BAB I PENDAHULUAN. olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

BAB I PENDAHULUAN. membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Yang mana

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak adalah bermain. Bermain merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian kesegaran jasmani banyak sekali diungkap oleh para pakar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang bertujuan untuk membentuk ketahanan fisik, terutama prajurit TNI

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN. Dangsina moeloek dan Dr. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D, latihan fisik dengan

PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Olahraga yang dilakukan secara terencana bertujuan untuk mendapatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu bentuk

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan

Journal of Sport Sciences and Fitness

SKRIPSI. Oleh : MURYANTO NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB I PENDAHULUAN. (

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DENGAN SISWA EKSTRAKURIKULER PENGEMBANGAN DIRI DI MTs MA ARIF PARE SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Mulai di usia 30-an, efektifitas berbagai fungsi fisiologik mulai

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. jika tingkat kesegaran jasmani seseorang buruk maka gairah hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (2004:2). Sedangkan perbedaan adalah sesuatu yg menjadikan berlainan. berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Olahraga juga sebagai media pendidikan sudah pula diakui

2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga salah satu cara untuk membina dan mempertahankan kesegaran

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. Stadion Si-jalak Harupat merupakan stadion kebanggaan masyarakat kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia untuk pembangunan. Olahraga merupakan kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman fitness centre ini seperti menjadi kebutuhan sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hari-hari libur biasanya banyak masyarakat melakukan kegiatan olahraga, ada yang berlari, berjalan, bersepeda, bermain sepak bola, atau bulutangkis baik di lapangan terbuka, di jalan-jalan, stadion, taman maupun di tempat tertutup seperti di sanggar senam, ataupun di fitness center. Pada umumnya para pecinta olahraga melakukan kegiatan olahraga secara berkelompok, meskipun ada juga yang perorangan, dari berbagai golongan usia anak-anak, remaja, ibu-ibu sampai manula. Sebenarnya apa yang mereka cari tentu saja jawabanya bervariasi ada yang sekedar ikut ikutan, rekreasi, trend sosial, santai dan masih banyak lagi, tetapi pada umumnya untuk mendapatkan kebugaran. Kebugaran sangat erat kaitanya dengan kesehatan tubuh. Sehat dapat diartikan apabila semua organ tubuh termasuk metabolisme berfungsi dengan normal dan baik. Akan tetapi tubuh yang sehat belum tentu mempunyai organ tubuh termasuk metabolisme yang berfungsi secara maksimal, apabila sewaktuwaktu diperlukan. Sebagai contoh ketika tubuh dalam keadaan stress, atau ketika tubuh perlu bergerak dengan cepat untuk mengantisipasi suatu situasi, dan mungkin tubuh perlu menggerakkan atau membebani otot serta sendi lebih berat, jantung harus dipompa lebih cepat, paru-paru harus menyaring udara lebih maksimal untuk menghasilkan oksigen yang lebih banyak, dan sebagainya. 1

2 Dari sinilah mungkin baru terlihat, apakah kondisi tubuh dalam keadaan bugar atau tidak, apabila tubuh dalam keadaan bugar maka akan dapat menyelesaikan semua permasalahan tersebut dengan baik. Salah satu indikator utama tingkat kesehatan masyarakat adalah meningkatnya usia harapan hidup, dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin banyak jumlah penduduk lanjut usia (lansia) Lanjut usia (lansia) merupakan masa dimana orang akan mengalami pada ahkirnya nanti. Banyak orang yang dapat menikmati masa tua akan tetapi tidak sedikit pula yang mengalami sakit dan sampai meninggal tanpa dapat menikmati masa tua dengan bahagia. Setiap orang pasti ingin memiliki masa tua yang bahagia tetapi keinginan tidak selalu dapat menjadi nyata. Pada kehidupan nyata, banyak sekali lansia-lansia yang menjadi depresi, stress, dan berpenyakitan. Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti terjadinya proses menua. Para pakar menduga karena adanya senyawa radikal bebas, arteriosclerosis, dan kurangnya aktivitas fisik. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Akibatnya kaum lansia menjadi kurang produktif, rentan terhadap penyakit dan banyak bergantung pada orang lain. Dengan tetap bekerja dan melakukan olahraga secara teratur dapat memperlambat proses kemunduran dan penurunan kodisi fisik akibat penuaan. Karena bekerja maupun berolahraga pada dasarnya

