KEKERASAN TERHADAP ANAK, BUKAN BUDAYA KITA



dokumen-dokumen yang mirip
Hak-hak Anak dalam Islam

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Khutbah Jum'at. Hukum & Bahaya Minuman Keras. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. Hadist di atas menunjukkan bahwa peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam membentuk karakter

Renungan tentang kehidupan

*** Tunaikanlah Amanah

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

3 Wasiat Agung Rasulullah

Kata Mutiara Sebaik-baik orang adalah membaca Al-Qur an dan sekaligus mengamalkannya (H.R. Bukhari Muslim)

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

KISI KISI SOAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS UTS GENAP KELAS VII (TUJUH) (untuk memperkaya wawasan WAJIB BACA BUKU PAKET)

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

Mendidik anak. Jangan takut.

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

Takwa dan Keutamaannya

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Perbandingan Kenikmatan Surga dan Kenikmatan Dunia

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

Kewajiban Menunaikan Amanah

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

[ Indonesia Indonesian

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Renungan Pergantian Tahun

E٤٢ J٣٣ W F : :

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

Tasyakuran 4 Bulan Kehamilan

Ramadhan dan Taubat Kepada Allah

Bahaya Minuman Keras. Khutbah Pertama:

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

Persiapan Menuju Hari Akhir

ADAB DAN MANFAAT MENUNTUT ILMU

BAB IV ANALISIS TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA PADA Q.S. AT- TAHRIM AYAT 6

MENANAMKAN NILAI MORAL DAN KEAGAMAAN PADA ANAK


Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

EFEKTIFITAS DONGENG ISLAMI TERHADAP PENALARAN MORAL ANAK

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

Membentuk. Akhlak Anak. Cara Mendidik Akhlak Anak Menurut Islam. Roidah

Nilai Harta Seorang Muslim

Hari Kiamat, Hari Pembalasan

EFEK KESEHARIAN TAKWA

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Gaya Hidup Islami dan Jahili

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Disebarluaskan melalui: Website: November, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Motivasi Agar Istiqomah

Surat Untuk Kaum Muslimin

1. Apabila seorang datang langsung berbicara sebelum memberi salam maka janganlah dijawab. (HR. Ad-Dainuri dan Tirmidzi)

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Berawal dari pernikahan itu,

MENGIKUTI HAWA NAFSU

Mendidik Anak di Zaman Yang Sulit

Pentingnya Menyambung Silaturahmi

ASAS HIDUP TAKWA Oleh Nurcholish Madjid

AKHLAK PRIBADI ISLAMI

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

Mempraktikkan Akhlak Terpuji Dalam Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala

Kantor Atase Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia di Jakarta

PEDOMAN DOKUMENTER PEDOMAN OBSERVASI

Menyambut Datangnya Bulan Ramadhan

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

BAB IV PERILAK TERPUJI

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017

Ketika harga BBM melambung naik

Perintah Pertama di Dalam Alquran

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

Bolehkah istri diperlakukan sebagai properti, seperti yang diakui oleh Manohara?

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Cinta yang tak mungkin terbalas

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN


Kesadaran Akan Keberadaan. Ahmad Munir

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

PENGORBANAN Oleh Nurcholish Madjid

Khutbah Jumat Manfaatkan Nikmat Kehidupan

Oyo Kita Hormati Orang Tua Dan Guru Kita

OByEKTIVIKASI SALAM Oleh Nurcholish Madjid

Pendidikan Agama Islam

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

: :

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

Transkripsi:

17 KEKERASAN TERHADAP ANAK, BUKAN BUDAYA KITA

Sidang Jum at rahimakumullah! Marilah kita selalu memperbanyak tahmid, ucapan alhamdulillah, sebagai bentuk pujian kita kepada Allah SWT. atas semua nikmat yang Dia anugerahkan kepada kita, baik nikmat yang terkait dengan fisik kita, seperti kesehatan, kebugaran, makanan, minuman, peluang dan kesempatan maupun nikmat yang terkait dengan psikis kita, seperti kebutuhan spiritual, yaitu kita menjadi seorang mu min. Allah SWT. berfirman dalam surat Ibrahim (14) ayat 34: Artinya: Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni mat Allah). (QS. Ibrahim (14): 34). 157

