B A B V P E N U T U P

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Adisapoetra, Prins-R. Kosim, 1976, Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara, Pradnya Paramita, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiardja, 1990, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Yogyakarta, Kanisius.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Ash-shofa, Burhan, 2004, Metode Penelitian Hukum, cetakan keempat, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Jurnal Ilmiah. Peraturan Perundang-undangan

DAFTAR PUSTAKA. , 2002, Reformasi Birokrasi Publik Di Indonesia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan perspektif sejarah, ide dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negara

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Penelitian Aspek-Aspek Hukum Tentang. Ketentuan AMDAL Dalam Pembangunan Industri, Departemen

DAFTAR PUSTAKA. Adami,Chazawi,Kejahatan Terhadap Pemalsuan, Jakarta: Raja Grafindo

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan analisis tentang pencalonan Kepala Daerah dan Wakil

KEWENANGAN SERTA OBYEK SENGKETA DI PERADILAN TATA USAHA NEGARA SETELAH ADA UU No. 30 / 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum, Indonesia meletakkan sendi-sendi hukum di atas segalagalanya.

SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILU DAN PENYELESAINNYA OLEH PERADILAN TATA USAHA NEGARA

BAB IV PENUTUP. Namun demikian, konstruksi pemikiran hukum post positivisme dalam

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan dalam penelitian ini. 1. Peraturan Daerah Perpajakan dan Retribusi Daerah di Kabupaten Supiori

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly, Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD 1945, (Yogyakarta: FH UII Press, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Tata Usaha Negara. Terbentuk Pengadilan Tata Usaha Negara

DAFTAR BACAAN. Abdurrahman, Riduan Syahrani, Hukum dan Peradilan, Bandung : Alumni, 1987.

Daftar Pustaka. Abdul Rasyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan. Implikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik

DAFTAR PUSTAKA. Amrah Muslimin, 1985, Beberapa Asas dan Pengertian Pokok Tentang Administrasi dan Hukum Administrasi, Alumni, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Dahlan Thaib, dkk, 2013, Teori dan Hukum Konstitusi, Cetakan ke-11, Rajawali Perss, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Andi Hamzah Hukum Acara Perdata. Yogyakarta: Liberty.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2005, Hukum Pailit Dalam Teori Dan Praktek, PT Citra Aditya. 2013, Teori-Teori Besar (Grand Theory) Dalam Hukum, Kencana

DAFTAR PUSTAKA JURNAL : Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat), yang berarti Indonesia

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly. Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan dalam UUD Yogyakarta: FH UII Press, 2005.

Daftar Pustaka. Ade Saptomo, 2010, Hukum dan Kearifan Lokal Revitalisasi Hukum Adat Nusantara, PT. Grasindo, Jakarta

BAB V PENUTUP. Dari pembahasan bab-bab di atas dapat disimpulkan bahwa: hukum Republik Indonesia. Kata Merdeka disini berarti terbebas dari

DAFTAR PUSTAKA. A. Pitto, Pembuktian dan Kadaluarsa, Intermasa, Jakarta, 1978.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali & Wiwie Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Cetakan ke 1,

BAB IV PENUTUP. investor asing yang menjadi pokok kajian skripsi ini. khusus Polisi Resort Demak untuk menyelesaikan sengketa dengan melibatkan

PENDAHULUAN. Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar 1945 (UUD Tahun 1945) telah melahirkan sebuah

BAB II TINJAUAN TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DI INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Asikin Zainal, H, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006.

DAFTAR PUSTAKA. Arbisanit. Partai, Pemilu dan Demokrasi. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997).

DAFTAR PUSTAKA. - Arifin Hoesein, Zainal, Kekuasaaan Kehakiman Di Indonesia, Yogyakarta:

DAFTAR PUSTAKA. Hak Asasi Manusia Dalam Transisi Politik Di Indonesia. Allan R Brewer-Cinas, Judicial Review in Comporative Law, Cambridge

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa kekuasaan

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

dikeluarkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 1. Perlu adanya ketegasan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa

MAHKAMAH KONSTITUSI. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juni 2008

SUMBER- SUMBER KEWENANGAN. (Totok Soeprijanto, widyaiswara Pusdiklat PSDM )

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

BAB I PENGANTAR. Administrasi Negara sesuai dengan asas-asas yang berlaku dalam suatu

Djojodirdjo, M.A. Moegni, 1979, Perbuatan Melawan Hukum : Tanggung Gugat(Aansprakelijkheid) Untuk Kerugian, Yang Disebabkan Karena Perbuatan Melawan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pembahasan masalah pada bab sebelumnya,

