PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mengingat dampak yang buruk depresi postpartum yang diderita seorang

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

Sejarah Penurunan AKI PERTEMUAN 3 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN KELAS IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan ditemukan satu atau lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini dengan memantau kesehatan ibu, dengan digunakan indicator

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

MODEL KELAS IBU HAMIL UNTUK PEMETAAN RISIKO KEHAMILAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI PERSALINAN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

Monitoring. 29-Feb-12

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2010). Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. informasi untuk memudahkannya membuat pilihan tentang asuhan yang ia terima.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB 1 PEDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang alami artinya perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

commit to user BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

Volume VI Nomor 3, Agustus 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perinatal (Marmi, 2011 : 21). Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan fisik dan emosi dari ibu setra perubahan sosial dalam keluarga

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik maupun psikologis. Dua

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ibu di masyarakat (Riskesdas.2013:169). sampai bulan November jumlah K1 33, K4 33, Persalinan Nakes 33, dari

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. suatu kejadian yang fisiologis/ alamiah, akan tetapi di dalam prosesnya dapat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini Indonesia adalah salah satu negara yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

A. LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan

BAB I PENDAHULUAN. persalinan, perawatan bayi yang baru lahir dan pemeliharaan ASI

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan ingin menghadapi kelahiran dengan aman dan nyaman. Continuity

BAB 1 PENDAHULUAN. ditangani adalah tinggi nya angka kematian ibu (AKI) yang mencapai 307 per

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan masyarakat sangat diperlukan. seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari target yang ditetapkan untuk Indonesia, baik target Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam program

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengingat dampak yang buruk depresi postpartum yang diderita seorang wanita terhadap perkembangan intelektual, tingkah laku, dan emosi anak yang dilahirkan pada masa balita, maka sangatlah penting untuk melakukan deteksi dini dan penanganan segera oleh tenaga kesehatan terdepan terhadap penderita depresi postpartum. Sedangkan upaya intervensi yang bertujuan untuk melakukan pencegahan kejadian depresi postpartum tentulah akan sangat menguntungkan. Depresi pos partum mempengaruhi sekitar 15% ibu bersalin dan khususnya terjadi pada minggu dan bulan-bulan awal pasca persalinan. Depresi Postpartum dapat bertahan sampai satu tahun atau lebih (Saifudin, 2011). Laporan penelitian dari berbagai negara, lebih banyak mengenai upaya pencegahan pasca salin, pengobatan bagi penderita yang telah mengalami depresi postpartum. Sedangkan upaya pencegahan sebelum persalinan sangat sedikit yang sudah dilaporkan, sehingga peneliti berusaha untuk mencoba mendapatkan penjelasan tentang permasalahan yang berkaitan dengan hal ikwal masalah gejolak psikologis sebelum persalinan, dengan cara melaksanakan pelatihan kelas ibu sehingga akan menurunkan tingkat depresi postpartum baik tingkat depresi rendah, sedang maupun berat. 1

2 Dengan meniti kebijakan Internasional tentang program strategi MPS (Making Pregnancy Safer) oleh WHO th 1999 sangat meminta perhatian pemerintah dan masyarakat setiap negara untuk;(1) menempatkan safe motherhood /gerakan sayang ibu sebagai prioritas utama dalam pembangunan kependudukan,(2) menyusun standart pelayanan kesehatan maternal neonatal, (3) memperbaiki akses pelayanan kesehatan,(4) meningkatkan upaya kesehatan promotif maternal dan neonatal,(5) dan memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal (YPB-SP, 2002). Di Indonesia program tersebut ditindak lanjuti dengan strategi operasional untuk mempercepat penurunan angka Kematian Ibu (AKI) yang mencapai 307/100.000 kelahiran hidup pada th 2007 (Saifudin,2011, Saryono,2010). Dari tahun 1996 pemerintah meluncurkan gerakan sayang ibu, dan intervensi strategis dalam safe motherhood/ gerakan sayang ibu dalam 4 (empat) pilar yaitu: 1. Keluarga Berencana/KB dengan tujuan merencanakan waktu yang tepat untuk kehamilan, jarak kehamilan,dan jumlah anak. 2. Pelayanan Antenatal (ANC) untuk mencegah komplikasi dan deteksi dini resiko dan penaganan yang adekuat. 3. Persalinan yang aman dan berkuwalitas, baik berkuwalitas bagi ibu maupun bagi bayi yang dilahirkan. 4. Pelayanan obstetri esensial yaitu memastikan penanganan resiko dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan (YPB-SP,2002).