Marilah kita tingkatkan taqwa kita kepada Allah SWT. dengan berupaya menjabarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya dalam perilaku kehidupan; dengan ungkapan lain, bagaimana jiwa taqwallah menjadi pendorong bagi kita untuk melaksanakan ajaran Allah dan jiwa taqwa itu pula menjadi penghambat diri kita untuk terjebak dalam pelanggaran terhadap ketentuan Allah. Dan marilah kita istiqamah dengan taqwallah ini sampai akhir hayat kita. Allah SWT. berfirman dalam surat Ali Imran 93) ayat 102: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-nya; dan janganlah sekalikali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. Ali-Imran [3]: 102). Jama ah Jum at rahimakumullah! Dalam kesempatan Jum at saat ini, saya mengajak kita semua untuk menjadikan taqwallah sebagai penyatu pandangan dan perilaku kita dalam melihat persoalan yang menimpa dan menindih sebagian dari anak-anak kita --yang sampai saat ini nasib mereka masih sangat memprihatinkan. Marilah kita sadari bahwa perkembangan Islam dan umat Islam, bahkan perkembangan bangsa ke depan tergantung juga kepada kualitas anak-anak kita saat ini. Di sinilah kita tidak hanya berpikir dan berbicara soal anak kandung kita sendiri yang mungkin sudah terpenuhi hak dan kebutuhannnya. Akan tetapi, kita berbicara soal anak umat yang sebagian mereka (sekali lagi) masih bernasib sangat memprihatinkan; kekerasan demi kekerasan secara fisik maupun psikis masih menimpa dan menindih mereka.

Jama ah Jum at rahimakumullah! Marilah kita memandang anak-anak kita sesuai dengan bimbingan dan pandangan Islam. 1. Anak sebagai buah hati Allah Yang Maha Suci memiliki rasa kasih sayang yang begitu besar dan agung dan Ia limpahkan rasa kasih sayang di hati semua makhluknya.seekor gajah dan binatang lainnya akan mengangkat kakinya di kala kakinya akan menginjak anaknya. Hal itu bagian dari tetesan rahmat kasih sayang Allah. Seorang ibu tidak akan mengenal jera dalam hamil, bahkan hamil itu begitu berat sampai-sampai al-qur an mengistilahkan wahnan ala wahnin (susah di atas susah). Setelah seorang anak lahir, seorang ibu rela mengorbankan segala-galanya untuk si anak. Itu pun bagian dari tetesan rahmat Allah. Dengan demikian, kasih sayang kepada anak adalah sesuatu yang fitrah. Sangat tepat apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, Artinya: Anak adalah buah hati (bagi orangtua), ia selalu membuat orangtua khawatir, membikin orangtua jadi kikir, membikin orangtua jadi susah. (HR. Abu Ya la). Dalam riwayat Thabrani dikatakan: Artinya: Bau anak itu dari bau sorga. (HR. at-thabrani). 2. Anak sebagai harapan masa depan Sudah menjadi sunnatullah bahwa manusia memiliki keterbatasan, baik keterbatasan dalam kekuatan fisik yang bisa mengalami penurunan bersamaan dengan menuanya 159

usia, maupun keterbatasan umur yang berakhirnya tidak ada seorang pun yang tahu selain Allah SWT. Keterbatasanketerbatasan tersebut menjadi penyebab manusia tidak mungkin akan bisa menata kehidupan untuk kehidupan abadi di dunia ini. Hal itu berarti manusia tidak akan pernah sampai kepada puncak/akhir cita-cita dalam kehidupan, sementara kehidupan terus dinamis. Di sinilah manusia berkewajiban mempersiapkan generasi penerus sebagai pemilik masa depan bangsa. Rasulullah SAW. dengan tegas mengatakan ; Artinya: Didiklah anak-anak kalian, sebab sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman mereka, bukan zaman kalian. Ada dua isyarat singkat dari hadits tersebut, yakni: (1) Kewajiban memenuhi hak anak, yaitu pendidikan, (2) Anak adalah pemilik masa depan. Jama ah Jum at rahimakumullah! Bimbingan serta pandangan Islam yang sudah dipaparkan di atas itulah yang menjadi dasar budaya kita umat Islam dalam memperlakukan anak. Saat ini hal tersebut penting menjadi renungan kita kembali dalam melihat apa yang menimpa anak-anak kita saat ini. Anak-anak kita saat ini sebagian masih terlihat di beberapa pusat keramaian/perdagangan. Mereka keluyuran berkeliaran pada saat anak-anak sebaya sedang belajar di sekolah. Di antara mereka ada yang menjadi korban dari kehancuran rumah tangga orangtuanya. Ada juga sebagian dari anakanak tersebut yang keluyuran di tempat-tempat kerja, di pasar, atau di SAWah. Mereka terpaksa harus bekerja, ikut berusaha 160

