KONSEP IPS TERPADU KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU

dokumen-dokumen yang mirip
RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD?

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA SMP PADA TEMA ENERGI DALAM TUBUH MENGGUNAKAN METODE 4S TMD

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: Wahyu Setyoasih

Standards for Science Teacher Preparation

Dasar Berpikir melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif & menyenangkan (PAIKEM); menerapkan pendekatan ilmiah ( scientific

A. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

Oleh: Musringah SD Negeri 2 Durenan Kabupaten Tranggalek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

Mochammad Maulana Trianggono, M.Pd. Prodi PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Jember 2016

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

Melihat Lebih Jauh Manfaat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Shared

PADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

PEMBELAJARAN TERPADU UNTUK MENGEMBANGKAN KECAKAPAN HIDUP DI ERA GLOBALISASI

MODEL TERPADU DALAM PEMBELAJARAN IPS DAN REKONSTRUKSI STANDAR ISI. Oleh: Tim Pengembang IPS

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013

Instructional Design

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN IPS PADA KURIKULUM 2013 DI JENJANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bab I pendahuluan ini akan dijelaskan mengenai : (A) latar belakang, (B)

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kelompok Materi: MATERI POKOK

PENINGKATAII KEAKTIFAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR. SISWA KELAS IV SD MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERORIENTASI KKNI UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad,

PEMBELAJARAN TERPADU

Pembelajaran Tematik Integratif Kurukulum 2013 SD

Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition

I. PENDAHULUAN. Koballa dan Chiappetta (2010: 105), mendefinisikan IPA sebagai a way of

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

BAB III STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Hayyah Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan dasar berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Saintifik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

Kebijakan Implementasi Kurikulum 2013 (Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014) PPT - 1.1

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM Oleh: M. Lazim

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013 tiap mata

Pembelajaran IPA Terintegrasi di SMP A. Pendahuluan

MODEL CONNECTED (MODEL 2: HOW TO INTEGRATE THE CURRICULA) Muktar Panjaitan Universitas HKBP Nommensen

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PEMBELAJARAN IPS TERINTEGRASI DALAM KONTEKS KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tsani Fathani, 2013

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

Hakikat Belajar dan Pembelajaran

DINAMIKA PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA SEMARANG

Transkripsi:

KONSEP IPS TERPADU KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU Pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan autentik Bentuk kegiatan belajar mengajar dengan struktur dan program satuan pembelajaran dipayungi tema dengan muatan materi yang dibelajarkan dikaji dari empat kajian keilmuan seperti geografi, sosiologi, ekonomi dan sejarah. MAKNA TERPADU DALAM IPS Adanya keterkaitan antara berbagai aspek dan materi yang tertuang dalam KD IPS Pembelajaran terpadu juga dapat dikatakan pembelajaran yang memadukan materi beberapa mata pelajaran atau kajian ilmu dalam satu tema. Keterpaduan dalam pembelajaran IPS dimaksudkan agar pembelajaran IPS lebih bermakna, efektif, dan efisien. IPS TERPADU Integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial Pendidikan IPS menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah NKRI. IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu Prinsip Perancangan Pemb. Terpadu Substansi materi diangkat dari konsep-konsep kunci yang terkandung dalam aspek-aspek perkembangan terkait Antar konsep kunci yang dimaksud memiliki keterkaitan makna dan fungsi, yang apabila diramu ke dalam satu konteks tertentu (peristiwa, isu, masalah, atau tema) masih memiliki makna asal, selain memiliki makna yang berkembang dalam konteks yang dimaksud. Aktivitas belajar yang hendak dirancang dalam pembelajaran terpadu mencakup aspek perkembangan anak. Pengembangan pembelajaran terpadu dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabangcabang ilmu yang lain Tema dapat dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang CIRI-CIRI PEMBELAJARAN TERPADU a. Berpusat pada siswa

b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa c. Pemisahan antar bidang studi/mata pelajaran tidak begitu jelas d. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi/mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran e. Bersifat luwes f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan Siswa CIRI-CIRI PEMBELAJARAN IPS Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan keterpaduan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga dapat dikembangkan menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. KI & KD dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan KI & KD IPS menggunakan tiga dimensi (ruang, waktu, dan nilai/moral) dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Model Pembelajaran IPS Terpadu 10 Model pembelajaran terpadu (Fogarty) yaitu: o connected, Immersed o webbed, Fragmented o o o o o o shared, dan Integrated. Sequenced Threaded Nested Networked Alasan Pemilihan Model Konsep-konsep dalam KD IPS memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga memerlukan model yang sesuai agar memberikan hasil keterpaduan yang optimal Ada sejumlah KD yang mengandung konsep saling beririsan/tumpang tindih, sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak efisien. Konsep-konsep semacam ini memerlukan pembelajaran model integrated atau shared.

