ANALISIS DIMENSI DAN POLA ALIRAN DRAINASE JALAN HANG TUAH KOTA DURI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA BANGKINANG SISI BARAT

Evaluasi Masalah Drainase Jalan Jendral Sudirman Kota Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis

ANALISA DRAINASE UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR PADA RUAS JALAN GARUDA SAKTI DI KOTA PEKANBARU MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

STUDI PENERAPAN SUMUR RESAPAN DANGKAL PADA SISTEM TATA AIR DI KOMPLEK PERUMAHAN

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI DAERAH SIMO GUNUNG, SIMO MULYO BARAT, SIMO MULYO, DARMO SATELIT, DAN DARMO INDAH YANG BERADA DI SURABAYA BARAT

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

aintis Volume 13 Nomor 2, Oktober 2013,

PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA

SIMULASI POMPA BANJIR UNTUK MENGATASI BANJIR DI JALAN SEI MASANG KOTA DUMAI

EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN LINGKAR BOTER KABUPATEN ROKAN HULU

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

PENGENDALIAN BANJIR MENGGUNAKAN POMPA (Studi Kasus: Drainase Jalan Simpang Tetap Kota Dumai)

PILIHAN TEKNOLOGI SALURAN SIMPANG BESI TUA PANGLIMA KAOM PADA SISTEM DRAINASE WILAYAH IV KOTA LHOKSEUMAWE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISA DATA. Analisa Data

Rt Xt ...(2) ...(3) Untuk durasi 0 t 1jam

EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE DI JALAN SOEKARNO HATTA MALANG

ANALISA DEBIT BANJIR MENGGUNAKAN EPA Storm Water Management Model (SWMM) di Sub DAS Kampar Kiri (Studi Kasus: Desa Lipat Kain, Kampar Kiri) ABSTRACT

KAJIAN KAPASITAS SALURAN PADA SISTEM JARINGAN DRAINASE UNTUK MENGATASI GENANGAN PADA WILAYAH TELKOM DAN PASAR BUAH (JALAN SUDIRMAN PEKANBARU)

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1)

EVALUASI SISTEM DRAINASE DI WILAYAH KAMPUS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM, RIAU ABSTRACT

Tommy Tiny Mananoma, Lambertus Tanudjaja Universitas Sam Ratulangi Fakultas Teknik Jurusan Sipil Manado

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

KAJI ULANG SISTEM DRAINASE UNTUK MENGATASI BANJIR GENANGAN DI PERUMAHAN VILLA JOHOR, KEC. MEDAN JOHOR. Elgina Febris Manalu 1, Ir. Terunajaya, M.

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE JALAN BTN LAGO PERMAI KOTA PANGKALAN KERINCI KABUPATEN PELALAWAN ABSTRACT

ANALISIS DIMENSI EFEKTIF SALURAN DRAINASE DI PERUMAHAN PURIMUJUR RW IV KECAMATAN KROYA SKRIPSI WAHYU PERMADI

KAJIAN PENGARUH PENGALIHAN ALIRAN DARI STADION UTAMA TERHADAP GENANGAN TERMINAL BANDAR RAYA PAYUNG SEKAKI

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk pada

PENGENDALIAN BANJIR PADA KAWASAN MUTIARA WITAYU KECAMATAN RUMBAI PEKANBARU ABSTRACT

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

EVALUASI ASPEK TEKNIS PADA SUB SISTEM PEMATUSAN KEBONAGUNG HULU KOTA SURABAYA. Prisma Yogiswari 1, Alia Damayanti

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

KATA PENGANTAR Analisis Saluran Drainase Primer pada Sistem Pembuangan Sungai/Tukad Mati

EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE DESA SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS EFEKTIFITAS KAPASITAS SALURAN DRAINASE DAN SODETAN DALAM MENGURANGI DEBIT BANJIR DI TUKAD TEBA HULU DAN TENGAH

Kajian Kapasitas Dimensi Saluran Drainase pada Jalan Adipati Agung Kelurahan Baleendah, Bandung

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP BESARNYA DEBIT(Q) PADA SUATU KAWASAN (STUDI KASUS PASAR FLAMBOYAN)

