MEMPLESTER PROFIL HIAS

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

MEMASANG KONSTRUKSI BATU BATA BENTUK BUSUR

MEMPLESTER BIDANG RATA

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

MEMASANG KUSEN PADA DINDING PASANGAN

MEMASANG DAUN PINTU DAN JENDELA

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

MEMASANG KONSTRUKSI TANGGA BATA

PETA KEDUDUKAN MODUL

MODUL PEMBELAJARAN MENGGAMBAR KONTRUKSI PINTU DAN JENDELA BAGTGB.002.A JAM

JOBSHEET PRAKTIK KERJA BATU I

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MENGGAMBAR KONSTRUKSI PINTU DAN JENDELA

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG F.45 TPB I 07

MENGGAMBAR KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

MENGGAMBAR SAMBUNGAN KAYU

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

MEMBUAT MAL PROFIL ADUKAN

LABORATORIUM / WORKSHOP KERJA BATU JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

6 a) Kelebihan 1) Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan terhadap api/kebakaran. 2) Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasan

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU.

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

DINDING DINDING BATU BUATAN

MENGGAMBAR SAMBUNGAN PIPA

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

MEMBUAT KUSEN PINTU TUNGGAL

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

SISTEM PABRIKASI PADA PELAKSANAAN STRUKTUR FEROSEMEN Ir. Rislan Syarief M.Arch. Iai* ABSTRAK

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN KAYU

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

PRASYARAT. 2. Peserta diklat sudah pernah praktik Plambing, khususnya

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU


Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

METODE KERJA DAN PRODUKTIVITAS TUKANG BATU PADA PEKERJAAN PLESTERAN. Oleh: Taufik Dwi Laksono

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA. Naskah Publikasi

BAB X PINTU DAN JENDELA

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PELAT

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN. Bangunan yang dilaksanakan adalah kegiatan PEMBANGUNAN RUANG KELAS

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR-DASAR MENGGAMBAR TEKNIK

METODE PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI LAPANGAN BAB I DESKRIPSI

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA SPESIFIKASI KHUSUS INTERIM SEKSI 6.6

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

Transkripsi:

MEMPLESTER PROFIL HIAS BAG- TKB.005.A-91 30 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL EDISI 2001

KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memplester Profil Hias merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktikum peserta diklat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu bagian dari kompetensi melaksanakan dasar-dasar pekerjaan konstruksi bangunan. Modul ini mengetengahkan materi pekerjaan plesteran hias. Pengertian plesteran hias dalam hal ini adalah ornamen-ornamen pasangan bangunan yang bersifat non konstruktif atau hanya berfungsi sebagai tambahan nilai estetika. Pembuatan ornamen lebih diutamakan melalui teknik plesteran. Pada dasarnya terdapat dua teknik plesteran untuk membuat ornamen pada bangunan, yaitu : (1) teknik penambalan, biasanya untuk membentuk ornamen plesteran tumpang tindih, (2) teknik pengerukan, biasanya digunakan untuk membuat alur yang seragam. Tujuan utama memplester profil hias adalah untuk membuat penampilan dari satu kesatuan bangunan agar nampak lebih indah, artistik dan lain sebagainya. Modul ini terkait dengan modul lain yang membahas Memplester Bidang Rata, Membuat Mal Profil Adukan, Mengaci Plesteran dan Melaksanakan Pekerjaan Cat Tembok. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh Instruktur. Tim Penyusun ii

DESKRIPSI JUDUL Modul ini terdiri dari tiga kegiatan belajar. Kegiatan belajar tersebut adalah : (1) Menghitung Bahan Plesteran Hias, (2) Memplester Hias Sistem Tempel Tumpang Tindih dan (3) Memplester Hias Sistem Tempel Keruk. Kegiatan belajar 1 membahas tentang bagaimana cara menghitung bahan plesteran hias. Bahan adukan plesteran hias terdiri dari semen atau kapur yang berfungsi sebagai bahan pengikat, pasir, semen merah dan tras berfungsi sebagai bahan pengisi. Adukan tersebut sebelum dicampur perlu dilakukan perhitungan untuk kebutuhan bahannya, agar diperoleh suatu jumlah bahan yang memadai (tidak terlalu boros). Kegiatan belajar 2 membahas tentang bagaimana cara-cara memplester hias sistem tempel tumpang tindih. Pada sistem ini pada dasarnya plesteran hias dibuat berdasarkan beberapa tahapan. Tahapan pertama mendasari tahapan kedua, ketiga dan seterusnya. Penggunaan sistem ini cenderung mengarah pada bentuk plesteran hias timbul dan bersudut siku. Kegiatan belajar 3 mempelajari bagaimana cara-cara memplester hias sistem tempel keruk. Tujuan utama adalah membuat alur cekung pada plesteran dengan cara mengeruk plesteran yang sudah jadi. Sebagai contoh alur cekung pada pilar penyangga yang digunakan pada teras rumah. Alur cekung tersebut hanya berfungsi sebagai hiasan semata, yang cenderung ditinjau dari segi estetika. iii

