TUGAS PERANCANGAN DAN INTEGRASI SISTEM PCM ANALYSIS Disusun oleh: Devina Rahmawati 2215105013 BIDANG STUDI TEKNIK SISTEM PENGATURAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2016
PENINGKATAN JUMLAH KEKERASAN TERAHADAP ANAK DI INDONESIA Akhir-akhir ini kekerasan terhadap anak-anak sering kita jumpai, dilansir dari kpai.go.id bahwasannya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, kekerasan pada anak selalu meningkat setiap tahun. Hasil pemantauan KPAI dari 2011 sampai 2014, terjadi peningkatan yang signifikan. Tahun 2011 terjadi 2178 kasus kekerasan, 2012 ada 3512 kasus, 2013 ada 4311 kasus, 2014 ada 5066 kasus, kata Wakil Ketua KPAI, Maria Advianti kepada Harian Terbit, Minggu (14/6/2015). 2178 Jumlah Kasus Kekerasan Jumlah Kasus Kekerasan 4311 3512 5066 2011 2012 2013 2014 Untuk itu perlunya diketahui jenis-jenis kekerasan yang kerap terjadi dan dampakdampaknya bagi anak. Jenis kekerasan pada anak yang seringkali terjadi yakni kekerasan fisik dan kekerasan psikis. Apa itu kekerasan fisik dan kekerasan psikis tersebut? Kekerasan fisik adalah agresi fisik yang diarahkan pada seorang anak oleh orang dewasa seperti meninju, memukul, menendang, mendorong, menampar, membakar, membuat memar, menarik telinga atau rambut, menusuk, membuat tersedak atau menguncang seorang anak. Sedangkan kekerasan psikis adalah salah satu bentuk kekerasan yang sulit didefinisikan, kekerasan tersebut dilakukan secara verbal seperti ejekan, kritik yang berlebihan, penghinaan, dan pelabelan sehari-hari. (sumber : id.wikipedia.org)
Diagnosis Analysis Ada beberapa penyebab kekerasan anak di Indonesia terjadi, beberapa hal tersebut diantaranya yakni lemahnya pengawasan orangtua terhadap anak, faktor bawaan atau kepribadian, maupun pengaruh lingkungan sosial. Seperti yang dijelaskan oleh Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait memaparkan penyebabnya ada anak yang berpotensi menjadi korban. "Ada anak nakal, bandel, tidak bisa diam, tidak menurut, cengeng, pemalas, penakut. Anak-anak seperti inilah yang sangat rentan oleh kekerasan fisik dan psikis. Karena ada faktor bawaan seperti anak tersebut memang hiperaktif, selain itu ada faktor dari ketidaktahuan orangtua, maupun guru sebagai pendidik anak-anak," jelasnya saat memberikan materi dalam seminar Perlindungan Terhadap Anak di Convention Hall Hotel Grasia, Sabtu (14/2/2015) (Sumber : jateng.tribunnews.com). Selain hiperaktif masih banyak beberapa faktor kepribadian anak yang menjadi sebab kekerasan seperti otoriter, kaku (tidak mudah untuk berinteraksi dengan lingkungan), kasar, agresif. Lemahnya pengawasan orangtua juga menjadi perhatian yang tidak kalah penting, semakin maju teknologi banyak anak-anak yang diperbolehkan menggunakan gadget (Hp,laptop,dsb.) oleh orangtuanya tetapi tidak dalam pengawasan mereka. Sehingga para orangtua tidak mengetahui hal-hal apa saja yang dilakukan oleh sang anak ketika anak tersebut menggunakan gadgetnya. Dari situlah beberapa faktor-faktor pemicu sang anak merekam kejadian-kejadian yang dianggapnya wajar sehingga pemicu kekerasan pun kerap terjadi.
Penyebab lainnya yakni pengaruh lingkungan sosial seperti terjadinya pembulian juga merupakan salah satu kekerasan psikis yang kerap terjadi sehingga akan membuat kondisi sang anak tertekan dan berakibat buruk bagi anak tersebut dalam jangka waktu panjang. Kekerasan terhadap anak adalah krisis senyap di Indonesia sehingga dibutuhkan sebuah gerakan yang menumbuhkan kesadaran dan mendorong tindakan guna mengakhiri kekerasan terhadap anak. Sebuah gerakan tersebut dapat dimulai dari lingkungan keluarga yang harmonis, dengan lingkungan keluarga yang harmonis setidaknya keluarga akan memberikan pendidikan kepada anak baik bersikap, bertuturkata, berperilaku dan lain sebagainya. Oleh sebab itu dari hal-hal kecil yang diterapkan oleh keluarga diharapkan akan menimbulkan dampak positif dan akan mengurangi dampak-dampak negatif di lingkungan social seperti sang anak yang dapat berperilaku baik dalam lingkungan pertemanan dan lain sebagainya. Stakeholder Analysis Pihak-pihak yang terlibat dalam permasalahan ini antara lain: o Keluarga Keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan karakter sang anak di lingkungan rumah. Keluarga pun dapat menjadi faktor utama dalam terjadi kekerasan pada anak. Baik karena faktor keharmonisan keluarga maupun tingkahlaku anak yang kurang baik di lingkungan social akibat kurangnya pembentukan karakter pada anak di lingkungan rumah.
