BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2005). Return

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sekarang. Penelitian terdahulu meliputi : Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh Widya Trisnawati adalah

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. ukuran perusahaan, dan Return On Asset (ROA) terhadap return saham (studi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dedi Aji Hermawan (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan jangka waktu yang relatif panjang yang diinvestasikan pada barang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II LAPORAN ARUS KAS

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

LAPORAN ARUS KAS PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 2 (revisi 2009) 22 Desember 2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. penulisan untuk mengadakan suatu penelitian dengan mengumpulkan data yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB II TINJAUAN TEORI. PSAK 1 revisi 2009 paragraf 5 menyatakan Laporan keuangan bertujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. PLN (PERSERO) AREA MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF POLITEKNIK NEGERI AMBON

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN BARANG - BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja manajemen, laporan arus kas dan laporan perubahan posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

Tinjauan Tentang Mekanisme Transaksi Online Trading Forex (Foreign Exchange) Pada PT. Monex Investindo Futures

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. investasi disebut return. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada saat ini kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak menentu, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal adalah pasar dengan berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pada pengungkapan suatu informasi yang dapat menjadi sinyal bagi investor dan pihak

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengan menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

Komponen Laporan Keuangan Lengkap Beserta Contoh dan Penjelasan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return Saham Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2005). Return dibedakan menjadi dua yaitu return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung berdasarkan data historis, dan return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor dimasa depan. Dua kompenen return yaitu untung/rugi modal (capital gain/loss) dan imbal hasil (yield). Capital gain/loss merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harg jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder. Imbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield dinyatakan dalam bentuk persentase. Dari kedua komponen return tersebut dapat dihitung total return dengan cara menjumlahkannya. Harga saham cenderung mengikuti naik turunnya besar dividen yang dibayarkan, (Halim, 2005). Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga saham secara langsung, tetapi memberikan pengaruh terhadap prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi informasi

dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang (Manurung dkk, 2008). Prinsip signaling menjelaskan bahwa tindakan suatu perusahaan menaikkan pembayaran dividen per lembar saham dapat dipandang oleh investor sebagai perusahaan memiliki keyakinan yang tinggi pada kondisi keuangan perusahaan dimasa mendatang (Atmadja, 2008). Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital gain (loss) dan dividen yield. Dividen Yield merupakan pembagian laba bersih badan usaha kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham. Perusahaan tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar dividen kepada pemegang saham biasa. Besarnya dividen yang dibagikan tergantung dari besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dan kebijakan pembagian dividen. Dalam menetapkan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, perusahaan menetapkan kebijakan berupa Dividen Payout Ratio (DPR), yang merupakan penetapan persentase laba bersih yang dibagikan. Dividen yang diberikan oleh badan usaha dapat berupa dividen kas maupun dividen saham yang pembayarannya diberikan secara periodik sebesar Dt rupiah perlembar, dapat dirumuskan sebagai berikut: Dividen Yield = D t P t 1. (Jogiyanto, 2009) Dimana : Dt = Dividen kas yang dibayarkan Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Capital Gain (Loss) merupakan selisih antara nilai pembelian saham dengan nilai penjualan saham. Pendapatan yang berasal dari Capital Gain disebabkan oleh harga jual

saham lebih besar daripada harga belinya. Capital Gain terjadi jika harga pasar yang dinilai sekarang lebih tinggi dari harga perolehannya. Sedangkan Capital Loss merupakan kerugian pemegang saham karena yang dimilikinya dijual pada harga yang lebih rendah dari harga belinya. Capital Gain (Loss) = P t P t 1 P t 1 (Jogiyanto, 2009) Dimana : Pt = Harga saham pada peride t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka return saham dapat dirumuskan sebagai berikut: Return Total = Capital gain (loss) + yield...(jogiyanto, 2009) = P t P t 1 P t 1 + D t P t 1 = (P t P t 1 ) + D t P t 1 Dimana: Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Dt = Dividen kas yang dibayarkan 2.1.2. Laporan Arus Kas 2.1.2.1. Pengertian dan Tujuan Arus Kas

Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber penerimaan kas dan penggunaannya. Laporan arus kas menggambarkan aliran atau gerakan kas yaitu sumber penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode yang bersangkutan (Munawir, 2002). Laporan arus kas berisikan ringkasan transaksi-transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya yang terjadi. Subyek laporan arus kas adalah sumber penerimaan dan penggunaan kas. Laporan arus kas dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada. Selain itu laporan arus kas dapat juga digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas dimasa yang akan datang. Sedangkan bagi para investor dengan laporan arus kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjaman. PSAK No.2 paragraf 1 menyatakan bahwa Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Standar ini mengharuskan perusahaan menyajikan laporan arus kas yang merupakan suatu kesatuan dengan laporan keuangan lainnya, sehingga setiap laporan keuangan saling melengkapi. Menurut PSAK No 2 dalam laporan arus kas, kas didefenisikan sebagai uang tunai dalam perusahaan, uang di rekening bank dan ditambah dengan ekuivalen atau setara kas (cash equivalent) yaitu investasi yang sangat likuid yang dapat dikonversikan

menjadi kas dan memiliki waktu jatuh tempo yang pendek tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Perusahaan menyiapkan kas dan setara kas untuk memenuhi seluruh aktifitas perusahaan. Pada saat menyusun laporan arus kas, kas dan ekuivalen kas dijumlahkan dan diperlakukan sebagai bagian dari keseluruhan manajemen kas. Dalam pembicaraan mengenai arus kas akuntan umumnya menggunakan istilah kas daripada kas dan ekuivalen kas. Manajemen kas dilakukan secara integral karena penggunaan kas untuk suatu bagian tertentu tentunya akan mempengaruhi penggunaaan kas pada bagian lainnya. Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama yaitu menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Sebagaimana informasi keuangan lainnya di dalam laporan keuangan, informasi yang disajikan dibutuhkan oleh investor dan calon investor dalam membuat keputusan menyangkut investasi mereka. Secara umum laporan arus kas seperti yang disajikan diatas memberikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas. Munawir (2002) menyatakan Sumber penerimaan kas berasa dari: 1. Penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap dan emisi saham. 2. Pengeluaran wesel, hutang obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang lainnya dan bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas. 3. Penurunan aktiva lancar selain kas yang diimbangi penerimaan kas. 4. Penerimaan sewa, bunga atau dividen, sumbangan, hadiah dan pengembalian kelebihan pajak pada periode sebelumnya. Penggunaan kas menurut Munawir (2002) meliputi:

1. Pembelian saham, investasi jangka pendek dan jangka panjang, barang dagang secara tunai. 2. Pembayaran biaya operasi, dividen, pajak, denda, hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. 3. Penarikan kembali saham dan pengambilan kas perusahaan oleh pemilik. Manager keuangan harus bertanggung jawab terhadap penggunaan kas dan mengantisipasi penggunaan kas serta dapat mendistribusikan kas tersebut pada hal-hal yang terbaik untuk perusahaan. Penggunaan kas harus meminimalkan biaya dana serta memaksimalkan return yang diberikan penggunaan tersebut. Pengertian ini memberikan pemahaman tentang arti penting informasi laporan arus kas dalam keputusan investasi. Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus keluar untuk suatu periode. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk dari aktifitas operasi inti (utama) sebuah perusahaan, dari aktifitas sampingan seperti investasi sekuritas, dari aktifitas yang tidak biasa dan dari pembiayaan melalui hutang dan ekuitas. Penggunaan kas mencakup arus keluar guna mempertahankan aktifitas inti, untuk melakukan investasi dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan melalui hutang dan ekuitas, (Smith dan Skousen 1994). PSAK No.2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas dari operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode akuntansi. Pengklasifikasian arus kas

menjadi tiga komponen dalam PSAK No.2 sama dengan yang diisyaratkan pada Statement of Financial Accounting Standart (SFAS) No.95. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasievaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan las dan setara kas serta kepastian perolehannya. Dalam PSAK No.2 disebutkan tujuan laporan arus kas adalah sebagai sumber informasi yang berhubungan dengan kas dan satara kas. Informasi yang terkandung dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Laporan arus kas merupakan dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Selain itu laporan arus kas juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dengan kata lain informasi laporan arus kas berguna untuk mengetahui sumber-sumber kas dan untuk apa kas tersebut dikeluarkan atau digunakan. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan sumber perolehan kas tersebut. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas maka laporan arus kas harus melaporkan pengaruh kas selama suatu periode usaha perusahaan, transaksi investasi dan transaksi pendanaannya. Pengungkapan yang berkaitan dengan hal tersebut juga meliputi

dampak transaksi investasi dan pendanaan yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi arus kas selama periode tersebut. PSAK No. 2 menyatakan bahwa jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengvaluasi perubahan dalam aktiva bersih, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Berdasarkan uraian diatas, informasi yang terdapat dalam laporan arus kas harus disertai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan lain sehingga dapat membantu para investor, kreditor dan pihak lainnya untuk: a. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang positif di masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas tidak berubah secara derastis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penerimaan dan pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk penerimaan dan pembayaran kas masa depan. b. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang saham tertarik dalam penerimaan dividen atas investasi mereka dalam perusahaanperusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman tepat waktunya. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor meramalkan apakah perusahaan dapat melakukan pembayaran ini.

