STRUKTUR MIKRO DAN KARAKTERISTIK MEKANIK PEB U3Si2- Al TMU 2,96 g/cm 3 PASCA PERLAKUAN PANAS SUHU 500 o C

dokumen-dokumen yang mirip
STRUKTUR MIKRO PELAT ELEMEN BAKAR U 3 SI 2 -AL PRA IRADIASI MENGGUNAKAN SCANNING ELECTRON MICROSCOPE

STUDI TENTANG KEKERASANCLADDING PEB U3Sh-AL TMU RENDAH - TINGGI PRA IRADIASI

KARAKTERISASI INGOT PADUAN U-7Mo-Zr HASIL PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN TUNGKU BUSUR LISTRIK

PENGARUH UNSUR Ti PADA PADUAN U-7Mo-xTi TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN INGOT SERTA MORFOLOGI SERBUK HASIL HIDRIDING - DEHIDRIDING

KEUNGGULAN SIFAT METALURGI DAN LAJU KOROSI PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS 4,8 gu/cm 3

PEMBUATAN PELAT ELEMEN BAKAR MINI U-7Mo/Al

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL DAN MIKROS- TRUKTUR PELAT ELEMEN BAKAR (PEB) U 3 SI 2 -AL DENSITAS 4,8 GU/CM 3 DENGAN PADUAN ALMGSI SEBAGAI KELONGSONG

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN UZrNb PASCA PERLAKUAN PANAS

Pengaruh Temperatur Heat-Treatment terhadap Kekerasan dan Struktur Mikro Paduan Al-Fe-Ni

ABSTRAK PENDAHULUAN. ISSN HasH-hasH Penelitian EBN Tahun 2010

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

REAKSI TERMOKIMIA PADUAN AlFeNi DENGAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2

ANALISIS SIFAT TERMAL LOGAM URANIUM, PADUAN UMo DAN UMoSi MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALSIS TERMAL PADUAN AlMgSi UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR U 3 Si 2 -Al DENSITAS TINGGI

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR FASA PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

PENGARUH KADAR Ni TERHADAP SIFAT KEKERASAN, LAJU KOROSI DAN STABILITAS PANAS BAHAN STRUKTUR BERBASIS ALUMINIUM

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR PADUAN INTERMETALIK AlFeNi SEBAGAI BAHAN KELONGSONG BAHAN BAKAR

IDENTIFIKASI SENYAWA YANG TERBENTUK AKIBAT REAKSI TERMOKIMIA PADA INGOT BAHAN BAKAR

ANALISIS SIFAT TERMAL PADUAN AlFeNi SEBAGAI KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

PENENTUAN SIFAT THERMAL PADUAN U-Zr MENGGUNAKAN DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT BAHAN PADUAN ALUMINIUM FERO NIKEL

PENGUKURAN SIFAT TERMAL ALLOY ALUMINIUM FERO NIKEL MENGGUNAKAN ALAT DIFFERENTIAL THERMAL ANALYZER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI SIFAT BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA AKIBAT IRADIASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2012 di Instalasi Elemen

PENGARUH UNSUR Nb PADA BAHAN BAKAR PADUAN UZrNb TERHADAP DENSITAS, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

PENGARUH KANDUNGAN Si TERHADAP MIKROSTRUKTUR DAN KEKERASAN INGOT Zr-Nb-Si

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

INTERAKSI BAHAN BAKAR U3Si2-Al DENGAN KELONGSONG AlMg2 PADA ELEMEN BAKAR SILISIDA TMU 2,96 gu/cm 3 PASCA IRADIASI

PENGARUH FABRIKASI PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al DENGAN VARIASI DENSITAS URANIUM TERHADAP PEMBENTUKAN PORI DI DALAM MEAT DAN TEBAL KELONGSONG

