oleh jantung, daya tahan otot serta fungsi respirasi. Pada lansia (penuaan) terjadi stress oksidatif yaitu suatu keadaan dimana kadar radikal bebas lebih tinggi dibandingkan antioksidan tubuh. Pada keadaan ini terjadi perusakan sel sel tubuh yang menyebabkan proses penuaan sampai pada proses kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan Vo 2 max, penurunan heart rate dan peningkatan inspirasi maksimal pada pelatihan jalan intesitas sedang dan static bicycle intesitas sedang. Metode penelitian ini menggunakkan uji klinis eksperimental dengan metode pre test and post test grup design. Enam belas subjek dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama sebesar 8 subjek diberikan pelatihan jalan intesitas sedang dilakukan 3 kali dalam seminggu setiap latihan dilakukan selama 30 menit. Kelompok kedua sejumlah 8 pasien diberikan pelatihan static bicycle intesitas sedang dilakukan 3 kali dalam seminggu setiap latihan dilakukan selama 30 menit. Penelitian ini dilakukan selama 8 minggu. Pengukuran Vo 2 max menggunakan test jalan 6 menit, heart rate istirahat menggunakan stopwatch dan inspirasi maksimal menggunakan spirometry manual incentive. Hasil penelitian ini adalah nilai rerata Vo 2 max setelah perlakuan kelompok I yaitu 20.82 ml/kg/menit dan kelompok II yaitu 20.62 ml/kg/menit dari kedua kelompok hanya memilki perbedaan selisih sebesar 0,2 ml/kg/menit dan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05). Nilai rerata Heart Rate Istirahat setelah perlakuan kelompok I yaitu 66 denyut/menit dan kelompok II yaitu 66.62 denyut/ dari kedua kelompok hanya memilki perbedaan selisih hanya sebesar 0,62 denyut/menit dan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p<0,05). Nilai rerata inspirasi maksimal setelah perlakuan kelompok I yaitu 1937.5ml dan kelompok II yaitu 1912.50 ml dari kedua kelompok hanya memilki perbedaan selisih sebesar 25 ml dan menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p <0.05). Disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak ada perbedaan antara pelatihan jalan intesitas sedang dan static bicycle intesitas sedang dalam meningkatkan Vo 2 max, menurunkan Heart Rate, dan Meningkatkan Inspirasi Maksimal pada lanjut usia. Kata kunci : Endurance Kardiorespirasi, Vo 2 max, heart rate, Inspirasi Maksimal, Jalan intesitas sedang, static bicycle intesitas sedang,

ABSTRACT THERE IS NO DIFFERENCE BETWEEN MODERATE INTESITY WALKING WITH MODERATE INTESITY STATIONERY BICYCLE FOR INCERASE ENDURANCE CARDIORESPIRATORY DESKRIPTIF INCREASE Vo 2 MAX, DECREASE RESTING HEART RATE, AND INCREASE INSPIRATION MAXIMAL. FOR OLDER PEOPLE Oleh : Eko Prabowo* Agus Bagiada** M.Ali Imron Magister Program of Sport Physiology University Udayana** High School of Health Science Physiotherapy Program Aisyiyah Yogyakarta*** Endurance cardiorespiratory is an ability of someone to exercises longer without any fatigue. Endurance cardiorespiratory was influenced by the heart endurance, muscle endurance and respiratory function. In the elderly due to an oxidative stress, the condition where free radicals is much more than anti oxidant in our body. It will produce oxidative damage of cell/tissue leads to aging and death. The purpose of the study is to determine differences in the increased in Vo 2 max, decreased heart rate and increased maximal inspiration between the moderate intesity walking and moderate intensity stationery bicycle. This study is clinical experimental study using methods pre test and post test group design. Sixteen subjects of elderly people devided in to two groups. The first group of 8 subjects gived the