BAB III PENUTUP. bahwa upaya Indonesia dalam menangani masalah illegal fishing di zona

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dulu. Namun hingga sekarang masalah illegal fishing masih belum dapat

BAB V PENUTUP. 1. Mengenai Perkembangan Penegakan Hukum Terhadap Kapal. Fishing (IUUF) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia.

JURNAL UPAYA NEGARA INDONESIA DALAM MENANGANI MASALAH ILLEGAL FISHING DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Garis pantainya mencapai kilometer persegi. 1 Dua pertiga wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam sejarah, laut terbukti telah mempunyai berbagai-bagai fungsi,

SKRIPSI UPAYA NEGARA INDONESIA DALAM MENANGANI MASALAH ILLEGAL FISHING DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA

Kata Kunci : Yurisdiksi Indonesia, Penenggelaman Kapal Asing, UNCLOS

BAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk bahan baku industri, kebutuhan pangan dan kebutuhan lainnya. 1

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.03/MEN/2009 TENTANG PENANGKAPAN IKAN DAN/ATAU PENGANGKUTAN IKAN DI LAUT LEPAS

BAB I PENDAHULUAN. fenomena penangkapan ikan tidak sesuai ketentuan (illegal fishing), yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. kewenangan dalam rangka menetapkan ketentuan yang berkaitan dengan

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dijaga keamanan dan dimanfaatkan untuk kemakmuran Indonesia. Wilayah negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017. Kata kunci: Tindak Pidana, Pendanaan, Terorisme.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. diakibatkan dari Illegal Fishing yang dari tahun ketahun terus mengalami

Lex Privatum Vol. V/No. 5/Jul/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah hukum. Di Indonesia, salah satu masalah hukum

1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Perkembangan Global Perikanan Tangkap Sejak 1974

BAB III TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN (ILLEGAL FISHING) SEBAGAI TINDAK PIDANA INTERNASIONAL DI PERAIRAN ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA

IUU FISHING DI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA. Oleh Prof. Dr. Hasjim Djalal. 1. Wilayah perbatasan dan/atau kawasan perbatasan atau daerah perbatasan

BAB I PENDAHULUAN. tidak semua negara bisa memilikinya, melainkan hanya dimiliki oleh negaranegara

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PEMBERANTASAN KEGIATAN PERIKANAN LIAR (IUU FISHING)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA MENURUT KETENTUAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA 1982

PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN SUMBER-SUMBER IKAN DI ZONA EKONOMI EKSKLUSIF ANTAR NEGARA ASEAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN SKRIPSI / NASKAH PUBLIKASI

BAB V PENUTUP. Pencegahan Illegal Fishing di Provinsi Kepulauan Riau. fishing terdapat pada IPOA-IUU. Dimana dalam ketentuan IPOA-IUU

HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL DAN PESAWAT UDARA ASING MELAKUKAN LINTAS DI ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA SKRIPSI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU & CALL FOR PAPERS

BAB I PENDAHULUAN. bersenang-senang dan rekreasi dan sebagai alat pemisah atau pemersatu bangsa. Di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK KEGIATAN IUU-FISHING DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

BAB I PENDAHULUAN. Korporasi Dalam Tindak Pidana Perikanan, Skripsi, Universitas Hasanudin, Makassar, 2016, Hal.01 2

Heni Susila Wardoyo, S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

BAB II PENGATURAN ILLEGAL FISHING DALAM HUKUM INTERNASIONAL. Dalam definisi internasional, kejahatan perikanan tidak hanya pencurian

6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Rancangbangun hukum pulau-pulau perbatasan merupakan bagian penting dari ketahanan negara.

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah Illegal unreported and unregulated (IUU) fishing merupakan masalah global yang

Illegal Fishing dan Kedaulatan Laut Indonesia. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Hasil analisis mengenai Peran ILO terhadap Pelanggaran. HAM berupa Perdagangan Orang yang Terjadi Pada ABK telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. kekayaan laut yang sangat melimpah. Dengan luas wilayah Indonesia adalah 7,9

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB sebagai suatu organisasi yang

PENENGGELAMAN KAPAL SEBAGAI USAHA MEMBERANTAS PRAKTIK ILLEGAL FISHING

SKRIPSI ANALISIS YURIDIS PEMIDANAAN TERHADAP WARGA NEGARA ASING SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PERIKANAN

