BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

dokumen-dokumen yang mirip
ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

GAMBARAN UMUM DESA DONOROJO

BAB. II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

RTPLP Desa Sindon KATA PENGANTAR

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

ATURAN BERSAMA KONDISI FAKTUAL I. TATA RUANG DAN LINGKUNGAN

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERENCANAAN PARTISIPATIF PJM PRONANGKIS DESA SINDANGLAYA

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Draft Laporan Akhir. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Paningkiran GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB IV PANDUAN KONSEP

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KELURAHAN SELINDUNG BARU

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan Halaman Persembahan Kata Pengantar. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II ATURAN BERSAMA A. ATURAN BERSAMA DALAM MEMBANGUN DAN MENATA (RENOVASI) RUMAH

BAB III ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III ANALISA PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR PEMUKIMAN

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

1 Halaman 1. Kabupaten Banyuwangi

PROGRAM JANGKA MENENGAH. Kawasan prioritas PLUS

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

Oleh: Auliya Ul Fikry Staf Subdit Kebijakan dan Strategi Dit. Bina Program

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

BAB V Area Beresiko Sanitasi

PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK) DOKUMEN ATURAN BERSAMA

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

KOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

Visi, Misi, dan Tujuan Keorganisasian BKM. Keberadaan BKM dan Lingkungan. Misi Masyarakat Puraka lebih madani tahun 2016

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3

KONSEP PENANGANAN SANITASI DI KAWASAN KUMUH PERKOTAAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

Sabua Vol.7, No.2: Oktober 2015 ISSN HASIL PENELITIAN

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

5.1. Area Beresiko Sanitasi

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional.

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

PROFIL BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) Bilah Makmur

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

VISI, MISI DAN PORGRAM VISI

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa penelitian dan kajian mengenai banjir pasang. Beberapa

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampung Totokaton merupakan salah satu kampung (dari sembilan kampung)

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Analisis Situasi Mitra

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pusat pembangunan di Provinsi Sumatera Utara yang

Interpretasi dan Uji Ketelitian Interpretasi. Penggunaan Lahan vii

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA TANGERANG SELATAN

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

Transkripsi:

BAB II RANCANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN PLPBK 2.1 KONDISI AWAL KAWASAN PRIORITAS 2.1.1 Delineasi Kawasan Prioritas Berdasarkan 4 (empat) indikator yang telah ditetapkan selanjutnya dilakukan kembali rembug desa dengan melibatkan semua pihak yang sudah terlibat sebelumnya. Metode yang digunakan adalah Diskusi Kelompok Terfokus atau Focud Group Disscusion (FGD). Langkah-langkah yang dilakukan : 1. Setiap peserta diberikan kesempatan untuk menscoring berdasarkan datadata yang tersedia baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk menilai: (1) kawasan dengan penduduk miskin terbesar; (2) kawasan paling padat; (3) kawasan paling kumuh; dan (4) kawasan dengan tingkat pertisipasi masyarakat yang paling baik. Hasil penilaian yang disepakati terlihat pada tabel 2.1. dibawah ini. Tabel 2.1. Hasil Skoring Penilaian Kawasan Prioritas Kawasan Indikator Kawasan Prioritas Kemiskinan Kepadatan Kekumuhan Partisipasi Total Nilai 1. Bukur I 1,75 0,9 0,8 0,75 4,2 2. Bukur II 0,7 0,6 0,4 0,6 2,3 3. Bukur III 1,4 1,2 0,8 0,6 4 4. Bukur IV 1,05 1,5 0,8 0,45 3,8 Sumber : Hasil Diskusi TIPP, 2014 2. Hasil scoring menunjukkan bahwa Bukur I disepakati menjadi kawasan prioritas untuk dijadikan sebagai kawasan yang menjadi fokus awal perencanaan serta direncanakan pertama kali secara detail hingga pada proses DED dan pembangunan melalui Program PLPBK. Ada beberapa alasan sesuai dengan indikator yang sudah disepakati untuk menjadikan Bukur I sebagai kawasan prioritas: a. Hasil PS II yang dilakukan BKM Subur, jumlah KK miskin di desa Bukur terkonsentrasi di wilayah dusun Bukur I, seperti yang dijelaskan pada gambar 2.11. di bab II. b. Perkembangan kawasan di Bukur I hingga saat ini cenderung menjadi kawasan yang tidak teratur atau cenderung padat dan kumuh. Hal ini diperlihatkan dari berkembangnya jumlah penduduk dan permukiman yang terus bertumbuh tetapi tidak ditopang dengan sarana dan prasarana permukiman yang memadai. Jelasnya lihat gambar 2.12. pada bab II. c. Hasil penilaian Indeks Partisipasi Masyarakat oleh BKM Subur, diketahui bahwa masyarakat Bukur I mempunyai nilai indeks yang lebih besar dibandingkan dengan Indeks Partisipasi Masyarakat di wilayah Bukur lainnya. 21

