RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PRATIYAN ISNAENI K

APLIKASI PAKEM MODEL KERJA ILMIAH SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI I AMBARAWA SKRIPSI

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT

BAB I PENDAHULUAN. belajar apabila dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku dan tidak tahu

PEMBELAJARAN TEMATIK MENGGUNAKAN MEDIA TOYS AND TRICK

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

PENERAPAN METODE PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN SISWA TERHADAP MATERI BIOLOGI SISWA SMA KELAS X SKRIPSI OLEH : RUSMITA KURNIATI K

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLEMENTASI STRATEGI PETA KONSEP DALAM COOPERATIF LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

IMPLEMENTASI PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SEBAGAI UPAYA MEMINIMALISASI MISKONSEPSI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

Skripsi Oleh: TITIK DWI RAHAYU NIM X

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGARUH PENAMBAHAN PENGALAMAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KEDUA DI SMPIT NUR HIDAYAH SURAKARTA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI METODE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DALAM MENINGKATKAN PERAN SERTA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pendidikan di lingkungan formal dilakukan oleh

K UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Penggunaan Metode Pembelajaran Penilaian Antar Kelompok untuk Meningkatkan Pemahaman Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 10 Probolinggo

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan

PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-I SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

Skripsi Oleh : Nanik Ramini NIM K

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

EFEKTIVITAS METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Fatihah Indah Rohmani K

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya. pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi hasil

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

HASIL BELAJAR BIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

Skripsi Oleh: Suboningsih NIM K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan. yang memungkinkan perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan

Transkripsi:

APLIKASI PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN 2006-2007 HASIL PENELITIAN Disusun Oleh: RIZA KUSSAVITA NIM: K4302538 PROGRAM BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2007

ABSTRAK Riza Kussavita. APLIKASI PAKEM ( Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan ) MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2007 Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui keaktifan siswa dan motivasi belajar IPA-Biologi siswa adanya penerapan PAKEM. (2) Mengetahui kesiapan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA-Biologi. (3) Untuk mengetahui dampak penerapan berbagai model PAKEM terhadap hasil belajar IPA-Biologi siswa kelas VII. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tindakan kelas yang bersifat mendiskripsikan data dan menginterpretasikan data. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Negeri I Ambarawa. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan kegiatan berupa : (a) Ulangan Harian; (b) Tugas Siswa ; (c) Hasil Rancangan Alat ; (d) Lembar Observasi Psikomotor; (e) Aspek Prestasi Belajar Ranah Afektif; (f) Persepsi Siswa terhadap Performance Guru; (g) Persepsi Siwa terhadap Penggunaan Media; (h) Aspek Peran Serta Siswa di kelas; (i) Aspek Peranan Belajar Kelompok. Nilai proses belajar pada siklus I dan hasil belajar siswa pada penelitian ini sudah cukup baik, tetapi pada hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai nilai ketuntasan belajar yaitu 7. Hal ini terlihat dari perolehan nilai rata-rata kelas proses belajar dan hasil belajar biologi yakni: (a) Ulangan Harian nilainya sebesar 6,82; (b) Tugas Siswa nilainya sebesar 7,87 ; (c) Hasil Rancangan Alat nilainya sebesar 7,93 ; (d) Lembar Observasi Psikomotor nilainya sebesar 7,07; (e) Aspek Prestasi Belajar Ranah Afektif nilainya sebesar 7,77; (f) Persepsi Siswa terhadap Performance Guru nilainya sebesar 6,80; (g) Persepsi Siwa terhadap Penggunaan Media nilainya sebesar 7,41; (h) Aspek Peran Serta Siswa di kelas nilainya sebesar 7,28; (i) Aspek Peranan Belajar Kelompok nilainya sebesar 8,07. Nilai proses belajar dan hasil belajar pada siklus II meningkat dengan masih menerapkan pembelajaran yang sama seperti siklus I yakni : (a) Ulangan Harian (siklus I=6,82;siklus II=7,47); (b) Tugas Siswa (siklus I=7,87;siklus II=8,28) ; (c) Hasil Rancangan Alat (siklus I=7,93;siklus II=8,34) ; (d) Lembar Observasi Psikomotor (siklus I=7,70;siklus II=9,33); (e) Aspek Prestasi Belajar Ranah Afektif (siklus I=7,77;siklus II=8,48) ; (f) Persepsi Siswa terhadap Performance Guru (siklus I=6.80;siklus II=7,36); (g) Persepsi Siwa terhadap Penggunaan Media (siklus I=7,41;siklus II=7,88); (h) Aspek Peran Serta Siswa di kelas (siklus I=7,28;siklus II=7,73); (i) Aspek Peranan Belajar Kelompok (siklus I=8,07;siklus II=8,26). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran PAKEM dengan model rancangan alat dapat meningkatkan hasil belajar siswa, pemahaman konsep siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pendidikan merupakan lembaga sosial yang harus menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuaan dan teknologi. Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan inovasi dalam proses belajar mengajar antara lain dalam pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan subyek didik sehingga bermanfaat bagi dirinya sendiri dan dan masyarakat, serta meningkatkan mutu pendidikan. Dalam proses pembelajaran IPA, khususnya biologi, diharapkan peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA sebagai produk menghafalkan konsep, teori, dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang berorientasi pada tes atau ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran, pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak terorientasi pada tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Selain itu umumnya pembelajaran lebih bersifat teacher- centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada aspek kognitif yang terendah dan tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berfikirnya. Fakta di lapangan menunjukan bahwa banyak peserta didik yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh aspek afektif dan aspek psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan 1

waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak SMP Negeri 1 Ambarawa merupakan sekolah negeri yang mempunyai input yang heterogen. Di SMP Negeri 1 Ambarawa kelas tujuh mempunyai dua kelas unggulan dan empat kelas yang mempunyai input heterogen. Kelas unggulan diseleksi oleh pihak sekolah sendiri dengan penyeleksian tiap mata pelajaran dan siswa yang masuk sepuluh besar di sekolah dasar pada kelas enam. Kelas heterogen diperoleh melalui seleksi DepDikNas. Kurikulum merupakan salah satu bagian penting dari sistem pendidikan. Pada hakikatnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum pendidikan dasar dan menengah, antara lain kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994 dan suplemen 1999. Dengan adanya berbagai kelemahan kurikulum 1994 maka disusunlah KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Seiring dengan tuntutan zaman, pendidikan nasional harus mampu menjamin kemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Dengan itulah maka KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi) disempurnakan menjadi KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Perubahan kurikulum ini dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP (Badan standar Nasional Pendidikan).

Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut siswa untuk dapat belajar secara tuntas sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan. Kompetensi merupakan pengetahuan ketrampilan, sikap dan nilai nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan adanya KTSP menuntut pembelajaran yang variatif, salah satu strategi diantaranya adalah PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan). Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa belum mampu menggapai potensi ideal atau optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap atau berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugrah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, misalnya merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud. Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan

anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal. Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam berkelompok. Berdasarkan pengalaman anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang. Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi keduanya yang ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terbuka. Pertanyan yang dimulai dengan kata-kata Apa yang terjadi jika lebih baik dari pada yang dimulai dengan kata-kata Apa, berapa, kapan, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu). Dari latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penlitian dengan judul : APLIKASI PAKEM ( Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan ) MODEL RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA.