3 berkaitan dengan akibat sistem muskuloskeletal (otot dan tulang) serta sistem kardiopulmonar (jantung dan paru-paru). Jumlah dan pertumbuhan penduduk lanjut usia dari tahun ke tahun terus meningkat dengan pasti. Jumlah dan pertumbuhan ini tidak terlepas dari usia harapan hidup (UHH) yang terus meningkat. Pada tahun 1980 UHH berkisar 52,2 tahun, pada tahun 1990 menjadi 59,8 tahun, pada tahun 2000 bertambah menjadi 64,5 tahun dan pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 71,1 tahun. Selanjutnya dengan meningkatnya angka kelahiran dan menurunya tingkat kematian masyarakat Indonesia, ternyata laju pertumbuhan penduduk lanjut usia mengalami peningkatan yang tinggi, pada tahun 1990 masih 12,7 juta jiwa (6,29% dari jumlah penduduk di Indonesia), pada tahun 2000 menjadi 17,7 juta jiwa (7,18%), pada tahun 2010 berjumlah 23,9 juta jiwa (9,77%) dan tahun 2020 diperkirakan akan mencapai angka 23,9 juta jiwa (11,34%) (Kementerian Sosial RI, 2011: 1). Usia harapan hidup meningkat terjadi karena keberhasilan pembangunan yaitu kemajuan pembangunan dibidang kesehatan, pendidikan, pengetahuan, dan tingkat pendapatan yang semakin meningkat. Tingkat pendidikan ini mempunyai hubungan dengan tingkat pengetahuan, serta tingkat penghasilan seseorang. Orang dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi cenderung akan mempunyai penghasilannya yang lebih baik, sehingga mereka akan memilih sarana kesehatan yang lebih baik pula. Oleh karenanya, semua ini akan berdampak terhadap adanya usia harapan hidup yang semakin meningkat.

4 Saat ini secara ekonomi biaya tahunan untuk perawatan kesehatan lansia cukup tinggi. Biaya ini semakin meningkat apabila usia harapan hidup bertambah. Olahraga lebih murah biayanya bila dibandingkan dengan biaya pengobatan. Lanjut usia sering dikaitkan dengan usia yang sudah tidak produktif. Hal ini terjadi karena pada lanjut usia secara fisiologis terjadi kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh yang menyebabkan lanjut usia rentan terkena gangguan kesehatan. Namun demikian, masih banyak lanjut usia yang kurang akitif secara fisik sehingga hidupnya menjadi bergantung sama keluarga ataupun orang lain. Beberapa yang diduga menjadi penyebanya adalah kurangnya pengetahuan tentang berolah raga yang benar, terlalu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk melakukan olahraga, serta kurangnya dukungan dari lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang layak dikunjungi seperti lahan terbuka, menikmati pemandangan hijau disekeliling, dapat melakukan aktifitas fisik, serta melakukan aktifitas lainya. Pemerintah menyadari disetiap kota harus mempunyai fasilitas ruang terbuka. Salah satu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui beberapa cara yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan kebugaran jasmani setiap individu. Sejalan dengan hal tersebut maka penyediaan prasarana olahraga khususnya di daerah perkotaan akan menjadi semakin penting. Hal tersebut didasarkan pada suatu pertimbangan bahwa daerah perkotaan dengan luas lahan yang relatif terbatas tetapi penduduk relatif padat dan terus berkembang perlu dilakukan suatu perhatian khusus. Kota Binjai merupakan kota yang sudah mulai berkembang, yang berada di Provinsi Sumatera Utara, yang letaknya diantara 2 kabupaten yaitu kabupaten