2.1.2 Kondisi Kependudukan Jumlah penduduk di Kawasan Prioritas tepatnya di dusun Bukur I adalah sebanyak 1228 jiwa atau 35,92% dari jumlah penduduk Desa Bukur dan kebanyakan bertempat tinggal di RT03 dan RT06. Untuk jumlah Kepala Keluarga (KK) di kawasan prioritas sebanyak 355 KK atau 37,61% jumlah KK Desa Bukur. Untuk mengetahui sebarannya dapat dilihat pada gambar 2.2. dibawah ini. Jiwa, RT03, 24.27 KK, RT03, 21.79 KK, RT06, Jiwa, 19.46 RT06, 19.06 Jiwa, RT02, KK, Jiwa, RT01, RT01, 12.45 11.89 10.91 KK, RT02, 10.51 Jiwa, RT05, KK, RT04, Jiwa, 11.67 RT04, 12.46 11.16 KK, RT05, 12.06 KK, RT07, Jiwa, 12.06 RT07, 10.26 KK Jiwa Sumber : Data Pemerintah Desa, 2014 Gambar 2.2. Sebaran Jumlah Penduduk Kawasan Prioritas Berdasarkan jenis kelain, penduduk dikawasan prioritas mempunyai keseimbagan antara jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Namun apabila dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, maka penduduk di wilayah RT01, RT05, dan RT07 didominasi perempuan, dan sisanya didominasi laki-laki. Jelasnya lihat gambar 2.3 dibawah ini. Laki-laki, RT03, 12.54 Laki-laki, RT06, 9.77 Laki-laki, RT02, Laki-laki, RT01, 6.03 5.29 Laki-laki, RT04, Laki-laki, RT05, 5.70 5.78 Laki-laki, RT07, 4.89 Laki-laki Perempuan Sumber : Data Pemerintah Desa, 2014 Gambar 2.3 Sebaran Penduduk Kawasan Prioritas Berdasarkan Jenis Kelamin 22

Berkaitan tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh penduduk di kawasan prioritas umumnya adalah lulusan Sekolah Dasar (329 orang atau 26,79% dari jumlah penduduk kawasan prioritas), disusul Tidak Memiliki Ijasah (TMI) sebanyak 309 orang atau 25,16% dan lulusan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 259 orang atau 21,09%. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 2.4. dibawah ini. SD, RT07, 2.28 SD, RT06, 5.13 SD, RT05, 2.69 SD, RT04, 2.85 SD, RT03, 8.71 SD, RT02, 3.58 SD, RT01, 1.55 PT SMA SMP SD TMI BS Sumber : Data Pemerintah Desa, 2014 Gambar 2.4. Sebaran Penduduk Kawasan Prioritas Berdasarkan Pendidikan Yang Diperoleh Kebanyakan penduduk di kawasan prioritas (767 orang atau 62,46%) berada pada usia produktif (15-60 tahun), sedangkan sisanya berada pada usia tidak produktif (0-14 tahun dan > dari 60 tahun). Dari data yang terkumpul dapat dikeahui bahwa kecenderungan penduduk pada usia produktif yang tinggal dikawasan prioritas mengandalkan usahanya pada di sektor jasa, baik jasa pendidikan/kesehatan/kemasyarakatan/pemerintahan dan perorangan (15,87%), diikuti usaha di sektor perdagangan (14,57%), dan sektor pertanian padi dan palawija (8,51%). Kondisi kemiskinan di Kawasan Prioritas merupakan kondisi kemiskinan paling besar di Desa Bukur sehingga menjadi salah satu indikator penentuan kawasan prioritas Desa Bukur. Data mengenai kemiskinan dapat dilihat dari data terdahulu yang telah dihimpun oleh PPLS dan data yang telah dihimpun melalui proses PS 2. Dari data PPLS, terdapat 25 KK miskin atau 17,12% jumlah KK yang ada, sedangkan 23