Ada KD yang mengandung konsep saling berkaitan tetapi tidak beririsan. Untuk menghasilkan kompetensi yang utuh, konsep-konsep harus dikaitkan dengan suatu tema tertentu hingga menyerupai jaring laba-laba Ada sejumlah konsep pada KD, konsep tersebut bertautan dengan konsep KD dari KD yang lain. Agar pembelajarannya menghasilkan kompetensi yang utuh, maka konsepkonsep tersebut harus dipertautkan (connected) dalam pembelajarannya Model Pembelajaran IPASTerpadu Model Karakteristik Kelebihan Keterbatasan Keterpaduan / integrasi (integrated) Berbagi (Shared) Membelajarkan konsep pada beberapa KD yang beririsan atau tumpang tindih dan hanya konsep yang beririsan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran terpadu Konsep-konsep dalam KD yang dibelajarkan tidak sepenuhnya beririsan, tetapi dimulai dari bagian yang beririsan. Pemaham an terhadap konsep yang beririsan lebih utuh (holistik) Lebih efisien Sangat kontekstual Pemaham an terhadap konsep utuh Efisien Kontekstu al KD-KD yang konsepnya beririsan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama Menuntut wawasan dan penguasaan materi yang luas Sarana prasarana, misalnya buku belum mendukung KD-KD yang konsepnya beririsan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama Menuntut wawasan dan penguasaan materi yang luas Sarana prasarana, misalnya buku belum mendukung Model Pembelajaran Terpadu Jaring laba-laba (Webbed) Membelajarkan materi/konsep yang tidak beririsan namun saling berkaitan melalui tema sebagai pemersatu Pemahaman terhadap konsep utuh Kontekstual Dapat dipilih tematema menarik yang dekat dengan kehidupan Tema bisa memadukan konsep yang tidak beririsan namun saling berkaitan KD-KD yang konsepnya berkaitan tidak selalu dalam semester atau kelas yang sama Tidak mudah menemukan tema pengait yang tepat.

Keterhubungan (connected) Pembelajaran akan menghasilkan kompetensi yang utuh apabila konsep-konsep dari berbagai bidang kajian dipertautkan. Melihat permasalahan tidak hanya dari satu bidang kajian Kaitan antara bidang kajian sudah tampak tetapi masih didominasi oleh bidang kajian tertentu IMMERSED Peserta didik memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pembelajaran melalui perspektif bidang yang mereka sukai(area of interest Kurang cocok untuk pelaksanaan Kurikulum 2013 FRAGMENTED/PEN GGALAN IPS Membelajarkan secara penggalan keilmuan Melihat permasalahan dari keilmuan Siswa tidak mendapatkan pemahaman yang utuh tentang bahasan materi Sequenced pembelajaran yang ditempuh dengan cara Mengajarkan dua mata pelajaran yang secara material (bahan ajar) memiliki kesamaan materi dan keterkaitan antar keduanya model keterpaduan yang mana beberapa topik diatur ulang serta diurutkan agar dapat serupa satu sama lain peserta didik mudah menerima, memahami, menyimpan dan mereproduksi serta menghayati makna yang terkandung dalam dua mata pelajaran tersebut guru dituntut untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan materi, menyangkut tujuan, isi atau pesan metoda dan hasil belajar yang ditargetkan kedua mata pelajaran tersebut

Threaded integrated teachinglearning pendekatan metakurikuler yang digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan dan tingkatan logika para peserta didik dengan berbagai mata pelajaran pendekatan pembelajaran yang ditempuh dengan cara mengembangkan gagasan pokok yang merupakan benang merah (galur) yang berasal dari konsep yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu model ini secara metodologis dapat mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik secara lebih efektif karena pendekatan ini menuntun peserta didik membuka wawasan dan cara berpikir yang luas dan mendalam melalui pemahaman terhadap konsep secara lintas disiplin ilmu. guru tentu dituntut memiliki kepiawaian untuk memahami secara detail dan terurai terhadap konsep-konsep yang berserakan tersebut sehingga menjadi konsep yang utuh CONTOH APLIKASI PENDEKATAN SAINTIFIK, DALAM PEMBELAJARAN IPS TEMA MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK SOSIAL LANGKAH PEMBELAJARAN SAINTIFIK mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta APLIKASI 1. Pengamatan (Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan & Pengamatan objek IPS