moderate intesity walking for 30 minutes exercise, 3 times a week. The second group of 8 subjects gived the moderate intesity stationery bicycle for 30 minutes exercise, 3 times a week. total peroid of exercise was 8 weeks. Vo 2 max measure a using the 6 walking minute test, resting heart rate test using a stopwatch and maximal inspiration using incentive spirometry manual. Results of this study : the mean value Vo 2 max after intervention of group I was 20.82 ml/kg/min and group II was 20.62 ml/kg/min the different mean between two groups was 0.2 ml / kg / min and showed no significant difference ( p = 0.43 ). The mean value resting heart rate after intervetion of group I was 66 beats/min and group II was 66.62 beats/min the different between the two groups was 0.62 beats / minute and showed no significant difference ( p = 0.702 ), The mean value maximum inspiration after intervention of group I was 1937.5 ml and group II was 1912,5 ml the different mean between two groups was 25 ml and showed no significant difference ( p = 0.480). It was concluded that there were no differences between moderate intesity walking and moderate intensity stationery bicycle on the Increase Vo 2 max, decrease Heart Rate, and increase Maximum Inspiration in the elderly. Key Words : Cardiorespiratory Endurance, Vo 2 max, heart rate, maximum inspiration, moderate intesity walking, moderate intensity stationery bicycle

PENDAHULUAN Setiap manusia akan mengalami penuaan di masa hidupnya. Indonesia mengalami peningkatan jumlah lanjut usia (lansia) yang diakibatkan peningkatan usia harapan hidup. Lansia mengalami penurunan fungsi tubuh berbanding lurus dengan bertambahnya usia yang menyebabkan peningkatan biaya perawatan lansia. Pada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun. Setiap lansia akan mengalami penurunan fisiologis dan biokimia, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan secara keseluruhan. Begitu juga endurance kardiorespirasi akan menurun akibat fungsi jantung, paru paru, pembuluh darah dan komponen darah menurun sehingga lansia sering mudah kelelehan 1. Latihan intesitas sedang adalah latihan yang ditargetkan antara 60 80 HR maksimal dengan durasi antara 30-50 menit yang dilakukan 3 5 x seminggu. Latihan intesitas sedang digunakan untuk meningkatkan endurance 2. Berjalan merupakan olahraga yang murah yang bisa dilakukan kapan saja. Di Inggris berjalan adalah olahraga yang populer bagi para wisatawan. Berjalan dapat meningkatkan kesehatan, interaksi sosial, serta menurunkan biaya transportasi. Di London berjalan secara rutin dapat menghemat pengeluaran sebesar 93 Poundsterling per bulan 3. Static bicycle merupakan olahraga bersepeda yang dilakukan di dalam ruangan. Static bicycle adalah pengembangan dari bersepeda di luar. Latihan static bicyle intesitas sedang dengan pencapaian HR 60% - 85%. Pada latihan static bicycle dapat meningkatkan endurance kardiorespirasi serta menurunkan berat badan 4.. Rumusan masalah sebagai berikut: (1)Apakah ada perbedaan latihan jalan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle dalam meningkatkan Vo2 max lansia?. (2)Apakah ada perbedaan latihan jalan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle dengan intensitas sedang dalam menurunkan heart rate?. (3)Apakah ada perbedaan latihan jalan dengan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle intesitas sedang dalam meningkatkan inspirasi maksimal lansia? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk membuktikan adanya perbedaan latihan jalan intesitas dibandingkan latihan static bicycle intesitas sedang dalam meningkatkan Vo 2 max lansia. (2)Untuk membuktikan adanya perbedaan latihan jalan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle dengan intensitas sedang dalam menurunkan heart rate. (3)Untuk membuktikan adanya perbedaan latihan jalan dengan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle intesitas sedang dalam meningkatkan inspirasi maksimal lansia. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan yang digunakan adalah Pre and Post Test Group Design yaitu membandingkan antara perlakuan dua kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 8 orang lansia. Kedua kelompok diberikan tes awal pemeriksaan Vo 2 max, heart rate dan inspirasi maksimal. Pada Kelompok Perlakuan I diberikan pelatihan metode jalan intesitas sedang dan kelompok Perlakuan II diberikan pelatihan metode Static bicycle intesitas sedang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada 2 tempat yaitu PSTW Budi Mulia 4 Jakarta. Pelatihan pada kedua kelompok diberikan selama 8 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu. C. Populasi dan Sampel Populai penelitian ini adalah populasi terjangkau Warga Binaan Sosial(WBS) Panti Sosial Treshna Werdha(PSTW) Budi Mulia 4 Jakarta dengan kriteria : 1)Lansia 60-80 tahun.2)pasien mampu berjalan dan menggunakan sepeda.3)dalam kondisi sehat tidak ada gangguan sakit jantung, saraf, fraktur, dan gangguan kejiwaan.4) Bersedia menjadi subjek penelitian D. Teknik Pengambilan Sampel Dari populasi pasien pasca steroke didapatkan 50 WBS yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dilakukan pengambilan sampel dengan tehnik simple random sampling sebanyak 16 pasien yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok dengan random alokasi masing-masing 8 sampel pada setiap kelompoknya. Kelompok I akan mendapat pelatihan metode Pelatihan Jalan Intesitas Sedang dan kelompok II akan mendapatkan pelatihan metode Static bicycle Intesitas Sedang. E. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang diambil dalam prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: prosedur administrasi, prosedur pemilihan sampel dan tahap pelaksanaan penelitian. 1) Prosedur administrasi Prosedur administrasi menyangkut: 1) Mempersiapkan surat ijin penelitian di Dir.Kesbang Kemendagri dan Kesbang DKI Jakarta 2) Menyiapkan form dan alatalat tulis untuk keperluan penelitian. 3) Membagikan inform concern penelitian untuk diisi dan dikumpulkan kembali. 2) Prosedur Pemilihan Sampel Prosedur Pemilihan Warga Binaan Sosial di PSTW Budi Mulia 4 Jakarta sampel dengan teknik sampel simple random sampling dari jumlah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Untuk mendapatkan 16 sampel yang kemudian di acak dengan cara undian untuk dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang akan mendapatkan pelatihan jalan intesitas sedang dan kelompok yang akan mendapatkan pelatihan static bicycle intesitas sedang. 3) Tahap pelaksanaan penelitian Tahap pelaksanaan penelitian menyangkut: 1) Menyiapkan alat-alat ukur. 2) Membuat jadwal pengambilan data. 3) Tes awal dengan mengukur tes awal dengan pengukuran Vo 2 max, Heart Rate dan Inspirasi Maksimal. Pelatihan dilaksanakan selama 8 minggu pelatihan, dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Pada setiap sesi pelatihan dengan pelatihan jalan intesitas sedang dan pelatihan static bicycle intesitas sedang diberikan selama 30 menit. Tes akhir dengan melakukan kembali pengukuran Vo 2 max, Heart Rate dan Inspirasi Maksimal 4) Pengolahan dan Analisis Data Statistik deskriptif untuk menganalisis karakteristik subjek penelitian terkait dengan usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, IMT,

