Jayagust Hariansyah K.A Junior Sinaga, Supriadi*, Alida Lubis

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI OLEH JAYAGUST HARIANSYAH K.A JUNIOR SINAGA ILMU TANAH

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

*Corresponding author : ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Januari 2013.

Evaluasi Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kopi di Kabupaten Mandailing Natal

BAHAN DAN METODE. (Gambar 1. Wilayah Penelitian) penelitian dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

Kajian Hubungan Kadar Liat, Bahan Organik dan Kandungan Air terhadap Indeks Plastisitas Tanah di Kecamatan Jorlang Hataran Kabupaten Simalungun

PEMETAANC-ORGANIK DAN TEKSTUR TANAH PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT SKRIPSI. Oleh :

Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

Kadar Bahan Organik Tanah pada Tanah Sawah dan Tegalan di Bali serta Hubungannya dengan Tekstur Tanah

KAJIAN SIFAT FISIKA TANAH PADA PERKEBUNAN KARET DI PROVINSI BENGKULU STUDY OF SOIL PHYSICAL ON RUBBER PLANTATION IN BENGKULU PROVINCE ABSTRAK

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta crant) di Desa Petuaran Hilir Kecamatan Pegajahan Kab.

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

STUDI KARAKTERISTIK TANAH PADA LAHAN TANAMAN JAGUNG HIBRIDA PIONEER 23 DI KECAMATAN TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada lahan pertanaman ubi kayu (Manihot esculenta

TINJAUAN PUSTAKA. survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu tanaman pangan

Hanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

Pemetaan C-Organik Di Lahan Sawah Daerah Irigasi Pantoan Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki area seluas 1.900,22 km 2 yang terdiri

POTENSI TANAH TAILING UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA AREAL PERTAMBANGAN RAKYAT DI KECAMATAN RATATOTOK

SURVEI DAN PEMETAAN STATUS HARA TEMBAGA DAN BORON PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT HUTABAYU RAJA

Identifikasi Status Hara Tanah, Tekstur Tanah dan Produksi Lahan Sawah Terasering Pada Fluvaquent, Eutropept dan Hapludult

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

DISTRIBUSI PORI DAN PERMEABILITAS ULTISOL PADA BEBERAPA UMUR PERTANAMAN

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Tani Padi (Studi Kasus: Desa Sei Buluh, Kec. Teluk Mengkudu, Kab.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERBAIKAN SIFAT FISIKA TANAH PERKEBUNAN KARET (Havea brasiliensis) DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPORI

Laporan. Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Tekstur. Cynthia Diesta Firly Hari Selasa, WIB Assisten : Himawan

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan kering masam cukup luas yaitu sekitar 99,6 juta hektar

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya (Moh.

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pengembangan usaha agribisnis hortikultura termasuk komoditas sayuran

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4.No.4, Desember 2016 (646);

ANALYSIS OF PRODUCTION INPUT EFFECT ON THE PRODUCTION OF CONNECTED CASSAVA FARMING BUSINESS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

SIKAP PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) Oleh :Mukhlis Yahya *) dan Eka Afriani **) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

DAMPAK PENGGUNAAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

I. PENDAHULUAN. pangan pokok saja, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis bahan makanan

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

AGRIBISNIS UBI KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA DIANA CHALIL. Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara

AGRIBISNIS UBI KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA DIANA CHALIL. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas SUMATERA UTARA

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

METODE PENELITIAN. Sampel tanah untuk analisis laboratorium yaitu meliputi sampel tanah terusik dan sampel tanah tidak terusik. 2.

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

PENGARUH KOMPOS AMPAS TEBU DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI KEDALAMAN TERHADAP SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN TEMBAKAU DELI.