B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Apakah strategi PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa SMP N 1 Ambarawa? 2. Apakah model rancangan alat dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa SMP N I Ambarawa? 3. Apakah model rancangan alat dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa SMP N 1 Ambarawa? C. PEMBATASAN MASALAH Mengingat terbatasnya waktu, biaya, tenaga tidak semua masalah yang di identifikasikan dapat diteliti semua, karena itu perlu dibatasi hanya pada materi ekosistem. Pada penelitian ini hanya dilaksanakan dua siklus. D. PERUMUSAN MASALAH Bertitik tolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan metode PAKEM sesuai digunakan pada pembelajaran IPA-biologi? 2. Apakah dengan penggunaan model rancangan alat dapat merangsang siswa kelas VII untuk belajar dan menggunakan daya pikir secara aktif terhadap mata pelajaran IPA-biologi? 3. Apakah penerapan PAKEM menggunakan model rancangan alat dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar IPA- biologi siswa kelas VII?

E. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1. Mengetahui keaktifan siswa dan motivasi belajar IPA-Biologi siswa adanya penerapan PAKEM. 2. Mengetahui kesiapan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA-Biologi. 3. Mengetahui dampak penerapan PAKEM terhadap hasil belajar IPA- Biologi siswa kelas VII. F. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.Bagi Guru a. Memberikan informasi pada guru atau calon guru tentang pendekatan PAKEM dengan berbagai model sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran biologi. b. Menjadikan suasana belajar lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat di maksimalkan. 2.Bagi siswa a. Memberi suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar. b. Mendapatkan pengalaman belajar yang lebih lengkap dan inovatif. 3.Bagi sekolah dan institut pendidikan lainya Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran pada khususnya di institut pendidikan lainya pada umumnya.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Dari hasil penerapan pendekatan pembelajaran PAKEM model rancangan alat pada proses pembelajaran siklus I dan siklus II dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran PAKEM dengan model rancangan alat dapat meningkatkan penguatan konsep biologi siswa ranah afektif, psikomotorik, dan kognitif pada materi pokok satuan ekosistem. 2. Pendekatan pembelajaran PAKEM dengan model rancangan alat dapat meningkatkan kesiapan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA Biologi 3. Pembelajaran PAKEM model rancangan alat dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran siswa materi pokok satuan ekosistem B. IMPLIKASI 1.Implikasi teorits Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar referensi penelitian lebih lanjut di SMP N 1 Ambarawa. 2. Implikasi Praktis Imlikasi praktis dapat diterapkan pada kegiatan belajar mengajar di SMP N 1 Ambarawa, yakni bahwa penguatan konsep materi pokok ekosistem siswa dapat ditingkatkan dengan adanya pendekatan pembelajaran PAKEM disertai model rancangan alat.

C. SARAN 1.Kepada Kepala sekolah a. Perlu adanya bimbingan kepada guru IPA Biologi agar lebih terampil menggunakan pembelaran PAKEM model rancangan alat dalam menciptakan efektifitas pembelajaran. b. Perlu adanya perhatian dan pengawasan dalam pelaksanaan pembelajaran PAKEM model rancangan alat sehingga tercapai kegiatan belajar mengajar yang menjadikan siswa aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. 2.Kepada Guru Hendaknya guru dapat menggunakan pendekatan PAKEM model rancangan alat sehingga dapat menguatkan konsep dan peningkatan hasil belajar siswa khususnya materi pokok komponen ekosistem. 3.Kepada siswa a) Bagi siswa yang mempunyai kemampuan lebih dari siswa lain sebaiknya selalu mengkomunikasikan atau menularkan pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki. b) Bagi anggota kelompok yang merasa kurang paham terhadap materi harus selalu aktif bertanya kepada teman dan kelompok belajarnya yang memiliki kemampuan lebih. c) Hal hal yang merupakan kesulitan dalam kelompok sebaiknya dikonsultasikan dengan guru. 4.Kepada Peneliti b. Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis sedapat mungkin terlebih dahulu menganalisis kembali perangkat pembelajaran yang telah dibuat oleh peneliti ini untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu, fasilitas pendukung termasuk media

pembelajaran dan karakteristik siswa yang ada pada sekolah tempat penelitian tersebut dilakukan. b. Hendaknya peneliti ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya dengan mengkaitkan aspek aspek yang belum diungkap dan dikembangkan dari variabel varianbel yang telah disebutkan di depan.