Vo 2 max, Heart Rate dan Inspirasi Maksimal distribusi tumpuan kedua kaki, pada saat assesmen dan pengukuran pertama atau tes awal. 1. Uji normalitas data untuk menganalisis distribusi data dari masing-masing kelompok perlakuan. dengan nilai kemaknaan (p) > 0,05 maka rumus statistik yang digunakan adalah Shapiro Wilk Test dan didapatkan nilai p > 0,05, yang berarti data berdistribusi normal sehingga dilanjutkan uji parametrik dengan Indepedent t test 2. Uji homogenitas menggunakan levene s test of varians. untuk menganalisis homogenitas variasi data dari masing-masing kelompok perlakuan. Dengan nilai kemaknaan (p) > 0,05 maka data kedua kelompok adalah homogen. 3. Uji hipotesis atau uji beda data terhadap nilai post-test sesudah perlakuan dari kedua kelompok perlakuan pelatihan Jalan intesitas sedang dan pelatihan Static bicycle intesitas sedang bertujuan untuk membandingkan rerata hasil efek peningkatan Vo 2 max lansia setelah intervensi atau perlakuan pada masingmasing kelompok tersebut, karena data berdistribusi normal maka menggunakan Indepedent T test. 4. Uji hipotesis atau uji beda data terhadap nilai post-test sesudah perlakuan dari kedua kelompok perlakuan pelatihan Jalan intesitas sedang dan pelatihan Static bicycle intesitas sedang bertujuan untuk membandingkan rerata hasil efek peningkatan heart rate lansia setelah intervensi atau perlakuan pada masingmasing kelompok tersebut, karena data berdistribusi normal maka menggunakan Indepedent T test. 5. Uji hipotesis atau uji beda data terhadap nilai post-test sesudah perlakuan dari kedua kelompok perlakuan pelatihan Jalan intesitas sedang dan pelatihan Static bicycle intesitas sedang bertujuan untuk membandingkan rerata hasil efek peningkatan inspirasi maksimal lansia setelah intervensi atau perlakuan pada masing-masing kelompok tersebut, karena data berdistribusi normal maka menggunakan Indepedent T test. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data karakteristik subjek penelitian yang termasuk data numerik yaitu variabel usia, tinggi badan, berat badan dan IMT. Tabel 1. Karakteristik Sampel Kelompok I Kelompok II Variabel N Rerata±SB Rerata±SB Usia (th) 16 66,12±5,11 65,50±5,35 Berat Badan 16 49,25± 6,30 46,75±5,77 (kg) Tinggi Badan 16 153,25±7,40 151,75±4,65 (cm) IMT (kg/m 2 ) 16 21,15±2,18 20,14±1,56 Tabel.1 menunjukkan bahwa sampel penelitian kelompok I memiliki rerata usia 66,12±5,11 tahun pada kelompok II 65,50±5,35 tahun. Berat Badan sampel pada penelitian kelompok I memiliki rerata 49,25± 6,30 kg dan pada kelompok II memiliki rerata 46,75±5,77 kg. Tinggi badan sampel pada penelitian kelompok I memilki rerata 153,25±7,40 cm dan pada kelompok II memilki rerata 151,75±4,65 cm. Indeks Massa Tubuh (IMT) sampel pada penelitian kelompok I memilki rerata 21,15±2,18 dan kelompok II memilki rerata 20,14±1,56, Berdasarkan BMI hal tersebut menunjukkan sampel berada pada berat badan normal. 2. Uji Normalitas Kedua Kelompok Perlakuan Uji normalitas distribusi dengan menggunakan Shapiro Wilk test.

Tabel 2. Uji Normalitas Distribusi Tumpuan Kelompok Data Sebelum Pelatihan Vo 2 max HR Kelompok I (n=8) Kelompok II (n=8) Statistik P Statistik P 19,34 0,760 19,34 0,450 67,38 0,805 68,75 0,358 Inspirasi Maksimal 1812,50 0,925 1775,00 0,521 Variabel Vo 2 Max Heart Rate Inspirasi Maksimal Tabel 2. menunjukkan bahwa untuk uji normalitas distribusi dengan menggunakan Shapiro Wilk test didapatkan nilai untuk kelompok data sebelum pelatihan pada kelompok I Vo 2 max, Heart Rate, dan Inspirasi Maksimal memilki nilai p > 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. Pada kelompok II Vo 2 max, Heart Rate, dan Inspirasi Maksimal memilki nilai p > 0,05 yang berarti bahwa data berdistribusi normal. 