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT DAN KEMIRINGAN LERENG TERHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) DI KEBUN HAPESONG PTPN III TAPANULI SELATAN

Transkripsi:

Analisis Pengaruh Tekstur Dan C-Organik Tanah Terhadap Produksi Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Di Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai The Analysis of Soil Texture and C-Organic Influence for Cassava Production (Manihot esculenta Crantz.) at Sub District Pegajahan, Serdang Regency Jayagust Hariansyah K.A Junior Sinaga, Supriadi*, Alida Lubis Program Studi Agroekoteknologi, FakultasPertanian USU, Medan 20155 *Corresponding author: supriadifpusu@yahoo.com ABSTRACT The Analysis of Soil Texture and C-Organic Influence for Cassava Production (Manihot esculenta Crantz.) at Sub District Pegajahan, Serdang regency. The research purpose is to determine the effect of soil texture and C-organic influence of cassava production at Sub Distric Pegajahan. The research was conducted on June-July 2013. Sample was taken have a lot of 50 farmers by using simple random sampling methode. The parameters was being analiysed were soil texture and C-organic. Then appraisal data processed with regression method. Final research results shown that C-organic effect toward cassava production, sand, silt and clay has no significant effect toward cassava production. The optimal C-organic for cassava production is 0,203 %, while the mean C-organic more than from the optimal C-organic at Sub Distric Pegajahan. Keywords : Soil Texture, C-Organic, Cassava Production ABSTRAK Analisis Pengaruh Tekstur dan C-Organik Tanah terhadap Produksi Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) di Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh tekstur dan C-organik tanah terhadap produksi tanaman ubi kayu di Kecamatan Pegajahan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013. Pengambilan sampel sebanyak 50 petani dan menggunakan metode simple random sampling. Parameter yang dianalisis adalah tekstur dan C-organik tanah. Data diolah menggunakan metode regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya kadar C-organik yang berpengaruh terhadap produksi ubi kayu, sedangkan fraksi pasir, debu dan liat tidak berpengaruh terhadap produksi ubi kayu, namun C-Organik berpengaruh nyata terhadap produksi ubi kayu. Kadar C-organik optimal bagi produksi ubi kayu sebesar 0,203 %, sedangkan kadar rata rata lebih besar dibandingakn dengan kadar C-organik optimal di Kecamatan Pegajahan. Kata kunci : Tekstur Tanah, C-Organik, 1439

PENDAHULUAN Ubi kayu merupakan bahan pangan utama ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung. Pada tahun 1983, luas panen ubi kayu mencapai 1,45 juta hektar dengan jumlah produksi 13,8 juta ton atau rata-rata hasil produksi 9,5 ton/ha. Produksi dan tingkat produksi ubi kayu tersebut relatif masih rendah, hal ini terutama disebabkan penggunaan kultur teknik yang masih sederhana. Petani pada umumnya belum menggunakan pemupukan dan pemberantasan hama penyakit tanaman secara intensif serta penggunaan varietas yang berpotensi hasil rendah dsn peka terhadap hama dan penyakit utama (Rukmana, 1997). Tekstur merupakan salah satu sifat fisika tanah yang perlu diketahui untuk kesesuaian lahan bagi pertanaman ubi kayu. Tekstur tanah dapat ditentukan dengan cara mudah dan cepat di lapang ataupun dapat ditetapkan di laboratorium yang biasa disebut dengan Analisis Mekanis. Sehingga dengan mengetahui tekstur tanah yang akan ditanami ubi kayu, dapat pula diketahui teknik-teknik pertanaman yang sesuai untuk dilakukan seperti teknik pemeliharaan dan pemupukan yang akan digunakan. Pemberian bahan organik ke dalam tanah memberikan dampak yang baik terhadap tanah sebagai tempat tumbuh tanaman. Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat pengatur tumbuh tanaman yang memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman seperti vitamin, asam amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui dekomposisi bahan organik. Di Kecamatan Pegajahan merupakan daerah yang masyarakatnya sebagian besar mengusahatanikan tanaman ubi kayu. Ini dikarenakan ubi kayu merupakan tanaman yang tidak sulit dalam pengelolaannya. Namun, dalam kenyataannya para petani ubi kayu di Kecamatan Pegajahan juga mendapatkan berbagai kendala dalam usahatani ubi kayu ini yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas, antara lain: pertama, karena musim yang tidak menentu dengan curah hujan yang sangat tinggi dan kemarau yang panjang, yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman ubi kayu terhambat. Kedua, penggunaan input yang berpengaruh terhadap produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis pengaruh tekstur tanah dan C-Organik tanah terhadap produksi tanaman ubi kayu di Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai, diharapkan dapat mengembangkan komoditi ubi kayu sesuai dengan potensi lahan, untuk itu dilakukan analisis pengaruh tekstur dan C- Organik tanah, sehingga produksi ubi kayu yang diperoleh dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Pegajahan. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai pada berbagai lahan pertanaman masyarakat dengan luasan berbeda, analisis tanah dilakukan di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian, sampel tanah yang diambil dari lokasi penelitian, dan bahan-bahan kimia untuk analisa di laboratorium. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Position System), bor tanah untuk mengambil sampel tanah, kantong plastik 1 kg sebagai wadah tanah, kertas label sebagai penanda sampel, spidol, dan kamera, serta alat alat laboratorium untuk analisis tanah. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan mengadakan survei pendahuluan untuk orientasi lapangan penelitian. Pengambilan 1440