5 Deli Serdang dan kabupaten Langkat, mempunyai 5 kecamatan yaitu kecamatan Binjai Timur, Binjai Selatan, Binjai Barat, Binjai Utara, dan Binjai Kota. Kota Binjai memiliki sarana ruang terbuka umum yang multifungsi yaitu Lapangan Merdeka Kota Binjai yang letaknya di Jalan Veteran kecamatan Binjai kota. Pemerintah kota Binjai merancang Lapangan Merdeka Kota Binjai menjadi ruang publik dan taman kota yang layak dikunjungi oleh seluruh masyarakat. Taman kota merupakan ruang didalam kota yang ditata untuk menciptakan keindahan, kenyamanan, keamanan, dan kesehatan bagi penggunanya. Lapangan Merdeka Kota Binjai dilengkapi beberapa fasilitas untuk kebutuhan masyarakat, seperti sarana olahraga. Melihat animo masyarakat yang semakin tinggi terhadap olahraga yang dapat dilihat dari antusias masyrakat melakukan olahraga setiap harinya, Pemko Binjai memfasilitasi sarana prasarana olahraga di Lapangan Merdeka kota Binjai yang berguna untuk membantu aktifitas olahraga sehingga menambah minat masyarakat untuk lebih giat berolahraga. Terdapat beberapa fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah kota Binjai antara lain jogging track, alat kebugaran seperti alat fitness atau outdoor fitness, lapangan basket, lapangan bola volly, area panjat tebing, lapangan hijau luas, dan lainya. Demi tercapainya tujuan masyarakat untuk melakukan aktifitas fisik sehingga mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar tentunya harus mengetahui jenis-jenis olahraga yang digelutin dan manfaat bagi tubuh serta dapat memanfaatkan waktu seoptimal mungkin. Semua orang tahu kalau semua olahraga itu dapat menyehatkan tubuh. Olahraga yang baik dan benar harus

6 terdapat unsur-unsur dari kesegaran jasmani agar seseorang mampu melakukan aktivitas secara efisien, baik sewaktu berkerja, maupun berolahraga. Unsur-unsur kesegaran jasmani diantaranya mencakup daya tahan (endurance), daya ledak otot (power), kekuatan otot (strength), kelenturan (flexibility), kecepatan (speed), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), keseimbangan (balance), ketepatan (accuracy), reaksi (reaction), (Harsono,1998:153). Dari pengamatan sementara, sarana olahraga yang sering dipakai oleh masyarakat di Lapangan Merdeka Kota Binjai salah satunya adalah sarana kebugaran diantaranya sarana outdoor fitness. Sebahagian masyakat menggunakan sarana outdor fitness tersebut untuk melatih kemampuan tubuh mereka, salah satu masyarakat yang menggunakan sarana tersebut diantaranya lanjut usia. Jumlah pungunjung lajut usia yang datang utuk berolahraga setiap harinya berjumlah rata-rata ±43 orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa olahraga berperan penting untuk mampu mempertahankan kesehatan tubuh serta menghambat proses penuaan. Dengan berolahraga, pola hidup sehat akan tercapai sehingga lanjut usia mempunyai usia harapan hidup makin tinggi. Masyarakat khususnya lanjut usia tidak memahami dalam menggunakan alat seperti outdoor fitness tersebut, sehingga efek yang ditimbulkan tidak sesuai dan hasilnya juga tidak maksimal. Dimana yang kita ketahui lanjut usia memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap tubuhnya sehingga lebih mudah terjadi cidera. Akibat dari cidera tersebut, lanjut usia menjadi trauma untuk memakai kembali alat outdoor fitness tersebut sehingga alat tersebut tidak dipakai, ataupun