Karakterisasi Material Sprocket

BAB IV METODE PENELITIAN. Start

STUDI TENTANG PENGARUH NITROCARBURIZING DC-PLASMA TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL Zr-4

PENGARUH DEFORMASI DINGIN TERHADAP KARAKTER PADUAN Zr-0,3%Mo-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

ANALISIS POLA DIFRAKSI PADA INGOT PADUAN Zr-1%Sn1%Nb-0,1%Fe DAN Zr- 1%Sn-1%Nb-0,1%Fe-0,5%Mo

Analisis Struktur Mikro Baja Tulangan Karbon Sedang

KETAHANAN KOROSI BAHAN STRUKTUR AlMg-2 DALAM MEDIA AIR PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENDINGINAN

PENGARUH DENSITAS URANIUM DALAM PELAT ELEMEN BAKAR U-7Mo/Al-Si MENGGUNAKAN KELONGSONG AlMgSi1 TERHADAP HASIL PROSES PENGEROLAN

ANALISIS KOMPOSISI BAHAN DAN SIFAT TERMAL PADUAN AlMgSi-1 TANPA BORON HASIL SINTESIS UNTUK KELONGSONG ELEMEN BAKAR REAKTOR RISET

ANALISIS STRUKTUR DAN KOMPOSISI FASE PADUAN U-7%Mo-x%Zr (x = 1, 2, 3% berat) HASIL PROSES PELEBURAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

PENGARUH POROSITAS MEAT BAHAN BAKAR TER- HADAP KAPASITAS PANAS PELAT ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

PENGEMBANGAN PADUAN URANIUM BERBASIS UMo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET MENGGANTIKAN BAHAN BAKAR DISPERSI U3Si2-Al

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

PENGARUH UNSUR GERMANIUM TERHADAP KETAHANAN KOROSI PADUAN Zr-Nb-Mo-Ge UNTUK MATERIAL KELONGSONG PERUSAHAAN LISTRIK TENAGA NUKLIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KANDUNGAN Nb DAN WAKTU PEMANASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR DALAM PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADUAN U-Zr-Nb

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DENSITAS URANIUM TERHADAP UMUR DAN BURN UP BAHAN BAKAR NUKLIR DI DALAM REAKTOR RSG-GAS DITINJAU DARI ASPEK NEUTRONIK

KARAKTERISASI PADUAN U-7%Mo DAN U-7%Mo-x%Si (x = 1, 2, dan 3%) HASIL PROSES PELEBURAN DALAM TUNGKU BUSUR LISTRIK

KAJIAN SINTESA PADUAN U-Mo DENCAN tara PELEBURAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

PENENTUAN FRAKSI BAKAR PELAT ELEMEN BAKAR UJI DENGAN ORIGEN2. Kadarusmanto, Purwadi, Endang Susilowati

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH DERAJAT DEFORMASI TERHADAP STRUKTUR MIKRO, SIFAT MEKANIK DAN KETAHANAN KOROSI BAJA KARBON AISI 1010 TESIS

Aslina Br.Ginting, Nusin Samosir, Suparjo,Hasbullah Nasution Pusat Pengembangan Teknologi Bahan Bakar dan Daur Ulang

PENGARUH KANDUNGAN NIOBIUM TERHADAP MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN PADUAN Zr Nb Fe Cr

KARAKTERISTIK MIKROSTRUKTUR DAN FASA PADUAN Zr- 0,3%Nb-0,5%Fe-0,5%Cr PASCA PERLAKUAN PANAS DAN PENGEROLAN DINGIN

ANALISIS MIKROSTRUKTUR DAN KIMIA TERHADAP HASIL KOROSI PADA INGOT AlFeNiMg

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

UJI KEKERASAN DAN PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR Zr-2 DAN Zr-4 PRA IRADIASI

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310 S. Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, Indonesia

PENGARUH UNSUR Zr PADA PADUAN U-Zr DAN INTERAKSINYA DENGAN LOGAM Al TERHADAP PEMBENTUKAN FASA

BAB III. dan RX-KING ditujukan pada diagram dibawah ini yaitu diagram alir penelitian. Rumah Kopling F1-ZR. Rumah Kopling RX-KING.