3 Sebagai tindak lanjut kebijakan tersebut dilaksanakan program tentang gerakan sayang ibu dengan menyelenggarakan Pelatihan Kelas Ibu di Puskesmas Trucuk khususnya dan Kabupaten Bojonegoro pada umumnya. Adapun dalam pelaksanaanya diupayakan dengan program kelas ibu yang dicanangkan sejak th 2010 (DepKes RI,2010). Dengan tujuan sebagai sarana untuk belajar kelompok tentang kesehatan bagi ibu hamil, yang berupa kegiatan pelatihan. Dengan tujuan meningkatkan pengetahuan bagi ibu hamil, perubahan sikap dan perilaku ibu hamil agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, dan juga mitos/ kepercayaan/ adat istiadat setempat, serta penyakit menular dan juga masalah akte kelahiran (DepKes RI,2009). Yang kesemuanya merupakan bagian dari kegiatan persiapan psikologis pra persalinan sehingga dalam proses persalinan diharapkan tidak ada kendala yang berarti dan setelah persalinanpun tidak akan timbul depresi postpartum. Bidan sebagai pemberi materi / fasilitator pelatihan kelas ibu harus memperhatikan tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, social ekonomi, dan privacy pasien (Saryono, 2010). Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu- ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu sampai dengan 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 20 orang/ ibu hamil ( Depkes RI, 2009). Kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis, serta dapat dilaksanakan secara

4 terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil difasilitasi oleh bidan / tenaga kesehatan dengan menggunakan paket kelas ibu hamil yaitu buku KIA, flip chart (lembar balik), pedoman pelaksanaan kelas ibu hamil, pegangan fasilitator kelas ibu hamil dan buku senam Ibu hamil. Dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil ada beberapa aspek yang harus dipenuhi sebagai standar dalam pelatihan yang mencakup : (1) pengetahuan : dalam hal ini peserta pelatihan diharapkan memperoleh nilai atau mengisi secara benar sedikitnya 75% dari seluruh kuesioner yang diberikan pada akhir pelatihan, (2) ketrampilan : dengan pelatihan ini peserta diharapkan mampu menciptakan suasana menyenangkan didalam kelas ibu, menggunakan teknik fasilitasi yang efektif dan memperoleh nilai memuaskan dari praktek fasilitasi. Peserta dan pelatih memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama untuk mencapai pelatihan tersebut (DepKes RI, 2009). Peristiwa kelahiran adalah peristiwa sakral dan otentik yang perlu disadari dan dihayati, walaupun begitu ibu hamil harus mendapatkan gambaran secara nyata tentang pengetahuan sebelum persalinan, proses persalinan dan pasca persalinan. Penyuluhan kesehatan ibu dan anak merupakan suatu kegiatan yang unik dan komplek. Dengan dipahaminya masalah kehamilan yang lebih komplek diharapkan ibu hamil telah siap secara psikologis (Janah, 2011, Alvibel dkk,2009). Sehingga ibu hamil mampu menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi pada proses persalinan (Wolman dkk,2000), melaporkan dukungan psikologis yang diberikan selama pra persalinan terbukti menurunkan angka kejadian depresi postpartum.

5 Walaupun pelatihan kelas ibu sudah dilaksanakan tidak menutup kemungkinan ada faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya depresi postpartum diantaranya kondisi fisik ibu hamil. Berkaitan dengan masalah kondisi fisik yang dapat berpengaruh terhadap depresi postpartum, maka dapat diklasifikasikan dalam beberapa permasalahan fisik yang menyertai ibu hamil, antara lain: (1) kondisi fisik secara anatomis baik fisiologis maupun patologis, (2) riwayat penyakit yang mempengaruhi kehamilan, baik penyakit yang menular maupun kronis, (3) juga gangguan atau keluhan yang dirasakan ibu hamil, akan merupakan pertimbangan penanganan pada proses persalinan. Kondisi fisik secara anatomis baik secara fisiologis maupun patologis yang bisa memberikan gambaran tentang keadaan secara umum kondisi ibu hamil, apakah dalam keadaan normal atau mempunyai resiko. Sehingga dengan pemberian pelatihan kelas Ibu prapersalinan diharapkan ibu mengetahui secara dini tentang keadaan sebenarnya, sehingga sangatlah mutlak dipersiapan dalam mengurangi gejolak psikologis ibu postpartum. Adapun dengan riwayat penyakit dan gangguan/ keluhan yang menyertai pada ibu hamil, juga bisa mempermudah diteksi dini dan penaganan segera pada kasus komplikasi yang ada (Wolman dkk, 2000, Alviben dkk, 2009). Pengelolaan pelatihan kelas ibu hamil memiliki tatacara dan metode pembelajaran yang bersifat : (1) presentasi ilustratif partisipatif yaitu metode pembelajaran yang dapat memberikan gambaran serta mengajak partisipasi