7 kalau mereka gunakan alat tersebut, itu hanya sementara atau hanya coba-coba saja, sehingga alat tersebut beralih fungsi menjadi sarana bermain mereka. Dampak yang timbul adalah rusaknya sarana kebugaran seperti alat outdoor fitness akibat penggunaan yang tidak sesuai dengan cara pemakaiannya. Karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap olahraga, sehinga pengadaan sarana tersebut menjadi sia-sia. Dalam hal ini perlu disadari, bahwa dalam upaya pengadaan fasilitas seperti sarana kebugaran outdoor fitness harus dapat dimengerti dan dipahami tentang penggunaan serta manfaat yang dihasilkan dari saran tersebut. Sehingga masyarakat yang memakai sarana tersebut dapat menambah pengetahuan serta merasakan hasil dari efek yang didapat dalam menggunakan sarana tersebut Maka dari itu perlunya edukasi terhadap pemanfaatan sarana kebugaran, sehingga masyarakat khususnya lanjut usia dapat melakukan olahraga yang baik dan benar serta tercapainya suatu bentuk kesehatan dan kebugaran dari olahraga. Serta dapat menjaga segala fasilitas yang disediakan oleh Pemerintah Kota Binjai agar dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama. Dari uraian tersebut penulis tertarik melihat cara lanjut usia menggunakan sarana outdoor fitness yang disediakan Pemko Binjai di Lapangan Merdeka Kota Binjai serta animo masyarakat yang tinggi terhadap olahraga khususnya lanjut usia. Untuk itu penulis mengambil judul Pendampingan Penggunaan Sarana Outdoor Fitness Pada Lanjut Usia Di Lapangan Merdeka Kota Binjai.

8 B. Identifikasi Masalah Sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah terkait dengan judul di atas antara lain : 1. Bagaimana kondisi sarana outdoor fitness yang ada di Lapang Kota Binjai? 2. Siapa saja yang memanfaatkan sarana outdoor fitness yang tersedia di Lapang Kota Binjai? 3. Bagaimana pemanfaatan waktu luang terhadap aktifitas ruang terbuka oleh lanjut usia? 4. Sampai sejauh manakah pengetahun lanjut usia tentang cara pemakaian sarana outdoor fitness? 5. Aktifitas Apa saja yang dilakukan lanjut usia selama berada di Lapangan Merdeka Kota Binjai? 6. Apakah ada pendampingan yang dilakukan PEMKO Binjai dalam penggunaan sarana prasarana yang ada di Lapangan Merdeka Kota Binjai? 7. Apakah tersedia pedoman oprasional penggunaan sarana outdoor fitness yang ada di Lapangan Merdeka Kota Binjai? C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari interprestasi yang keliru karena luasnya masalah yang teridentifikasi, maka perlu ada pembatasan masalah. Dalam penelitian ini masalah dibatasi pada pendampingan penggunaan sarana outdoor fitness pada lanjut usia di Lapangan Merdeka Binjai.

9 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian : Bagaimana penggunaan sarana outdoor fitness pada lanjut usia di Lapangan Merdeka Kota Binjai? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pendampingan penggunaan sarana outdoor fitness pada lanjut usia di Lapangan Merdeka Kota Binjai. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi lanjut usia dapat menggunakan sarana outdoor fitness dengan benar. 2. Bagi DISPARPORA Binjai, sebagai informasi tentang atau pemanfaatan sarana outdoor fitness yang ada di Lapangan Merdeka Kota Binjai. 3. Bagi Pemko Binjai, hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dan kebijakan yang terkait dengan sarana dan prasarana kebugaran khususnya outdoor fitness di lahan terbuka lainya di Kota Binjai. 4. Bagi Jurusan IKOR dan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED, penelitian ini dapat menjadi informasi awal pentingnya pendampingan bagi masyarakat khusunya lanjut usia dalam penggunaan fasilitas sarana kebugaran sarana outdoor fitness.