contoh tanah pada setiap grid diambil beberapa titik secara zigzag lalu dikompositkan kemudian dijadikan satu sampel. Pemboran (boring) dilakukan pada daerah yang telah ditentukan dengan kedalaman 0-20 cm, dan dilanjutkan dengan pengambilan data kuisioner dari petani ubi kayu. HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan Pegajahan terletak di Kabupaten Serdang Bedagai memiliki luas lahan 95.530 km 2 yang terdiri dari 12 desa dan 1 kelurahan. Letak geografis Kecamatan Pegajahan, yaitu sebelah Utara : Kecamatan Perbaungan, sebelah Timur : Kecamatan Sei Rampah, sebelah Selatan Kecamatan Serbajadi dan sebelah Barat : Kabupaten Deli Serdang. Wilayah Kecamatan Pegajahan mempunyai topografi yang bervariasi, yakni kondisi landai, datar, bergelombang, curam dan terjal. Pada sebagian wilayah utara (arah pesisir) memiliki kondisi kemiringan yang bervariatif diantaranya landai dan datar. Sedangkan sebagian wilayah Selatan memiliki kemiringan lereng datar, bergelombang, curam dan terjal. Berdasarkan data BPS, produksi ubi kayu nasional pada tahun 2012 sebesar 23,71 juta Ton. Di provinsi Sumatera Utara luas areal perkebunan ubi kayu mencapai 38.479 Ha, menghasilkan produksi 1.171.520 Ton dengan produktivitas 30,234 Ton/Ha. Kecamatan Pegajahan menyumbang produksi ubi kayu sebesar 196,71% (51.336 Ton) (BPS, 2012). Tanaman ubi kayu yang paling banyak dipakai petani di Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai adalah stek batang dibanding budding (menyambung). Varietas yang paling banyak dipakai petani Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai adalah varietas ubi malaysia dan ubi lampung. Pupuk yang dipakai petani di Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai adalah pupuk kimia dan pupuk organik. Pupuk kimia yang dipakai petani ubi kayu Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai adalah Urea, Phoska, KCl, SS, TSP, ZA, dan NPK, sedankan pupuk organik yang dipakai adalah pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi. Pestisida yang dipakai petani yaitu Bima Star, Rambo, Bima Star, Round Up dan Gramoxone. Tekstur Tanah Tekstur tanah dianalisis dengan menggunakan metode Hydrometer yang memberikan persentase partikel pasir, debu dan liat. Statistik hasil analisis tanah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai Statistik Tekstur Tanah Pasir (%) Debu (%) Liat (%) Rata-Rata 56,38 13,68 29,94 Standard Deviasi 77,06x10-2 62,80x10-2 65,73 Minimum 15,32 1,39 9,33 Maximum 85,18 44,33 61,37 Dari Tabel 1. di atas dapat kita lihat bahwa terdapat kandungan rata rata persen pasir sebesar 56, 38%. Nilai standard deviasi persen pasir sebesar 77,06x10-2 %. Kandungan persen pasir tertinggi sebesar 85,18% dan terendah sebesar 15,32%. Kandungan rata rata persen debu dengan nilai 13,68%. Nilai standard deviasi persen debu sebesar 62,80x10-2 %. Kandungan persen debu 1441

