BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian survei melalui kegiatan wawancara,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN. Kota Denpasar terletak diantara 08 35"31' "49' Lintang Selatan dan

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT LINGKUNGAN HIDUP

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

KRITERIA PROPER PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN RUMAH PEMOTONGAN HEWAN

METODE PENELITIAN. penelitian dapat dilihat pada Lampiran 6 Gambar 12. dengan bulan Juli 2016, dapat dilihat Lampiran 6 Tabel 5.

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI OLEOKIMIA DASAR

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI GULA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

2016, No Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan K

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI MINYAK GORENG

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Data Hasil Analisis Laboratorium Terhadap Air Tanah di Desa Dauh Puri Kaja Kota Denpasar

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 65 TAHUN 1999

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KEDELAI

Dalam penelitian ini memiliki beberapa tahapan-tahapan penelitian seperti. Study literatur. sampling. Sampling. Uji Laboratorium.

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 58 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RSUD WANGAYA DENPASAR

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PETERNAKAN SAPI DAN BABI

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI RAYON

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 6 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-42/MENLH/10/1996 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

Kriteria PROPER Pengendalian Pencemaran Air 2014

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI PETROKIMIA HULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 42/MENLH/10/1996 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN MINYAK DAN GAS SERTA PANAS BUMI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sanggrahan Kecamatan Karanggan Kabupaten Temanggung dengan. 1. Kondisi dan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

ANALISIS FAKTOR VARIASI WAKTU DAN JARAK TEMPAT PENGAMBILAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN. Mukhtar Ali *) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Inventarisasi Limbah Cair dan Padat Puskesmas di Surabaya Selatan sebagai Upaya Pengelolaan Lingkungan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) BOJONGSOANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Baku Mutu Air Limbah. Migas. Panas Bumi.

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 Gg. II No. 8X Denpasar 3 Pustu Ubung Kaja 7 Ds.

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

STUDI DAYA DUKUNG SUNGAI DI PERKEBUNAN KALIJOMPO KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

STUDI EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

BAB I PENDAHULUAN. air. Dalam proses metabolisme, sistem jaringan semua memerlukan air. Melihat

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

2.2 Komposisi dan Sifat-sifat Air Buangan Domestik 6

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rumah sakit mempunyai potensi menghasilkan limbah yang dapat

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

STUDI KUALITAS HASIL PENGOLAHAN AIR LIMBAH - KASUS SALAH SATU HOTEL BERBINTANG DI BALI Oleh: N. Sudipa 1), M.S. Mahendra 2) dan I.B.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indek Kualitas Air Sungai

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR EVALUASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 157A/KPTS/1998

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

III. METODOLOGI PENELITIAN. awal sampai akhir penelitian. Pada tahapan penelitian ini diawali dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

3. METODE PENELITIAN

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. instalasi pengolahan sebelum dialirkan ke sungai atau badan air penerima.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

2016, No Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2001 KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR: 26 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH TIMAH

Transkripsi:

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei melalui kegiatan wawancara, observasi, pengukuran lapangan dan laboratorium. Untuk menjawab permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka dapat dibuat skema seperti Gambar 4.1. Ide penelitian Pengumpulan Data Sekunder Studi Kepustakaan Penyusunan Proposal Persiapan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Wawancara dan Observasi Pengambilan Sampel Limbah Cair Analisa Laboratorium Analisis Data Kinerja Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Pemenuhan Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit Gambar 4.1 Skema Tahapan Penelitian 26

27 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian (Gambar 4.2) dilakukan pada seluruh rumah sakit yang memiliki sarana rawat inap di wilayah Kota Denpasar. Adapun lokasi penelitian adalah rumah sakit yang ditunjukkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Lokasi Penelitian No. Nama Rumah Sakit Kepemilikan 1. RSUP Sanglah RS Pemerintah Pusat 2. RSUD Wangaya RS Pemerintah Kota 3. RSAD XVI Denpasar RS Pemerintah Pusat 4. RS Bhayangkara Denpasar RS Pemerintah Pusat 5. RSU Dharma Usadha RS swasta 6. RSU Surya Husadha Denpasar RS swasta 7. RSU Surya Husadha Ubung RS swasta 8. RSU Prima Medika RS swasta 9. RSU Sari Dharma RS swasta 10. RSU Kasih Ibu Denpasar RS swasta 11. RSU Puri Raharja RS swasta 12. RSU Dharma Yadnya RS swasta 13. RSU Manuaba RS swasta 14. RSU Bhakti Rahayu RS swasta 15. RSU Bali Royal Hospital RS swasta 16. RSU Bali Medistra RS swasta 17. RSIA Puri Bunda RS swasta 18. RSIA Harapan Bunda RS swasta 19. RSIA Puri Kawan Sejahtera RS swasta Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar (2011) Berdasarkan data pada Tabel 4.1, terdapat 19 rumah sakit umum di Kota Denpasar, terdiri dari 4 rumah sakit umum dikelola pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah dan 15 rumah sakit umum dikelola oleh swasta.