Program Studi Teknik Mesin S1

KARAKTERISASI SIFAT TERMAL PADUAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%) DAN AlFe(2,5%)Ni(1,5%)Mg(1%) UNTUK KELONGSONG BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

BAB IV HASIL PENGUJIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KAJIAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM KOMERSIL UNTUK BAHAN PIPA AC DENGAN PERLAKUAN TERMOMEKANIKAL

KARAKTERISASI INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr PASCA PERLAKUAN PANAS

KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK DAN MIKRO- STRUKTUR U-Mo SEBAGAI KANDIDAT BAHAN BAKAR REAKTOR RISET

EVALUASI BESAR BUTIR TERHADAP SIFAT MEKANIS CuZn70/30 SETELAH MENGALAMI DEFORMASI MELALUI CANAI DINGIN

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak. Abstract

EFEK HYDROGEN EMBRITTLEMENT PADA KELONGSONG ZRY-4 AKIBAT PERLAKUAN PANAS

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MIKROSTRUKTUR KOMPOSIT

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

PENGARUH PENAMBAHAN 10%wt Mg DAN KECEPATAN MILLING TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN Al-Mg

PEMERIKSAAN MIKROSTRUKTUR, KOMPOSISI KIMIA DAN KEKERASAN HASIL PENGELASAN PADUAN Al-6061

PENGARUH PENAMBAHAN Mg DAN PERLAKUAN PANAS TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK KOMPOSIT MATRIKS ALUMINIUM REMELTING PISTON BERPENGUAT SiO 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VALIDASI METODE UJI KEKERASAN MIKRO PADA KELONGSONG ZIRKALOY-4

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA LANJUT PERUBAHAN SIFAT MEKANIK BAHAN PEWTER DENGAN REDUKSI 50% PADA PROSES PENGEROLAN BAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

KERENTANAN KOROSI BATAS BUTIR BAJA TAHAN KARAT TIPE 316 DENGAN METODE ELEKTROKIMIA ROHMATULLOH NABHANI

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

ANALISIS PENGARUH PROSES PENGEROLAN DAN PENEMPAAN PANAS PADA SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN ZrNbMoGe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

Transkripsi:

STRUKTUR MIKRO DAN KARAKTERISTIK MEKANIK PEB U3Si2- Al TMU 2,96 g/cm 3 PASCA PERLAKUAN PANAS SUHU 500 o C Maman Kartaman A, Yusuf Nampira, Junaedi, Sri Ismarwanti Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, BATAN, Kawasan Puspiptek, Serpong 15314 E-mail untuk korespondensi: makar@batan.go.id ABSTRAK STRUKTUR MIKRO DAN KARAKTERISTIK MEKANIK PEB U3Si2-Al TMU 2,96 g/cm 3 PASCA PERLAKUAN PANAS SUHU 500 o C. Telah dilakukan karakterisasi struktur mikro dan kekerasan terhadap PEB U 3Si 2-Al TMU 2,96 g/cm 3 yang dikenakan perlakuan panas pada suhu 500 o C selama 1, 3, 5 dan 7 jam. Pengamatan struktur mikro dilakukan menggunakan mikroskop optik dan SEM serta pengujian kekerasan terhadap bahan kelongsong PEB U 3Si 2-Al menggunakan alat kekerasan makro vickers pada beban 2 Kgf. Mikrograf yang dihasilkan memiliki kualitas cukup baik yaitu bersih dari endapan pengotor baik pada kelongsong maupun inti elemen bakar bakar nuklir dan goresan amplas relatif sedikit