BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan transportasi laut menjadi sektor utama yang berpengaruh dalam laju distribusi perdagangan dunia. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan volume lalu lintas barang antar negara dengan menggunakan kapal. Pemilihan penggunaan modal kapal ini tidak lepas dari kemampuan kapal untuk mengangkut barang dengan volume muatan yang besar dan memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan dengan menggunakan jenis moda transportasi lain. Sebagai negara yang memiliki kekayaan melimpah, Indonesia menjadi salah satu negara tujuan utama dari negara-negara kawasan Eropa dan Indonesia memiliki letak geografis yang sangat strategis karena berada pada jalur pelayaran antara Asia dan Eropa. Menjadikan Indonesia sebagai mata rantai perdagangan dan pelayaran penting antara Asia dan Eropa. Untuk itu Indonesia diharapkan mampu membangun dan mengembangkan sarana prasarana pelabuhan yang dapat memenuhi perkembangan arus perdagangan sehingga dapat mewujudkan pelabuhan yang mampu menjalankan fungsinya secara profesional dengan memberikan pelayanan yang baik. Pelabuhan dengan pelayanan yang baik dapat memberikan manfaat yang sangat vital bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Salah satu pelabuhan utama yang menjadi pintu gerbang konektivitas ekonomi nasional dan internasional di Indonesia adalah Pelabuhan Tanjung Priok. Saat ini Pelabuhan Tanjung Priok menjadi tulang punggung pembangunan nasional karena pelabuhan ini menangani lebih dari 30% komoditi non migas Indonesia dan 50% dari seluruh arus barang yang keluar/masuk Indonesia melewati pelabuhan ini sehingga menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan tersibuk di Indonesia. Pelabuhan Tanjung Priok ini dikelola oleh PT. Pelabuhan 1
2 Indonesia (Pelindo) II, yaitu salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di lingkungan Departemen Perhubungan. Secara geografis, Pelabuhan Tanjung Priok berada pada 06-06 -00 Lintang Selatan dan 106-53 -00 Bujur Timur. Arus bongkar muat barang Pelabuhan Tanjung Priok setia tahunnya mengalami peningkatan. Untuk arus peti kemas pada tahun 2011 sebesar 17.994.589 ton, tahun 2012 sebesar 22.788.210 ton dan tahun 2013 sebesar 22.538.134 ton. Arus jenis barang yang lain pada tahun 2010-2014 ditunjukkan pada Gambar 1.1. Sumber : www.priokport.co.id Gambar 1.1 Arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok tahun 2010-2014 Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2008, PT. Pelindo II mengalami transformasi menjadi operator pelabuhan yang sebelumnya PT. Pelindo II merupakan otoritas pelabuhan. Perubahan peran ini yang menjadikan dasar berdirinya Terminal 1,2 dan 3 milik PT. Pelindo II Cabang Pelabuhan Tanjung Priok. Terminal 3 adalah salah satu terminal milik PT.Pelindo II cabang Pelabuhan Tanjung Priok. Terminal 3 saat ini merupakan terminal multi purpose yang mempunyai keunggulan dalam penanganan peti kemas. Berdasarkan Gambar 1.1, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan arus barang pada tahun 2007 hingga 2008 sehingga timbul tuntutan untuk memberikan pelayanan yang efektif dan efisien dalam
3 menangani arus barang yang keluar masuk. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan suatu analisis untuk mengetahui kinerja Terminal 3 dalam menghadapi perkembangan arus barang dan peti kemas pada saat ini dan tahun yang akan datang. 1.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada di Pelabuhan Tanjung Priok JL.Raya Pelabuhan No.8 Tanjung Priok, Jakarta Utara, DKI Jakarta 14310. Pelabuhan ini tepatnya terleteak pada koordinat 06 06 00 Lintang Selatan, 106 53 00 Bujur Timur. Peta lokasi Terminal 3 ditunjukkan dalam Gambar 1.2. Terminal 3 Sumber:.Google Earth Gambar 1.2 Peta lokasi Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok
4 1.3 Rumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pada kondisi exsisting Terminal 3 Pelabuhan Tanjung priok selama beberapa tahun sebelumnya sehingga dapat diketahui kebutuhan fasilitas dalam melayani perkembangan arus barang beberapa tahun yang akan datang serta pengembangan Terminal 3 untuk tahun 2015-2030. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijabarkan maka dapat dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. mengetahui arus barang dan arus kunjungan kapal yang harus dilayani oleh terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, 2. mengetahui kinerja Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, 3. memprediksi kondisi Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2015-2030. 1.5 Batasan Masalah Penelitian ini diperlukan pembatasan masalah yang akan dibahas agar tugas akhir ini lebih terarah, yakni sebagai berikut. 1. Data yang digunakan untuk proyeksi arus kapal dan barang yakni data pada tahun 2011 sampai dengan 2014. 2. Lokasi penelitian dan pengambilan data hanya dibatasi pada lingkungan dermaga umum milik Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok. 3. Analisis yang dilakukan untuk kebutuhan peralatan penanganan peti kemas hanya terbatas pada alat Container Crane (CC), Rubber Tyred Gantry (RTG) serta Head Truck. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil Studi tentang analisis kinerja Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok ini diharapkan dimanfaatkan sebagai suatu usulan pengembangan kinerja Terminal 3
5 Pelabuhan Tanjung Priok untuk jangka pendek dan jangka panjang serta hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pemikiran oleh peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis atau lebih lanjut serta sebagai perbandingan dengan peneltianpenelitan sebelumnya yang sejenis sehingga dapat menambah wawasan mengenai kinerja operasional Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok. 1.7 Keaslian Penelitian Keaslian Penelitian ini dilakukan untuk menghindari duplikasi antar penelitian sehingga terlihat pemisahan-pemisahan yang jelas antara penelitian yang satu dengan yang lain. Beberapa referensi tugas akhir atau tesis yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya tercantum pada Tabel l.1. Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian yang berada di Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok dan menggunakan suatu metode regresi model power untuk memproyeksi kondisi tahun-tahun yang akan datang. Selain itu, untuk mengevaluasi kinerja Teminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok digunakan standar kinerja pelayanan operasional pelabuhan yang telah ditetapkan oleh Kepdirjen dengan melihat nilai setiap indikator antara lain waiting time (WT), approach time (AT), effective time (ET), berth time (BT), B/C/H, BOR, YOR serta kesiapan peralatan.