Healthy Tadulako Journal 29

dokumen-dokumen yang mirip
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS SANGURARA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

ABSTRAK. Kata Kunci : Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi.

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD KOTA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin kompetitif. Perusahaan berusaha untuk

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BULA KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

Kata kunci: Motivasi, Penghargaan, Tanggung Jawab, Pengembangan, Kinerja Pegawai

HUBUNGAN KOMUNIKASI DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM (RSU) ANUTAPURA PALU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT

DISIPLIN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT

MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 6 KOTA PADANG. Aditya Julivan Pratama Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DAOP IV SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

Candra, et al,. Pengaruh kepemimpinan transformasional dan Motivasi terhadap...

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS KESEHATAN DI PUSKESMAS BATUA KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

Oleh : Rahayu Setyowati

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI BIDANG KEPERAWATAN PADA RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD LAMADDUKELLENG KABUPATEN WAJO

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PALU ABSTRAK

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BATIK DI KAMPUNG BATIK KLIWONAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di berbagai aspek tatanan dan sumber daya layanan sebagai dampak

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS MABELOPURA KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS MALEI KECAMATAN LAGE KABUPATEN POSO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

DISIPLIN KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAKIPADADA KABUPATEN TANA TORAJA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

NASKAH PUBLIKASI RINI DARMAYANTI NIM

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman Hubungan Faktor Internal Dengan Kinerja Pegawai Di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT MELALUI MOTIVASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA TOMOHON

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Suatu Penelitian Terhadap Perawat RSUD Kelas C Kab. Ciamis) ANDRI HELMI M

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

*Pascasarjana Universtas Sam Ratulang Manado **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERILAKU KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA PERAWAT DI PUSKESMAS PERAWATAN HILA KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH

HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

DAFTAR PUSTAKA. 1. Mangkunegara,A.A Anwar Prabu.2004.Manajemen Sumber Daya Manusia. Perusahaan.Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

mikm-detail-tesis-perpustakaan-print-abstrak-152.html MIKM UNDIP Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

Jurnal Manajemen ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 7 Pages pp

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

MORAL KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS V KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 19-26

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatannya dan mencapai kesembuhan yang optimal baik fisik, psikis maupun

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS WARA SELATAN KOTA PALOPO

Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

Jurnal Kesehatan Kartika 27

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Transkripsi:

Hubungan disiplin dan beban kerja dengan...(adhar & Ryman) HUBUNGAN DISIPLIN DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) UNDATA PALU Adhar Arifuddin 1, Muh. Ryman Napirah 2 1 Bagian Epidemiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako 2 Bagian AKK, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako Abstract Performance is working uotcome in quality and quantity reached by an officer in carrying out his or her duty as the responsibility given. The disciplinary is meant when the officer always come and go on time, doing everything well, obeying all rules of company and the existing norms. Working burden is the ability of worker s body in receiving the work. This research aims to find out the relationship between discipline and working burden with nurse performance in intensive care unit of Regional Public Hospital Undata Palu. This research was cross sectional research. The sample was 99 respondents selected through proportional stratified random sampling. The research result is examined statistically by using Chi-square test with significance level 95% (ρ<0,05). The result indicates that there was relationship between discipline and working burder with nurse performance (ρ=0,004) and working burden relates to nurse performance (ρ=0,030) in intensive care unit of Regional Public Hospital Undata Palu. It is suggested to the hospital officers to be more paying attention to nurse s performance and the duty given to them should be based on their capacity or abality so it can increase their performance. Key words: Discipline, Working Burden, Nurses Performance. Abstrak Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kedisiplinan diartikan jika karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan disiplin dan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Undata Palu. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian menggunakan metode Proportional Stratified Random Sampling berjumlah 99 responden. Hasil penelitian ini di uji secara statistik dengan uji Chi-square dengan taraf kepercayaan 95% (ρ<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan disiplin kerja dengan kinerja perawat (ρ=0,004) dan beban kerja berhubungan dengan kinerja perawat (ρ=0,030) di ruang rawat inap RSUD Undata Palu. Diharapkan pihak RSUD Undata Palu untuk lebih memperhatikan disiplin kerja perawat dan tugas yang diberikan kepada perawat sesuai dengan kapasitas atau kemampuan sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat. Kata Kunci : Disiplin, Beban Kerja, Kinerja Perawat. Healthy Tadulako Journal 29

PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional yang berupaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada seluruh lapisan masyarakat. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, setiap daerah diberi kesempatan untuk membangun daerahnya sendiri kearah yang lebih baik, tidak terkecuali dalam pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang kesehatan perlu untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat. Mutu pelayanan yang baik tidak serta-merta didapatkan oleh rumah sakit tanpa adanya kerjasama yang baik antar seluruh petugas kesehatan yang ada dalam rumah sakit tersebut 10. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain itu, kinerja adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama 10. Kinerja dalam suatu organisasi dilakukan oleh segenap sumber daya manusia yang ada, baik pimpinan maupun pekerja. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sumber daya manusia dalam menjalankan kinerjanya. Baik itu faktor yang berasal dari dalam diri sumber daya manusia maupun yang berasal dari luar dirinya. Setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar pada pengetahuan dan keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, motivasi kerja dan kepuasan kerja. Namun, pekerja juga mempunyai kepribadian, sikap dan perilaku yang dapat mempengaruhi kinerjanya 17. Rumah sakit merupakan pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan subspesialistik. Dengan fungsi utama menyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif pada pasien 2. Salah satu petugas kesehatan yang memiliki peranan penting yang ada di rumah sakit adalah perawat, hal ini disebabkan profesi perawat memiliki proporsi yang relatif besar yaitu hampir melebihi 50% dari seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) rumah sakit. Perawat merupakan ujung tombak dari pelayanan yang diberikan di rumah sakit. Hal ini dikarenakan profesi inilah yang secara langsung berhubungan dengan pasien. Jika kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat baik maka kepuasan dari pasienpun akan meningkat. Oleh karena itu, rumah sakit perlu memberikan perhatian pada kinerja perawat agar perawat dapat terdorong untuk melakukan pekerjaannya dengan baik sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan 9. Kedisiplinan diartikan jika karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam Healthy Tadulako Journal 30

menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Karyawan yang memiliki tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan baik, jika sebagian besar karyawan menaati peraturan-peraturan yang ada. Oleh karena itu, peningkatan disiplin menjadi bagian yang penting dalam manajemen sumber daya manusia, sebagai faktor penting dalam peningkatan kinerja 4. Disiplin adalah setiap perseorangan dan juga kelompok yang menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang diperlukan seandainya tidak ada perintah. Kedisiplinan ini merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang terpenting, karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal. Disiplin waktu menentukan kualitas kerja dalam prioritas pelayanan kesehatan. Hal ini akan menjadi masalah jika penggunaaan waktu yang kurang tepat tentunya pelayanan akan tertunda dan mencerminkan tenaga kesehatan belum semaksimal mungkin membantu dalam proses penyembuhan klien bahkan sebaliknya dapat menjadi masalah bagi kita sebagai profesi kesehatan dimata masyarakat 6. Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya, beban-beban tersebut tergantung bagaimana orang tersebut bekerja sehingga disebut beban kerja, jadi definisi beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Beban dapat berupa beban fisik dan beban mental. Beban kerja fisik dapat berupa beratnya pekerjaan seperti mengangkat, mengangkut, merawat, mendorong. Sedangkan beban kerja mental dapat berupa sejauh mana tingkat keahlian dan prestasi kerja yang dimiliki individu dengan individu lainnya. Berdasarkan survey pendahuluan di RSUD Undata Palu, ditemukan data terdapat 10 ruangan rawat inap yang dilayani oleh perawat. Dan dari 10 ruangan tersebut didapatkan data kunjungan 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 2013 di Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2010 tercatat jumlah kunjungan sebanyak 11.959 kunjungan rawat inap. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011 terjadi penurunan jumlah kunjungan yaitu sebesar 11.334 kunjungan rawat inap. Pada tahun berikutnya lagi yaitu tahun 2012 terjadi kenaikan jumlah kunjungan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 11.446 kunjungan rawat inap. Sedangkan pada tahun 2013, terjadi lagi peningkatan jumlah kunjungan menjadi 16.718 kunjungan rawat inap. Data tentang absensi perawat 5 bulan terakhir yaitu bulan Januari 2013 sampai Mei 2013. Dari jumlah keseluruhan perawat 142 perawat yang ada di ruang rawat inap RSUD Undata Palu, hanya 129 perawat yang tercatat absensinya. Hal ini dikarenakan tidak sesuainya 2 data yang didapatkan di lapangan, yaitu data absensi Healthy Tadulako Journal 31