meringankan beban kehidupan keluarga. Mereka menjadi pekerja berat di usia sekolah. Bisakah kita berharap lahirnya generasi ke depan yang tangguh dan berkualitas, baik ilmu, keimanan, maupun amal saleh? Padahal melahirkan generasi saleh yang memiliki ketangguhan dan kekuatan iman adalah amanah dari Allah SWT. Dalam surat an-nisa (4) ayat 9 dijelaskan: Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. an-nisa [4]: 9). Jama ah Jum at rahimakumullah! Dewasa ini, ada fenomena mengerikan; kita sering melihat tindak kekerasan fisik menimpa anak-anak dalam berbagai bentuk. Dari pembuangan bayi sampai pembunuhan dengan cara mencekik atau menanam hidup-hidup. Hampir setiap hari menjadi lembaran berita koran maupun televisi. Budaya Jahiliyah mulai hidup di tengah-tengah kehidupan modern, dengan latar belakang yang berbeda. Pantaslah Allah berfirman dalam surat at-takwir (81) ayat 8-9: Artinya: Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hiduphidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh. (QS. at- Takwir [81]: 8-9). 161

Tidak jarang terjadi anak-anak menjadi sasaran pelampiasan kemarahan, bahkan sudah mulai sering terjadi pemerkosaan terhadap anak-anak. Lebih bejat lagi kekerasan sampai kepada pemerkosaan justru sering dilakukan oleh orangtua kandung sendiri. Sungguh kekerasan terhadap anak sangat tidak sesuai dengan budaya kita yang berlandaskan Islam yang menyebarkan kasih sayang. Rasulullah SAW. bersabda, Artinya: Barangsiapa yang tidak memberikan kasih sayang pada orang lain, ia tidak akan dikasihsayangi (oleh Allah). 162

18 URGENSI PENCATATAN KELAHIRAN

Sidang Jum at rahimakumullah! Allah SWT. menurunkan syari at Islam dengan tujuan untuk merealisasikan kemaslahatan manusia, yakni kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sebagaimana diungkapkan dalam surat al-anbiya ayat 107: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Qs. [21]: 107). Kemaslahatan terealisasi dengan terpenuhinya hak-hak manusia yang merupakan hak asasinya. Dalam Islam, hak-hak tersebut mengacu pada pemeliharaan dan perlindungan 5 (lima) hal pokok (al-kulliyat al-khams) yang meliputi pertama, pemeliharaan dan perlindungan agama (keyakinan) (hifzh al-din); kedua, pemeliharaan dan perlindungan jiwa (hidup) (hifzh al-nafs); ketiga, pemeliharaan dan perlindungan akal (hifzh al-aql); keempat, pemeliharaan dan perlindungan keturunan (hifzh al-nasl); dan kelima, pemeliharaan dan perlindungan harta (hifz al-mal). 165

Sidang Jum at rahimakumullah! Hak-hak itu tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa, tetapi anak pun memiliki hak-hak tersebut. Dalam hal pemeliharaan dan perlindungan agama, anak berhak untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya. Dia berhak untuk mendapatkan pembinaan dan pembimbingan ajaran agama serta pengamalannya. Hak-hak anak dalam kaitannya dengan pemeliharaan dan perlindungan jiwa (hidup) berupa hak keselamatan, hak pelayanan kesehatan, hak bebas dari kekerasan dan ancaman. Berkenaan dengan pemeliharaan dan perlindungan akal, anak berhak untuk mendapatkan pengajaran dan pendidikan dalam pengembangan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya. Dia berhak untuk berpendapat, berhak untuk menerima dan menyampaikan informasi, dan berhak untuk berkumpul dan berserikat. Terkait dengan pemeliharaan dan perlindungan keturunan, anak berhak untuk mengetahui orang tuanya. Dia berhak untuk dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri. Dalam hal pemeliharaan dan perlindungan harta, anak berhak atas jaminan sosial. Hak-hak yang dimiliki anak diperoleh dari orangtua (keluarga), masyarakat, dan negara. Orangtua (keluarga), masyarakat, dan negara bertanggung jawab atas hak-hak anak. Mereka berkewajiban memenuhi dan melindungi hak-hak anak. Meskipun demikian, hak-hak anak hanya akan diperoleh dan dilindungi dengan sempurna kalau identitas eksistensi anak jelas dan diakui. Anak yang tidak jelas asal-usulnya akan sulit mendapatkan hak-hak yang sebenarnya dimilikinya. Pengakuan eksistensi manusia dilakukan sejak kemunculannya di dunia. Islam mengajarkan bahwa seorang anak yang baru lahir secepatnya diberikan nama dengan disertai acara perayaan aqiqah (menyembelih kambing pada 166