tertinggi sebesar 44,33% dan terendah sebesar 1,39%. Kandungan rata rata persen liat dengan nilai 29,94%. Nilai standard deviasi persen liat sebesar 65,73%. Kandungan persen liat tertinggi sebesar 61,37 % dan terendah sebesar 9,33 %. Menurut pendapat Hasibuan (2008) tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan mineral menghasilkan partikel-partikel tanah yang mempunyai ukuran yang beraneka ragam dari ukuran kasar seperti kerikil dan pasir sampai berukuran halus seperti partikel liat. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatip dari tiga fraksi tanah, yaitu pasir, debu dan liat yang dinyatakan dalam persen Kriteria kelas tekstur tanah berdasarkan panduan evaluasi kesesuaian lahan. Dari hasil analisis tanah, maka daerah penelitian dapat digolongkan menjadi 12 golongan kelas tekstur tanah yaitu pasir, pasir berlempung lempung berpasir, lempung, lempung berdebu, debu, lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu, liat, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Sebaran Banyak Sampel Kelas Tekstur Tanah Kelas Tekstur Banyak Sampel (Petani) Banyak Sampel (%) Pasir Berlempung Lempung Berpasir Lempung Lempung Berliat Lempung Liat Berpasir Liat Berpasir Liat 2 10 4 2 15 14 3 4 20 8 4 30 28 6 Total 50 100 Dari Tabel 2. di atas dapat kita lihat bahwa terdapat tekstur tanah lempung liat berpasir paling banyak dibandingkan tekstur lainnya, yakni terdapat pada 15 petani atau 30% dari total sampel, dan kelas tekstur tanah pasir berlempung dan lempung berliat paling sedikit yakni terdapat pada 2 petani atau 4% dari total sampel. C-Organik C-organik tanah dianalisis dengan menggunakan metode Walkley-Black yang akan memberikan persentase kadar C-organik. Statistik hasil analisis tanah dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai Statistik C-organik Tanah C-organik (%) Rata-rata 0,96 Standard Deviasi 19,28x10-2 Minimum 0,10 Maximum 1,98 Dari Tabel 3. di atas dapat kita lihat bahwa terdapat kandungan rata rata persen C-organik sebesar 0,96%. Nilai standard deviasi persen pasir sebesar 19,28x10-2 %. Kandungan persen pasir tertinggi sebesar 85,18% dan terendah sebesar 15,32%. 1442

Menurut pendapat Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa komposisi bahan organik paling kecil dibanding bahan lainnya namun bahan organik memainkan banyak peranan penting dalam tanah baik secara fisik, kimia, maupun biologi tanah Tabel 4. Sebaran Banyak Sampel Status C-organik Tanah Status C-organik Banyak Sampel (Petani) Banyak Sampel (%) Sangat Rendah 32 64 Rendah 18 36 Total 50 100 Dari Tabel 4. di atas dapat kita lihat bahwa terdapat C-organik sangat rendah terdapat yang paling besar dibandingkan C- organik lainnya, yakni terdapat pada 32 petani atau 64% dari total sampel, dan status C-organik rendah paling rendah yakni terdapat pada 18 petani atau 36% dari total sampel. Regresi Antara Fraksi Pasir terhadap Hasil analisis regresi antara fraksi pasir Tabel 5, 6 dan 7 Tabel 5. Analisis Regresi Antara Fraksi Pasir terhadap produksi Ubi Kayu Perlakuan Sisa Total Model Jumlah Df Rata-rata F Sig. 37583,701 1 37583,701 1,077 0,304 1674377,019 48 34882,855 1711960,720 49 Tabel 6. Analisis Ragam Model Regresi R R Modifikasi R Standard Galat 0,148 0,022 0,002 186,769523 Tabel 7. Analisis Ragam Regresi Koefisien Fraksi Pasir dengan (Konstan) Pasir Model Koefisien Tidak Standard Koefisien Standard t Sig. B Standard Galat Beta 1123,467 101,110 11,111 0,000-1,797 1,731-0,148-1,038 0,304 Dari tabel analisis ragam regresi koefisien fraksi pasir dengan produksi ubi kayu diperoleh nilai signifikannya > 0,05 menunjukkan bahwa kadar fraksi pasir pada tekstur tanah berpengaruh tidak nyata untuk 1443