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina

BAB III PENUTUP. tahun 2006 tentang tim nasional pembakuan rupa bumi. Saat ini ada

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk masa depan bangsa, sebagai tulang punggung pembangunan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASPEK LEGAL INSTRUMEN HUKUM INTERNASIONAL IMPLEMENTASI PENGAWASAN SUMBERDAYA PERIKANAN

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1982, tepatnya tanggal 10 Desember 1982 bertempat di Jamaika

PENCURIAN IKAN (ILLEGAL FISHING) OLEH NELAYAN ASING DI WILAYAH LAUT INDONESIA DI TINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL SKRIPSI

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. PENEGAKAN HUKUM PADA TINDAK PIDANA PERIKANAN 1 Oleh: Vianny Andreyna Dirks 2

Jurnal Ilmiah. Kebijakan Kementerian Kelautan Indonesia Dalam Kasus Pencurian Ikan Oleh Nelayan Malaysia Di Perairan Natuna Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEMATIKA PEMAPARAN

KEDAULATAN NEGARA PANTAI (INDONESIA) TERHADAP KONSERVASI KELAUTAN DALAM WILAYAH TERITORIAL LAUT (TERRITORIAL SEA) INDONESIA

TARGET INDIKATOR KETERANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. luasnya perairan lautan, letak geografis, wilayah maupun panjang garis pantai. Sebagai negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ikan (illegal fishing), namun juga penangkapan ikan yang tidak dilaporkan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.12/MEN/2012 TENTANG USAHA PERIKANAN TANGKAP DI LAUT LEPAS

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

Hukum Laut Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perairan yang sangat luas. Kondisi wilayah ini dikenal dengan Archipelago State atau

BAB I PENDAHULUAN. keindahan panorama yang membuat seluruh dunia kagum akan negeri ini. Dengan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.50/MEN/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hukum Internasional Kl Kelautan. Riza Rahman Hakim, S.Pi

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENUTUP. dipertahankan sekarang ini, misalnya saja prinsip non intervensi yang. negara yang melanggar aturan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMPERKUAT MEKANISME KOORDINASI DALAM PENANGANAN ABK DAN KAPAL IKAN ASING

Menyingkap Misteri Laut Tiongkok Selatan I Made Andi Arsana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang memiliki struktur

Penenggelaman Kapal Asing dalam Upaya Perlindungan Sumber Daya Laut di Indonesia: Perspektif Hukum Indonesia dan Hukum Internasional 1

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN

LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PEMBERANTASAN KEGIATAN PERIKANAN LIAR (IUU FISHING)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Demi Kedaulatan, Kita Harus Tegas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN. Dr. Ir. Hj. Khodijah Ismail, M.Si www. Khodijahismail.com

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN DI KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. UMUM. 1. Latar Belakang Pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. Konferensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa III telah berhasil

luas. Secara geografis Indonesia memiliki km 2 daratan dan

Transkripsi:

54 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari apa yang telah tertulis dalam bab pembahasan, dapat disimpulkan bahwa upaya Indonesia dalam menangani masalah illegal fishing di zona ekonomi eksklusif Indonesia yaitu diranah internasional, Indonesia turut aktif dalam hal pemberantasan IUU Fishing. Salah satunya yaitu dengan ikut dalam kerjasama internasional Regional Fisheris Management Organization (RFMO). Sementara diranah nasional, Indonesia melalui Menteri Kelautan dan Perikanan telah mengeluarkan KEPMEN Nomor KEP/50/MEN/2012 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Illegal, Ureported and Unregulated Fishing (IUU Fishing). Dalam hal penanganan kasus illegal fishing yang terjadi di wilayah perairan Indonesia, pemerintah Indonesia terlalu lunak dalam memproses pelaku pelanggaran. Hal inilah yang membuat negara-negara tetangga tidak menjadi segan terhadap Indonesia dan mengakibatkan kasus-kasus semacam ini selalu terjadi di wilayah perairan Indonesia.

