BAB I PENDAHULUAN. sejumlah lembaga pemerintahan yang terkesan lambat dan berbelit-belit menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
kinerja yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB I PENDAHULUAN. publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. berhubungan dengan aktivitas organisasi lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam profesi Humas antar instansi pun tidak jauh berbeda. Menurut Frank

BAB I PENDAHULUAN. Paska perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder eksternal (masyarakat) yang menjadi prioritas utama. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (disingkat BPN RI)

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau instansi. Dapat kita lihat di berbagai instansi, baik instansi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terlihat seiring dengan era keterbukaan informasi publik saat ini. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan suatu pelatihan atau yang sering disebut Kuliah Kerja Media

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari suatu organisasi atau perusahaan adalah memiliki citra

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang bertugas untuk memberikan masukan tentang konsekuensi dari

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya akan berbeda dalam bentuk strukturalisasi manajemen dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan univesitas lainnya. Bina Nusantara selaku universitas swasta yang unggul dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma teknologi komunikasi dan informatika telah menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tidak diadakan untuk melayani diri nya sendiri. masyarakatnya tidak buta akan informasi yang ada pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendefinisikan masalah atau peluang, merencanakan, mengkomunikasikan dan mengevaluasi dalam kegiatan-kegiatan humas.

BAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pelayanan pensertifikatan tanah mempunyai arti strategis bagi kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. tentang suatu tindakan yang konsekuen dan sistematis mengenai hal-hal yang

I. PENDAHULUAN. aspek sosial, politik serta aspek pertahanan dan keamanan. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar. Manusia hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, mereka adalah komunitas, konsumen, pemerintah dan pers.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu aktifitas dasar manusia, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations sangat berkembang saat ini dalam suatu perusahaan atau organisasi.

BAB I PENDAHULUAAN. publiknya baik internal maupun publik eksternal. Dengan pengayatan unit Public

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB I PENDAHULUAN. memiliki unit atau satuan kerja Humas, atau Public Relations. eksternal, tetapi juga dengan publik internalnya, sehingga terjalin

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting keberadaaannya, secara umum Public Relations adalah semua

BAB 1 PENDAHULUAN. sering disebut dengan humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada publik mengenai kebijakan Pemerintah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. memajukan perusahaan adalah untuk memperoleh citra positif dan. menjadi dua, yakni media eksternal dan media internal.

BAB I PENDAHULUAN. mempublikasikan setiap ada agenda yang diadakan oleh perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informasi cukup bisa didapat melalui gadget yang notabene semua masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya teknologi informasi sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. bahkan manusia tidak akan bertahan hidup. Demikian juga dalam sebuah

PENDAHULUAN. sosial, maupun politik adalah usaha untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya komunikasi adalah unsur pokok dalam suatu organisasi karena

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam pelaksanaan pekerjaannya, seorang praktisi humas akan

BAB I PENDAHULUAN. tahun, mendorong timbulnya industri komunikasi secara menyeluruh. Di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tengah-tengah isu masyarakat menjadi sebuah polemik yaitu meningkatnya kasus

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Pelayanan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi berkembang pesat dari waktu-kewaktu. Sehingga mendorong terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. negeri, dan himpunan masyarakat mempunyai kewajiban untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan itu sendiri, seperti acara workshop

BAB I PENDAHULUAN. untuk menangkal persepsi yang salah. Komunikasi yang berujung pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarakat atau dimana saja manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai kinerja yang tinggi dapat dilakukan secara


BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan dengan publiknya baik itu publik internal maupun publik

Petugas Back Office PIK, (7) Petugas Front Office PIK, (8) Petugas Via Media PIK, dan (9) Petugas Database Informasi PIK diisi oleh Subbagian Layanan

BAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.