sehingga interpretasi atau analisis hasil struktur mikro dapat dilakukan secara benar. Struktur mikro PEB U 3Si 2/Al kondisi aspolished memperlihatkan adanya deformasi plastis pada bagian tepi akibat pemotongan sedangkan pada bagian inti elemen bakar tidak ada perubahan signifikan. Dispersan U 3Si 2 memiliki bentuk tidak beraturan dengan ukuran bervariasi dari 21,2 115 µm dan tersebar relatif merata pada matrik Al. Pada dispersan teramati retakan mikro dan kenaikan waktu pemanasan tidak menyebabkan pembesaran retakan tersebut. Pengamatan struktur mikro PEB U 3Si 2-Al pada bagian kelongsong yang telah di etsa menunjukkan adanya perubahan ukuran butir. Semakin lama waktu pemanasan maka ukuran butir relatif semakin membesar dan berdampak pada menurunnya nilai kekerasan kelongsong AlMg2. Hasil uji kekerasan PEB U 3Si 2-Al yang telah dilaku panas pada suhu 500 o C selama 0, 1, 3, 5 dan 7 jam berturut-turut 44,62 HV, 34,05 HV, 34,05 HV, 31,47 HV dan 32,07 HV. Kata kunci: PEB U3Si2-Al, struktur mikro, kekerasan, perlakuan panas ABSTRACT MICROSTRUCTURE AND MECHANICAL PROPERTIES OF FUEL ELEMENT U3Si2-Al 2,96 gu/cm 3 AFTER HEAT TREATED AT TEMPERATURE 500 o C. Microstructure and hardness characterization has been carried out on PEB U 3Si 2-Al TMU 2.96 g/cm 3 which heat treated at a temperature of 500 o C for 1, 3, 5 and 7 hours. Microstructural observations made using SEM and optical microscopy and hardness testing of the cladding material using a macro vickers hardness at 2 Kgf load. The resulting micrographs of good enough quality that is clean of sediment impurities both in the core and cladding of fuel elements of nuclear fuel and relatively little sandpaper scratches so the interpretation or analysis of the results of the microstructure can be done correctly. PEB U 3Si 2-Al microstructure as- polished condition showed plastic deformation at the edges due to cutting while in the core fuel elements no significant change. Dispersants U 3Si 2 have irregular shapes with sizes ranging from 21,2 115 µm and spread relatively uniform in the matrix Al. At dispersants observed micro-cracks and increase the heating time does not cause enlargement of the cracks. Microstructural observations U 3Si 2 PEB - Al as-etched in the cladding that has been shows a change in grain size. The longer the time warming the grain size is relatively larger and decrease the hardness value of AlMg2 cladding. Hardness test results of PEB U 3Si 2-Alheat treated at a temperature of 500 o C for 0, 1, 3, 5 and 7 hours, respectively HV 44.62 ; 34.05 HV ; HV 34.05 ; 31.47 HV and 32, 07 HV. Keywords : PEB U3Si2-Al, microstructure, hardness, heat treatment. PENDAHULUAN Bahan bakar reaktor riset yang digunakan di PRS GAS pada saat ini adalah jenis silisida yaitu 91 U 3Si 2-Al TMU 2,96 g/cm 3. Selama berada di dalam reaktor, bahan bakar mengalami beberapa jenis pembebanan diantaranya yaitu flux neutron dan suhu fluk neutron yang diterima bahan bakar sebesar 131,1 W/cm 3 dan suhu air pendingin maksimal