hari ketujuh dari kelahiran anak), sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. sebagai berikut: Dari Samurah, bahwasanya Nabi SAW. bersabda, Setiap anak digadaikan dengan aqiqah-nya, dia disembelihkan kambing pada hari ketujuh, dicukur rambutnya, dan diberi nama. (H.R. Ahmad). Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa seorang manusia yang lahir harus dilakukan pengakuan akan eksistensinya di dunia dengan cara memberikan nama (identitas) dan memberitahukan kepada masyarakat akan keberadaannya dan asal-usulnya (melalui perayaan aqiqah). Dengan demikian, anak yang baru lahir diakui di masyarakat sehingga hak-hak yang dimilikinya dapat ditegakkan dan dilindungi. Sidang Jum at yang mulia! Apakah pengakuan atas identitas keberadaan anak harus dilakukan dengan pencatatan kelahiran yang berupa akta kelahiran? Berkenaan dengan catat-mencatat, dalam al-qur an terdapat ayat yang berisi perintah untuk mencatat. Perintah mencatat itu hanya berkenaan dengan mu amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan. Perintah tersebut tertuang dalam surat al-baqarah ayat 282 sebagai berikut: 167

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis (Qs. al- Baqarah [2]: 282). Perintah mencatat dalam mu amalah tidak secara tunai, utang piutang misalnya, dalam ayat tersebut dimaksudkan untuk merealisasikan kemaslahatan, yakni mengambil manfa at (jalb al-manafi ) dan menolak kerusakan (dar almafasid). Melalui catatan (bukti tertulis), seseorang yang telah memberi utang dan seseorang yang berutang dapat dilindungi hak-haknya dan keduanya dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan keduanya, seperti salah satunya melakukan pelanggaran atau pengingkaran di kemudian hari. Seseorang tidak bisa mengelak apa yang sebenarnya telah terjadi dan apa yang menjadi tanggungannya sehingga dia tidak akan melalaikan hak-hak orang lain. Kalau dia melalaikannya, dia dapat dituntut berdasarkan bukti tertulis tersebut. Dengan demikian, bukti tertulis yang dapat menunjukkan dan melindungi hak-hak sangat penting keberadaannya. Walaupun perintah mencatat hanya ditujukan untuk mu amalah tidak secara tunai, perintah mencatat dalam surat al-baqarah ayat 282 dapat juga diberlakukan dalam hal kelahiran. Tujuan perintah mencatat dalam mu amalah tidak secara tunai adalah untuk kemaslahatan, yakni melindungi hak seseorang; demikian halnya dalam pencatatan kelahiran, tujuannya adalah kemaslahatan juga, yaitu perlindungan hak anak manusia. Oleh karena itu, pencatatan kelahiran diperintahkan dalam Islam. 168

Pencatatan kelahiran yang berbentuk akta kelahiran merupakan alat (sarana) untuk mengetahui hal-hal yang menyangkut warga negara. Akta kelahiran sebagai data warga negara diperlukan berkenaan dengan tanggung jawab negara (pemerintah) terhadap warganya. Dengan adanya data tersebut, negara dapat menjamin seberapa jauh hak-hak warganya dapat dipenuhi. Tanpa adanya pencatatan (akta) kelahiran sebagai alat untuk mencapai tujuan utama, maka perlindungan hak-hak warga yang menjadi tujuan utamanya sulit, bahkan tidak dapat dipenuhi. Oleh karena itu, pencatatan kelahiran harus dilakukan dan hukumnya wajib. Dalam kaidah fiqh disebutkan: Sesuatu yang menjadi mutlak adanya bagi terlaksananya suatu kewajiban, maka sesuatu itu wajib hukumnya. Sidang Jum at yang dimuliakan Allah! Pencatatan kelahiran merupakan manifestasi dari hak asasi manusia. Dengan adanya pencatatan kelahiran, identitas eksistensi anak (seseorang) diakui, baik dari keabsahan legalitas (status legal) maupun kewarganegaraan seseorang. Adanya keabsahan legalitas dan kewarganegaraan, dengan akta kelahiran, menjadikan seseorang berhak mendapatkan perlindungan dan jaminan hak-haknya dari negara. Sebaliknya, seseorang yang tidak diakui keberadaannya secara legal tidak akan memperoleh hak-hak dasarnya sebagai warga negara. Negara hanya akan memberikan dan menjamin hak-hak warganya kalau dapat dibuktikan keberadaannya secara legal. Bukti autentik tentang asal-usul seseorang sebagai prasyarat kewarganegaraan tidak lain adalah akta kelahiran. 169

