BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia agar dapat bersaing dengan negara-negara maju. dalamnya memuat tentang Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Posisi strategis ini dapat tercapai apabila pendidikan. yang dilaksanakan mempunyai kualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA BAKAT NUMERIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan diri individu dari

BAB V PEMBAHASAN. 1. Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII di MTs.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar, membahas soal bersama-sama, atau bahkan ada yang berbuat

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu proses pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini era globalisasi menuntut kesiapan yang lebih matang dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan setiap individu dapat meningkatkan potensi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Kunandar (2009) merupakan investasi Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 2 MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi pembangunan bangsa. Pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003, merupakan usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam membentuk dan membinan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dari pelaksanaan pembelajaran yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kualitas sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

2016 PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam meningkatkan potensi diri setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kunci utama pembangunan sebuah bangsa. Para ahli meyakini bahwa daya saing suatu bangsa sangat bergantung pada penyelenggaraan pendidikannya, yaitu pendidikan yang dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi. Untuk itulah kunci pembangunan sumber daya manusia adalah melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Mutu pendidikan yang dimaksud menyangkut proses dan hasil belajar, yang diukur melalui indikator pencapaian skor prestasi akademik maupun non akademik. Dalam keseluruhan komponen pendidikan, proses pendidikan di sekolah berupa kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang penting, karena berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Indikator yang penting dalam mengukur keberhasilan proses belajar mengajar di dalam suatu lembaga pendidikan yaitu prestasi belajar. Tirtonegoro (2001) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, dapat diketahui kedudukan siswa di dalam kelas apakah termasuk kelompok siswa pandai, sedang atau pun kurang. Prestasi 1

2 belajar ini dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbol pada tiap-tiap periode tertentu, misal tiap catur wulan atau semester, hasil prestasi belajar anak dinyatakan dalam buku raport. Harapannya, semua siswa dapat meraih prestasi belajar yang baik atau dengan kata lain termasuk ke dalam kelompok siswa yang pandai, karena meraih prestasi belajar yang baik merupakan dambaan bagi setiap siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dambaan bagi orang tua maupun guru. Seseorang dapat dikatakan memiliki prestasi belajar yang baik menurut Syah (2009) apabila mampu menguasai ranah psikologis yang terdiri dari: 1) cipta/kognitif yaitu dapat menunjukkan, membandingkan dan menghubungkan mendefinisikan dengan lisan sendiri, menjelaskan dan mendefinisikan dengan lisan sendiri, memberikan contoh dan menggunakan secara tepat, menguraikan dan mengklasifikasikan atau memilah-milah, dapat menghubungkan materi-materi sehingga menjadi kesatuan baru, menyimpulkan serta mampu membuat prinsip umum; 2) rasa/afektif yaitu dapat menunjukkan sikap menerima dan menolak, kesediaan berpartisipasi/ terlibat dan memanfaatkan, menganggap penting dan bermanfaat, menganggap indah dan harmonis serta mengagumi, mengakui dan meyakini, serta mengingkari), serta melembagakan atau meniadakan dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari); 3) karsa/psikomotorik yaitu dapat mengkoordinasikan gerak anggota tubuh, serta mampu melafalkan atau mengucapkan dan membuat mimik dan gerakan jasmani. Kristiyani (dalam harian Kompas, 9 Juli 2008) mengungkapkan bahwa ketika seorang anak mulai mengenyam pendidikan formal di sekolah, banyak hal

3 yang menjadi sorotan. Salah satunya adalah bagaimana prestasi belajar anak di sekolah. Orang tua dan orang dewasa lain di sekitar anak seringkali memiliki harapan tertentu terhadap hal ini, sehingga masalah yang muncul dalam prestasi belajar dipandang sebagai masalah penting. Di Indonesia masalah prestasi belajar yang lazim terjadi adalah kegagalan di bidang akademik yang ditandai dengan kondisi tidak naik kelas. Anak dianggap belum mampu memahami apa yang diajarkan selama satu tahun, sehingga perlu mengulang dijenjang yang sama. Kriteria kenaikan menuju suatu jenjang pendidikan didasarkan pada ketuntasan dalam mata pelajaran. Beberapa sekolah mensyaratkan ketuntasan pada setiap mata pelajaran dalam setiap aspek (kognitif, afektif dan psikomotorik) dan beberapa memberikan batasan minimal ketidaktuntasan untuk dikatakan mampu naik ke tingkat di atasnya (Kristiyani, dalam harian Kompas, 9 Juli 2008). SMA Negeri 5 Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang memiliki sumber daya manusia yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari prestasi akademik yang yang pernah diraih, antara lain Juara III Lomba Cerpen tingkat SMA/Sederajat tahun 2007, Juara Harapan II Speech Contest SMA Kristen Kalam Kudus Sukoharjo tahun 2008, Juara II Lomba Kompetensi Presenter Bahasa Jawa SMA/SMK Wilayah Subo Suko Wono Sraten tahun 2008, Juara LKTI SMA/SMK Surakarta tahun 2010 serta lomba Juara 2 Bahasa Inggris Tingkat SMA/MA tahun 2011. Berdasarkan hasil survey dilapangan yang dilakukan oleh peneliti pada hari rabu, 25 April 2012 menyatakan bahwa sekitar 23,6 % para siswa di SMA