3. Uji homogenitas varian dilakukan dengan menggunakan Levene s test. Uji homogenitas varian dilakukan dengan menggunakan Levene s test, pada tumpuan kaki sebelum pelatihan. Tabel 3. Uji Homogenitas Jalan Static Bicycle Rerata SB Rerata SB 19,34 67,38 1812,50 0,46 3,81 203, 10 19,34 68,75 1775,0 0 0,54 3,15 138,8 7 P- Value 0,500 0,472 0,248 didapatkan nilai p > 0,05 yang berarti bahwa data bersifat homogen. 4. Uji beda Vo 2 max, Heart Rate, dan Inspirasi Maksimal sebelum pelatihan pada kedua kelompok Uji beda tumpuan kaki setelah pelatihan pada kelompok I dan kelompok II dengan Indepedent t test. Tabel. 4 Uji beda rerata pada kelompok I dan II sebelum perlakuan Variabel Vo 2 Max Heart Rate Inspirasi Maksimal Jalan Static Bicycle Rerata SB Rerata SB 19,34 67,38 1812,5 0 0,46 3,81 203, 10 19,34 68,75 1775, 00 0,54 3,15 138, 87 5. Uji beda rerata Vo2 max, Heart Variabel Rate Istirahat, dan Inspirasi Maksimal setelah pelatihan pada kedua kelompok Uji beda Vo2 max, Heart Rate Istirahat, dan Inspirasi Maksimal setelah pelatihan pada kelompok I dan kelompok II dengan Indepedent t test. Tabel. 5 Uji beda rerata pada kelompok I dan II sesudah perlakuan Jalan Static Bicycle Rerata SB Rerata SB P- Value 1.000 0,445 0,673 P-Value Uji homogenitas varian dilakukan dengan menggunakan Levene s test didapatkan nilai p > 0,05 untuk kelompok data sebelum pelatihan yang berarti bahwa data bersifat homogen. Pada kelompok data sebelum intervensi Vo 2 Max Heart Rate Inspirasi Maksimal 20,82 66,00 1937,50 1,29 3,62 176, 78 20,62 66,62 1912,5 0 0,54 2,72 112,6 0 0,430 0,702 0,741

Tabel 5. dilakukan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua ratarata dengan Indepedent t test didapatkan nilai p > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai Vo 2 max, Heart Rate Istirahat dan Inspirasi Maksimal antara Pelatihan Jalan Intesitas Sedang dan Pelatihan Static Bicycle Intesitas Sedang dengan melihat nilai rerata Pelatihan Jalan Intesitas Sedang pada Vo2 Max 20,82(ml/kg/menit), Heart Rate 66 denyut/menit dan Inspirasi Maksimal 1937,50 ml. Pelatihan Static Bicycle intesitas sedang Vo2 Max 20,62(ml/kg/menit), Heart Rate 66,62 denyut/menit dan Inspirasi Maksimal 1912,50 ml:dengan nilai P Value > 0,05 untuk Vo 2 max, Heart Rate Istirahat dan Inspirasi Maksimal. Dapat disimpulkan tidak ada perbedaan bermakna antara pelatihan Jalan Intesitas Sedang daripada pelatihan static bicycle untuk meningkatkan Vo 2 max, menurunkan Heart Rate Istirahat dan meningkatkan Inspirasi Maksimal lanjut usia. PEMBAHASAN Tidak ada perbedaan bermakna antara pelatihan Jalan Intesitas Sedang dan Static Bicycle Intesitas Sedang dalam meningkatkan Vo 2 max, Menurunkan Heart Rate Istirahat dan Meningkatkan Inspirasi Maksimal. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji beda dua rerata dengan Indepedent t test didapatkan nilai Vo2 max p = 0,430 (p>0,05), Heart Rate p = 0,702 (p>0,05), dan Inspirasi Maksimal p = 0,741(p>0,05) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rerata nilai Vo2 max, Heart Rate Istirahat dan Inspirasi Maksimal antara Pelatihan Jalan Intesitas Sedang dan Pelatihan Static Bicycle Intesitas Sedang. Endurance kardiorespirasi adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dalam waktu lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut dan masih memiliki cadangan tenaga untuk kegiatan rutin sehari-hari. Kemampuan endurance kardiorespirasi didukung oleh jantung, paru paru dan darah yang sehat untuk menyuplai oksigen ke otot 5. 