PETA KEDUDUKAN MODUL iv

PRASYARAT Untuk melaksanakan modul Memplester Profil Hias memerlukan kemampuan awal yang harus dimiliki peseta diklat, yaitu : Peserta diklat telah menguasai cara membuat adukan pasta untuk plesteran. Peserta diklat telah mengetahui cara menghitung volume dan kebutuhan bahan untuk pekerjaan plesteran hias. Peserta diklat telah mengetahui cara memplester tembok. v

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DESKRIPSI JUDUL... iii PETA KEDUDUKAN MODUL... iv PRASYARAT... v DAFTAR ISI... vi PERISTILAHAN... vii PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL... viii TUJUAN... ix KEGIATAN BELAJAR 1 MENGHITUNG BAHAN PLESTERAN HIAS... 1 A. Lembar Informasi... 1 B. Pekerjaan Plesteran Hias... 2 C. Lembar Latihan 1... 3 KEGIATAN BELAJAR 2 MEMPLESTER HIAS SISTEM TEMPEL TUMPANG TINDIH... 4 A. Lembar Informasi... 4 B. Lembar Kerja... 5 C. Lembar Latihan 2... 7 KEGIATAN BELAJAR 3 MEMPLESTER HIAS SISTEM TEMPEL KERUK... 8 A. Lembar Informasi... 8 B. Lembar Kerja... 8 C. Lembar Latihan 3... 10 LEMBAR EVALUASI... 11 LEMBAR KUNCI JAWABAN... 12 DAFTAR PUSTAKA... 13 vi

PERISTILAHAN/GLOSSARY Plesteran hias : Pekerjaan plesteran yang mengutamakan pada plesteran seni. Sistem Tempel Tumpang Tindih : Sistem pekerjaan memplester hias dengan teknik memplester lapis demi lapis. Sistem tempel keruk : Sistem pekerjaan memplester hias dengan teknik setelah plesteran rata pada bagian-bagian tertentu dikeruk sesuai dengan desain yang diinginkan. vii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Bagaimana kabar peserta diklat? Mudah-mudahan peserta diklat dalam keadaan sehat sehingga bisa meneruskan mempelajari modul ini. Pada pokok bahasan ini peserta diklat diajak untuk mempelajari dan mempraktekkan 3 kegiatan belajar yaitu (1) Menghitung bahan plesteran hias, (2) Memplester hias sistem tempel tumpang tindih, (3) Memplester hias sistem tempel keruk. Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat (1) Menghitung volume dan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan plesteran hias, (2) Menentukan ketebalan plesteran hias dengan memakai kayu dengan tebal tertentu sebagai ukuran tebal plesteran yang diinginkan, (3) Memplester dengan plesteran hias dengan sistem tempel tumpang tindih dan sistem tempel keruk. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut peserta diklat perlu mempelajari modul ini dengan cermat serta mempraktekkannya. Waktu yang disediakan untuk mempelajari modul ini adalah 30 jam termasuk mengerjakan tes. Setelah menerima modul ini segeralah peserta diklat mempelajari dan mengerjakan perintah-perintah pada setiap kegiatan. Dalam melaksanakan praktek bentuklan 1 group yeng terdiri dari 3-4 peserta diklat, kemudian bekerjalah secara bersama-sama. Selamat belajar semoga berhasil! viii