meningkatkan produksi ubi kayu. Koefisien determinasi hanya 2,2%, yang berarti fraksi pasir hanya mampu menjelaskan 2,2% terhadap produksi ubi kayu Dari analisis data statistik juga diperoleh persamaan regresi yang terbentuk adalah Y Produksi = 1123,467 1,797FraksiPasir. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa bila tanah terlalu banyak menggandung pasir, tanah ini kurang baik untuk pertumbuhan tanaman karena tanah yang bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang kecil, sehingga sulit untuk menyerap atau menahan air dan unsur hara, sehingga pada musim kemarau mudah kekurangan air. Untuk melihat pengaruh fraksi pasir Gambar 1. Y Produksi = 1123,467 1,797FraksiPasir Gambar 1. Pengaruh Fraksi Pasir terhadap Regresi Antara Fraksi Debu terhadap Hasil analisis regresi antara fraksi debu terhadap produksi ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 8, 9 dan 10 Tabel 8. Analisis Regresi Antara Fraksi Debu terhadap produksi Ubi Kayu Perlakuan Sisa Total Model Jumlah Df Rata-rata F Sig. 4882,590 1 4882,590 0,137 0,713 a 1707078,130 48 35564,128 1711960,720 49 Tabel 9. Analisis Ragam Model Regresi R R Modifikasi R Standard Galat 0,053 0,003-0,018 188,584537 1444

Tabel 10. Analisis Ragam Regresi Koefisien Fraksi Debu dengan (Konstan) Debu Model Koefisien Tidak Standard Koefisien Standard t Sig. B Standard Galat Beta 1011,288 39,652 25,504 0,000 0,795 2,145 0,053 0,371 0,713 Dari tabel analisis ragam regresi koefisien fraksi debu dengan produksi ubi kayu diperoleh nilai signifikannya α > 0,05 menunjukkan bahwa kadar fraksi debu pada tekstur tanah berpengaruh tidak nyata untuk meningkatkan produksi ubi kayu. Koefisien determinasi hanya 0,3%, yang berarti fraksi debu hanya mampu menjelaskan 0,3% terhadap produksi ubi kayu. Dari analisis data statistik juga diperoleh persamaan regresi yang terbentuk adalah Y Produksi = 1011,288 + 0,795FraksiDebu. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa tanah yang banyak mengandung debu lebih kuat memegang air dibandingkan dengan tanah berpasir karena memiliki poripori kecil dan memiliki daya resap air perlahan-lahan sehingga air lama dipegang oleh tanah. Untuk melihat pengaruh fraksi debu Gambar 2. Y Produksi = 1011,288 + 0,795FraksiDebu Gambar 2. Pengaruh Fraksi Debu terhadap Regresi Antara Fraksi Liat terhadap Hasil analisis regresi antara fraksi liat Tabel11, 12 dan 13. Tabel 11. Analisis Regresi Antara Fraksi Liat terhadap produksi Ubi Kayu Perlakuan Sisa Total Model Jumlah Df Rata-rata F Sig. 25779,976 1 25779,976 0,734 0,396 1686180,744 48 35128,765 1711960,720 49 1445