o Guru (Pendidik) Pendidik merupakan orang-orang yang penting dalam mendukung pembentukan karakter anak di luar lingkungan rumah (sekolah). Adanya guru (pendidik) merupakan orangtua kedua kita di sekolah yang mengajarkan hal-hal lain untuk lebih membantu membentuk karakter anak. Tetapi diluar hal tersebut guru pun tidak dapat melakukan pengawasan terhadap anak di sekolah secara intensif. o Teman (Lingkungan sosial) Teman merupakan faktor lain yang sangat berpengaruh dalam permasalahan kekerasan anak. Tidak semua teman memiliki latar belakang keluarga maupun pendidikan yang baik. Sehingga baik sifat maupun sikap seorang teman pun (pergaulan) harusnya dipilah-pilah sehingga akan meminimalisir angka kekerasan yang terjadi. o Psikolog Psikolog merupakan perantara untuk permasalahan kekerasan yang terjadi akibat faktor kepribadian anak. Tidak semua anak memiliki sifat dan sikap yang sama, dan tidak semua orang pun dapat mengontrol hal tersebut. Oleh karena itu peran psikolog sangatlah penting untuk mengurangi nilai kekerasan pada anak.
o KPAI KPAI (Komisi Perlindungan Anaka Indonesia) merupakan wadah yang membantu untuk menangani kasus-kasus kekerasan anak yang terjadi di Indonesia. Diharapkan dengan adanya KPAI dapat membantu mengurangi nilai kekerasan pada anak yang terjadi. Problem Analysis EFFECT Peningkatan Jumlah Kasus Kekerasan Pada Anak Lingkungan Keluarga Lingkungan Pendidikan Kepribadian Kekerasan Rumah Tangga Kurangnya Pengawasan Guru (Pendidik) CAUSE Kurangnya Pengawasan Orangtua Pemberian Contoh Perilaku yang Tidak Baik dan Benar Objective Analysis a. Global Objective b. Project Objective
ENDS Pengurangan Jumlah Kasus Kekerasan Pada Anak Menghilangkan Lingkungan Keluarga Menghilangkan Lingkungan Pendidikan Kepribadian Menjaga keharmonisan keluarga Memperbaiki Sistem Pengawasan di sekolah MEANS Meningkatkan Pengawasan Orangtua Pemberlakuan hukuman atas kesalahan atau perilaku yang tidak Baik dan benar Project Selector Pengurangan Jumlah Kasus Kekerasan Pada Anak Menghilangkan Pengaruh Buruk Lingkungan Keluarga Menghilangkan Pengaruh Buruk Lingkungan Pendidikan Kepribadian Menjaga keharmonisan keluarga Memperbaiki Sistem Pengawasan di sekolah Pendekatan Kepribadian Meningkatkan Pengawasan Orangtua Pemberlakuan hukuman atas kesalahan atau perilaku yang tidak Baik dan benar Pendekatan Penghilangan Lingkungan Keluarga Pendekatan Penghilangan Lingkungan Pendidikan
No. Nama Pendekatan Deskripsi Kebutuhan Waktu yang Dibutuhkan Manfaat 1. Penghilangan Pengaruh Buruk Lingkungan Keluarga Mengadakan penyuluhan terhadap orangtua mengenai cara mendidik anak dan kehidupan berkeluarga Tenaga ahli dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Butuh waktu lama untuk mencapai tujuan dan pengaruhnya tidak dapat langsung dirasakan hasilnya Meningkatkan kesadaran keluarga mengenai pentingnya cara mendidik anak dan kehidupan berkeluarga yang baik 2. Penghilangan Pengaruh Buruk Lingkungan Pendidikan Mengadakan pelatihan terhadap guru (tenaga pendidik) mengenai perilaku anak Tenaga ahli dari Kemendikbud dan Psikolog Butuh waktu lama untuk mencapai tujuan dan pengaruhnya tidak dapat langsung dirasakan hasilnya Meningkatkan kepemahaman para pendidik (guru) atas perilaku anak. 3. Kepribadian Melakukan pendekatan kepada anak-anak untuk membentuk kepribadian yang baik Psikolog dan tenaga ahli dari KPAI Butuh waktu lama untuk memberi penyuluhan langsung terhadap anak Terbentuknya pribadi anak yang berperilaku baik Berdasarkan perbandingan dari masing-masing pendekatan, yang memiliki peluang besar untuk menurunkan jumlah kasus kekerasan terhadap anak adalah pendekatan penghilangan pengaruh buruk lingkungan keluarga. Sehingga project untuk menyelesaikan permasalahan ini saya beri nama Sistem Monitoring dan Control dalam Perkembangan Pemahaman Keluarga Terhadap Anak.