6 aktif peserta. (2) Diskusi dan teknik pembelajaran interaktif yaitu teknik pembelajaran yang mendorong peserta didik tertarik untuk mengemukakan pendapat atau bercerita tentang masalah yang dihadapi. (3) Latihan dan tugas dalam hal ini untuk mengetahui tingkat pemahaman perlu diberikan latihan dan tugas. (4 ) Praktek perorangan dan kelompok, hal ini ditujukan untuk membekali peserta didik mempunyai ketrampilan baik individu atau kelompok. (5) Simulasi, metode ini ditujukan peserta didik dapat bermain peran dalam membahas materi yang sedang dipelajari. (6) Bimbingan dan peragaan, kegiatan ini bertujuan memberikan gambaran yang jelas pada kenyataan yang sebenarnya, tentu saja dengan bimbingan dari fasilitator (DepKes RI,2009). Dengan berbagai macam pemahaman materi yang diberikan pada Pelatihan Kelas Ibu Hamil akan dapat difahami gejala gejala yang dapat mempengaruhi ibu terhadap Tingkat Depresi Postpartum. Berkaitan dengan berbagai macam permasalahan yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Kelas Ibu terhadap Depresi Postpartum dari Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka bisa dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

7 5. Apakah ada perbedaan pengaruh terhadap Tingkat Depresi Postpartum antara kelompok ibu yang diberi Pelatihan Kelas Ibu Hamil dengan yang tidak diberikan Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. 6. Apakah ada perbedaan pengaruh terhadap Tingkat Depresi Postpartum antara kelompok ibu dengan kondisi fisik yang beresiko Tinggi dengan kelompok ibu yang beresiko Rendah di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. 7. Apakah ada interaksi pengaruh antar variabel Pelatihan Kelas Ibu Hamil dengan Variabel Kondisi Fisik Ibu Hamil terhadap Tingkat Depresi Pospartum di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. B. Tujuan Penelitian 1. Ingin mengetahui adanya perbedaan pengaruh terhadap Tingkat Depresi Postpartum antara kelompok ibu yang diberi Pelatihan Kelas Ibu Hamil dengan yang tidak diberikan Pelatihan Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. 2. Ingin mengetahui adanya perbedaan pengaruh terhadap Tingkat Depresi Postpartum antara kelompok ibu dengan kondisi fisik yang berisiko Tinggi dengan kelompok ibu yang berisiko Rendah di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro.

8 3. Ingin mengetahui adanya interaksi pengaruh antar variabel Pelatihan Kelas Ibu Hamil dengan Variabel Kondisi Fisik Ibu Hamil terhadap Tingkat Depresi Pospartum di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro. C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan tentang deteksi dini depresi postpartum, pencegahan, serta penanganan kasus depresi postpartum, serta menurunkan angka kejadian depresi postpartum di Puskesmas Trucuk, Kabupaten Bojonegoro dengan melalui Pelatihan Kelas Ibu Hamil. 2. Bagi Masyarakat Dengan hasil penelitian ini diharapkan bisa mengembangkan dan meningkatkan pemahaman masalah depresi postpartum, sehingga dapat menunjang pemantauan deteksi dini yang tepat dan cepat dalam kasus depresi postpartum. Dengan pelatihan kelas ibu hamil maka akan mengurangi dampak yang buruk pada tingkat intelektual, tingkah laku dan emosi anak sebagai penerus generasi bangsa, serta perlunya ibu hamil makin menyadari bahwa pemantauan kondisi fisik ibu hamil juga merupakan hal yang penting dan perlu mendapat perhatian khusus dalam menanggulangi tingginya tingkat depresi postpartum.