BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO TAHUN ,71 PERSEN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

No. 64/11/13/Th.XVII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA BARAT TRIWULAN III 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

BADAN PUSAT STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kondisi geografi wilayah yang bermacam-macam. sehingga struktur ekonomi tiap wilayah sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

Produk Domestik Regional Bruto

PERKEMBANGAN PDRB Triw I-2009 KALSEL

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2013

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB IV GAMBARAN UMUM Perkembangan Penanaman Modal Asing (PMA) tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat fluktuatif (Gambar 4.1).

BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak Tahun

DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008


I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

BERITA RESMI STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BPS PROVINSI JAWA TENGAH

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Transkripsi:

Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi ekonomi pada tahun 2007 dan sasaran pada tahun 2008. Kondisi perekonomian tersebut dapat dilihat melalui perkembangan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Melalui data tersebut tercermin kondisi ekonomi yang dapat memberikan pengaruh terhadap penyediaan pendanaan dan pencapaian sasaran dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan pembangunan. 2.1. Kondisi Perekonomian Daerah Sampai Dengan Tahun 2006 dan Perkiraan Ekonomi Tahun 2007. Berbeda dengan kondisi perekonomian pada tahun sebelumnya yang cenderung mengalami penurunan, kondisi perekonomian di Kabupaten Lebak pada tahun 2006 mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dari 3,69% pada tahun 2005 menjadi 3,80% pada tahun 2006 dan jika laju inflasi terjadi pada tingkat 7,5% maka LPE tahun 2007 diperkirakan mencapai sekitar 3,84%. Indikasi peningkatan LPE menunjukkan perbaikan ekonomi yang terjadi seiring laju pembangunan yang gencar dilaksanakan di Kabupaten Lebak. Meski mengalami peningkatan, LPE Kabupaten Lebak masih jauh di bawah nilai LPE nasional yang tumbuh mencapai 5,6 % (RKP Tahun 2007) dan LPE Provinsi Banten yang juga tumbuh di atas 5 persen. Peningkatan perbaikan kondisi ekonomi di tahun 2006 juga didukung oleh peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sekitar Rp 4,849 trilyun pada tahun 2005 menjadi Rp 5,433 trilyun pada tahun 2006 dan diperkirakan mencapai sekitar Rp. 6,065 trilyun pada tahun 2007. Gambar 2.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2003-2007 7.000.000 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0 2003 2004 2005 2006 2007** Keterangan : ** Angka Perkiraan Tahun Adh Berlaku Adh Konstan Tahun 2000 II-1

Nilai (Rp) Tabel. 2.1 Nilai dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2003 2007 TAHUN PDRB (Juta Rp) % Pertumbuhan PDRB Berlaku Konstan* Berlaku Konstan 2003 3.821.821 3.046.905 12.93 3.46 2004 4.184.633 3.170.531 9.49 3.98 2005 4.849.518 3.289.215 15.89 3.69 2006 5.433.271 3.414.206 12.04 3.80 2007** 6.065.052 3.545.312 11.63 3.84 Sumber : BPS Kab. Lebak Keterangan: * adh konstan tahun 2000; ** Angka perkiraan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Lebak Tahun 2003 2007 meskipun fluktuatif namun menunjukkan pertumbuhan positif, terutama pada PDRB atas dasar harga berlaku yang umumnya mengalami pertumbuhan rata rata di atas dua digit. Berdasarkan data tersebut, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku mengalami pertumbuhan terendah pada tahun 2004 yaitu sebesar 9,49 % dan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2005 yaitu sebesar 15,89 %. Sementara untuk nilai PDRB atas dasar harga berlaku mengalami pertumbuhan yang relatif sama dengan persentase yang umumnya berkisar pada angka di atas 3,30 %. Gambar 2.2 Perkembangan PDRB per kapita Kabupaten Lebak Tahun 2003-2007 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0 2003 2004 2005 2006 2007** Keterangan: ** Angka Perkiraan Adh Berlaku Adh Konstan Tahun 2000 Tahun II-2