TUJUAN 1. Tujuan Umum Pembelajaran Setelah selesai mengikuti dan mempraktekkan pelajaran Memplester Profil Hias sampai selesai diharapkan peserta diklat dapat : a. Menghitung volume plesteran hias dan bahan-bahan plesteran hias yang digunakan. b. Mengetahui tentang cara-cara bagaimana menentukan ketebalan plesteran hias. c. Mempraktekkan cara memplester dengan plesteran hias sistem tempel tumpang-tindih maupun sistem tempel keruk. d. Mengetahui kegunaan plesteran hias. 2. Tujuan Khusus Pembelajaran : Setelah selesai mengikuti dan mempraktekkan pelajaran tentang Memplester Profil Hias sampai selesai diharapkan peserta diklat dapat : a. Menghitung volume plesteran hias dengan benar. b. Menghitung bahan-bahan plesteran hias yang digunakan berdasarkan volume pekerjaan plesteran hias yang telah direncanakan dengan benar. c. Menentukan ketebalan plesteran hias dengan memakai kayu yang mempunyai ketebalan tertentu dengan benar. d. Mempraktekkan cara memplester hias baik sistem tempel tumpang tindih maupun sistem tempel keruk dengan benar. ix

KEGIATAN BELAJAR 1 MENGHITUNG BAHAN PLESTERAN HIAS A. Lembar Informasi Pekerjaan memplester hias pada tembok merupakan pekerjaan seni sebagai tambahan nilai keindahan pada bidang yang diplester, sehingga penampilannya akan kelihatan lebih artistik. Plesteran hias ini dapat diaplikasikan pada bagian luar/dalam atau kedua-duanya dari permukaan atau plesteran bagian tepi dari tembok. Fungsi plesteran adalah : (1) Menambah nilai keindahan dari bidang (bagian) yang diplester, (2) Melindungi bidang tepi dari plesteran dari benturan benda keras sehingga tidah mudah rusak. Bahan adukan plesteran pada umumnya terdiri dari bahan dasar berupa : semen atau kapur berfungsi sebagai bahan pengikat, dan pasir, semen merah, tras berfungsi sebagai bahan pengisi. Adukan yang terdiri dari campuran bahan-bahan seperti tersebut di atas sebelum dibuat dan digunakan perlu dilakukan perhitungan atas penggunaan bahanbahannya. Perhitungan penggunaan bahan dasar dihitung berdasarkan jumlah volume plesteran yang yang ada. Misalnya perhitungan plesteran hias pada tepi keliling dari kusen sebuah pintu kamar dengan ukuran sebagai berikut : + 2.10 A A 1.50 3.00 0.90 DETAIL POT A-A Gambar 1. Kusen Pintu Kamar 1

Dasar perhitungannya adalah sebagai berikut : Volume plesteran hias = Luas pot. plesteran hias x panjang plesteran hias. = 2 (3x1,5) (1x0,5) (1x0,5) x (210+210+90) = 3570 cm 3. Jika digunakan plesteran hias dengan campuran perbandingan volume 1 Pc : 4 Ps, maka bahan dasar yang dibutuhkan adalah : Pc (portland cemen) : 1/5 x 3570 cm 3 = 714 cm 3. Sm (semen merah) : 4/5 x 3570 cm 3 = 2856 cm 3. Jumlah = 3570 cm 3. B. Pekerjaan Plesteran Hias Memplester untuk plesteran hias dapat digunakan untuk memplester bidang rata vertikal dan memplester bidang rata horizontal (datar). Kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pekerjaan plesteran hias pada umumnya terletak pada plesteran bidang vertikal. Plesteran hias pada bidang vertikal biasanya digunakan pada plesteran hias untuk listplank, tepi tembok, tepi keliling kusen pintu/jendela, atau pada lubanglubang yang terdapat pada tembok yang berfungsi sebagai ornamenornamen untuk keindahan dari permukaan tembok yang bersangkutan, seperti pada lubang ventilasi udara. Sebelum pekerjaan plesteran hias dimulai, permukaan plesteran yang akan diplester hias harus bersih dari segala kotoran. Di awal pekerjaan plesteran hias, plesteran pada tembok harus dibasahi dahulu, terutama pada plesteran yang mempunyai pengisapan tinggi. Pembasahan sebaiknya dilakukan dengan memakai kuas/sikat. Hal ini dimaksudkan agar debu/kotoran yang menempel dapat terlepas, sehingga lapisan plesteran hias dapat melekat dengan baik pada plesteran tembok. Retak-retak pada plesteran hias harus dihindarkan semaksimal mungkin, untuk maksud ini campuran yang dipakai harus dipilih sebaik mungkin. 2