48,67 o C, sedangkan suhu yang diterima pada bagian inti bahan bakar dan antarmuka inti kelongsong lebih dari 200 o C [1]. Bahan bakar U 3Si 2-Al pada kondisi tersebut dapat mengakibatkan perubahan sifat baik struktur mikro maupun kekuatan mekanik. Untuk itu perlu dilakukan karakterisasi terhadap PEB U 3Si 2-Al TMU 2,96 g/cm 3 pra iradiasi yang telah mengalami perlakuan panas antara lain pengamatan struktur mikro dan kekerasan. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan pengujian struktur mikro terhadap PEB U 3Si 2-Al TMU 2,96 g/cm 3 yang telah mengalami pengerolan pada suhu 420 o C. Struktur mikro yang dihasilkan belum terlihat adanya fasa baru akibat interaksi dispersan U 3Si 2 dengan matrik Al, meskipun berdasarkan diagram fasa dimungkinkan terbentuknya fasa baru yaitu U(Al,Si)x pada suhu tinggi 2]. Pada PEB U 3Si 2-Al TMU 2,96 g/cm 3 juga telah dilakukan pengujian pasca iradiasi yang meliputi inspeksi visual dan uji γ-scanning. PEB U 3Si 2-Al yang telah di iradiasi hingga burn-up 60% tidak mengalami kerusakan kelongsong atau distorsi pelat elemen bakar tetapi terdapat kenaikan ketebalan pelat akibat lapisan korosi di permukaan kelongsong yaitu aluminium oksida, dan dilaporkan bahwa ketebalan lapisan oksida (Boehmite) tersebut pada permukaan pelat sekitar 30-40µm 3]. PEB U 3Si 2-Al yang telah diiradiasi menunjukkan adanya interaksi antara dispersan U 3Si 2 dengan matrik Al. Terbentuk lapisan pada antar muka dispersan U 3Si 2 dengan matrik Al yaitu lapisan U(Al,Si)x dengan ketebalan relatif merata 4]. Pada penelitian ini hanya menggunakan sampel PEB U 3Si 2-Al pra iradiasi. Untuk mengetahui fenomena perubahan pada PEB U 3Si 2- Al maka dilakukan simulasi pembebanan yaitu hanya pembebanan termal terhadap bahan bakar. Sampel PEB U 3Si 2-Al TMU 2,96 g/cm 3 pra iradiasi dikenai perlakuan panas pada suhu 500 o C selama rentang waktu dari 1 sampai dengan 7 jam. Pada suhu tersebut dimungkinkan bahan mengalami perubahan struktur dan sifat mekanik. Pada antar muka dispersan U 3Si 2 dan matrik Al akan terjadi interaksi yang menghasilkan fasa baru yang dapat berpengaruh terhadap kompaktibiitas bahan bakar. Hasil analisis termokimia menunjukkan bahwa pada suhu sekitar 600-650 o C terjadi reaksi antara dispersan U 3Si 2 dengan matrik Al membentuk senyawa U(Al,Si)x 5]. Pada kelongsong PEB U 3Si 2- Al akan mengalami perubahan struktur yang berdampak pada penurunan kekuatan atau kekerasan bahan kelongsong. Perubahan kekerasan kelongsong AlMg2 dapat disebabkan oleh pelunakan dengan mekanisme recovery, rekristalisasi dan pertumbuhan butir. Ukuran butir kecil berarti memperbesar batas butir dan dapat menghambat pergerakan dislokasi sehingga kekuatan mekanik lebih tinggi termasuk nilai kekerasan 6]. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur mikro inti elemen bakar dan kelongsong dan hubungannya terhadap kekerasan bahan serta mengetahui interaksi dispersan U 3Si 2 dengan matrik Al. Pada suhu tinggi U 3Si 2 dengan matrik Al dapat terjadi reaksi antarmuka membentuk fasa baru U(Al,Si)x. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pabrikan bahan bakar reaktor riset dan peneliti lain untuk memodifikasi baik permukaan dispersan U 3Si 2 atau matrik Al supaya lapisan U(Al,Si)x tidak terbentuk pada antarmuka dispersan U 3Si 2 dan matrik Al. Pembentukan lapisan U(Al,Si)x pada bahan bakar reaktor riset tidak diharapkan karena dapat menyebabkan perubahan dimensi atau swelling. METODOLOGI Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah PEB U 3Si 2/Al TMU 2,96 g/cm 3. Bahan tersebut lalu dikenai perlakuan panas pada suhu 500 o C selama 1, 3, 5 dan 7 jam. Bahan yang telah diperlakukan panas selanjutnya dilakukan serangkaian tahapan preparasi metalografi di dalam glove box R 135. Tahapan preparasi metalografi yang dilakukan adalah pemotongan, mounting, grinding, polishing dan etching. Proses grinding dengan kertasa amplas SiC hingga ukuran mesh 2400 dengan parameter beban tekan 0,73 kg (posisi tengah) dan kecepatan sekitar 200 rpm. Pada pekerjaan polishing digunakan pasta intan dari ukuran 3 sampai 1 µm dengan beban tekan sama yaitu 0,73 kg dan kecepatan putar lebih rendah sekitar 150 rpm. Gambar 1.a menunjukkan alat grinding dan polishing di dalam glove box R 135 dan Gambar 1.b memperlihatkan penempatan dan cara pengukuran beban tekan proses grinding/polishing. Gambar 1.a. Alat grinding/polishing di R 135 92