Etika Profesi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari konsumen (calon mahasiswa) atas kinerja yang dihasilkan perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam setiap kegiatan organisasi yang diselenggarakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar peranan humas adalah sebagai communicator organisasi kepada

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

Bab I Pendahuluan PERBANDINGAN JUMLAH SERTIPIKAT DENGAN JUMLAH BIDANG TANAH DI INDONESIA BIDANG 68%

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui, saat ini masyarakat telah kritis dan pintar akan berbagai hal. Baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggali suatu informasi yang aktual dan terpercaya, suatu instansi

BAB I PENDAHULUAN. Strategi komunikasi tidak hanya diartikan secara harafiah dalam bentuk

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah

RENCANA STRATEGIK ( RENSTRA ) PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pertanahan di Indonesia telah muncul dengan beragam wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini tuntutan pelayanan publik semakin dibutuhkan. Citra pelayanan di sejumlah lembaga pemerintahan yang terkesan lambat dan berbelit-belit menjadi perhatian khusus dalam program percepatan reformasi birokrasi. Oleh karenanya, tuntutan pelayanan publik yang cepat dan inovatif terus diupayakan sebagai salah satu dari Sembilan program percepatan reformasi birokrasi. Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang agraria atau pertanahan yang memberikan pelayanan publik dalam hal-hal yang berurusan dengan sertifikat tanah. Badan Pertanahan Nasional (BPN) RI telah menetapkan 11 (sebelas) agenda prioritas sebagai pedoman kerja, dimana agenda pertama adalah membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional, dan agenda ketujuh menanganai masalah KKN, serta meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dengan komunikasi yang persuasif. Agenda ini memberikan amanah kepada segenap aparat BPN di setiap Kantor Pertanahan di wilayah Republik Indonesia untuk membangun reputasi dengan citra positif dengan cara melibatkan masyarakat, salah satunya dengan Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat. Reputasi merupakan konsep yang penting bagi 1

organisasi/perusahaan. Dalam era komunikasi yang serba cepat seperti sekarang ini, reputasi menjadi salah satu faktor penentu dalam usaha untuk meningkatkan dan mempertahankan eksistensi perusahaan. Oleh karena itu, BPN selaku praktisi humas sebagai Lembaga pemberi kepastian hukum hak atas tanah bertugas mengelola reputasi dengan baik dengan menciptakan komunikasi yang tepat dan strategis. Menurut Hardiyanto keberhasilan pelayanan publik tidak terlepas dari faktor komunikasi. Salah satunya adalah keberhasilan dalam memanajemen reputasi yang positif kepada masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan Hardiyanto (2011:238) menyimpulkan bahwa komunikasi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pelayanan publik. Rendahnya kualitas pelayanan publik akan berdampak makin rendahnya kepercayaan publik/warga negara kepada penyelenggara publik (Hardiyanto,2014:4). BPN Provinsi Bengkulu terdiri dari 9 wilayah kerja pelayanan per kabupaten yang 6 diantaranya merupakan daerah pemekaran dengan klasifikasi kelas C dan 2 diantaranya yaitu Bengkulu utara dan Rejang Lebong merupakan Kabupaten lama dengan klasifikasi kelas B, dan Bengkulu Utara yang Ibukotanya adalah Argamakmur merupakan Ibukota Kabupaten tertua di Provinsi Bengkulu dan Kota terbesar ke-2 setelah Kotamadya yaitu Kota Bengkulu yang dalam urusan pertanahan Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Utara mendapatkan wewenang pertama dalam penandatanganan sertifikat di Kabupaten Bengkulu Utara. Berdasarkan tugasnya, Kantor Pertanahan Bengkulu Utara selaku praktisi 2