DAFTAR PUSTAKA. Asshiddiqie, Jimly, 1998, Teori dan Aliran Penafsiran Hukum Tata Negara, InHilco, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya disebut UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa. berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

DAFTAR PUSTAKA. Arsyad, L Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi. Daerah, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE

Daftar Pustaka. , 2006, Konstitusi dan Konstitusionalisme, Konstitusi Press,

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemikiran Immanuel Kant. Menurut Stahl, unsur-unsur negara hukum

DR. R. HERLAMBANG P. WIRATRAMAN MAHKAMAH KONSTITUSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2015

BAB I. Pendahuluan. Pada Harian Kompas tanggal 4 Januari 2016, Adrianto 1 menulis bahwa

BAB I PENDAHULUAN. jabatannya, Notaris berpegang teguh dan menjunjung tinggi martabat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara Welfare State (Negara Kesejahteraan) merupakan suatu

PENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai

FUNGSI MAHKAMAH AGUNG DALAM MENERIMA PENINJAUAN KEMBALI SUATU PERKARA PIDANA 1 Oleh: Eunike Lumi 2

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Oleh:

DAFTAR PUSTAKA. Adam Muhammad, Asal Usul Sejarah Notaris, Sinar Baru, Bandung, 1985., Notaris Berkomunikasi, Alumni, Bandung, 1984.

KONTRAK KULIAH PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2014

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin, 2014, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dibentuklah suatu lembaga yang dikenal dengan nama Lembaga Ombudsman

Keywords : Hukum Acara, Peradilan Administrasi, Paradigma.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penuntutan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm ), hlm.94.

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis. 1. Kepastian Hukum Penyelenggaraan Jamsostek bagi TK LHK belum

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara

Pajak Kontemporer Peradilan Pajak

DAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.

bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

Daftar Pustaka. SF. Marbun dan Moh. Mahfud MD, Pokok-Pokok Hukum Administrasi Negara, Cetakan Pertama, Liberty, Yogyakarta, September 1987.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor penentu bagi keseluruhan dinamika kehidupan sosial, ekonomi,

KEDUDUKAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MENURUT UU NO. 41 TAHUN 1999 TENTANG KEHUTANAN

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

TESIS KEWENANGAN PANITERA DALAM PENYELESAIAN ADMINISTRASI PERKARA PUTUSAN HAKIM PADA PENGADILAN NEGERI OLEH : MOENASIR N.P.M. 121.

BAB III PENUTUP. permasalahan dalam penulisan hukum ini sebagai berikut: menggunakan telepon seluler pada saat berkendara adalah langsung

Pemetaan Kedudukan dan Materi Muatan Peraturan Mahkamah Konstitusi. Rudy, dan Reisa Malida

BAB V PENUTUP. penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Kewarganegaraan. dalam melaksanakan tugas pokok dan

DAFTAR PUSTAKA. Amini, Aisyah, Pasang Surut Peran DPR-MPR , Yayasan Pancur Siwah, Jakarta: 2004, Hlm. 36

DAFTAR PUSTAKA., 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. terhadap pokok persoalan yang dikaji dalam karya ini, yaitu: 1. Pertimbangan hukum penerimaan dan pengabulan permohonan

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Zainuddin, 2013,Metode Penelitian Hukum, Cetakan Keempat, Sinar Grafika, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Bagir manan, Dasar-Dasar Perundang-Undangan Indonesia, Jakarta: Indo Hill, 1992

PERLINDUNGAN HUKUM WAJIB PAJAK ATAS PUTUSAN BANDING PPh BADAN YANG DIAJUKAN PENINJAUAN KEMBALI S K R I P S I

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, Rozali Hukum Kepegawaian. Jakarta: CV Rajawali. Albrow, Martin Birokrasi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, Ali, Menguak Tabir Hukum: Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, PT. Gunung Agung Tbk, Jakarta, 2002.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

ANALISIS PENERAPAN TEORI PERLINDUNGAN HUKUM DALAM SENGKETA TATA USAHA NEGARA. Oleh : Nandang Kusnadi, SH.,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan. bahwa :

DAFTAR PUSTAKA. Achwan, Rochman, 2000, Good Governance: Manifesto Politik Abad ke 21,

BAB V P E N U T U P. Papua maka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pemerintah kabupaten/kota adalah :

Transkripsi:

B A B V P E N U T U P A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara dalam mengadili sengketa pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kewenangan Pengadilan Tata Usaha Negara dalam mengadili sengketa pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum berdasarkan konsep kepentingan umum dalam Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara khususnya Pasal 49 huruf b, Penjelasan Pasal 53 ayat (2) sub b Pasal 67 ayat (4) huruf b dan Penjelasan Pasal 67 serta Pasal 136 dikuti dengan kondisi norma yang berbeda, ini merupakan syarat yang harus dipenuhi. Jika semua syarat tersebut terpenuhi baru dapat dikatakan

Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa terkait dengan kepentingan umum tersebut, namun jika salah satu syarat saja tidak terpenuhi, maka Pengadilan Tata Usaha Negara tetap mempunyai kewenangan untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa yang terkait dengan kepentingan umum tersebut. Jadi tidak serta merta suatu keputusan tata usaha negara yang terkait dengan kepentingan umum menyebabkan Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara tersebut. 2. Kendala-kendala Pengadilan Tata Usaha Negara dalam mengadili sengketa pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, meliputi : a. Adanya ketidaksinkronan pengaturan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 yo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 terutama terkait dengan masalah subyek gugatan, obyek gugatan, tenggang waktu pengajuan gugatan dan upaya hukum yang bisa dilakukan. b. Ketiadaan aturan dalam Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara atas kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan umum terutama dalam hal sistem penanganan perkaranya, hal ini terkait dengan adanya batasan waktu 30 (tiga puluh) hari kerja Pengadilan Tata

Usaha Negara harus sudah memutus diterima atau ditolaknya keberatan yang diajukan. 3. Sesuai dengan paham negara kesejahteraan yang dianut oleh bangsa Indonesia bahwa tujuan negara adalah mensejahterakan masyarakat Indonesia, Peradilan Tata Usaha Negara diciptakan untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara pemerintah dengan warga negaranya yakni sengketa yang timbul sebagai akibat dari adanya keputusan-keputusan pemerintah yang dianggap melanggar hak-hak warga negaranya. Dan untuk adanya kepastian hukum bagi masyarakat maupun aparat pelaksana urusan pemerintahan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam sengketa pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum adalah dengan merevisi kembali Undang- Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara atau setidak-tidaknya Mahkamah Agung membuat suatu Peraturan Mahkamah Agung (Perma) sebagai petunjuk pelaksanaan guna memberikan acuan bagi para hakim Peradilan Tata Usaha Negara dalam menangani sengketa pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum tersebut. Untuk sementara waktu sebagai sarana masuk agar sengketa pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dapat segera ditangani sebelum adanya revisi atas Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan sebelum adanya Peraturan Mahkamah Agung yang mengaturnya, Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara dapat memberdayakan ketentuan Pasal 136 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 dengan kombinasi sistem

acara yang ada dalam Undang-Undang tentang Peradilan Tata Uusaha Negara. B. Saran 1. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam Pengadilan Tata Usaha Negara mengadili sengketa Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum demi untuk adanya kepastian hukum diperlukan kembali adanya revisi terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 yo. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 yo. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. 2. Selama belum ada revisi terhadap undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara, maka Mahkamah Agung dapat membuat Peraturan Mahkamah Agung (Perma) sebagai acuan bagi para Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara dalam menyelesaikan sengketa pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum.

DAFTAR PUSTAKA Buku : Ali, Achmad, 2012, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) Dan Teori Peradilan (Judicialpridence), Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Asshiddiqie, Jimly, 2005, Hukum Tata Negara Dan Pilar-Pilar Demokrasi Serpihan Pemikiran Hukum, Media Dan HAM, Konstitusi Perss, Jakarta., 2006, Konstitusi Dan Konstitusionalisme di Indonesia, Sekjen dan Kepaniteraan MK RI, Jakarta. Atmadja, Mochtar Kusuma 1995, Pemantapan Cita Hukum Dan Asas Hukum Nasional Di Masa Kini Dan Masa Yang Akan Datang, Makalah, Jakarta. Basjah, Sjachran, 2014, Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia, Alumni, Bandung. Bedner, Adria W, 2010, Peradilan Tata Usaha Negara Di Indonesia, HuMa Van Vollenhoven, KTIV, Jakarta. Beetham, 1999, Democracy And human Rights, Polity Press, Oxford Budiarjo, Meriam, 1982, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta Diantha, I Made Pasek, 2000, Batas Kebebasan Kekuasaan Kehakiman, Disertasi Universitas Airlangga, Surabaya.