Gambar 1.b. Penempatan posisi beban dan pengukuran beban tekan Sampel PEB U 3Si 2/Al yang telah di poles hingga ukuran 1 µm kemudian diamati perubahan struktur mikronya menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) dengan mode gambar secondary electron image (SEI) serta pengujian kekerasan vickers PEB U 3Si 2/Al pada bagian kelongsong. Selain itu juga dilakukan pengamatan struktur mikro pada sampel PEB U 3Si 2/Al yang telah dietsa untuk mengetahui struktur butir pada bagian kelongsong karena sangat terkait dengan sifat kekerasan kelongsong PEB U 3Si 2/Al. Etsa yang digunakan adalah campuran 2 ml HF, 3 ml HCl, 5 ml HNO 3 dan 190 ml air. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan struktur mikro sampel PEB U 3Si 2/Al yang telah dipoles ditunjukkan pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 5. Pengamatan Struktur mikro PEB U 3Si 2/Al dilakukan pada bagian kelongsong dan inti elemen bakar. Pengamatan pada bagian kelongsong adalah untuk mengetahui kualitas hasil preparasi metalografi menggunakan alat grinding/polishing semi otomatis dan pada bagian inti elemen bakar U 3Si 2/Al untuk mengetahui morfologi dispersan U 3Si 2 serta interaksi antar muka dispersan U 3Si 2 dan matrik Al. Secara keseluruhan terlihat bahwa pada Gambar 2 sampai Gambar 5 yang merupakan sampel kondisi as-polished masih terdapat scratch atau gores dari kertas amplas meskipun dengan jumlah relatif sedikit. Idealnya sampel yang telah dipoles (as-polished) mempunyai permukaan yang bebas goresan amplas. Goresan atau jejak amplas masih terlihat setelah di poles dapat disebabkan aliran atau flowrate pendingin air kurang besar dan juga posisi sampel dalam specimen holder masih dapat bergerak bebas sehingga arah goresan atau amplas tidak searah. Kekerasan partikel U 3Si 2 dan bahan kelongsong AlMg 2 yang berbeda merupakan salah satu penyebab hasil poles kurang sempurna. Partikel U 3Si 2 yang relatif lebih keras dapat menggores bahan cladding pada saat proses pengamplasan dan juga bila pembersihan kurang baik maka partikel U 3Si 2 dapat menempel dalam bahan kelongsong. Meskipun goresan pada kelongsong tidak berpengaruh pada pangamatan struktur mikro di bagian inti elemen bakar (meat), namun demikian goresan harus diminimalkan supaya tidak mengganggu atau menyebabkan salah interpretasi. Pemotongan sampel PEB U 3Si 2/Al menggunakan alat yang seperti alat potong di ZG 102. Pada bagian yang dipotong mengalami deformasi plastis dengan kedalaman rata-rata sekitar 0,75-1 mm seperti ditunjukkan pada Gambar2.b s.d Gambar 5.b yang merupakan struktur mikro dengan mikroskop optik. Bagian yang terdeformasi akibat pemotongan awal ini tidak boleh ada karena dapat mempengaruhi interpretasi struktur mikro sebenarnya. Oleh karena itu bagian sampel yang mengalami deformasi tersebut harus dihilangkan dengan cara pemotongan menggunakan diamond cutting atau dengan pengamplasan. Gambar 2 sampai Gambar 5 memperlihatkan dispersan U 3Si 2 tersebar merata pada matrik Al dan tidak terdapat pengelompokan/clustering pada titik tertentu. Pemanasan terhadap PEB U 3Si 2-Al pada suhu 500 o C dengan variasi waktu 1, 3, 5 dan 7 jam tidak memperlihatkan perubahan baik pada dispersan U 3Si 2 maupun matrik Al. Hal ini dapat disebabkan waktu tahan masih relatif singkat. Hasil penelitian lain memperlihatkan bahwa waktu pemanasan dari 1 sampai 5 hari dapat menyebabkan retakan pada dispersan dimana semakin lama waktu pemanasan maka retakan semakin besar [7]. 93