c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran kas. Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun ada kalanya saldo kas perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat meningkat pada saat laba bersih menurun. d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi kas maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendanaan salama periode tertentu. e. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing). f. Untuk mengetahui keputusan manajemen. Jika manajer membuat keputusan investasi yang bijaksana maka bisnis mereka menjadi makmur, begitu juga sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis mereka akan mengalami kegonjangan. 2.1.2.2. Komponen Laporan Arus Kas Laporan arus kas melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran kas) dalam tiga bagian yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan keuangan atau pendanaan (Niswonger, 1999). Arus kas dari bagian operasi mencakup transaksi yang termasuk dalam penentuan laba bersih, namun umumnya berbeda dari jumlah laba bersih periode bersangkutan. Arus kas dari bagian kegiatan investasi melaporkan transaksi transaksi kas untuk akuisisi (perolehan) dan penjualan dari aktiva jangka panjang atau bertipe permanen. Arus kas dari bagian pendanaan melaporkan transaksi kas yang mengaitkan investasi kas oleh pemillik, dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik. Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga kategori utama, yaitu arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan

arus kas dari aktifitas pendanaan. PSAK No.2 paragraf 10 (IAI:2002) menjelaskan bahwa dalam laporan arus kas perusahaan disajikan dengan beberapa komponen yang meliputi arus dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai laporan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Selain itu informasi arus kas juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktifitas tersebut. Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga komponen utama yang terdiri dari: 1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi 2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi 3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan Adapun penjelasan dari masing-masing komponen laporan arus kas tersebut adalah sebagai berikut: 1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi (AKO) Dalam PSAK N0. 2 paragraf 12 dijelaskan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktifitas operasi terutama diperoleh dari aktifitas penghasil utama pendapatan

perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Dalam PSAK No.2 paragraf 13 dijelaskan bahwa sumber penerimaan arus kas dari aktifitas operasi meliputi penjualan barang dan jasa, royalti, fee, komisi dan pendapatan lain, penerimaan asuransi (premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya), penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan, dan penerimaan dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Pengeluaran untuk arus kas dari aktifitas operasi adalah pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, kepada karyawan, pembayaran asuransi (premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya), pembayaran pajak penghasilan, dan pembayaran kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Arus kas operasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas operasi yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas operasi yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih kecil daripada arus kas keluarnya. Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen yang cukup besar bagi para pemegang saham

sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan di lantai bursa, Manurung (1998). Sementara itu arus kas dari aktifitas operasi yang defisit menunjukkan semakin berkurangnya laba perusahaan sehingga ada kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen semakin kecil. Selain itu perusahaan tidak akan dapat meningkatkan kas dari sumber lain dalam waktu yang tidak terbatas. Jika kondisi ini terus berlangsung maka kemungkinan saham perusahaan tidak akan diminati oleh investor sehingga pada akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan kemungkinan terburuk perusahaan akan bangkrut. 2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi (AKI) Arus kas dari aktifitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dari sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan, mencakup transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktifitas investasi. Aktifitas investasi ini terjadi secara regular serta mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Aktifitas-aktifitas ini tidak dimasukkan dalam aktifitas operasi karena bukan merupakan aktifitas pokok perusahaan. Dalam PSAK No.2 paragraf 15 dijelaskan bahwa penerimaan arus kas dari aktifitas investasi meliputi penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tetap tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya. Pengeluaran arus kas dari aktifitas investasi meliputi pembayaran kas untuk aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka

panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. Transaksi lain yang termasuk dalam arus kas investasi adalah perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain, uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain dan pelunasannya, dan pembiayaan kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contract, dan debt swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan. Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat benilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas investasi yang negatif menunjukkan adanya peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini mencerminkan perusahaan banyak menggunakan investasi, seperti membeli aktiva tetap jangka panjang, surat-surat berharga atau memberikan pinjaman kepada perusahaan lain, yang hasilnya diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Selain itu arus kas investasi yang defisit menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki peluang melakukan investasi, memiliki kesempatan tumbuh, dan prospek yang baik dimasa yang akan datang sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan banyak melakukan pelepasan investasi jangka panjangnya, menjual surat berharganya ataupun menerima tagihan dari pinjaman yang diberikannya. 3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan (AKP) Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktifitas pendanaan perlu dilakukan, sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas depan oleh para

pemasok modal perusahaan. Aktifitas pendanaan adalah aktifitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Aktifitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian, dengan jalan mana kas yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan kreditor (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen. Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan bahwa transaksi-transaksi yang termasuk dalam penerimaan arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya, dan Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek dan pinjaman lainnya. Sedangkan pengeluaran arus kas dari aktifitas pendanaan meliputi pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease). Transaksi lain yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas pendanaan adalah pelunasan pinjaman. Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas pendanaan yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas keluarnya.

Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu membayarkan kewajibannya dan mengembalikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat. Jika perusahaan menghasilkan arus kas pendanaan positif atau surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjam uang daripada melunasi kewajibannya. Jika kondisi diatas terus berlangsung tanpa diimbangi oleh kelancaran operasi perusahaan, maka kemungkinan perusahaan akan kesulitan untuk membayar kewajiban dan akhirnya perusahaan akan pailit. 2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK No.2. Menurut PSAK No.2 paragraf 17, metode yang digunakan perusahaan untuk melaporkan arus kas dari aktifitas operasi adalah metode langsung (yaitu dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan) dan metode tidak langsung (dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasil atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan). Namun dalam PSAK No.2 paragraf 18 menjelaskan bahwa perusahaan harus melaporkan arus kas operasinya dengan menggunakan metode langsung, (IAI, 2002).

Sedangkan untuk pelaporan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan, PSAK No.2 paragraf 20 mengharuskan perusahaan melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktifitas investasi dan pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraph 21 dan 23, arus kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih. Perusahaan yang listing di BEI dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan dengan menggunakan metode langsung. Dengan metode langsung ini akan menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung, dan metode langsung juga informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba rugi untuk: a. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode berjalan b. Pos bukan kas lainnya c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh: a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugiaan valuta asing yang belum direalisasikan, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi.

Pelaporan arus kas juga memiliki keterbatasan, (Wild dkk, 2005) meliputi: 1. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos luar biasa atau operasi dalam penghentian. 2. Bunga dan dividen yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan sebagai arus kas operasi. Banyak pengguna laporan menganggap bunga yang dibayar sebagai arus kas operasi. 3. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi. 4. Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak (bukannya setelah pajak) dari aktifitas operasi mendistorsi analisis atas aktifitas operasi dan aktifitas investasi. 2.1.3. Dividen Payout Ratio (DPR) Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih atau laba perusahaan yaitu yang pertama dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen. Kedua adalah diinvestasikan kembali sebagai laba ditahan. Pada umumnya sebagian laba perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham dan sebagiannya lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai penambahan modal dalam bentuk laba ditahan. Dividen Payout Ratio (DPR) merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham (Darmadji, 2001). Dividen Payout ratio merupakan keputusan mengenai kebijakan dividen apakah earning dibagikan dalam bentuk dividen atau sebagian diinvestasikan kembali. Dividen Payout

Ratio menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Untuk menghitung Dividen Payout Ratio dapat menggunakan rumus: Atau DPR = Dividen Per Share Earning Per Share DPR = Dividen yang dibagikan Earning After Tax Dividen merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Bagi investor jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran dividen risikonya lebih kecil dari capital gain, selain itu dividen lebih dapat diperkirakan sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga pembayaran dividen yang tinggi dapat berarti bahwa perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan yang baik. Pengaruh penurunan besarnya dividen yang dibayarkan dapat menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan karena dividen merupakan tanda tersedianya laba perusahaan. Besarnya dividen yang dibayarkan juga dapat menjadi informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini dan masa mendatang. 2.1.4. Earnings Per Share (EPS) Earning per share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham. Semakin tinggi nilai EPS semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham (Darmadji, 2001). Bagi investor EPS merupakan informasi mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek laba perusahaan dimasa depan.

Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan adalah laba per lembar saham yang dikenal dengan earnings per share (EPS), Tandelilin (2001). Earnings per share dipandang sebagai angka yang menunjukkan performa perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat, karena earnings per share menunjukkan rupiah yang diperoleh emiten. Earnings per share digunakan untuk mengukur perolehan pemegang saham dari tiap unit investasi pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Besarnya earnings per share suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan yang mana besarnya pendapatan dari earnings per share tergantung pada laba bersih yang diperoleh perusahaan dan jumlah lembar saham yang beredar dan besarnya earnings per share berdampak pada return. Secara matematis, perhitungan earning per share suatu perusahaan adalah sebagai berikut: Earning Per Share (EPS) = Laba Bersih setelah pajak (Halim, 2005) Jumlah lembar saham Pada kondisi nilai EPS tinggi berarti bahwa ketersediaan laba yang dibagikan kepada pemegang saham juga tinggi. Dengan demikian jumlah kas yang tersedia untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham juga tinggi. Pada saat EPS, arus kas dan DPR tinggi, kondisi ini tentunya akan semakin meningkatkan nilai return saham. 2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan return saham telah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti. Rosdiana (2008) dengan judul penelitian pengaruh komponen laporan arus kas dan earning per share terhadap return saham perusahaan barang-barang

konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Dari penelitiannya diperoleh hasil yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham. Earning Per Share juga berpengaruh terhadap return saham. Arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham. Herlambang (2003) meneliti pengaruh earning power, return on equity, dividen payout ratio, dan tingkat bunga deposito terhadap return saham. Dari pengujian tersebut diperoleh hasil yang menjelaskan bahwa earning power, return on equity, dividen payout ratio berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Tingkat bunga deposito berpengaruh negatif terhadap return saham. Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Penelitian tersebut memperoleh kesimpulan bahwa arus kas operasi dan arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham tetapi tidak terhadap return saham. Sedangkan arus kas investasi mempengaruhi harga saham dan return saham. Livnat dan Zarowin (1990) dengan judul penelitian The Incremental Content of Cash Flow dengan menggunakan medel regresi berganda menghasilkan arus kas operasi mempengaruhi harga saham dan return saham sedangkan arus kas investasinya tidak mempengaruhi return saham. Ariadi (2009) telah melakukan penelitian tentang analisis pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas pendanaan, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan koefisien variasi terhadap return saham. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa laba akuntansi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Arus kas

operasi, arus kas pendanaan, Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return sahama. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan koefisien variasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham. Beberapa perbedaan tersebut terjadi antara peneliti satu dengan lainnya, yang secara jelas dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1. Tabel Tinjuauan Peneliti Terdahulu No 1 2 3 4 Peneliti Rosdiana, 2008 Triyono dan Jogiyanto, 2000 Herlambang, 2003 Livnat dan Zarowin, 1990 Judul Penelitian pengaruh komponen laporan arus kas dan earning per share terhadap return saham Hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham Pengaruh Earning power, ROE, dan DPR tingkat suku bunga deposito, terhadap return saham The Incremental Content of Cash Flow Variabel Penelitian Variabel terikat: Return saham Variabel bebas: Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, earning per share. Variabel terikat: Harga saham, dan Return saham. Variabel bebas: informasi arus kas, Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba akuntansi. Variabel terikat: Return saham Variabel bebas: earning power, return on equity, dividen payout ratio, dan tingkat bunga deposito. Variabel terikat: Reuturn saham Hasil Penelitian Arus kas operasi dan Earning Per Share berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memberikan pengaruh terhadap return saham Arus kas operasi dan arus kas pendanaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham tetapi tidak terhadap return saham. Sedangkan arus kas investasi mempengaruhi harga saham dan return saham. Earning power, ROE, dan DPR berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sedangkan tingkat bunga deposito berpengaruh negatif terhadap return saham arus kas operasi mempengaruhi harga saham dan return saham sedangkan

5 Tagor Darius Sidauruk, 2008 Pengaruh laporan arus kas terhadap harga saham dan return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta Variabel bebas: Arus kas operasi, arus kas investasi, harga saham Variabel terikat: Harga saham dan Return saham Variabel bebas: Arus kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan. arus kas investasinya tidak mempengaruhi return saham Secara simultan AKO, AKI, dan AKP berpengaruh signifikan terhadap harga dan return saham. Secara parsial AKO berpengaruh terhadap harga saham namun tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan AKI dan AKP tidak berpengaruh terhadap harga dan return saham