Seiring dengan pertumbuhan nilai PDRB, Perkembangan PDRB per kapita dari tahun 2003 2007 juga cenderung meningkat. Pada tahun 2003 Rp 3.393.660,- dan tahun 2006 Rp 4.539.453,- dan diperkirakan pada tahun 2007 pendapatan perkapita Kabupaten Lebak menjadi Rp 4.987.812,- Peningkatan PDRB per kapita tersebut secara makro membuktikan bahwa keberhasilan perekonomian Kabupaten Lebak yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat semakin membaik pula. Meski data ini tidak mampu mengukur tingkat kesenjangan kesejahteraan antar penduduk, namun keberhasilan perekonomian dengan pertumbuhan yang tinggi tersebut diharapkan nantinya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tabel 2.2 Perkembangan Struktur Ekonomi Kabupaten Lebak Tahun 2005 dan 2006 (dalam persen) Sektor 2005 2006 Perubahan Pertanian 38,54 36,71-1.83 Pertambangan & Penggalian 1,37 1,38 0,01 Industri & Pengolahan 9,49 9,70 0,21 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,56 0,61 0,05 Bangunan/Konstruksi 3,69 4,03 0,34 Perdagangan, Hotel & Restoran 22,81 23,01 0,20 Angkutan & Komunikasi 7,94 9,28 1,34 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,75 4,69-0,06 Jasa-jasa 10,86 10,59-0,27 PDRB 100,00 100,00 Apabila dilihat dari perkembangan struktur ekonominya, kondisi perekonomian makro di Kabupaten Lebak masih bertumpu pada sektor pertanian, meski dalam kurun waktu 6 tahun terakhir ini (tahun 2000 2006) sektor tersebut mengalami penurunan. Tingkat penurunan pada sektor pertanian dari tahun 2005 adalah sebesar 1,83 %. Penyebab terjadinya penurunan laju pertumbuhan pada sektor pertanian ini diperkirakan adalah penurunan jumlah produksi seiring dengan pergeseran musim penghujan pada tahun 2006 dan gencarnya konversi lahan pertanian. Sektor lain yang juga mengalami penurunan adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa dengan persentase penurunan masing-masing sebesar 0,06 dan 0,27. II-3

Beberapa sektor pada tahun 2006 mengalami peningkatan pertumbuhan, meski peningkatan yang terjadi terhitung sedikit. Sektor-sektor tersebut diantaranya sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,01 %, sektor industri dan pengolahan sebesar 0,21 %, sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,05 %, sektor Bangunan/kontruksi sebesar 0,34%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 0,20 %, dan sektor angkutan dan komunikasi sebesar 1,34 %. Berdasarkan peningkatan ekonomi dan kemajuan pembangunan yang dicapai pada tahun 2006, perekonomian pada tahun 2007 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dengan stabilitas ekonomi yang tetap terjaga dan ketahanan ekonomi yang lebih baik. Oleh karenanya, Laju inflasi pada tahun 2007 yang diperkirakan sekitar 7,5 % dan laju pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sebesar 3,84 % dapat dicapai. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa peningkatan PDRB Kabupaten Lebak pada beberapa tahun ini sejalan dengan gencarnya pembangunan yang dilaksanakan. Indikasi peningkatan pembangunan ini terlihat dari perkembangan Anggaran dan Pendapatan Belanja (APBD) Kabupaten Lebak sejak tahun 2003-2007. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2006, dengan persentase peningkatan sebesar 48,5 %. Sementara perkiraan persentase peningkatan APBD 2008 dari APBD 2007 hanya sebesar 9,8 %. Tabel 2.3 Perkembangan APBD Kabupaten Lebak Tahun 2003 2007 TAHUN PENDAPATAN DAERAH BELANJA DAERAH 2003 325.789.388.195 341.417.390.561 2004 329.218.865.499 349.780.368.208 2005 390.904.553.238 413.038.959.199 2006 586.521.243.750 650.309.187.962 2007 664.871.242.000 705.214.451.050 2008* 670.279.284.700 740.475.173.602 Sumber : APBD-P TA 2003 2006 dan APBD TA 2007 *) Angka Perkiraan II-4