Deformasi Gambar 2. Struktur mikro PEB U3Si2/Al (As-Polished) pada pemanasan 500 o C selama 1 jam, a) tengah, b) tepi (dekat area pemotongan) Deformasi Gambar 3. Struktur mikro PEB U3Si2-Al (As-Polished) pada pemanasan 500 o C selama 3 jam, a) tengah, b) tepi (dekat area pemotongan) Deformasi Gambar 4. Struktur mikro PEB U3Si2-Al (As-Polished) pada pemanasan 500 o C selama 5 jam, a) tengah, b) tepi (dekat area pemotongan) 94

Deformasi Gambar 5. Struktur mikro PEB U3Si2-Al (As-Polished) pada pemanasan 500 o C selama 7 jam, a) tengah, b) tepi (dekat area pemotongan) Mikrograf yang dihasilkan menggunakan SEM untuk sampel PEB U 3Si 2-Al TMU 2,96 g/cm 3 pada pemanasan 500 o C selama 1, 3, 5 dan 7 jam ditunjukkan pada Gambar 6.a s.d Gambar 6.d. Pada gambar terlihat morfologi dispersan U 3Si 2 secara detail yaitu bentuk dan ukuran dispersan, dan kondisi antarmuka dispersan dan matrik. PEB U 3Si 2-Al dengan tingkat muat TMU 2,96 g/cm 3 memiliki distribusi partikel cukup homogen dengan ukuran dari sekitar 21,2 115 µm dan ratarata sebesar 69,5 µm. Dispersan U 3Si 2 terdispersi secara merata dalam matrik. Dispersan U 3Si 2 berwarna abu-abu sedangkan matrik Al berwarna lebih gelap. Partikel dispersan mempunyai bentuk tidak beraturan (irregular) dan pada dispersan terdapat retakan mikro lebih disebabkan oleh proses milling dan rolling. Bentuk partikel dispersan yang tidak beraturan merupakan karakterisik dari pembuatan serbuk secara mekanik. Pada dispersan terdapat retakan-retakan mikro dan fragmentasi partikel menjadi ukuran lebih kecil akibat proses milling dan pengerolan. Pada antarmuka dispersan dengan matrik Al tidak terdapat adanya fasa baru. Pemanasan pada suhu 500 o C selama 1 s.d 7 jam tidak menyebabkan perubahan struktur mikro secara signifikan terutama pada antar muka partikel dengan matriks Al. Hal ini menunjukkan bahwa PEB U 3Si 2/Al mempunyai kestabilan fasa dan kompaktibilitas sangat baik. Pada daerah antarmuka/interface antara dispersan-matrik tidak ditemukan disbonding sehingga kompatibilitas bahan bakar cukup baik. Aluminium dan paduannya umumnya memiliki sifat wettability atau kemampuan membasahi rendah terhadap berbagai jenis keramik dan senyawa antar logam termasuk U 3Si 2, sehingga proses pencampuran keramik dengan alumunium melalui fasa cair menghasilkan gap atau rongga pada antarmuka pertikel keramik dan matriknya. Tetapi karena pada pembuatan atau fabrikasi PEB U 3Si 2-Al menggunakan metode metalurgi serbuk atau tidak murni melalui peleburan maka kendala wettability Al terhadap partikel keramik yang rendah dapat diatasi. Antarmuka partikel U 3Si 2 dan matrik Al tidak terdapat rongga yang dapat menurunkan kekuatan mekanik dan integritas bahan bakar. 95

Matrik Al U3Si2 U3Si2 Matrik Al 10µm 10µm U3Si2 Matrik Al Matrik Al U3Si2 10µm 10µm (c) (d) Gambar 6. Mikrograf PEB U3Si2/Al setelah pemanasan 500 o C waktu a) 1 jam, b) 3 jam, c) 5 jam, d) 7 jam Gambar 7.a sampai dengan Gambar 7.d merupakan hasil struktur mikro PEB U 3Si 2/Al kondis setelah dietsa. Pengetsaan dilakukan terhadap PEB U 3Si 2/Al pada bagian kelongsong AlMg2. Pada gambar terlihat bahwa secara keseluruhan besar butir mengalami perubahan. Pada suhu 500 o C terjadi pertumbuhan butir. Semakin lama waktu pemanasan maka semakin besar butir yang dihasilkan.ukuran butir sangat berpengaruh terhadap sifat keseluruhan bahan termasuk termasuk kekerasannya. Semakin kecil ukuran butir maka semakin tinggi kekuatan atau kekerasan bahan AlMg2.Hal ini disebabkan ukuran butir kecil memiliki banyak batas butir dan batas butir tersebut menjadi penghambat dislokasi sehingga bahan menjadi lebih kuat. Batas butir bertindak sebagai penghalang dislokasi slip (slip dislocation) yang menyebabkan dislokasi menumpuk pada bidang slip (slip plane) dibelakang batas butir. Dislokasi yang mencoba melewati dari butir yang satu ke butir yang berdekatan mengalami perubahan arah gerakan dan menyebabkan misorientasi kristal (crystalographic misorientation) [8]. Gambar 7.a s.d 7.d menunjukkan perubahan ukuran butir menjadi lebih besar yang mengakibatkan kekerasan bahan juga semakin menurun. Gambar 8 menunjukkan kurva kekerasan terhadap waktu anil yang memperlihatkan penurunan nilai kekerasan seiring dengan bertambahnya waktu anil. Nilai kekerasan pada pemanasan suhu 500 o C selama 0, 1, 3, 5 dan 7 jam berturut-turut 44,62 HV; 34,05 HV; 34,05 HV; 31,47 HV dan 32,07 HV. Semakin lama waktu pemanasan atau aniling maka kekerasan bahan cenderung semakin menurun. 96