28 Gambar 4.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan Juni 2013 terhitung dari tahap persiapan sampai pembahasan hasil penelitian.

29 4.3 Penentuan Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil jawaban wawancara, pengamatan lapangan dan pengukuran kualitas air limbah yang berasal outlet IPAL rumah sakit, sedangkan data sekunder didapatkan dari data-data terkait pengelolaan lingkungan rumah sakit khususnya dalam upaya pengelolaan limbah cair rumah sakit. Selain itu, juga dilakukan pengukuran kualitas air limbah rumah sakit meliputi parameter fisik yaitu temperatur dan TSS, parameter kimia yaitu ph, BOD, COD, NH 3 bebas, dan PO 4 serta parameter mikrobiologi yaitu total kuman golongan coli. 4.4 Variabel Penelitian Variabel yang diteliti sesuai dengan pada penelitian sebagai berikut : 1. Kewajiban ketersediaan sarana pengolahan limbah cair pada setiap rumah sakit dan seluruh limbah cair yang hasilkan diolah pada sarana tersebut, mengacu kepada perundang-undangan yang berlaku. 2. Kualitas efluent atau buangan limbah cair dari rumah sakit di wilayah Kota Denpasar, yaitu parameter fisik yaitu temperatur dan TSS, parameter kimia yaitu ph, BOD, COD, NH 3 bebas, dan PO 4 serta parameter mikrobiologi yaitu total kuman golongan coli. Kualitas limbah cair dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007, tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Adapun metode serta peralatan analisis yang digunakan mengikuti pedoman Standart

30 methods for examination of water and waste water (APHA, 1995), seperti ditunjukan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Parameter Kualitas Air Limbah dan Metode Analisis serta Alat yang Digunakan No Parameter Satuan Metode Analisis Alat Analisis Fisika : 1. Temperatur o C Pemuaian air Thermometer raksa 2. Total Suspanded Solid (TSS) mg/l Gravimetrik Timbangan analitik Kimia : 3. ph - - ph meter 4. BOD mg/l Titrimetrik Buret 5. COD mg/l Titrimetrik Buret 6. NH 3 bebas mg/l Nessler Tabung Nessler 7. PO 4 mg/l Spektrofotometrik Spektrofotometer Mikrobiologi : 8. Total coliform Coli/100 ml Sumber : APHA (1995) MPN 3. Pengukuran kinerja pengelolaan limbah cair rumah sakit masing-masing rumah sakit adalah total penilaian variabel sarana pengolahan limbah cair, variabel metode pengelolaan limbah cair, variabel sumber daya manusia pengelola limbah cair dan variabel anggaran pengelolaan limbah cair. Variabel yang diteliti pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.3.

31 Tabel 4.3 Variabel Penelitian No Variabel Indikator (1) (2) (4) 1. Sarana pengolahan limbah cair 1. 2. 3. 4. 5. Ketersediaan IPAL dan sumber limbah cair yang diolah Saluran pembuangan limbah cair tertutup dan kedap air Saluran pembuangan limbah cair terpisah dengan saluran limpasan air hujan Ketersediaan alat ukur debit limbah cair dan melakukan pencatatan debit harian Kualitas limbah cair (pemenuhan baku mutu). 2. Metode pengelolaan limbah cair 3. Sumber daya manusia pengelola limbah cair 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2.. Kebijakan pengelolaan limbah cair SOP pengolahan limbah cair Izin pembuangan limbah cair (IPLC) Periode pemantauan kualitas limbah cair dan pemenuhan parameter baku mutu Pelaporan pengelolaan limbah cair. Struktur organisasi pengelola limbah/lingkungan Jumlah personil dan pendidikan 4. Anggaran pengelolaan limbah cair 1. Memiliki anggaran khusus untuk operasional dan pemeliharaan IPAL. Dalam menyusun kriteria kinerja pengelolaan limbah cair rumah sakit mengacu pada Pasal 7 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 Tahun 1995 (Kementerian Lingkungan Hidup, 1995), instrumen penilaian laboratorium lingkungan daerah (Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali Nusra, 2011) dan standar operating prosedur pengelolaan air limbah (Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, 2012).