STUDI KELAYAKAN SALURAN DRAINASE JALAN SULTAN KAHARUDDIN KM. 02 KABUPATEN SUMBAWA. Oleh : Ady Purnama, Dini Eka Saputri

PROGRAM PENDIDIKAN EKSTENSION DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI RANOYAPO DI DESA LINDANGAN, KEC.TOMPASO BARU, KAB. MINAHASA SELATAN

Analisis Kinerja Saluran Drainase di Daerah Tangkapan Air Hujan Sepanjang Kali Pepe Kota Surakarta

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK MEMBUAT KURVA INTENSITY-DURATION-FREQUENCY (IDF) DI KAWASAN KOTA LHOKSEUMAWE

Perencanaan Sistem Drainase Stadion Batoro Katong Kabupaten Ponorogo

KAJIAN PENGENDALIAN BANJIR DI KECAMATAN ILIR TIMUR I PALEMBANG. Zainuddin

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PADA RENCANA KAWASAN INDUSTRI DELI SERDANG DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS M. HARRY YUSUF

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE KECAMATAN PELALAWAN

PERENCANAAN DRAINASE KELURAHAN KAMPUNG PONDOK KECAMATAN PARIAMAN TENGAH KOTA PARIAMAN

BAB III LANDASAN TEORI

EVALUASI DAN ANALISA DESAIN KAPASITAS SALURAN DRAINASE KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS DARMA AGUNG MEDAN TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

IDENTIFIKASI POTENSI BANJIR PADA JARINGAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN NASIONAL (PERUMNAS) LAMA JALAN RAJAWALI PALANGKA RAYA

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

*Corresponding author : ABSTRACT

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE DI KECAMATAN MEDAN JOHOR ALFRENDI C B HST

BAB IV ANALISA. membahas langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkahlangkah

PENATAAN SISTEM DRAINASE DI KAMPUNG TUBIR KELURAHAN PAAL 2 KOTA MANADO

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

EVALUASI KAPASITAS SALURAN GUNA MENANGANI MASALAH BANJIR DI JALAN BENDUNGAN SUTAMI KOTA MALANG

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,

EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE PERKOTAAN

PENATAAN SISTEM DRAINASE DESA TAMBALA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2,GRESIK

KAJIAN PENATAAN SALURAN DRAINASE BERDASARKAN RENCANA TATA GUNA LAHAN KOTA KEPANJEN KABUPATEN MALANG

BAB VI ANALISIS KAPASITAS DAN PERENCANAAN SALURAN

Kata kunci : banjir, kapasitas saluran, pola aliran, dimensi saluran

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

ANALISIS KOLAM RETENSI SEBAGAI PENGENDALIAN BANJIR GENANGAN DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI

ANALISIS REDUKSI LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN METODE RASIONAL DI KAMPUS I UNVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

BAB III METODE ANALISIS

SIMULASI POMPA PADA KOLAM RETENSI UNTUK PENANGANAN BANJIR PADA DRAINASE JALAN BELIMBING KOTA DUMAI

TINJAUAN PERENCANAAN DIMENSI PENAMPANG BATANG MARANSI DAN BATANG LURUIH KOTA PADANG

STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE JALAN AW.SYAHRANI KOTA SANGATTA KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Menurut Dr.Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti

PERENCANAAN DRAINASE PERUMAHAN BATU KASEK KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

Study System Drainase di Fakultas Teknik Universitas Lampung. Riko Berli Ardian 1) Ahmad Zakaria 2) Gatot Eko Susilo 3)

ANALISIS DEBIT BANJIR SUNGAI TONDANO MENGGUNAKAN METODE HSS GAMA I DAN HSS LIMANTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

I. PENDAHULUAN. angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dan membawa banyak uap air dan

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

Transkripsi:

ANALISIS DIMENSI DAN POLA ALIRAN DRAINASE JALAN HANG TUAH KOTA DURI KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS 1 Akirman, 2 Siswanto, 2 Manyuk Fauzi 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293 email : akirman100189@gmail.com Abstract Flood became the dominant problems that occurred in the city of Bengkalis Mandau Duri subdistrict. Excess water in a channel resulted in a puddle in the road surface as well as residential areas. So the need for the reduction of excess water and drain to a drainage system that does not give rise to new problems that the region and its surroundings can function optimally. This study aims to analyze the dimensions and drainage flow patterns that occurred in Jalan Hang Tuah City Mandau Bengkalis Duri subdistrict. Kandis station rainfall data for 11 years used to determine rainfall plan to use when re 10 years and obtained plans rainfall (R24) of 116.133 mm. Of the map area rainfall runoff and discharge plans in the region count to get the dimensions of the channel plan. The results of the study indicate that the channel dimensions are smaller than the dimensions of the plan eksistingnya channels. There are other influences that cause the area was flooded. Keywords: Flooding, drainage systems, rainfall, channel dimensions PENDAHULUAN Masalah drainase kota sudah menjadi permasalahan utama pada daerah perkotaan. Masalah tersebut sering terjadi terutama pada kota-kota yang sudah dan sedang berkembang dengan fungsi sebagai kota ataupun pusat perekonomian daerah. Timbulnya masalah-masalah seperti tidak lancar mengalirnya air hujan atau air buangan rumah tangga pada akhirnya dapat mengakibatkan banjir pada daerah pemukiman, genangan di jalan atau tempat-tempat lain makin sering dirasakan. Perkembangan daerah pemukiman dan daerah pusat perekonomian yang pesat kadang cenderung mendorong permasalahan drainase ini menjadi lebih komplek, karena tidak didasarkan atau diikuti dengan penataan sistem drainase yang tepat. Belum lagi permasalahan adanya banjir oleh naik dan meluapnya air sungai yang melewati kota dan menggenangi daerah rendah disekitarnya, terutama pada musim penghujan. Kedua permasalahan tersebut akan semakin besar dirasakan apabila terjadi pada saat bersamaan. Keadaan tersebut menjadi masalah dominan di daerah perkotaan, khususnya di Jalan Hang Tuah Kota Duri, Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau. Pentingnya penataan dan peningkatan fungsi jaringan drainase kota, khususnya di Kota Duri perlu segera dilakukan agar permasalahan banjir dan genangan dengan segala akibatnya di dalam kawasan pemukiman dan perkotaan dapat dikurangi bahkan bila mungkin dihilangkan. Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 1

yang terlibat baik pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dimensi dan pola aliran drainase Jalan Hang Tuah Kota Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. TINJAUAN PUSTAKA Siklus Hidrologi Siklus hidrologi dapat diartikan sebagai sebuah bentuk gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah sebagai hujan atau bentuk presipitasi yang lain dan akhirnya mengalir ke laut kembali (Soemarto, 1999). Drainase Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Dalam bidang Teknik Sipil drainase dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan sehingga fungsi lahan dan kawasan itu tidak terganggu. Secara umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal (Suripin,2004). Analisa Frekuensi Frekuensi ( frequency) adalah jumlah kejadian dari sebuah variat dari variabel. Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui. Kala ulang (return periode) adalah waktu hipotetik di mana hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui. Analisa frekuensi bertujuan untuk menentukan besaran hujan/debit ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi kejadiaannya melalui penerapan distribusi kemungkinan. Analisa frekuensi memerlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar hujan. Penetapan seri data yang akan dipergunakan dalam analisis dapat dilakukan dengan dua cara (Harto, 1993). Terdapat dua seri data yang digunakan dalam analisis frekuensi, yaitu data maksimum tahunan (maximum annual series) dan Data Parsial (partial annual series). Gambar 1 Siklus Hidrologi (Sumber : Suripin, 2004) Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 2