dari data PS2, jumlah KK miskin adalah sebesar 67 KK atau 45,89% jumlah KK yang ada di Kawasan Prioritas. Lebih jelasnya lihat gambar 2.5. dibawah ini. Series1, Series1, Industry Perikanan Pengolahan, Tangkap, Series1, 2.31 Listrik 0.14& Gas, Series1, 0.14 Perkebunan, Series1, Hotel 0.14 & Rumah Makan, Series1, 0.43 Transportasi Series1, & Keuangan Pergudangan, & Asuransi, 0.14 0.14 Series1, Bangunan/Ko nstruksi, 2.89 Series1, Pertanian Padi & Polowijo, 8.51 Sumber : Data Pemerintah Desa, 2014 Gambar 2.5. Sebaran Penduduk Kawasan Prioritas Berdasarkan Jenis Pekerjaan Series1, Jasa Pendidikan/ Kesehatan/ Kemasyarakat an/ Pemerintahan dan Series1, Perorangan, Perdagangan, 14.57 Sumber :Digitasi Pemetaan Sosial, 2014 Gambar 2.6. Sebaran KK Miskin di KawasanPrioritas 24

2.1.3 Karakteristik Permukiman a. Kepadatan Bangunan Pada dasarnya permukiman di Kawasan Prioritas Desa Bukur merupakan permukiman yang cenderungmenjadipermukiman cukup padat. Hal ini bisa dilihat dari jarak rumah yang sangat dekat, keberadaan jalan yang sempit dengan lebar 2 meter, dan tidak ada pekarangan rumah, seperti yang ada di RT01, RT03 dan RT04. Kepadatan Bangunan di RT01, RT03 dan RT04 b. Kondisi Fisik Rumah Sebagian besar kondisi fisik rumah di Kawasan Prioritas sudah termasuk kategori rumah permanen dengan pondasi, lantai tegel/keramik/plester, dinding tembok, dan atap berupa genteng. Akan tetapi di kawasan prioritas ini juga masih ditemukan rumah dengan kondisi rumah yang berlantai tanah, dinding setengah bata dan gedheg, serta atap genteng murahan yang kondisi rumahnya membutuhkan penanganan. c. Kondisi Lingkungan Permukiman Kondisi lingkungan permukiman di masing-masing lokasi di Kawasan Prioritas mempunyai karakteristik sendiri, misalnya di daerah sekitar sungai masih (RT05, RT06 dan RT07) banyak aktivitas masyarakatnya yang sering BAB sembarangan (plunglap). BAB di RT07 (di sungai besar), di RT01 di selokan 25

d. Fungsi Rumah Sebagian besar fungsi rumah di Kawasan Prioritas adalah tempat tinggal, namun banyak rumah yang memiliki fungsi lain seperti konveksi, perdagangan, dan home industry, danbaksobakar Sumber :Digitasi Pemetaan Sosial, 2014 Gambar 2.7. Kepadatan Permukiman di Kawasan Prioritas 2.1.4 KondisiInfrastruktur a. Jaringan Jalan Jalan yang ada di Desa Bukur, khususnya untuk kawasan prioritas terbagi menjadi tiga jenis jalan, yaitu jalan kabupaten, jalan desa, dan jalan lingkungan. Dari ketiga jenis jalan tersebut, jalan desa dan jalan kampung masih memiliki masalah, karena sebagian besar jalan tersebut masih berupa jalan tanah, batu, bahkan aspal yang sudah rusak. Untuk jalan kampung 26