32 4.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Pengukuran kinerja pengelolaan limbah cair rumah sakit. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja pengelolaan limbah rumah sakit adalah kriteria yang disusun yang terdiri dari variabel dan indikator untuk mengevaluasi pengelolaan limbah cair rumah sakit (Lampiran 1). 2. Pengukuran Kualitas Air Limbah Cair. Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan sampel air limbah cair adalah sebagai berikut : a. Botol sampel. b. ph meter untuk mengukur ph (pengukuran in situ). c. Kamera digital untuk merekam data fisik lapangan. d. Geographic Position System (GPS) untuk menentukan koordinat/posisi rumah sakit. 4.6 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi beberapa tahap sebagai berikut : 1. Melakukan observasi ketersedian instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Prosedur penelitian dilakukan dengan wawancara dengan daftar pertanyaan, pengamatan lapangan dan pengambilan data primer di lapangan terkait pengelolaan lingkungan yang terdiri atas beberapa variabel dan indikator yang telah ditentukan.

33 2. Pengukuran Tingkat Kandungan Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Pengukuran terhadap kualitas limbah cair terdiri atas dua tahap yaitu : a. Pengambilan sampel. Air sampel diambil pada outlet instalasi pengolahan air limbah (IPAL) rumah sakit rumah sakit di wilayah Kota Denpasar. Apabila rumah sakit tidak memiliki IPAL atau limbahnya dioleh secara konvensional dengan septik tank maka tidak dilakukan pengambilan sampel. b. Pemeriksaan kualitas limbah cair rumah sakit. Pemeriksaan kualitas limbah cair rumah sakit dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis langsung di lapangan (in situ) untuk parameter yang sifatnya cepat berubah seperti ph, sedangkan untuk parameter lainnya dianalisis pada Laboratorium Kesehatan Provinsi Bali. Parameter-parameter yang diukur dalam penentuan kualitas limbah cair rumah sakit mengacu pada Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. 3. Kinerja Pengelolaan Limbah Cair Rumah Sakit Kinerja pengelolaan limbah cair rumah sakit yaitu dengan cara: a. Panelis Menyiapkan panelis yang sesuai dengan kompetensinya meliputi akademisi, praktisi/operator IPAL dan karyawan instansi lingkungan hidup yang membidangi pengendalian pencemaran lingkungan dengan jumlah panelis 20 orang, dalam rangka pemberian bobot variabel dan indikator yang diteliti.

34 b. Menentukan bobot (weight) Penentuan bobot dari variabel dan indikator pengelolaan limbah cair rumah sakit berdasarkan pengetahuan dan kemampuan panelis dalam mempertimbangkan seberapa besar variabel dan indikator tersebut dalam mencegah terjadinya pencemaran limbah cair rumah sakit. c. Memberi nilai (rating) Pemberian nilai antara 1 sampai 5 masing-masing indikator. Dimana nilai 1 adalah sangat kurang, nilai 2 kurang, nilai 3 cukup, nilai 4 baik dan nilai 5 sangat baik. Nilai skor dari masing-masing indikator diperoleh dengan mengkalikan rating dengan bobot. d. Menjumlahkan skor Skor total variabel didapat dari hasil penjumlahan masing-masing skor indikator pengelolaan lingkungan dikalikan bobot dan skor kinerja pengelolaan limbah cair rumah sakit didapat dari hasil penjumlahan masingmasing skor total variabel dikalikan bobot. Skor dari variabel dan skor kinerja pengelolaan limbah cair rumah sakit kemudian dibandingkan dengan skala Likert untuk mengetahui rentang skor. Dimana skala Likert merupakan teknik pengukuran sikap atau tindakan yang paling sering dipergunakan dalam penelitian, seperti ditujukkan pada Tabel 4.4.

35 Tabel 4.4. Skala Likert Rentang Nilai Kriteria Nilai 4,1 5,0 Sangat Baik 3,1 4,0 Baik 2,1 3,0 Sedang 1,1 2,0 Kurang 0 1,0 Sangat Kurang Sumber : Riduwan dan Akdon (2007) 3.7. Analisis Data 1. Data yang diperoleh dari pengamatan langsung terhadap sumber-sumber limbah cair dan sarana pengolahan limbah cair rumah sakit di wilayah Kota Denpasar, disusun dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. 2. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kualitas limbah cair rumah sakit, disusun dalam bentuk tabel dan grafik, kemudian dianalisis secara deskriptif. Analisis pemenuhan baku mutu berdasarkan pada Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. 3. Data analisis variabel dan kinerja pengelolaan limbah cair rumah sakit yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan lapangan (data primer dan data sekunder) dari pengelolaan limbah cair rumah sakit, dievaluasi berdasarkan kriteria penilaian berdasarkan variabel dan indikator yang telah ditentukan dan dianaisis secara deskriptif.