Waktu Konsentrasi (tc) Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan air hujan yang jatuh untuk mengalir dari suatu titik terjauh sampai ke tempat keluaran DPS (titik kontrol) setelah tanah menjadi jenuh dan depresi-depresi kecil terpenuhi. Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan membedakannya menjadi dua komponen, yaitu, waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan sampai saluran terdekat (t o ) dan waktu perjalanan dari pertama masuk sampai titik keluaran (t d ), sehingga: t t t (1) t o t c d o 2 3, 28 L 3 L s menit 60 v d n menit S Analisa Intensitas Hujan Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air per-satuan waktu. Sifat umum intensitas hujan adalah makin singkat hujan berlangsung maka intensitasnya makin tinggi dan makin besar periode ulangnya makin tinggi intensitasnya. Hubungan antara intensitas, durasi dan frekuensi hujan biasanya dinyatakan dalam grafik/lengkung Intensitas-Durasi-Frekuensi (Grafik IDF). Diperlukan data hujan jangka pendek, misalnya 5 menit, 10 menit, 60 menit dan jam-jaman untuk membentuk lengkung IDF. Selanjutnya, apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan harian, maka intensitas hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe. I R 24 24 24 tc 2 3 (2) (3) (4) Koefisien Aliran Permukaan Koefisien aliran permukaan (C) adalah suatu koefisien yang menjadi perbandingan antara besarnya jumlah air yang dialirkan oleh suatu jenis permukaan terhadap jumlah air yang ada. Faktor utama yang mempengaruhi C adalah laju infiltrasi, kemiringan lahan, tanaman penutup tanah dan intensitas hujan.jika DPS terdiri dari berbagai macam penggunaan lahan dengan koefisien aliran permukaan yang berbeda, maka C yang dipakai adalah koefisien DAS yang dapat dihitung dengan persamaan: C Komposit n i 1 n i 1 C i A Debit Puncak dengan Metode Rasional Metode rasional USSCS (United State Soil Conservation Services) dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa hujan yang terjadi mempunyai intensitas seragam dan merata diseluruh DPS selama paling sedikit sama dengan waktu konsentrasi (tc) DPS. Metode rasional dinyatakan dengan rumus: A Qp = 0,002778. C. I. A Analisa Hidraulika Debit Air di Saluran Debit air (Q) di saluran untuk aliran mantap (tunak) dihitung dengan menggunakan persamaan Manning yang diperlihatkan sebagai berikut : Q AV A n R i 2 / 3 1 / 2 S o Kondisi debit pembuangan berfluktuasi sehingga perlu memperhatikan perihal kecepatan aliran (v) diupayakan agar pada saat debit pembuangan kecil masih dapat mengangkut sedimen dan pada saat debit besar aman dari erosi. Syarat yang berhubungan dengan aliran mantap merata disebut sebagaian aliran normal. Kecepatan aliran harus memenuhi persyaratan tidak boleh kurang dari i (5) (6) (7) Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 3

kecepatan minimum dan tidak melebihi kecepatan maksimum yang diizinkan sesuai dengan tipe dan material saluran yang ditinjau. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pengendapan partikel (sedimen) dan terjadinya erosi pada saluran. Dimensi Saluran Drainase Saluran drainase terdiri dari beberapa bentuk seperti: persegi, trapesium, lingkaran, setengah lingkaran, segitiga dan lainnya. Namun dalam perencanaan dimensi saluran hendaknya mempertimbangkan efisiensi hidrolis saluran, kepraktisan saluran dan factor biaya yang ekonomis. Menurut Triatmodjo (2003), bahwa saluran dengan luas tampang basah tertentu akan efisien apabila mengalirkan debit maksimal, hal tersebut tercapai jika nilai jari-jari hidrolis saluran (R=A/P) maksimum atau apabila keliling basah minimum. Untuk tampang saluran persegi empat akan memberikan luas tampang ekonomis apabila lebar dasar samadengan 2 kali kedalaman (B=2h). Adapun bentuk saluran persegi tersebut adalah sebagai berikut ini. prosedur penelitian inii adalah studi literatur, survei dan pengumpulan data. Studi literatur yaitu studi kepustakaan untuk mendapatkan teoriberkaitan dengan teori yang mendasar dan penelitian yang akan dilakukan. Studi kepustakaan terdiri dari analisis hidrologi berupa analisa curah hujan, analisa distribusi frekuensi, analisa intensitas hujan, debit kawasan dengan Metode Rasional, serta analisis hidrolika untuk memperoleh dimensi saluran. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survai lapangan daerah penelitian (data primer) dan pengumpulan data instansional (data sekunder). Survei Lapangan dilakukan dengan pengamatan langsung kondisi drainase eksisting, tata guna lahan, arah aliran air limpasan yang terdapat di daerah tersebut dan kontur daerah tersebut. Sedangkan survei instansional dilakukan dengan mengumpulkan data curah hujan ke Dinas Pekerjaan Umum. Bagan Alir Penelitian Gambar 2. Penampang Persegi Panjang METODOLOGI PENELITIAN Metodologi suatuu perencanaan merupakan cara dan urutan kerja suatu perhitungan untuk mengatasi permasalahan drainase yang terjadi di Jalan Hang Tuah Kota Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Riau. Langkah-langkah yang diambil dalam Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 4