55 Upaya yang dilakukan Indonesia untuk menangani masalah illegal fishing kurang serius. Indonesia lebih mengedepankan isu-isu seperti korupsi di birokrasi dibanding isu-isu mengenai illegal fishing. B. Saran Saran agar Indonesia dapat memberantas atau mengurangi illegal fishing di wilayah perairan Indonesia: 1. Menindak tegas seluruh pelaku pelanggaran illegal fishing di wilayah perairan Indonesia tanpa melihat faktor-faktor tertentu seperti hubungan baik antar negara. 2. Menambah sumber daya manusia serta sarana dan prasarana disektor pengawasan wilayah perairan Indonesia untuk mencegah terjadinya kapalkapal asing masuk secara sembarangan. 3. Mengedepankan isu-isu yang menyangkut illegal fishing. 4. Memperbanyak kerjasama internasional dibidang illegal fishing.

56 DAFTAR PUSTAKA Buku Diantha, I Made Pasek, 2002, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia Berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB 1982, Mandar Maju, Bandung Djalal, Hasjim, 1979, Perjuangan Indonesia Di Bidang Hukum Laut, Binacipta, Bandung Koers, Albert W. diterjemahkan oleh Rudi M. Rizal dan Wahyuni Bahar, 1991, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Likadja, Frans E., 1988, Hukum Laut dan Undang-Undang Perikanan, Ghalia Indonesia, Jakarta Starke, J.G., 2008, Pengantar Hukum Internasional, Edisi Kesepuluh, Sinar Grafika, Jakarta Subagyo, P. Joko, 1993, Hukum Laut Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta Tribawono, Djoko, 2013, Hukum Perikanan Indonesia Edisi Revisi, Citra Aditya Bakti, Bandung Website http://news.detik.com/read/2009/10/09/080806/1218292/471/illegalfishing-kejahatan transnasional-yang-dilupakan, diakses pada tanggal 12 Februari 2014 http://mukhtar-api.blogspot.com/2011/05/illegal-fishing-diindonesia.html, diakses pada tanggal 12 Februari 2014 http://dkp.kaltimprov.go.id/berita-157-kkp-kesulitan-awasi-perairanindonesia.html, diakses pada tanggal 19 februari 2014

57 http://kkp.go.id/index.php/arsip/c/9236/kkp-terbitkan-kepmen- PENANGGULANGAN-IUU-FISHING/?category_id=2, diakses pada tanggal 20 Februari 2014 http://ppnpemangkat.blogspot.com/2010/01/apakah-ilegal-fishing.html, diakses pada tanggal 2 Mei 2014 http://news.detik.com/read/2013/09/05/123410/2350113/10/2-kapal-ikanmalaysia-ditangkap-curi-ikan-di-perairan-indonesia, diakses pada tanggal 20 Februari 2014 http://news.detik.com/read/2013/09/05/123410/2350113/10/2-kapal-ikanmalaysia-ditangkap-curi-ikan-di-perairan-indonesia, diakses pada tanggal 7 Mei 2014 http://regional.kompasiana.com/2013/05/31/tertangkapnya-nelayan- malaysia-yang-menangkap-ikan-di-perairan-laut-indonesia- 560899.html, diakses pada tanggal 8 Mei 2014. http://www.tempo.co/read/news/2013/06/11/058487462/tni-al-sorong- Tangkap-Kapal-Berbendera-Vietnam, diakses pada tanggal 18 Mei 2014 http://www.lensapapua.com/hukum-kriminal/deportasi-nelayan-vietnam/, diakses pada tanggal 18 Mei 2014 http://infopublik.kominfo.go.id/read/812/kkp-tegaskan-penangkapan-duakapal-ikan-berbendera-malaysia-sudah-sesuai-prosedur.html, diakses pada tanggal 18 Mei 2014 http://yasminelisasih.com/2011/08/24/subjek_hukum_internasional/, diakses pada tanggal 15 Juni 2014. Peraturan Perundang-undangan Konvensi Hukum Laut PBB (United Nations Convention On The Law Of The Sea) / UNCLOS Tahun 1982 Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi Hukum Laut PBB (United Nations Convention On The Law Of The Sea)

58 Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Undang-Undang No.45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang- Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Undang-Undang No. 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia Keputusan Menteri No. KEP/50/MEN/2012 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan IUU Fishing Lain-lain Kamus Besar Bahasa Indonesia Saut Tampubolon, Kabid Subdit Sumber Daya Ikan ZEE dan Laut Lepas Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014, Power Point RFMO dan Resolusinya dalam Pengelolaan Tuna di ZEEI dan Laut Lepas, Jakarta