a) b) c) d) Gambar 7. Struktur mikro kelongsong PEB U3Si2/Al setelah proses anil suhu 500 o C, waktu anil a) 1 jam, b) 3 jam, c) 5 jam, d) 7 jam Gambar 8. Kekerasan kelongsong PEB U3Si2/Al setelah pemanasan pada suhu 500 o C KESIMPULAN Preparasi metalografi terutama grinding dan polishing yang dilakukan menghasilkan struktur mikro as-polished cukup baik, meskipun pada permukaan sampel as-poleshed masih terdapat goresan namun relatif kecil dan tidak menggganggu interpretasi struktur mikro yang dihasilkan. Permukaan sampel tidak terlihat adanya cacat-cacat hasil proses grinding dan polishing yang dapat 97

mengganggu interpretasi gambar seperti endapan air, dan endapan pengotor lainnya yang berasal dari dalam bahan atau dari luar bahan. Struktur mikro PEB U 3Si 2/Al tidak mengalami perubahan signifikan. Pada daerah dekat pemotongan dengan pelat terdapat deformasi plastis. Struktur mikro sampel PEB U 3Si 2-Al yang telah dietsa pada kelongsong AlMg 2 mengalami perubahan ukuran butir. Nilai kekerasan pada pemanasan suhu 500 o C selama 0, 1, 3, 5 dan 7 jam berturut-turut 44,62 HV; 34,05 HV; 34,05 HV; 31,47 HV dan 32,07 HV. Semakin lama pemanasan, maka ukuran butir menjadi lebih besar dan berdampak pada penurunan kekerasan. DAFTAR PUSTAKA 1. Suwardi., 2012, Performance Prediction Of High Density Nuclear fuel Plate Containing U- 7%Mo/Al. Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir Urania. Vo.18 No.3, Oktober 2012: 163-171. 2. Suripto, Asmedi., Sarjono., Martoyo., 1996, Prospek Bahan Bakar Uranium Silisida Dengan Si Hipostokiometrik (Kadar Si<3,7%). Prosiding Presentasi daur Bahan Bakar Nuklir PEBN-BATAN, Jakarta 18-19 Maret 1996. 3. Suripto, A., Sugondo., Nasution, H., Hofman GL., 1994, Post Irradiation Examination Of A Low Enriched U3Si2-Al Fuel Element manufactured And Irradiated At BATAN, Indonesia. International Meeting on reduced Enrichment For research and test Reactors. Virginia, USA. 4. Kim, Yeon Soo., Hofman, Gerard L., 2011, Interdiffusion in U 3Si-Al, U 3Si 2-Al, and USi-Al Dispersion Fuels During Irradiation. Journal of Nuclear Materials. 5. Ginting, Aslina Br., 2006, Identifikasi Senyawa Yang Terbentuk Akibat reaksi termokimia Pada Ingot Bahan Bakar U 3O 8-Al, U 3Si 2-Al dan UMo-Al menggunakan X-ray Diffractometer. Jurnal Teknologi Bahan Bakar Nuklir. Vol.2 No.2 Juni 2006 : 56-115. 6. Mangonon, Pat L., 1999, The Principles of Material Selection for Engineering Design. Prentice-Hall International, Inc. 7. Samosir, Nusin., 2005, Karakterisasi Struktur Mikro PEB U 3Si 2-Al Dengan Menggunakan Scanning Electron Microscope. Presentasi Peneliti Muda Bidang Metalurgi, PTBN BATAN, Serpong. 8. Sugondo, 2012, Kinetika Pertumbuhan Butir Paduan Zry-4Sn Rendah. Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir URANIA. Vol.18 No.3, Oktober 2012: 103-141. 98