setiap ruangan dan data absensi perbulan seluruh perawat di RSUD Undata Palu. Pada bulan Januari perawat yang kehadirannya penuh berjumlah 98 orang dan yang kehadirannya tidak penuh berjumlah 31 orang, bulan Februari perawat yang kehadirannya penuh berjumlah 107 orang dan yang kehadirannya tidak penuh berjumlah 22 orang, bulan Maret perawat yang kehadirannya penuh berjumlah 110 orang dan yang kehadirannya tidak penuh berjumlah 19 orang, bulan April perawat yang kehadirannya penuh berjumlah 102 orang dan yang kehadirannya tidak penuh berjumlah 27 orang, dan bulan Mei perawat yang kehadirannya penuh berjumlah 113 orang dan yang kehadirannya tidak penuh berjumlah 26 orang. Hal ini menunjukkan disiplin perawat masih kurang. Berdasarkan hasil observasi awal dengan mewawancarai beberapa perawat di RSUD Undata Palu, beberapa perawat mengatakan kedisiplinan di RSUD Undata Palu masih kurang baik. Terdapat masalah kedisiplinan seperti masuk kerja tidak tepat waktu, pulang kerja sebelum waktunya, dan keterlambatan saat pergantian kerja (shift). Permasalahan lain yang sering dialami oleh perawat tersebut adalah beban kerja yang berlebihan. Berdasarkan hasil wawancara, beberapa perawat mengatakan bahwa beban kerja mereka berlebihan dikarenakan banyaknya jumlah pasien dan banyaknya keluhan-keluhan dari pasien. Tentu ini sangat berpengaruh terhadap kinerja perawat di RSUD Undata Palu dalam memberikan pelayanan. Dan hal ini sangat berisiko bagi kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat karena apabila beban kerja tinggi maka ketelitian dan keamanan kerja menjadi menurun. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk menganalisis Hubungan Disiplin dan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu. METODE Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Untuk mengetahui hubungan disiplin dan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap di RSUD Undata Palu. Populasi dari penelitian ini adalah perawat yang ada di ruang rawat inap RSUD Undata Palu berjumlah 130 orang. Metode pengambilan sampel yaitu Propotional Stratified Random Sampling dengan jumlah sampel adalah 99 perawat rawat inap RSUD Undata Palu. Lokasi penelitian ini adalah RSUD Undata Palu. Penelitian dilakukan pada tanggal 21 Mei sampai 13 Juni 2014 Healthy Tadulako Journal 32

HASIL Tabel 1. Hubungan Disiplin dan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 2014 Variabel Kinerja Jumlah Kurang Cukup n % n % n % Disiplin (ρ value=0,004) Kurang 20 43,5 26 56.5 46 100 Cukup 8 15,1 45 84,9 53 100 Beban Kerja (ρ value=0,030) Berlebihan Tidak Berlebihan Sumber : Data Primer 2014 24 35,8 43 64,2 67 100 4 12,5 28 87,5 32 100 Hubungan Disiplin dengan Kinerja Perawat Berdasarkan hasil analisis menggunakan Chi Square yang dilakukan terhadap disiplin dengan kinerja pegawai, didapatkan hasil nilai ρ = 0,004 (ρ < 0,05) maka Ho ditolak, artinya ada hubungan disiplin dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi Square yang dilakukan terhadap beban kerja dengan kinerja pegawai, didapatkan hasil nilai ρ = 0,030 sehingga ρ < 0,05 maka Ho pada penelitian ini ditolak, artinya bahwa ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu. PEMBAHASAN Hubungan Disiplin dengan Kinerja Perawat Disiplin adalah merupakan cerminan besarnya tanggung jawab seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang mendorong gairah dan semangat kerja seseorang. Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksisanksinya apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan 4,12. Tabel 1. menunjukkan bahwa responden yang disiplin kerjanya kurang lebih banyak memiliki kinerja yang cukup yaitu sebanyak 26 orang (56,5%). Hal ini terjadi karena walaupun perawat tidak disiplin, tetapi mereka tetap mampu menyelesaikan tugas tepat waktu dan teliti serta rapi. Hal tersebut dapat terjadi kerena perawat memiliki kemampuan yang baik dan sesuai dengan pekerjaannya. Adapun responden yang memiliki disiplin kurang dengan kinerja yang kurang yaitu sebanyak 20 orang (43,5%). Hal tersebut dapat terjadi karena disiplin yang kurang mencerminkan kurangnya rasa tanggung Healthy Tadulako Journal 33

jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya seperti mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sehingga mempengaruhi perawat menjadi kurang kinerjanya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden yang memiliki disiplin kerja yang cukup lebih banyak memiliki kinerja yang cukup yaitu sebanyak 45 orang (84,9%). Hal ini terjadi karena walaupun banyaknya pekerjaan atau beban kerja yang di alami oleh perawat tetapi mereka dapat memanajemen dirinya dengan baik, artinya mereka bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik sehingga tetap dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu, masuk dan pulang kantor tepat waktu, mematuhi semua tata tertib (peraturan) yang berlaku di tempat kerja, menggunakan fasilitas kantor dengan hati-hati dan memiliki tim dalam bekerja. Karena disiplin dalam menggunakan dan membagi waktu dengan baik mempermudah dalam mengerjakan pekerjaan. Adapun responden yang disiplinnya cukup tetapi kinerjanya kurang yaitu sebanyak 8 orang (15,1%). Hal ini dikarenakan walaupun mereka disiplin dalam waktu tetapi pekerjaan yang dikerjakan belum maksimal. Dan kompetensi yang di miliki tidak mampu untuk mengimbangi pekerjaan atau tugas yang diberikan. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Chi Square yang dilakukan terhadap disiplin dengan kinerja perawat, didapatkan hasil nilai ρ = 0,004 sehingga ρ 0,05 maka Ho pada penelitian ini ditolak. Adapun hasil analisis menggunakan uji korelasi didapatkan hasil nilai ρ = 0,002, artinya bahwa ada hubungan disiplin dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Undata Palu. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa disiplin mempengaruhi kinerja. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Melalui disiplin akan mencerminkan kekuatan, karena biasanya seseorang yang berhasil dalam karyanya, studinya biasanya adalah mereka yang memiliki disiplin yang tinggi. Disiplin kerja akan menciptakan kondisi atau sikap taat terhadap peraturan yang berlaku sehingga memotivasi pegawai dalam melakukan pekerjaan. Jika melanggar peraturan, maka pegawai yang bersangkutan harus sanggup menerima hukuman yang telah disepakati. Sanksi atau hukuman diperlukan untuk meningkatkan kedisiplinan dan mendidik pegawai agar taat dan patuh terhadap peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, peningkatan disiplin menjadi bagian yang penting dalam manajemen sumber daya manusia, sebagai faktor penting dalam peningkatan kinerja 16. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara disiplin waktu dengan kinerja pelayanan pelayanan kesehatan ρvalue = 0,017 < 0,05. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara disiplin dengan kinerja dengan nilai ρ = 0,034 14,15. Healthy Tadulako Journal 34