Nilai (Rp) Gambar 2.3 Perkembangan APBD Kabupaten Lebak Tahun 2003-2008 800.000.000.000 700.000.000.000 600.000.000.000 500.000.000.000 400.000.000.000 300.000.000.000 200.000.000.000 100.000.000.000 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008* Keterangan : * Angka Perkiraan Tahun Pendapatan Belanja Perkembangan APBD Kabupaten Lebak selama 5 tahun terakhir secara umum menunjukkan perkembangan yang positif. Berdasarkan struktur penyusun pendapatan, persentase peningkatan terbesar terjadi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada tahun 2007, target PAD Kabupaten Lebak sebesar Rp. 40.033.667.000,- atau meningkat 37% dari target PAD tahun 2006 sebesar Rp. 29.278.760.000,- sedangkan setelah perubahan APBD TA. 2006 sebesar Rp. 33.479.668.750,-. Persentase kontribusi PAD pada APBD tahun 2007 juga meningkat dibandingkan persentase yang sama pada tahun 2006 yakni dari 4,33 % menjadi 6,03 %. Selanjutnya dengan menggunakan berbagai asumsi, Pendapatan Daerah Kabupaten Lebak tahun 2008 diproyeksikan meningkat menjadi Rp. 670.279.284.700,- Sedangkan kebutuhan Belanja Daerah diproyeksikan sebesar Rp. 740.475.173.602,- meliputi Belanja Tidak dan Belanja Langsung. 2.2. Prospek Perekonomian Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2008. Kondisi perekonomian yang membaik di Kabupaten Lebak dari tahun 2003 hingga tahun 2006 tidak dapat dilepaskan dari peran penting infrastruktur. Kegiatan pembangunan, rehabilitasi, serta pemeliharaan telah berhasil meningkatkan aksesibilitas, kapasitas, kualitas dan jangkauan pelayanan berbagai infrastruktur, yang pada akhirnya mampu memberikan dukungan kepada berbagai sektor perekonomian seperti pertanian, industri pengolahan, perdagangan, dan pembangunan daerah. Pada tahun 2007 berbagai program dalam rangka meningkatkan daya dukung infrastruktur terhadap aktivitas perekonomian terus dilanjutkan secara konsisten dan berkesinambungan, sehingga diharapkan dapat menjaga pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lebak pada tahun 2008. II-5

Bertolak dari peningkatan ekonomi dan kemajuan pembangunan yang dicapai pada tahun 2006 serta perkiraan capaian pembangunan ekonomi pada tahun 2007, kondisi ekonomi makro di Kabupaten Lebak pada tahun 2008 diharapkan tetap mengalami pertumbuhan hingga 3,90 %. Rendahnya persentase peningkatan pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian nasional dan dunia yang sedikit melambat pada tahun 2008. Sementara laju inflasi yang terjadi diharapkan lebih rendah dari 7,5 %. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 juga diharapkan terjadi pada sektor-sektor pendukungnya, terutama sektor pertanian yang masih mendominasi kontribusi PDRB Kabupaten Lebak. Seiring dengan pencanangan peningkatan ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis, sektor ini diharapkan tumbuh positif hingga 1 % meski persentase pertumbuhan sektor ini di Kabupaten Lebak lebih rendah dari persentase tumbuh nasional yang diperkirakan sebesar 3,2 %. Adapun kondisi strategis yang diperkirakan turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lebak pada tahun 2008 adalah: 1. Terjaganya stabilitas ekonomi nasional dan lokal. Stabilitas ekonomi yang terjaga baik memberi peluang yang lebih besar bagi Pemerintah Daerah dalam mengkoordinasikan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemampuan ekonomi dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal dan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Lebak. 2. Jaminan kepastian hukum, termasuk didalamnya upaya Pemerintah Daerah dalam membuka seluas-luasnya peluang usaha dan mempermudah pelayanan perijinan investasi. 3. Terjaganya stabilitas keamanan Rasa aman mampu meningkatkan kepercayaan masyarakat, termasuk dunia usaha, yang selanjutnya akan mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekonomi. 4. Terjaminnya stabilitas harga SAPROTAN dan hasil produksi pertanian. Kabupaten Lebak merupakan daerah pertanian, oleh karena itu Pemerintah Daerah berupaya menjamin stabilitas harga produk pertanian untuk melindungi petani dan masyarakat, sehingga ketahanan pangan tetap terjaga. II-6

Pembangunan ekonomi daerah juga didorong guna meningkatkan investasi di Kabupaten Lebak. Hal ini sesuai dengan Visi Kabupaten Lebak : Lebak menjadi daerah yang menarik untuk berinvestasi pada tahun 2009. Beberapa upaya lain yang telah dilaksanakan dalam mendukung investasi dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi antara lain penyederhanaan perijinan melalui Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT), peningkatan dukungan infrastruktur, peningkatan sarana prasarana perdagangan, peningkatan kepastian hukum, dan peningkatan kualitas ketenagakerjaan. II-7