bahwa metode Log Person III dapat diterima atau mewakili distribusi frekuensi data yang tersedia. Hasil perhitungan hujan rancangan untuk berbagai kala ulang denga nmenggunakan distribusi Log Person III, didapat Hujan Rancangan untuk kala ulang 10 tahun adalah 116,133 mm. Hujan rancangan tersebut berupa hujan rancangan harian atau tinggi hujan rencana selama 24 jam. Gambar 3. Bagan Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASANASAN Hasil Analisa Frekuensi Data curah hujan yang digunakan berupa data curah hujan harian selama 11 tahun ( 2000-2010) pada DPS Stasiun Kandis. Hasil perhitungan parameter statistic diperoleh nilai deviasi standar (s) sebesar 23,651, koefisien skewness (C s ) sebesar 2,052 dan koefisien en kurtosis (C k ) sebesar 8,856. Dengan demikian distribusi yang sesuai dengan data tersebut adalah distribusi Log Person III. Berdasarkan uji Chi-kuadrat diperoleh nilai chi-kuadrat terhitung sebesar 5,818, dimana nilai tersebut jauh lebih kecil dibandingkan nilai chi-kuadrat kritik sebesar 12,8. Sedangkan hasil uji Smirnov-kolmogorov diketahui penyimpangan maksimum (D maks ) peluang teoritis terhadap peluang pengamatan adalah sebesar 0,183, hal tersebut masih dalam batas toleransi penyimpangan kritik (D kritik ) sebesar 0,314. Sehingga melalui pengujian kecocokan tersebut diketahui Intensitas Hujan Menghitung Intensitas hujan sebagai berikut: Untuk durasi 5 menit = 0,08 jam dengan hujan rencana harian 116,133 mm (kala ulang 10 tahun). I t 2 116,133 24 3 24 0,08 Tabel 1. Perhitungan Intensitas Hujan Durasi 5 Tahun Intensitas (mm/jam) 10 25 Tahun Tahun Menit Jam 100.32 116.133 139.211 158.776 5 0.08 182.638 211.426 253.441 289.060 10 0.17 115.028 133.160 159.621 182.054 15 0.25 87.771 101.606 121.797 138.915 30 0.50 55.280 63.993 76.710 87.491 45 0.75 42.180 48.829 58.533 66.759 60 1.00 34.816 40.304 48.313 55.103 120 2.00 21.928 25.384 30.428 34.705 180 3.00 16.732 19.369 23.218 26.481 360 6.00 10.538 12.199 14.623 16.678 720 12.00 6.637 7.683 9.210 10.504 300.0 250.0 200.0 150.0 100.0 50.0 0.0 Intensitas (mm/jam) 0.00 5.00 211,426 mm/jam Durasi (jam) 10.00 Gambar 4. Grafik IDF 50 Tahun 5 Thn 10 Thn 25 Thn 50 Thn Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 5