Temuan utama dalam penelitian ini adalah terdapat 56,5% perawat memiliki kinerja yang cukup namun memiliki disiplin kerja yang kurang dan terdapat perawat yang memiliki kinerja yang kurang namun memiliki disiplin kerja yang cukup yaitu sebanyak 15,1%. Dari ke dua temuan tersebut yang paling mendominasi adalah terdapat perawat yang memiliki kinerja yang cukup namun memilliki disiplin kerja yang kurang yaitu sebanyak 56,5%. Hal ini terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi kinerja menjadi cukup, seperti faktor individu yaitu jenis kelamin dan umur. Jenis kelamin mempengaruhi kinerja perawat. Hal ini terjadi bahwa umumnya perempuan termotivasi untuk bekerja adalah untuk membantu menghidupi keluarga. Temuan di lapangan sesuai dengan teori tersebut bahwa perawat lebih banyak yang memiliki jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 85,9% dan kinerja yang cukup sebanyak 71,7% 1,7. Kemudian umur mempengaruhi kinerja menjadi cukup. Hal ini terjadi bahwa umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja, dimana kondisi umur yang masih produktif, maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal. Temuan di lapangan sesuai dengan teori tersebut bahwa perawat lebih banyak yang memiliki umur produktif (25-29) yaitu sebanyak 33,3% dan kinerja yang cukup sebanyak 71,7%, jadi hal inilah yang menyebabkan kinerjanya cukup walaupun disiplin kerjanya kurang 5. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat Beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu atau jumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang selama periode waktu tertentu dalam keadaan normal 8. Tabel 5.11 menunjukkan bahwa responden yang beban kerjanya berlebihan lebih banyak memiliki kinerja yang cukup yaitu sebanyak 43 orang (64,2%). Hal tersebut dapat terjadi karena kapasitas atau keterampilan/kemampuan (skill) yang dimiliki oleh sebagian perawat sudah baik dan memadai sehingga walaupun dihadapkan dengan pekerjaan yang sulit dan banyak sekalipun mampu diselesaikan secara maksimal dan tepat waktu. Adapun responden yang beban kerjanya berlebihan dengan kinerja kurang yaitu sebanyak 24 orang (35,8%). Hal ini dapat terjadi karena terlalu banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan sehingga beberapa pekerjaan tidak diselesaikan tepat waktu. Hal ini juga disebabkan karena sebagian perawat tidak mampu menyelesaikan dua pekerjaan atau lebih dalam satu waktu. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden yang memiliki beban kerja yang tidak berlebihan lebih banyak memiliki kinerja yang cukup yaitu sebanyak 28 orang (87,5%). Hal ini terjadi karena pekerjaan yang diberikan kepada mereka sudah sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki sehingga pekerjaan yang dihasilkan bisa maksimal. Healthy Tadulako Journal 35

Adapun responden yang beban kerjanya tidak berlebihan dengan kinerja yang kurang yaitu sebanyak 4 orang (12,5%). Hal ini terjadi karena masih banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja perawat selain beban kerja. Antara lain seperti lingkungan kerja yang tidak nyaman, tidak memiliki kepuasaan kerja, dan motivasi kerja yang kurang. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Chi Square yang dilakukan terhadap beban kerja dengan kinerja perawat, didapatkan hasil nilai ρ = 0,030 sehingga ρ < 0,05 maka Ho pada penelitian ini ditolak. Adapun hasil analisis menggunakan uji korelasi didapatkan hasil nilai ρ = 0,016, artinya bahwa ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Undata Palu. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa beban kerja mempengaruhi kinerja. Adanya hubungan beban kerja dengan kinerja hal ini dikarenakan beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kesehatan dan tentu saja berpengaruh terhadap produktivitas rumah sakit itu sendiri. Di samping tugas tambahan beban kerja seorang perawat juga sangat dipengaruhi oleh waktu kerjanya. Apabila waktu kerja yang harus ditanggung oleh perawat melebihi dari kapasitasnya maka akan berdampak buruk bagi produktivitas perawat tersebut. Berdasarkan hal tersebut, selain perawat melaksanakan tugas pokoknya perawat juga melaksanakan tugas lain seperti tugas administrasi (mengimput dan mengolah data pasien, membuat laporan visum, dan lain-lain). Untuk menjalankan tugas dan fungsi yang bukan tugas dan fungsi perawat di atas akan menyita waktu perawat dalam menjalankan tugasnya. Ini akan berpengaruh atau menambah waktu kerja perawat dalam bertugas 8. Temuan utama dalam penelitian ini adalah terdapat 64,2% perawat memiliki kinerja yang cukup namun memiliki beban kerja yang berlebihan dan terdapat perawat yang memiliki kinerja yang kurang namun memiliki beban kerja yang tidak berlebihan yaitu sebanyak 12,5%. Dari ke dua temuan tersebut yang paling mendominasi adalah terdapat perawat yang memiliki kinerja yang cukup namun memilliki beban kerja yang berlebihan yaitu sebanyak 64,2%. Hal ini juga terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi kinerja cukup walaupun beban kerjanya berlebihan. Masa kerja mempengaruhi kinerja perawat. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa masa kerja seseorang juga menunjukkan hubungan secara positif terhadap kinerja seseorang. Masa kerja yang lama menunjukkan pengalaman yang lebih seseorang dibandingkan rekan kerja yang lain, sehingga sering masa kerja/pengalaman kerja menjadi pertimbangan suatu perusahaan dalam mencari pegawai. Temuan di lapangan sesuai dengan teori tersebut bahwa lebih banyak perawat yang memiliki masa kerja 5 tahun yaitu sebanyak 77,8% dibandingkan dengan yang memiliki masa kerja < 5 tahun yaitu sebanyak 22,2% artinya rata-rata perawat telah memiliki banyak pengalaman dalam Healthy Tadulako Journal 36