Retak-retak pada plesteran antara lain disebabkan oleh campuran adukan tidak merata, adukan terlalu plastis, terlalu banyak bahan yang halus, perbedaan ketebalan lapisan yang besar, perbedaan penyerapan plesteran dasar (tembok), pengeringan terlalu cepat, plesteran hias terlalu kuat dari plesteran tembok. Setelah tembok dibasahi kemudian diberi lapisan pertama (kamprotan) dengan ketebalan lebih kurang 2-3 mm. Untuk memudahkan pekerjaan, maka dibuat lapisan plesteran hias lapis demi lapis. Untuk mendapatkan permukaan yang halus terakhir dibuat lapisan acian dengan ketebalan lebih kurang 1 mm. C. Lembar latihan 1 Hitung volume plesteran hias, jika adukan digunakan perbandingan 1 Pc : 4 Ps, untuk sebuah lisplank beton dengan ukuran panjang 9 m, tinggi 0,5 m. Plesteran hias dibuat pada bidang luar, keliling dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut : Plesteran hias 0.50 m 9.00 m 0,5 0,5 0,5 0,5 1 cm 3,5 cm Bentuk Plesteran Hias 3

Gambar 2. Bentuk Plesteran Hias untuk Lisplank Beton KEGIATAN BELAJAR 2 MEMPLESTER HIAS SISTEM TEMPEL TUMPANG TINDIH A. Lembar Informasi Sebelum pekerjaan plesteran hias dilaksanakan, adukan plesteran hias harus dipersiapkan terlebih dahulu. Syarat-syarat adukan plesteran : (1) Adukan untuk plesteran hias harus bersih dari kotoran-kotoran, sisa tumbuh-tumbuhan, (2) Bahan pengikat yang digunakan untuk bahan campuran harus benar-benar berupa bubuk halus. Tidak boleh terdapat butir-butir bahan pengikat yang dalam plesteran hias dapat mengakibatkan rusaknya plesteran hias, (3) Sebelum plesteran hias dimulai, plesteran dasar harus disiram dengan air bersih hingga basah dan jenuh. Plesteran hias ini biasanya digunakan pada pekerjaan-pekerjaan finishing yang banyak melibatkan unsur seni. Misalnya pada pekerjaan perapian pada listplank, memberi bingkai pada kusen pintu/jendela, atau lubang ventilasi pada suatu ruangan dan lain sebagainya. Macam-macam bentuk serta potongan melintang pada pekerjaan plesteran antara lain sebagai berikut : 4

Gambar 3. Macam-Macam Bentuk Plesteran Hias B. Lembar Kerja 1. Alat a. Cetok. b. Alat lepa. c. Bilah perata d. Benang. e. Martil f. Alat sipat datar (waterpass) g. Unting-unting. h. Ember i. Cangkul j. Sekop. k. Kotak adukan. l. Kotak angkut 2. Bahan Bahan adukan yang terdiri dari : 1 Pc : 4 Ps. 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang lengkap dan betul, (sarung tangan, topi, sepatu dan lain-lain). b. Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-benda yang mengganggu pekerjaan. c. Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu dalam melaksanakan pekerjaan. d. Tempatkan alat-alat pada tempat yang aman tidak mudah jatuh dan mudah dijangkau. e. Hindarkan pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya. f. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, hati-hati serta jangan bersendau gurau. g. Perhatikan petunjuk dari pembimbing. 5

h. Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar tugas dan uruturutan kerja, bila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan pada pembimbing. i. Bekerjalah bersama-sama dengan teman seregu, dengan saling membantu dan perhatikanlah teman-teman agar tidak terjadi kecelakaan j. Laporkan segera kepada pembimbing, bila terjadi sesuatu yang merugikan (kecelakaan) sewaktu bekerja. 4. Langkah Kerja a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. b. Basahi plesteran dasar tembok dengan air hingga jenuh, dan lukai plesteran dasar tembok agar ikatan antara plesteran kuat. c. Pasang benang pada lapisan plesteran hias 1, yaitu plesteran hias yang menempel pada plesteran dasar tembok sesuai dengan ukurannya. d. Pasang papan penahan plesteran hias dengan ketebalan 0,5 cm pada kekudukan 3 cm sebagai plesteran pertama dan matikan dengan pengunci. e. Tebar adukan plesteran hias dan ratakan dengan roskam sehingga membentuk plesteran hias lapis pertama. f. Pasang lagi papan penahan plesteran dengan tebal 0,5 cm pada kedudukan 2 cm sebagai plesteran hias kedua diatas lapisan plesteran pertama. g. Tebar adukan plesteran hias dan ratakan dengan roskam sehingga membentuk plesteran hias lapis kedua. h. Pasang lagi papan penahan plesteran dengan tebal 0,5 cm pada kekdudukan 1 cm sebagai plesteran hias ketiga diatas lapisan plesteran kedua. i. Tebar adukan plesteran hias dan ratakan dengan roskam sehingga membentuk plesteran hias lapis ketiga. 6

j. Setelah agak keras lepas papan penahan plesteran satu per satu dan bersihkan pekerjaan. C. Lembar Latihan 2 + 2.10 A A 3.00 1.50 0.90 DETAIL POT A-A PAPAN PENAHAN III PAPAN PENAHAN II PAPAN PENAHAN III 1,5 3 CARA PENGERJAAN 7