Menentukan Koefisien Limpasan Tabel 2. Perhitungan Koefisien Limpasan Komposit pada DTA 1 Jalan Kavling Perumahan Total Sub DTA Saluran Drainase Aj (m2) Cj Ak (m2) Ckv ΣA (m2) Ck DTA 1 0.95 105441.09 0.94 SD HANG TUAH Kr1 6049.415 99391.670 0.95 10050.74 0.91 SD HANG TUAH Kn1 1794.755 8255.984 0.95 2218.13 0.89 SD HANG TUAH Kr2 540.852 1677.275 0.95 39099.08 0.92 SD HANG TUAH Kn2 4579.935 34519.1411 0.95 5453.45 0.91 SD HANG TUAH Kr3 809.368 4644.0844 0.95 1296.85 0.87 SD HANG TUAH Kn3 414.313 882.5322 0.95 5340.08 0.91 SD HANG TUAH Kr4 790.304 4549.776 SD HANG TUAH Kn4 1093.617 7467.770 0.95 8561.39 0.92 Pola Aliran Drainase Kota Duri Pola aliran drainase Jalan Hang Tuah Kota Duri yaitu, air hujan yang jatuh di kawasan akan mengalir menuju saluran drainase terdekat yang ada di sekeliling kawasan kemudian mengalir menuju saluran utama dan sebagian lagi langsung melimpas menuju anak sungai. Debit Total Saluran Merupakan penjumlahan debit saluran air hujan dengan debit limbah domestik. Tabel 3. Debit Total Saluran pada DTA 1 Debit Debit Debit Total Saluran Drainase Saluran Limbah (m3/detik) Air Hujan Domestik DTA 1 SD HANG TUAH Kr1 SD HANG TUAH Kn1 SD HANG TUAH Kr2 SD HANG TUAH Kn2 SD HANG TUAH Kr3 SD HANG TUAH Kn3 SD HANG TUAH Kr4 SD HANG TUAH Kn4 SD MELUR Kr1 SD MELUR Kn1 SD FLAMBOYAN Kr1 SD FLAMBOYAN Kn1 SD TERATAI Kr1 SD TERATAI Kn1 SD TERATAI Kr2 0.4856 0.00366 0.4893 0.0448 0.00035 0.0451 0.0097 0.00008 0.0098 0.1772 0.00136 0.1786 0.0245 0.00019 0.0247 0.0056 0.00005 0.0056 0.0240 0.00019 0.0242 0.0387 0.00030 0.0390 0.1867 0.00139 0.1881 0.0327 0.00024 0.0329 0.0181 0.00013 0.0182 0.0188 0.00014 0.0189 0.0084 0.00006 0.0085 0.0570 0.00042 0.0575 0.0068 0.00005 0.0069 Gambar 5. Kondisi Aliran Eksisting Saluran Drainase Jalan Hang Tuah Kota Duri Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 6

Dimensi Saluran Drainase Dimensi saluran drainase dihitung untuk bisa menampung debit aliran yang berasal dari air hujan. Tabel 3. Perbandingan Dimensi Saluran Eksisting dan Rencana 1. Perlu dilakukan suatuu kajian dampak perubahan tata guna lahan terhadap kapasitas sistem drainase. 2. Perlu dilakukan normalisasi saluran dan optimalisasi pola aliran yang ada. DAFTAR PUSTAKA Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga. Suripin.2004.Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil studi dan analisa saluran drainase di Jalan Hang Tuah Kota Duri Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis menghasilkan beberapa a kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil inventarisasi saluran diketahui bahwa sebagian besar keadaan saluran eksisting dalam kondisi Rusak dan kondisi Sedang sehingga tidak optimal dalam pelayanan limpasan kawasan aliaran. 2. Titik-titik rawan banjir Jalan Hang Tuah Kota Duri terdapat DTA 2, DTA 4, dan DTA 5. 3. Curah hujan harian rencana (R 24 ) untuk kala ulang 10 tahun pada daerah studi adalah 116,133 mm. 4. Normalisasi saluran untuk memaksimalkan kapasitas saluran eksisting yaitu dengann memperbaiki dinding saluran yang rusak dan pengerukan sedimentasi. 5. Pola aliran di Jalan Hang Tuah Kota Duri yang berfungsi dengan baik terdapat pada DTA 1 dan DTA 3. 6. Dimensi saluran drainase rencana < dimensi saluran drainase eksisting. Adapun saran untuk penelitian saluran drainase Jalan Hang Tuah Kota Duri antara lain sebagai berikut : Triatmodjo, Bambang. 2003. Hidrolika II. Yogyakarta: Beta Offset. Triatmodjo, Bambang. 2009. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset. Mudjiatko, & Siswanto. 2012. Kajian pola aliran dan kapasitas saluran drainase Sebagai usaha mengatasi banjir genangan di Kota Siak Sri Indrapura. Staff Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau. Direktorat Jenderal Bina Marga. (1990). Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan. Jakarta. Harto, Sri Br. 1993. Analisis s Hidrologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Jom FTEKNIK Volume 1 No. 2 Oktober 2014 7