Tabel 12. Analisis Ragam Model Regresi R R Modifikasi R Standard Galat 0,123 a 0,015-0,005 187,426694 Tabel 13. Analisis Ragam Regresi Koefisien Fraksi Liat dengan (Konstan) Liat Model Koefisien Tidak Standard Koefisien Standard B Standard Beta Galat T Sig. 969,937 66,474 14,591 0,000 1,744 2,036 0,123 0,857 0,396 Dari tabel analisis ragam regresi koefisien fraksi liat dengan produksi ubi kayu diperoleh nilai signifikannya > 0,05 menunjukkan bahwa kadar fraksi liat pada tekstur tanah berpengaruh tidak nyata untuk meningkatkan produksi ubi kayu. Koefisien determinasi hanya 1,5%, yang berarti fraksi liat hanya mampu menjelaskan 1,5% terhadap produksi ubi kayu. Dari analisis data statistik juga diperoleh persamaan regresi yang terbentuk adalah Y Produksi = 969,937 + 1,747FraksiLiat. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth (1994) bahwa tanah yang bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara yang lebih tinggi dan tanah yang mengandung liat dan bercampur debu dan pasir maka menhasilkan tanah yang bertekstur lempung. Untuk melihat hubungan fraksi liat Gambar 3. Y Produksi = 969,937 + 1,747FraksiLiat Gambar 3. Pengaruh Hubungan Fraksi Liat Terhadap Regresi Antara C-Organik terhadap Hasil analisis regresi antara C-organik Tabel 14, 15 dan 16. 1446

Tabel 14. Analisis Regresi Antara C-Organik terhadap produksi Ubi Kayu Model Jumlah Df Rata-rata F Sig. Perlakuan 113473,325 1 113473,325 3,407 0,071 Sisa 1598487,395 48 33301,821 Total 1711960,720 49 Tabel 15. Analisis Ragam Model Regresi R R Modifikasi R Standard Galat 0,257 0,066 0,047 182,487865 Tabel 16. Analisis Ragam Regresi Koefisien C-organik dengan (Konstan) C-Organik Model Koefisien Tidak Standard Koefisien Standard B Standard Beta Galat T Sig. 1142,273 70,001 16,318 0,000-124,806 67,612-0,257-1,846 0,071 Dari tabel analisis ragam regresi koefisien C-organik dengan produksi ubi kayu diperoleh nilai signifikannya > 0,05 menunjukkan bahwa kadar C-organik berpengaruh tidak nyata untuk meningkatkan produksi ubi kayu. Koefisien determinasi hanya 6,6%, yang berarti fraksi C-organik hanya mampu menjelaskan 6,6% terhadap produksi ubi kayu, sehingga fraksi C-organik tidak berpengaruh nyata pada tingkat α 0,05 terhadap produksi ubi kayu. Dari analisis data statistik juga diperoleh persamaan regresi yang terbentuk adalah Y Produksi = 1142,273 124,806C-organik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto (2005) bahwa bahan organik yang berasal dari sisa tanaman mengandung bermacam-macam unsur hara yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman setelah mengalami dekomposisi dan mineralisasi sehingga bahan organik berguna untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Untuk melihat pengaruh C-organik Gambar 4. Y Produksi = 1142,273 124,806C- Gambar 4. Pengaruh C-Organik terhadap C-Organik 1447

Regresi Antara Fraksi Pasir, Debu, Liat dan C-Organik terhadap Produksi Ubi Kayu ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 17, 18 dan 19. Hasil analisis regresi antara fraksi pasir, debu, liat dan C-organik terhadap produksi Tabel 17. Analisis Regresi Antara Fraksi Pasir, Debu, Liat dan C-Organik terhadap Model Jumlah Df Rata-rata F Sig. Perlakuan 207737,299 2 103868,650 3,245 0,048 Sisa 1504223,421 47 32004,754 Total 1711960,720 49 Tabel 18. Analisis Ragam Model Regresi R R Modifikasi R Standard Galat 0,354 0,126 0,088 178,46394 Tabel 19. Analisis Ragam Regresi Koefisien Fraksi Pasir, Debu, Liat dan C-Organik dengan (Konstan) C-Organik Liat Model Koefisien Tidak Standard Koefisien Standard B Standard Beta Galat Dari analisis ragam hubungan fraksi tekstur tanah dan C-organik terhadap produksi ubi kayu dilihat bahwa model dapat diterima dengan tingkat α < 0,05. Koefisien determinasi hanya 12,6 % yang berarti fraksi tekstur tanah dan C-organik menjelaskan 12,6% terhadap produksi ubi kayu. Hasil analisis regresi juga menyatakan C-organik mempengaruhi produksi ubi kayu dengan tingkat α < 0,05 sedangkan fraksi liat berpengaruh tidak nyata terhadap produksi ubi kayu. Dari tabel analisis ragam regresi koefisien C-organik diperoleh nilai signifikan α < 0,05 menunjukkan bahwa kadar C- T Sig. 1078,392 78,069 13,813 0,000-170,121 71,348-0,351-2,384 0,021 3,591 2,092 0,253 1,716 0,093 organik berpengaruh nyata untuk meningkatkan produksi ubi kayu, sedangkan pada fraksi liat diperoleh nilai signifikan α > 0,05 menunjukkan bahwa fraksi liat berpengaruh tidak nyata untuk meningkatkan produksi ubi kayu. Dari analisis data statistik juga diperoleh persamaan regresi : Y Produksi = 1078,392 + 3,591FraksiLiat 170,121C-organik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto (2005) bahwa bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, 1448

kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Tabel 20. Analisis Respon C-Organik terhadap produksi Ubi Kayu Analisis Respon C-Organik terhadap Hasil analisis respon C-organik Tabel 20, 21 dan 22. Perlakuan Sisa Total Model Jumlah Df Rata-rata F Sig. 461421,098 2 230710,549 8,671 0,001 a 1250539,622 47 26607,226 1711960,720 49 Tabel 21. Analisis Ragam Model Regresi R R Modifikasi R Standard Galat 0,519 a 0,270 0,238 163,11722 Tabel 22. Analisis Ragam Regresi Koefisien C-Organik dengan Model Koefisien Tidak Standard Koefisien Standard T Sig. B Standard Galat Beta 1 (Konstan) 1530,765 124,323 12,313 0,000 C-Organik 393,490 108,812 1,794 3,616 0,001 C-Organik -966,741 240,537-1,994-4,019 0,000 Dari analisis regresi kuadratik model diterima pada tingkat α < 0,05 serta kemampuan model dalam menjelaskan respon kuadratik sebesar 27%. Koefisien C-organik linier dan kudratik menunjukkan bahwa kadar C-organik berpengaruh nyata untuk meningkatkan produksi ubi kayu. Dari analisis data statistik juga diperoleh persamaan regresi: Y Produksi = 1530.765 + 393.490x - 966.741x 2. Dari persamaan di atas dapat diperoleh bahwa kebutuhan C-organik yang terbaik untuk tanaman ubi kayu pada daerah penelitian ini adalah 0,203% C-organik. Y Produksi = 1530.765 + 393.490x - 966.741x 2 C-Organik 1449 Gambar 5. Kurva ik Pengaruh C-Organik terhadap

SIMPULAN Fraksi pasir, debu dan liat tidak nyata mempengaruhi produksi ubi kayu. C-organik mempengaruhi produksi ubi kayu dengan kadar C-organik yang optimal pada 0,203% C-organik. DAFTAR PUSTAKA Atmojo, S. W. 2003. Peranan C-organik Terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. USM-Press. Surakarta. Baskoro, D. P. T. 2010. Pengaruh pemberian bahan humat dan kompos sisa tanaman terhadap sifat fisik tanah dan produksi ubi kayu. Tanah Lingkungan., 12 (1):9-14 Foth, H. D. 1994. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan E. D Purbayanti., D. R Lukiwati. R. Trimulatsih. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hasibuan, B. E. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. USU Press. Medan Hardjowigeno, S., 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta. Rosmarkam, A., dan Yuwono, N. W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Rukmana R. 1997. Ubi Kayu: Budidaya dan Pasca Panen. Yogyakarta: Kanisius. Suharno et al., 1999. Suharno. Djasmin. Rubiyo. Dasiran. 1999. Budi Daya Ubi Kayu. Kendari: Badan Peneliti dan Pengembangan Pertanian. Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik Permasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius, Yogyakarta. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Kanisius. Yogyakarta. 1450