Pencatatan kelahiran (akta kelahiran) sangat diperlukan dalam hal keperdataan anak. Seperti dalam kasus sengketa waris, bukti autentik kelahiran (akte kelahiran) pasti dibutuhkan untuk menentukan status anak di depan hukum. Kalau status anak tidak bisa dibuktikan, sudah bisa dipastikan bahwa seorang anak tidak akan mendapatkan hak-haknya yang seharusnya ia terima dalam persoalan waris. Selain itu, pencatatan kelahiran (akta kelahiran) dapat digunakan untuk menghindari pengingkaran keabsahan anak. Kalau terjadi pengingkaran keabsahan anak dan tidak ada bukti autentik (akta kelahiran), maka anak akan dirugikan dan hak-hak anak tidak akan diperolehnya. Jadi, seorang anak yang memiliki identitas keberadaannya, melalui akta kelahiran, berarti ia memiliki nilai hukum, sosial, ekonomi, dan politik. Pencatatan kelahiran (akta kelahiran) bisa dimanfaatkan untuk membantu upaya-upaya negara dalam menyelenggarakan kebijakan-kebijakan publik, khususnya yang berkaitan dengan anak. Di samping itu, akta kelahiran juga dibutuhkan sebagai salah satu prasyarat pada waktu seseorang mau melamar pekerjaan, masuk sekolah, studi ke luar negeri, atau mau melangsungkan perkawinan. Demikianlah khotbah singkat yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Semoga kita semua yang hadir di sini dapat menjadi orangtua yang baik yang menunaikan hak-hak anak terutama hak untuk mendapatkan pencatatan kelahiran. Amin ya rabb al-alamin. 170

19 PORNOGRAFI DAN PORNOAKSI MENGANCAM MORALITAS ANAK

Kaum muslimin rahimakumullah! Sebagai hamba Allah, marilah kita senantiasa meningkatkan rasa syukur dan terima kasih kepada-nya. Atas izin dan taqdir- Nya lah kita dapat menikmati kehidupan pada zaman ini, yaitu zaman ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengalami peningkatan (kemajuan) yang luar biasa dibandingkan dengan zaman sebelumnya. Salah satu kemajuan luar biasa itu adalah kemampuan manusia dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga zaman ini pun disebut dengan era globalisasi informasi dan komunikasi. Era globalisasi informasi dan komunikasi ditandai oleh kemampuan manusia untuk mengirim dan menerima informasi dalam rentang waktu yang begitu cepat dan langsung, melampaui batas-batas negara dan sekat-sekat nilai budaya dan nilai-nilai agama. Sebagai contoh, peristiwa pembunuhan sadis yang terjadi di ujung dunia paling Barat, dalam waktu singkat dapat diketahui oleh manusia-manusia yang hidup di ujung dunia paling timur. Lebih dari itu, pertandingan tinju Tyson dan Lenox levis yang terjadi di Amerika dan olimpiade Athena dapat kita saksikan secara langsung, pada waktu yang 173

bersamaan. Sekali lagi kita bersyukur kepada Allah SWT., karena kita telah diantar oleh-nya untuk hidup di zaman yang sangat luar biasa ini. Kaum muslimin rahimakumullah! Media informasi dan komunikasi sudah sangat berjasa kepada kita, umat manusia, yang hidup saat ini, karena telah terbukti mampu memberikan kemudahan-kemudahan bagi kita untuk mengakses informasi, data, dan berita dengan mudah dan cepat. Namun, satu hal yang perlu kita perhatikan dan kita waspadai bahwa informasi, data, dan berita yang dimuat oleh berbagai media informasi dan komunikasi dewasa ini, baik itu televisi, radio, internet, koran, majalah, dan lain-lain, tidak semuanya bernilai positif bagi kita, lebih-lebih bagi perkembangan mental dan moralitas anak-anak kita. Tidak semua isi dan muatan berita dan informasi tersebut sesuai dengan nilai budaya, nilai-nilai agama, dan keyakinan kita. Tidak sedikit anak-anak kita, bahkan orangtua di kalangan kita ini terjerumus dalam perilaku dan kebiasaan buruk. Kebanyakan hal itu terjadi setelah mereka menikmati suguhan media informasi berupa film porno, gambar porno, dan berita porno dari berbagai media informasi yang ada. Di daerah kita, koran-koran lokal sudah puluhan kali memuat berita tentang peristiwa pemerkosaan dan pencabulan yang dilakukan oleh anak-anak karena mereka tergiur dan terangsang akibat media porno. Yang lebih memprihatinkan bahwa anak-anak yang menjadi pelaku tersebut tidak hanya anak yang berusia SMA, tetapi juga anak-anak berusia sekolah dasar. Kaum muslimin rahimakumullah! Kasus-kasus yang menimpa anak-anak tersebut merupakan peringatan kepada kita sebagai orangtua. Anak-anak kita 174