Gambar 4. Pengerjaan Kusen Pintu Kamar KEGIATAN BELAJAR 3 MEMPLESTER HIAS SISTEM TEMPEL KERUK A. Lembar Informasi Sebelum pekerjaan plesteran hias dilaksanakan, adukan plesteran hias harus dipersiapkan terlebih dahulu. Syarat-syarat adukan plesteran : (1) Adukan untuk plesteran hias harus bersih dari kotoran-kotoran, sisa tumbuh-tumbuhan, (2) Bahan pengikat yang digunakan untuk bahan campuran harus benar-benar berupa bubuk halus. Tidak boleh terdapat butir-butir bahan pengikat yang dalam plesteran hias dapat mengakibatkan rusaknya plesteran hias, (3) Sebelum plesteran hias dimulai, plesteran dasar harus disiram dengan air bersih hingga basah dan jenuh. B. Lembar Kerja 1. Alat a. Cetok. b. Alat lepa. c. Bilah perata d. Benang. e. Martil f. Alat sipat datar (waterpass) g. Unting-unting. h. Ember i. Cangkul j. Sekop. 8

k. Kotak adukan. l. Kotak angkut 2. Bahan Bahan adukan yang terdiri dari : 1 Pc : 4 Ps. 3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja a. Gunakan pakaian dan perlengkapan kerja yang lengkap dan betul, (sarung tangan, topi, sepatu dan lain-lain). b. Bersihkan tempat pekerjaan dari kotoran atau benda-benda yang mengganggu pekerjaan. c. Tempatkan bahan-bahan pada tempat yang tidak mengganggu dalam melaksanakan pekerjaan. d. Tempatkan alat-alat pada tempat yang aman tidak mudah jatuh dan mudah dijangkau. e. Hindarkan pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya. f. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, hati-hati serta jangan bersendau gurau. g. Perhatikan petunjuk dari pembimbing. h. Perhatikan dan pelajari dengan seksama gambar tugas dan uruturutan kerja, bila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan pada pembimbing. i. Bekerjalah bersama-sama dengan teman seregu, dengan saling membantu dan perhatikanlah teman-teman agar tidak terjadi kecelakaan j. Laporkan segera kepada pembimbing, bila terjadi sesuatu yang merugikan (kecelakaan) sewaktu bekerja. 4. Langkah Kerja a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. b. Basahi plesteran dasar tembok dengan air hingga jenuh, dan lukai plesteran dasar tembok agar ikatan antara plesteran kuat. 9

c. Plester kolom, hingga semua permukaan tertutup dengan plesteran. d. Gunakan bilah perata unutk membuat mal pada alur yang dikeruk. e. Kencangkan/matikan bilah perata dengan penjepit dari kawat/tulangan dengan 6 mm. f. Keruk plesteran pada bagian alur yang telah direncanakan pada cetak kecil. g. Haluskan sisi-sisinya agar membentuk sudut yang tajam. h. Setelah agak keras lepas papan penahan plesteran satu per satu dan bersihkan pekerjaan. C. Lembar Latihan 3 Bagian plesteran yang dikeruk 10

Gambar 5. Plesteran Hias Sistem Tempel Keruk LEMBAR EVALUASI Tes Tertulis 1. Sebutkan dua fungsi utama plesteran hias! 2. Jelaskan mengapa plesteran hias pengerjaan lapisan hiasnya bertahap? Hasil Keterampilan 1. Cara menggunakan alat : 20 %. 2. Sistematika kerja : 20 %. 3. Perhatian terhadap keselamatan kerja : 10 %. 4. Sikap kerja : 10 %. 5. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan : 15 %. 6. Hasil pekerjaan meliputi : a. Ketegakan plesteran hias : 5 %. b. Kelurusan plesteran hias : 5 %. c. Homogenitas warna plesteran : 5 %. d. Kepadatan plesteran : 5 %. e. Kebersihan : 5 %. 11