1. Peningkatan Vo 2 max Peningkatan endurance kardiorespirasi menyebabkan penuingkatan kebutuhan Vo 2 max bagi tubuh manusia. Peningkatan Vo 2 max menyebabkan tubuh akan lebih lama dalam beraktifitas. Ketika seseorang berlatih secara rutin akan meningkatkan Vo 2 max antara 15 20 persen 6. 2. Penurunan Heart Rate Peningkatan endurance kardiorespirasi menyebabkan heart rate akan lebih rendah. Penurunan heart rate diakibatkan peningkatan stroke volume dan peningkatan volume darah setiap kali berdenyut akibat jantung lebih efisien dalam memompa darah setiap denyutnya 7. 3. Peningkatan Inspirasi Maksimal Ketika seseorang berlatih secara periodik fungsi paru paru akan meningkat. Fungsi otot abdominal dan diapragma juga meningkatkan akibat kebutuhan oksigen dalam tubuh meningkat. Peningkatan tersebut menyebabkan kapasitas paru seseorang akan meningkat 8. Pelatihan jalan intesitas sedang dan static bicycle intesitas sedang memilki intesitas dan dosis yang sama yaitu dalam kondisi intesitas sedang. Intesitas sedang adalah latihan yang diberikan antara latihan intesitas sedang adalah latihan yang ditargetkan antara 60 80 HR maksimal dengan durasi

antara 30-50 menit yang dilakukan 3 5 x seminggu 2. Berdasarkan pengujian hipotesis yaitu Indepedent t test didapatkan nilai p > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata Vo 2 max, Heart Rate Istrirahat, dan Inspirasi Maksimal kelompok perlakuan I (Pelatihan Jalan Intesitas Sedang) dengan kelompok perlakuan II (Pelatihan Static Bicycle Intesitas Sedang) pada lansia. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak ada perbedaan latihan jalan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle dalam meningkatkan Vo 2 max lansia. 2. Tidak ada perbedaan latihan jalan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle dengan intensitas sedang dalam menurunkan heart rate. 3. Tidak ada perbedaan latihan jalan dengan intesitas sedang dibandingkan latihan static bicycle intesitas sedang dalam meningkatkan inspirasi maksimal lansia B. SARAN Berdasarkan simpulan penelitian, disarankan beberapa hal yaitu: 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pengawasan yang lebih ketat untuk lebih mendukung dan menguatkan kesimpulan penelitian ini. 2. Untuk menghasilkan peningkatan endurance karidorespirasi yang lebih besar pada lansia dapat dilakukan penelitian yang lebih lama. 3. Penelitian selanjutnya pelatihan pada kedua kelompok lebih memperhatikan heart rate target zone. 4. Pelatihan jalan lebih praktis,murah dan bisa dilakukan kapan saja sehingga baik dalam meningkatkan endurance kardiorespirasi lansia. DAFTAR PUSTAKA 1. Pudjiastuti, S.S, Utomo, B. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Penerbit Buku Kedoteran EGC 2. Meijer, E.P, Westerterp, á Klaas R.V, Frans T.J. 1998. Effect of exercise training on total daily physical activity in elderly humans. Springer Verlag 3. Rambers. 2013. Walking Works. Health and Wellbeing Public Health England 4. Brannon, J. 2013. The History of Indoor Cycling. Available from. http://www.spinning.com/en/comm unity/history-of-indoor-cycling 5. Corbin, B, Charles, C.B, Le Masurier, G. 2014. Fitness for Life.

Human Kinetics. Sixth Edition. Human Kinetics. USA 6. Houger, Sharon A.H, Werner W.K. 2011. Lifetime physical Fitness and walnees a personalizes program. twelth edition 7. Kisan, R. Kisan, Swapnali, R, Anitha, C. 2012. Treadmill and Bicycle Ergometer Exercise: Cardiovascular Response comparison. University of Ibadan 8. Rosato, F.D, Hamrick, M, Anspaugh, D.J. 2010. Wellness Concept and Application. McGraw-Hill Higher Education.