hari ini dan ke depan akan menghadapi aneka permasalahan moral yang sangat luar biasa, apabila kita sebagai orangtua mengabaikan mereka, yakni membiarkan mereka tumbuh dan berkembang alamiah tanpa bimbingan dan pendidikan yang baik. Mereka akan mengalami nasib yang sangat menyedihkan. Anak adalah amanah Allah yang dititipkan kepada setiap orangtua. Dalam diri setiap anak terdapat dua potensi yang saling bertarung untuk mendapatkan posisi dominan, yaitu potensi baik dan potensi buruk. Potensi mana yang akan unggul sepenuhnya tergantung pada rangsangan yang diterima anak dalam interaksi kehidupannya. Apabila anak banyak mendapatkan rangsangan yang positif, maka potensi positif lah yang akan unggul. Bila ini yang terjadi, maka anak, insya Allah, akan menjadi anak yang baik. Sebaliknya, apabila anak terus menerus mendapatkan rangsangan negatif, maka potensi negatif lah yang akan dominan dalam dirinya. Bila hal itu terjadi, maka anak akan cenderung berkembang menjadi anak yang berperilaku menyimpang. Anak yang berperilaku menyimpang dapat menimbulkan bahaya bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orangtua, keluarga dan masyarakatnya. Sesungguhnya dalam diri anak terdapat citra diri orangtua, keluarga, dan masyarakat. Kita yakin dan percaya bahwa tidak seorang pun dari orangtua yang menginginkan anak-anaknya berperilaku menyimpang, sama halnya tidak seorang anakpun yang ingin disebut atau dicap dengan anak nakal. Namun, realitas membuktikan bahwa tidak sedikit di antara kita, orangtua, memiliki anak yang berperilaku menyimpang. Perilaku menyimpang dari anak-anak kita tidak hanya membuat kita sebagai orangtua dan kita yang memiliki keluarga pusing 175

tujuh keliling, tetapi juga meresahkan masyarakat di sekitar kita. Kaum muslimin rahimakumullah! Anak-anak dilahirkan oleh setiap orangtua dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Dia baru mengetahui apa-apa justru setelah dia besar, setelah tumbuh dan berkembang, dan mampu berinteraksi dengan manusia lain. Anak-anak kita yang pada hari ini berperilaku amoral, asusila, dan asosial, dahulunya adalah anak-anak yang tidak mengetahui dan tidak mampu melakukan apa-apa. Rasulullah SAW. mengingatkan kita bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan (suci, bersih, Islam, berperilaku positif), kedua orang tuanya lah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Hal itu dituangkan dalam sabdanya berikut ini: Artinya: Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Hadits di atas merupakan isyarat bagi kita, orangtua, bahwa di balik penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh anak-anak kita hari ini, terdapat citra diri kita sebagai orangtua. Kita sebagai orangtua terlalu lemah dan tidak berdaya untuk mempertahankan kemurnian dan kesucian anak kita, sebagaimana keadaannya pada saat dilahirkan. Mengapa semua ini terjadi? Ini terjadi karena adanya kelalaian dan kesalahan dari kita sebagai orangtua. Kita sebagai orangtua tidak mampu memberikan hak-hak yang seharusnya diterima oleh anak-anak kita. Selama ini kita hanya memberi makan dan minum jasmani mereka, tetapi kita lupa memberi makan 176