yang berada di RT 1, 3, 4, 6, dan 7 kondisinya masih berupa jalan tanah. Sedangkan untuk jalan yang berada di RT 5 kondisinya berupa jalan aspal yang sudah rusak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta disamping. b. Jaringan Drainase Kondisi drainase yang ada di kawasan prioritas mengalami kerusakan dan tidak berfungsi dengan baik, karena tertutup oleh tanah dan juga sampah dan memiliki kedalaman yang dangkal, seperti yang ada di sepanjang jalan di RT 05. Akan tetapi beberapa lokasi belum memiliki saluran drainase sehingga menimbulkan genangan saat dan setelah hujan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta disamping. c. Jaringan Irigasi Di kawasan prioritas dialiri oleh saluran irigasi sepanjang 1362 meter yang berasal dari bendungan Gembiro. Kondisi irigasi juga terdapat kerusakan di beberapa titik yang disebabkan tidak adanya talud, tersumbatnya saluran akibat sampah, dan kurang besarnya volume irigasi untuk menampung debet air. d. Jaringan Air Bersih Di kawasan prioritas tidak memiliki mata air, namun masyarakat menggunakan sumur galian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih. e. Jaringan Listrik Sebagian besar warga khususnya yang berada di kawasan prioritas Bukur 1 sudah memiliki aliran listrik di setiap rumah. Hanya saja persoalan listrik yang dialami masyarakat adalah tidak adanya fasilitas penerangan jalan. f. Sanitasi Sanitasi di Kawasan Prioritas didominasi dengan sanitasi pribadi berupa WC dan septictank. Terdapat 21 rumah yang belum memiliki MCK pribadi. Sebagian besar masyarakat yang belum mempunyai jamban memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk BAB. Untuk saluran air limbah, masih banyak masyarakat yang langsung menggunakan resapan, ketimbang membuangnya di saluran. g. Persampahan Kondisi persampahan di kawasan prioritas sangat memprihatinkan, karena belum adanya TPS dan masih adanya kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan bahkan di saluran darianse. Sampah yang dibawa saluran air sungai Bukur dari atas dan saluran drainase memperparah kondisi persampahan Kawasan Prioritas. 27

Sumber :Digitasi PemetaanSosial, 2014 Gambar 2.8. PetaPrasaranaDasardi KawasanPrioritas 2.2 RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN 2.2.1. Rencana Pengembangan Sarana Prasarana Guna mendukung terwujudnya visi dan terlaksananya misi pengembangan Desa Bukur, maka perlu adanya penyediaan dan penataan sarana prasarana fisk lingkungan yang layak dan berdaya dukung. Adapun Strategi dasar perencanaan fisik lingkungan di Desa Bukur antara lain: a. Penyediaan akses ke area pertanian di beberapa lokasi terpilih yang belum ada. Hal ini untuk mempermudah penjangkauan ke area pertanian,terutama untuk mesin-mesin pertanian dan distribusi hasilhasil pertanian. b. Pembenahan prasarana pertanian yang berkaitan dengan program pertanian (terutama jaringan irigasi) c. Penyediaan fasilitas di sekitar mata air dalam rangka penyediaan sumber air bersih untuk keperluan sehari-hari 28