4 Negeri 5 Surakarta menunjukkan perilaku membolos tanpa memberikan keterangan yang jelas. Selain perilaku di atas juga ada perilaku yang lain yang menunjukkan penurunan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bp. Wijayanto selaku bagian kurikulum diketahui siswa yang memiliki prestasi belajar yang tergolong tinggi sekitar 22 %, yang tergolong sedang sekitar 46 % dan yang tergolong rendah sekitar 31 %. Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa banyak ditemukan perilaku siswa seperti tidak membawa buku materi pedoman saat pelajaran berlangsung sehingga mengganggu proses penerimaan materi karena siswa tidak mampu menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Selain itu apabila ada siswa yang datang terlambat ke sekolah sehingga tidak boleh mengikuti mata pelajaran yang sedang berlangsung dan hanya diperbolehkan mengikuti mata pelajaran pada jam berikutnya, hal ini biasanya menimbulkan berbagai permasalahan antara lain, siswa mengalami ketertinggalan materi dan apabila ada ulangan mendadak siswa tidak akan memperoleh nilai memperoleh nilai sehingga mempengaruhi nilai akhir. Serta tidak jarang siswa mengikuti remidi hingga melebihi batas yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu tiga kali namun belum mencapai batas minimal yang ditentukan dari pihak sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa di SMA tersebut mengalami penurunan dalam prestasi belajar. Meraih prestasi belajar sesuai dengan apa yang diharapkan bukanlah hal yang mudah, banyak hambatan, tantangan bahkan juga kegagalan yang harus dihadapi. Hal ini disebabkan proses belajar merupakan suatu yang kompleks dan banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

5 menurut Soeryabrata (1998) ada dua yaitu faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam disi dan faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar diri. Salah satu faktor internal atau faktor yang berasal dari diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi (Soeryabrata, 1998). Pada pembahasan ini, yang dimaksud motivasi cenderung mengacu pada motivasi belajar. Sudjana (1995) mengemukakan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang ditunjukkan oleh siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat ditunjukkan dalam hal minat dan perhatian terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugastugas belajarnya, tanggung jawab siswa dalam hal mengerjakan tugas-tugas belajarnya, reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, serta rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Slameto (2003) juga mengemukakan hal yang sama bahwa motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi belajar itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong untuk melakukan perbuatan belajar supaya mendapat hasil belajar yang baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kharomah (2009) menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan hal terpenting dalam meningkatkan daya tarik siswa dalam belajar, sebab dalam proses belajar mengajar siswa dan guru mempunyai peranan penting dalam membangkitkan motivasi dalam diri siswa agar semakin aktif belajar. Hasil penelitian

6 menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi belajar semakin tinggi pula tingkat prestasi belajar siswa dan juga sebaliknya. Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Soeryabrata (1998) salah satunya adalah faktor keluarga, yaitu dukungan orang tua dan suasana hubungan antar anggota keluarga. Dukungan dari orang tua merupakan salah satu pemacu semangat berprestasi bagi anak. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung berupa pujian maupun nasehat, atau secara tidak langsung misalnya dalam wujud kehidupan keluarga yang akrab dan harmonis. Sejalan dengan pendapat di atas, Slameto (2003) juga menjelaskan bahwa faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan hal-hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yang diukur dengan prestasi belajar yang diraih antara lain: dukungan orang tua, cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Hidayati (2011) menjelaskan bahwa prestasi belajar pada hakekatnya merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan usaha belajar. Pada umumnya semakin baik usaha belajar, maka akan semakin baik pula prestasi yang akan dicapai. Dalam kenyataannnya prestasi belajar siswa yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah dukungan orangtua, baik dalam bentuk pemberian bimbingan belajar, pemberian motivasi maupun penyediaan fasilitas belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan orang tua dengan prestasi

7 belajar siswa, dimana semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh orang tua maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dapat diraih oleh siswa, dan sebaliknya apabila semakin rendah dukungan orang tua yang diberikan maka semakin rendah pula prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Meningkatkan prestasi belajar membutuhkan dorongan dari dalam diri yaitu motivasi belajar dan dari luar diri yaitu dukungan orang tua, karena hal tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar. Dari uraian tersebut peneliti menentukan rumusan masalah: Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dan dukungan orangtua dengan prestasi belajar siswa SMA N 5 Surakarta?. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Dukungan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa. B. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui: 1. Hubungan antara motivasi belajar dan dukungan orang tua dengan prestasi belajar siswa. 2. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. 3. Hubungan antara dukungan orang tua dengan prestasi belajar siswa. 4. Tingkat motivasi belajar siswa. 5. Tingkat dukungan orang tua. 6. Tingkat prestasi belajar siswa.

8 7. Sumbangan efektif motivasi belajar dan dukungan orang tua terhadap prestasi belajar. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Kepala sekolah SMA Negeri 5 Surakarta, supaya kepala sekolah dapat memberikan pengarahan kepada guru mengenai cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Guru SMA Negeri 5 Surakarta, supaya guru lebih bisa untuk memahami siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Siswa SMA Negeri 5 Surakarta, supaya lebih memahami bahwa dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dibutuhkan motivasi belajar dan dukungan yang diberikan oleh orangtua. 4. Orangtua siswa SMA Negeri 5 Surakarta, supaya lebih menyadari akan pentingnya motivasi belajar dan dukungan dari orangtua terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa. 5. Ilmuan psikologi, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan terhadap bidang psikologi, khususnya psikologi pendidikan yang berkaitan dengan motivasi belajar dan dukungan orang tua dengan prestasi belajar. 6. Peneliti lain, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.