dan minum terhadap jiwa dan rohani mereka. Akibatnya, jadilah mereka generasi yang sehat badanya, tetapi rapuh jiwanya dan tumpul pikirannya. Oleh karena itu, marilah kita membangun kembali moralitas anak-anak kita dengan senantiasa memberikan pengawasan dan bimbingan yang utuh selama mereka berada bersama kita. Kita selamatkan jiwa dan pikirannya dengan senantiasa mendidik dan memperkenalkan nilai-nilai moral budaya dan nilai-nilai moral agama yang sangat agung yang kita miliki. Kita sebagai masyarakat yang beradab, berbudaya, dan beragama, seyogyanya mengarahkan perkembangan anakanak kita agar pikiran, hati nurani, perilaku, dan tutur kata mereka sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut. Kita jangan melarang anak-anak kita untuk nonton televisi, Video, atau bermain internet, karena tontonan tersebut merupakan hiburan dan sumber pengetahuan bagi mereka. Akan tetapi, marilah kita senantiasa melakukan pendampingan dan menyeleksi akses informasi yang diterima anak-anak kita karena tidak semua informasi yang disuguhkan radio, televisi, surat kabar, dan majalah diperuntukkan bagi anak-anak. Ada informasi-informasi penting dari media tersebut yang perlu diketahui oleh kita, orang dewasa, tetapi belum perlu diketahui oleh anak-anak kita. Bahkan tidak sedikit informasi yang disuguhkan oleh media dewasa ini yang sangat membahayakan moralitas kita semua, baik sebagai orangtua lebih-lebih anak-anak. Sikap hati-hati dan selektif ini penting kita miliki dengan harapan agar anak-anak kita menjadi anak-anak yang kuat dan tangguh, tidak hanya secara fisik jasmaniah, tetapi juga secara psikis rohaniah. Allah SWT. mengamanatkan dalam Al-Qur an: 177

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. (QS. al-nisa [4]: 9). 178

20 ANAK : SELAMATKAN AKU DARI BAHAYA MIRAS

Sidang Jum at rahimakumullah! Marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. dengan sebenar-benarnya, dengan jalan melaksanakan perintah-perintah-nya dan menghindarkan diri dan keluarga kita dari segala larangan-nya. Shalawat dan salam kita persembahkan kepada Rasulullah, Muhammad SAW. Shalawat dan salam kita persembahkan pula kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Mereka merupakan contoh teladan yang sangat baik bagi kita. Semoga arwah mereka mendapat tempat yang terhormat di sisi Allah SWT., sebagaimana yang dijanjikan oleh-nya kepada mereka. Amin. Sidang Jum at rahimakumullah! Minuman keras, dalam bahasa al-qur an, disebut dengan istilah khamr, yaitu sejenis minuman yang memabukkan. Minuman ini sangat membahayakan kesehatan, dapat merusak jaringan otak, dan jaringan kesadaran manusia. Karena membahayakan, manusia dilarang oleh Allah SWT. untuk meminum minuman yang dikategorikan khamr, sebagaimana firman-nya: 181

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (QS.al- Maidah [5]: 90). Dalam ayat di atas, Allah SWT. menyamakan khamr (minuman yang memabukkan) setara dengan berjudi, berhala, dan undian sebagai sesuatu yang najis yang termasuk dalam kategori perbuatan dilarang (perbuatan syetan). Dalam syari at Islam, suatu perbuatan apabila dinisbatkan kepada perbuatan syetan, maka perbuatan tersebut hukumnya jelas, yaitu haram. Perbuatan haram adalah perbuatan yang apabila dilaksanakan akan menimbulkan dosa dan malapetaka, sedangkan apabila ditinggalkan akan menghasilkan pahala. Malapetaka yang ditimbulkan akibat seseorang meminum minuman keras bukan hanya menimpa dirinya secara fisik dan kejiwaan, tetapi juga dapat merusak orang lain. Dari segi kesehatan fisik, setiap cairan alkohol yang baru saja diteguk oleh si peminum, secepatnya akan bereaksi dan efeknya langsung menyerang akal dan perasaan. Yakni, setelah alkohol itu dituangkan ke bibir, masuk ke dalam aliran darah melalui perut, usus halus, dan lambung, lalu menerobos ke jaringan otak yang segera mendatangkan efek linglung, teler, dan mabuk. Apalagi kalau alkoholnya berkadar tinggi, seperti jenever, whiski, dan brandi, akan lebih ganas dan lebih cepat gerakannya ke semua organ vital dalam tubuh, untuk memberikan bahaya keracunan terutama meracuni otak, liver, jantung, dan paru-paru. Dapat diduga bahwa untuk kelas 182