d. Penyediaan sarana penampungan sampah sementara di beberapa titik strategis di seluruh dusun untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih dan rapi. e. Penataan hunian sesuai standar kesehatan untuk menciptakan lingkungan permukiman yang bersih dan sehat. 2.2.2. Rencana Peningkatan Kegiatan Ekonomi Lahan pertanian menjadi mayoritas pada penggunaan lahan. Sehingga kegiatan pertanian adalah tumpuan utama kegiatan ekonomi di Desa Bukur. Strategi dasar perencanaan ekonomi diarahkan kepada peningkatan taraf ekonomi masyarakat seiring dengan perkembangan usaha pengelolaan sumber daya lokal yang ada sesuai dengan visi Desa Bukur. Adapun strategi yang ditempuh antara lain: a. Menumbuhkan semangat masyarakat untuk berwirausaha b. Mendorong perkembangan sektor home industri dengan beragam komoditas yang dihasilkan c. Membuat lembaga terstruktur yang mengelola sektor home industri dari tingkat rumah tangga hingga ke tingkat desa. d. Mengembangkan potensi sumber daya lokal secara kualitas dan kuantitas melalui diversifikasi usaha dan penyediaan sarana prasarana pendukungnya e. Meningkatkan kompetensi pelaku usaha melalui pelatihan, seminar dan konsultasi usaha f. Mengembangkan jaringan usaha melalui kerja sama dengan lembagalembaga usaha atau perusahaan yang telah memiliki jaringan pemasaran luas. g. Membantu mencarikan informasi tentang pengembangan usaha dan permodalan serta menggandeng mitra untuk bekerjasama dalam berinvestasi. h. Mengembangkan kerjasama dengan pelaku usaha di kawasankawasan sekitar sesuai dengan potensi yang dikembangkan i. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga pemerintah di bidang pengembangan ekonomi sebagai daya dukung potensi desa Rencana Pengembangan Kegiatan Ekonomi Desa Bukur disamping pembangunan sarana fisik yang menunjang (pembenahan saluran irigasi, dll), juga alternatif kegiatan ekonomi sebagai bagian dari rencana penanggulangan masalah kemiskinan (Pronangkis). 2.2.3. Rencana Peningkatan kegiatan Sosial Budaya Guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia penduduk Desa Bukur yang memiliki nilai kompetensi tinggi, perlu adanya upaya untuk mewujudkan hal tersebut. Upaya peningkatan didasarkan pada karakter sosial yang berkembang, potensi sosial dan permasalahan-permasalan sosial yang terjadi. Strategi dasar perencanaan sosial antara lain: a. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi dan permasalahan yang ada di desa b. Memacu peran serta masyarakat, lembaga kemasyarakatan dan organisasi masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. c. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap budaya bersih, sehat dan ramah lingkungan. 29

d. Meningkatkan kompetensi masyarakat dalam menggarap sumber daya lokal sampai ke tahap pemasaran hasil. e. Memacu terwujudnya aturan bersama dalam masyarakat sejalan dengan program-program pembangunan yang dilaksanakan. f. Menumbuhkan kebersamaan dalam berbagai sektor untuk menciptakan sinergisitas kehidupan sosial di seluruh desa. 2.2.4. Rencana Mitigasi Bencana Penataan ruang desa dengan fungsi khusus yaitu mitigasi bencana, berupa pembangunan daerah-daerah yang rawan bencana dan tempat tempat yang digunakan untuk penampungan evakuasi warga ketika terjadi bencana. Desa Bukur relatif aman dari bencana, akan tetapi Bukur 1 mempunyai beberapa titik lokasi yang rawan terhadap erosi dan Bukur 3 rawan terhadap banjir. Perencanaan di titik-titik tersebut difungsikan untuk meminimalisir dampak dari bencana. Konsep mitigasi bencana bisa dibedakan menjadi 2 spot di masing-masing kawasan 1. Perencanaan pembangunan talud di Bukur 1 untuk mengurangi erosi Urugan tanah 0.30 Plesteran L = 40 cm 1: 3 0.10 0.8 Pasangan batu Kali 1 : 5 Tanah dasar 0.30 0.40 Tanah dasar Saluran Gambar IV Alternatif Desain Talud/Senderan 2. Perencanaan pelebaran saluran air hujan untuk menampung debet air hujan yang tinggi dan pembangunan saluran air permanen di Bukur 3 30