LEMBAR KUNCI JAWABAN Tes Tertulis 1. Fungsi plesteran adalah : (1) menambah keindahan pada bagian bangunan terkait sehingga lebih artistik, (2) sebagai perkuatan sehingga sisi-sisi plesteran tidak mudah rusak apabila terkena benturan benda yang lain. 2. Karena dengan cara pengerjaan yang bertahap akan menghasilkan suatu pekerjaan plesteran hias yang baik, rapi dan metode serta langkah kerja relatif mudah. 12

DAFTAR PUSTAKA Department Of Labour and Immigration. 1975. Basic Trade Manual, 13-1 Bricklaying Fundamentals. Canberra : Australian Government Publishing Service. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. 1988. Kumpulan Job Sheet Penataran Dosen FPTK IKIP Jakarta-Surabaya-Ujung Pandang di FPTK IKIP Yogyakarta. Yogyakarta : FPTK IKIP Yogyakarta. Soegeng Djojowirono. 1988. Konstruksi Bangunan Gedung. Yogyakarta : Biro penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 13

PETA MODUL BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN Program Keahlian : Teknik Konstruksi Bangunan Tingkat I Tingkat II Tingkat III BAG-TGB.001.A BAG-TKB.004.A BAG-TKB.010.A BAG-TGB.001.A-01 BAG-TKB.004.A-85 BAG-TKB.010.A-105 BAG-TKB.004.A-86 BAG-TGB.001.A-02 BAG-TKB.004.A-87 BAG-TKB.010.A-106 BAG-TKB.004.A-88 BAG-TGB.001.A-03 BAG-TKB.004.A-89 BAG-TKB.010.A-107 BAG-TGB.001.A-04 BAG-TKB.005.A BAG-TKB.010.A-108 BAG-TGB.001.A-05 BAG-TKB.005.A-90 BAG-TGB.001.A-06 BAG-TKB.011.A BAG-TGB.001.A-07 BAG-TKB.005.A-91 BAG-TKB.011.A-109 BAG-TSP.001.A BAG-TKB.005.A-92 BAG-TKB.011.A-110 BAG-TSP.001.A-32 BAG-TKB.005.A-93 BAG-TKB.011.A-111 BAG-TKB.001.A BAG-TKB.001.A-71 BAG-TKB.005.A-94 BAG-TKB.011.A-112 BAG-TKB.001.A-72 BAG-TKB.001.A-73 BAG-TKB.006.A BAG-TKB.011.A-113 BAG-TKB.001.A-74 BAG-TKB.006.A-95 BAG-TKB.001.A-75 BAG-TKB.011.A-114 BAG-TKB.001.A-76 BAG-TKB.006.A-96 BAG-TKB.011.A-115 BAG-TKB.002.A BAG-TKB.007.A BAG-TKB.002.A-77 BAG-TKB.007.A-97 BAG-TKB.011.A-116 BAG-TKB.007.A-98 BAG-TKB.002.A-78 BAG-TKB.007.A-99 BAG-TKB.011.A-117 BAG-TKB.007.A-100 BAG-TKB.002.A-79 BAG-TKB.012.A BAG-TKB.008.A BAG-TKB.012.A-118 BAG-TKB.002.A-80 BAG-TKB.008.A-101 BAG-TKB.012.A-119 BAG-TKB.002.A-81 BAG-TKB.008.A-102 BAG-TKB.012.A-120 BAG-TKB.003.A BAG-TKB.009.A BAG-TKB.003.A-82 BAG-TKB.009.A-103 BAG-TKB.013.A BAG-TKB.013.A-121 BAG-TKB.003.A-83 BAG-TKB.009.A-104 BAG-TKB.013.A-122 BAG-TKB.003.A-84 BAG-TKB.013.A-123 Keterangan : BAG : Bidang Keahlian Teknik Bangunan TGB : Program Keahlian Teknik Gambar BAG-TKB.013.A-124 Bangunan BAG-TKB.014.A TSP : Program Teknik Survai dan Pemetaan BAG-TKB.014.A-125 TKB : Program Keahlian Teknik Konstruksi BAG-TKB.014.A-126 Bangunan BAG-TKB.014.A-127 TPK : Program Teknik Perkayuan TPS : Program Teknik Plambing dan Sanitasi : Modul yang dibuat BAG-TKB.014.A-128 iv