peminum berat, biasanya sehabis minum ia akan mengalami koma dan tidak jarang langsung meninggal. Dari segi kejiwaan, para ahli jiwa menyatakan bahwa orang yang mabuk pada prinsipnya sama dengan orang yang terkena gangguan jiwa. Pada saat ia mabuk, jiwanya menjadi labil, mudah tersinggung, dan jalan pikirannya kacau disebabkan oleh rusaknya sistem kerja syaraf otak. Gejala-gejalanya tampak dari cara bicaranya yang tidak karuan, agresivitanya yang tinggi, dan lupa diri. Tidak perlu heran, dalam kondisi seperti itu, pemabuk tidak bisa lagi mengendalikan emosinya. Kaum muslimin rahimakumullah! Fenomena meminum minuman keras, sekarang ini, merupakan fenomena yang tidak hanya dapat kita lihat di kota-kota, tetapi di desa-desa dan pelosok-pelosok pun sering kali kita saksikan. Dia bukan lagi menjadi kebiasaan yang hanya dilakukan orang dewasa di bar-bar, diskotek, dan night club, tetapi sudah menjadi kebiasaan anak-anak muda di warung-warung kaki lima, pinggir-pinggir jalan, dan perempatan-perempatan jalan. Sekarang ini terasa sulit ditemukan kelompok-kelompok anak muda yang berkumpul malam hari, yang tidak mengkonsumsi minuman haram tersebut. Dampak yang ditimbulkannya pun sangat terasa, yaitu banyaknya kelompok anak muda yang teler dan mabuk. Ketika teler dan mabuk itulah, maka mereka sering kali berulah dengan mengganggu dan mengancam orang-orang yang lewat di jalan, sehingga pengguna jalan merasa tidak aman. Tidak hanya itu, bahkan kita juga menyaksikan banyak sekali peristiwa pemerkosaan, perkelahian, dan pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak muda dewasa ini yang dilatarbelakangi dan dipicu oleh minuman keras. Perkelahian antarpersonal, kadang-kadang menjadi perkelahian 183

antarkelompok, antarkampung, bahkan antaretnis. Kalau sudah seperti itu, maka keluarga, masyarakat, dan bangsa kita akan segera mengalami kerugian fisik material dan mental spiritual yang tidak sedikit. Inilah yang dikhawatirkan Rasullullah SAW. dengan sabdanya sebagai berikut: Artinya: Janganlah kamu minum khamr karena ia kunci dari segala keburukan. (HR.Ibnu Majah). Lebih jauh Rasulullah SAW. memberikan peringatan bahwa pecandu minum khamr tidak akan masuk surga, sebagaimana sabdanya berikut ini: Artinya: Tidaklah akan masuk surga pecandu minuman keras. (HR.Ibnu Majah). Kaum muslimin rahimakumullah! Seseorang, terutama kalangan remaja, mengenal dan merasakan minuman keras biasanya karena ajakan teman, demi gengsi, atau karena hanyut dalam pergaulan bebas, atau juga disebabkan kondisi pribadi yang sedang labil; bisa juga karena orangtua kurang perhatian terhadap perkembangan jiwa anak-anaknya, kurangnya pembinaan agama, dan pembinaan akhlak dalam keluarga. Ada pula sebagian remaja yang ikut-ikutan minum sekedar untuk mendapatkan citra idola masa kini. Seakan-akan brandi, whiski, dan sejenisnya itu adalah lambang kemodernan dan dianggapnya sebagai simbol pergaulan anak muda yang tidak ketinggalan zaman. Padahal anggapan itu jelas salah dan menyesatkan. 184

Banyak dalih yang dicari-cari oleh para peminum, baik yang tergolong peminum berat maupun kategori pemula. Misalnya, orang meminum khamr, sejenis whiski, brandi, atau lainnya, dengan alasan menghangatkan badan. Ada lagi yang beralasan bahwa rasa percaya dirinya baru timbul setelah ia minum dan mabuk. Selain itu, ada sebagian pemabuk yang beranggapan bahwa minuman keras bisa mengendorkan tekanan batin atau menghilangkan stress. Dengan kata lain, orang yang menenggak minuman beralkohol itu dengan dalih untuk menghilangkan rasa kecewa, frustrasi, atau kesumpekan yang dialami dalam hidupnya. Sebagian orang yang sedang mengalami kegelisahan atau kehilangan kepercayaan diri sering kali menjadikan minuman keras sebagai pelarian untuk memasuki dunia khayal dan kehidupan semu. Ia minum hanya sekedar untuk mabuk, agar kepahitan hidup yang melilitnya hilang seketika, padahal itu hanya bersifat sementara dan problem pun tidak hilang dengan sendirinya. Mungkin dari sekian banyak alasan yang diada-adakan oleh para penggemar khamr itu, meski sedikit, bisa jadi ada yang benar. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa efek-efek buruk kecanduan minuman beralkohol jauh lebih besar dari pada semua alasan yang dianggap bermanfaat dan menguntungkan itu. Dalam Al-Qur an disebutkan sebagai berikut: Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya. (QS. al-baqarah [2]: 219). 185