bekerja sehingga kinerjanya cukup walaupun beban kerjanya berlebihan 11. Tingkat pendidikan mempengaruhi kinerja perawat. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja perusahaan. Teori lain juga menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar keinginannya untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Temuan di lapangan sesuai dengan teori tersebut bahwa perawat memiliki tingkat pendidikan yang tinggi yaitu D3 sebanyak 76,8% dan S1 sebanyak 23,2% maka semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin banyak pengetahuan yang dapat menunjang pekerjaannya sehingga kinerjanya cukup walaupun beban kerjanya berlebihan 3,13. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang dilakukan di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : a. Ada hubungan disiplin dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu. b. Ada hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu. Adapun saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : a. Diharapkan pihak RSUD Undata Palu untuk lebih memperhatikan disiplin kerja perawat karena disiplin yang baik akan meningkatkan kinerja perawat. b. Diharapkan pihak RSUD Undata Palu untuk dapat lebih memperhatikan tugas yang diberikan kepada perawat agar sesuai dengan kapasitas dengan kemampuan yang dimiliki oleh perawat. c. Diharapkan dapat dijadikan acuan untuk peneliti selanjutnya selain itu diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan penelitian yang lebih mengembangkan variabel-variabel bebas lainnya. d. lanjutan dengan penelitian yang lebih mengembangkan variabel-variabel bebas lainnya, jumlah responden dan lokasi penelitian, dikarenakan masih banyak faktor lain yang berkaitan dengan kinerja perawat. DAFTAR PUSTAKA 1. Artini, Handayani, 2009, Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga, (Jurnal), Universitas Udaya, Bali. 2. Azwar, Azrul, 2010, Pengantar Administrasi Kesehatan (Edisi Ketiga), Binarupa Aksara, Jakarta. 3. Hariandja, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Grasindo, Jakarta. 4. Hasibuan, Malayu S,P, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Edisi Revisi), Bumi Aksara, Jakarta. 5. Hasyim, H, 2006, Analisis Hubungan Karakteristik Petani Kopi Terhadap Pendapatan (Studi Kasus : Desa Dolok Seribu Kecamatan Paguran Kabupaten Tapanuli Utara), (Jurnal), Universitas Sumatera Utara, Medan. 6. Heidjrachman, 2003, Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur dan Proses, Erlangga, Jakarta. 7. Ilyas, 2002, Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian, Pusat Kajian Healthy Tadulako Journal 37

Ekonomi Kesehatan FKM Universitas Indonesia, Jakarta. 8. Irwandy, 2007, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Beban Kerja Perawat Di Unit Rawat Inap RSJ Dadi Makassar, (Jurnal), Universitas Hasanudin, Makassar. 9. Kristami, 2008, Pengaruh Faktor- Faktor Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta, (Skripsi), Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 10. Mangkunegara, 2010, Evaluasi Kinerja SDM, PT, Revika Aditama, Bandung. 11. Robbins, 2001, Psikologi Organisasi, Edisi ke-8, Prenhallindo, Jakarta. 12. Sastrohadiwiryo, 2003, Manajemen tenaga Kerja Indonesia Pendekatan administratif dan Operasional, Bumi Aksara, Jakarta 13. Siagian, Sondang, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. 14. Suryanti, 2013, Hubungan Disiplin Waktu Dengan Kinerja Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tataba Kec. Buko Kabupaten Banggai Kepulauan (Jurnal), Universitas Samratulangi, Manado. 15. Wahyuningrum. 2008. Hubungan Kemampuan, Kepuasan Dan Disiplin Kerja Dengan Kinerja Pegawai Di Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Universitas Dipenegoro; Semarang. 16. Wexley dan Yukl, 2000, Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, Rineka Cipta, Jakarta. 17. Wirawan, 2009, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta. Healthy Tadulako Journal 38