PR (Public relations) menurut F. Rahmadi (1994:78) yaitu praktisi PR (Public relations) memiliki empat tugas penting yaitu memberikan penerangan dan pendidikan tentang kebijakan pada masyarakat, memberi bantuan bahan kepada media massa, mempromosikan kemajuan pembangunan dan memonitor pendapat umum. PR (Public relations) memiliki fungsi manajemen dalam reputasi dan sebagai jembatan antara organisasi dan publiknya, baik publik internal maupun eksternal. Agar fungsi ini berjalan efektif, maka praktisi Public relations harus memiliki kemampuan berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan publik dan Public relations harus mampu menciptakan kesan positif kepada publik terhadap organisasinya (Kriyantono,2014 :217). Dalam membentuk reputasi yang positif ada beberapa unsur yang terlibat yaitu barang dan jasa, hubungan dengan pelanggan, kepemimpinan masyarakat yang kuat dan kultur perusahaana, pemenuhan kontrak, reputasi dan gaya kepemimpinan, membangun profil media (Butterick, 2012: 65). Berdasarkan observasi awal peneliti permasalahan di Kantor Pertanahan Bengkulu Utara adalah persepsi negatif masyarakat terhadap BPN pada umumnya yang menganggap pelayanan sertifikat tanah itu mahal, proses yang membutuhkan waktu yang lama karena alur pendaftaran tanah yang berbeda pada setiap programnya yaitu: Lintas sektoral, Prona P, Larasita, Pelayanan separadis membuat masyarakat bingung dalam melakukan proses sertifikasi tanah, dan masih banyak anggota masyarakat yang tidak tahu manfaat legalisasi hak atas 3

tanah, selain itu program Prona yang selalu menjadi sorotan publik karena beberapa kali menjadi ajang pungli oknum Kades, maka peneliti tertarik melakukan penelitian di Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Utara untuk melihat bagaimana BPN memanajemen reputasi dengan membangun citra yang positif di masyarakat, apakah ada keterbukaan informasi pihak Kantor Pertanahan Bengkulu Utara kepada publik melalui sosialisasi mengenai prosedur, biaya, dan waktu pemprosesan sertifikat dalam pelayanan publik di Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Utara sesuai dengan undang-undang KIP No.14 Tahun 2008. Berikut adalah salah satu berita negatif tentang dugaan pungli di Program Prona wilayah Bengkulu Utara: Gambar 1.1 Berita Tentang Dugaan Pungli Program Prona Sumber: Koran Rakyat Bengkulu 2013 4

Penelitian ini penting karena untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja pemerintahan dalam pelayanan sertifikasi tanah sesuai dengan yang ditargetkan pemerintah agraria, pihak penyelenggara sebagai komunikator harus dapat mempersuasif masyarakat dengan memperlihatkan citra yang positif dan pemahaman pentingnya sertifikat tanah kepada masyarakat agar banyak masyarakat yang mensertifikatkan tanahnya. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pertanahan disuatu lokasi akan sangat bergantung pada ada tidaknya dukungan dari masyarakat luas, pemilik tanah dan pihak lain yang termasuk didalamnya. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ini diarahkan untuk mengkaji secara metodologis proses pembentukan dan manajemen reputasi di Kantor Pertanahan Bengkulu Utara, maka berdasarkan latar belakang didapat pertanyaan penelitian (Research question) yaitu : 1. Bagaimana Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Utara membangun reputasi? 2. Bagaimanakah strategi manajemen reputasi di Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Utara? 1.3 Tujuan Penelitian Merujuk pada perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 5

1. Untuk mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun reputasi di Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Utara. 2. Untuk mendeskripsikan strategi manajemen reputasi dalam di Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna serta bermanfaat secara akademis dan praktis : 1. Secara Akademis Sebagai penambah literatur yang berkaitan dengan ilmu komunikasi, terutama dalam bidang sistem pelayanan publik kehumasan dan manajemen reputasi. Secara spesifik tesis ini akan mendeskripsikan bagaimana reputasi dapat terbentuk dari citra yang positif melalui pelayanan kepada publik dan mendeskripsikan strategi yang dapat digunakan dalam memanajemen reputasi. Selain itu, diharapkan tesis ini juga berguna bagi orang lain yang ingin melakukan penelitian dengan topik serupa, maka tesis ini dapat dijadikan bagian dari referensi. 2. Secara Praktis Sebagai bahan masukan bagi kantor Pertanahan untuk mengevaluasi kinerja pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkulu Utara dan menghilangkan pandangan negatif tentang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dengan mendongkrak reputasi yang baik di mata publik melalui strategi-strategi dalam berkomunikasi. 6