Effendi, Maftuh, 2010, Perluasan Kompetensi Absolut Peradilan Administrasi, Tesis Program Magister Ilmu Hukum Undip, Semarang. Elpah, Dani, 2013, Penormaan Konsep Kepentingan Umum Dalam Undang- Undang Peradilan Tata Usaha Negara, disampaikan dalam rangka Pelantikan/Pengambilan Sumpah Jabatan sebagai Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Makasar tanggal 29 Nopember 2013. Fachrudin, Irfan, 2004, Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan Pemerintah, Alumni, Bandung. Friedman, Lawrence M., 2009, Sistem Hukum Prespektif Ilmu Sosial, Nusamedia, Bandung Hadjon, Philipus Mandiri, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, PT Bina Ilmu, Surabaya. dkk, 2001, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (Introduction to the Indonesian Administrative Law), cetakan ketujuh, Gajah Mada University Perss, Yogyakarta. dkk, 2002, Pengantar Hukum Administrasi, Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta. H.R., Ridwan, 2010, Hukum Administrasi Negara Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Indroharto, 2000, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Buku I Beberapa Pengertian Dasar Hukum Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta., 1999, Usaha Memahami Undang-Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara Buku II Beracara Di Pengadilan Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Lotulung, Paulus Effendi, Pengembangan Negara Hukum di Indonesia, Gema Peratun No. 10 Triwulan II, edisi September 1997, Mahkamah Agung RI, Jakarta. Mahkamah Agung RI, Buku II Pedoman Teknis Administrasi Peradilan Tata Usaha Negara, edisi 2009. Marbun, S. F., 2003, Peradilan Admistrasi dan Upaya Administrasi di Indonesia, UII Press, Yogyakarta., 2012, Hukum Administrasi Negara I, FH UII, Yogyakarta.

, 2012, Hukum Administrasi Negara II, FH UII, Yogyakarta Marzuki, Peter Mahmud, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. Muntoha, 2013, Negara Hukum Indonesia Pasca Perubahan UUD 1945, Kaukaba Dipantara, Yogyakarta. Neno, Victor Yaved, 2006, Implikasi Pembatasan Kompetensi Absolut Peradilan Tata Usaha, Citra Aditya Bakti, Bandung. Pedoman Teknis Admnistrasi Dan Teknis Peradilan Tata Usaha Negara, Buku II, Edisi 2009, Mahkamah Agung R.I. Purbopranoto, Kuncoro, 1978, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi, Alumni, Bandung. Ridwan, 2009, Tiga Dimensi Hukum Administrasi Dan Peradilan Administrasi, FH UII Press, Yogyakarta. Senoadji, Oemar, 1966, Seminar Ketatanegaraan Undang-Undang Dasar 1945, Seruling Masa, Jakarta. Sibuea, Hotma P., 2010, Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan dan Asasasas Umum Pemerintahan Yang Baik, Erlangga, Jakarta. Soemitro, Rochmad, 1976, Masalah Peradilan Administrasi dalam Hukum Pajak di Indonesia, Eresco, Bandung., 1990 Peradilan Tata Usaha Negara, cetakan kedua, Eresco, Bandung Tjandra, W. Riawan, 2010, Teori Dan Praktek Peradilan Tata Usaha Negara, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, 2011, Demokrasi Melawan Kekuasaan Melalui PTUN, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Utama, Yos Johan, 2009, Membangun Peradian Tata Usaha Negara Yang Berwibawa, Pidato Pengukuhan Guru Besar FH Undip, Semarang. Wahyono, Padmo, 1986, Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Wijoyo, Suparto, 2005, Karakteristik Hukum Acara Peradlan Administrasi (Peradilan Tata Usaha Negara), Edisi Kedua, Airlangga University Press, Surabaya. Peraturan Perundang-undangan : Burgerlijk Wetboek (BW). Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 beserta perubahannya. Konstitusi RIS. Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (LN 1960 No. 104, TLRI No. 2043. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (LNRI Tahun 1986, TLNRI No. 3344). Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman (LNRI Tahun 2004 No. 8 TLNRI No. 4358). Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (LNRI Tahun 2004 No. 35, TLNRI No.4380). Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian (LNRI Tahun 2007 No. 65). Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (LNRI Tahun 2007 No. 68). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (LNRI Tahun 2008 No. 64). Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (LNRI Tahun 2009 No.1). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LNRI Tahun 2009 No. 2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (LNRI Tahun 2009 No. 112).

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (LNRI Tahun 2009 No. 139). Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (LNRI Tahun 2009 No. 152, TLNRI No. 5071). Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (LNRI Tahun 2009 No. 257, TLNRI No. 5076). Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara (LNRI Tahun 2009 No. 160, TLNRI No. 5079). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (LNRI Tahun 2011 No. 82). Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan umum (LNRI Tahun 2012 No. 22). Keputusan Presiden RI Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Peraturan Presiden RI Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Peraturan Presiden RI Nomor 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden RI Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Tanah. Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (LNRI Tahun 2012 Nomor 156). Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (LNRI Tahun 2014 Nomor 94). Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum (LNRI Tahun 2014 Nomor 223).