2. Penjelasan tentang pola pemukiman penduduk 3. Kesimpulan tentang mahkluk sosial dihubungkan dengan pemukiman penduduk PENGAMATAN OBYEK Pengamatan obyek sangat cocok untuk siswa yang mulai menerima kebenaran logis, sehingga mereka tidak mempermasalahkan suatu rangkaian kebenaran sebelumnya yang didapatkan dari penalaran yang benar, walaupun objeknya tidak nyata Pengumpulan dan pemahaman kebenaran pengetahuan. Fakta yang didapatkan dapat berupa definisi, grafik dan lain sebagainya CONTOH Misal; siswa diminta membayangkan kegiatan petani di sawah, kemudian diminta menjelaskan atau bercerita tentang kegiatan petani berikutnya sampai dengan hasil beras menjadi nasi dihubungkan dengan tema manusia sebagai makhluk sosial HASIL PENGAMATAN (1) ada 6 orang di sawah sedang bekerja menanam padi, (2) orang-orang bekerja di sawah membetulkan saluran irigasi, (3) orang-orang sedang bekerja melakukan panen padi KESIMPULAN TENTANG MAHKLUK SOSIAL 1. ANALISIS Kegiatan petani dalam menggarap sawahnya untuk menanam padi sampai dengan panen (1)memerlukan pedagang benih, (2)setelah itu petani memerlukan pekerja untuk menanam padi, (3) setelah masa tanam, petani memerlukan pupuk dan pekerja, (4)pekerja untuk penyiangan gulma, (5)pekerja untuk penyemprotan hama,( 6)buruh panen (7) setelah itu agar padi tersebut dapat diuangkan, petani perlu pembeli. Kegiatan mungkin dapat berhenti sampai di sini. Tetapi jika ingin menganalisis sampai dengan berupa beras dan sampai di meja berupa hidangan nasi, tentu kegiatan petani dapat dilanjutkan, (8) mereka masih memerlukan jasa orang lain lagi untuk melakukan penyelepan padi menjadi beras, (9) dan petani memerlukan pembeli beras, (10) individu mengubah beras menjadi nasi 2. BERTANYA (1) mengapa para petani memerlukan orang lain untuk mengerjakan semua pekerjaan yang mengarah pada pekerjaan menggarap sawah, (2) bagaimana seandainya tidak ada yang membantu menggarap sawah?

(3) apa yang akan terjadi seandainya tidak ada orang lain yang membantu? Alternatifalternatif seperti itu perlu dibangun sehingga memunculkan kreativitas dan tingkatan berpikir dari yang mudah ke yang sukar. 3. MENCOBA secara sempit berarti menunjukkan dan dapat diartikan secara luas yaitu membuktikan Praktek tentang manusia sebagai mahkluk sosial (duduk tanpa boleh bicara dgn yang lain) 4. MENYIMPULKAN mengaitkan konsep dalam IPS itu sendiri dan mengaitkan konsep yang diperoleh dengan dunia nyata. Hasil praktek yang diperoleh siswa digunakan untuk aplikasi dalam dunia nyata dikaitkan dengan pengetahuan, sehingga siswa dapat menarik kesimpulan tentang manusia sebagai mahkluk sosial yang harus berkomunikasi, hidup berkelompok karena dia membutuhkan orang lain KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC Kriteria 1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Langkah-Langkah Pembelajaran Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Sikap (Tahu Mengapa) Produktif Inovatif Kreatif Keterampilan Afektif (Tahu Bagaimana) Pengetahuan (Tahu Apa) Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu mengapa. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu bagaimana. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu apa. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Networking (membentuk Jejaring) Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran RAMBU RAMBU PENYUSUNAN RPP 1. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. 2. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. 3. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. 4. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. KD - KI 1 KD KI 2 KD KI 3 Indikator... Indikator... KD KI 4 Indikator... Indikator... Komponen RPP ( Standar Proses No 65 Th 2013)

Prinsip Penyusunan RPP 1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik. 2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. 3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis. 4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut. 5. Mengakomodasi pada keterkaitan dan keterpaduan KD, Keterkaitan dan keterpaduan materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. 6. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya. 7. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi 1. Kegiatan Pendahuluan o Orientasi Langkah Penyusunan RPP Memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar, menampilkan slide animasi, fenomena alam, fenomena sosial, atau lainnya. o Apersepsi o Motivasi 2. Kegiatan Inti Memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan diajarkan. Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan o Pemberian Acuan Berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar. Pembagian kelompok belajar. Penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran). Menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Menggunakan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atauinkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/ atau pembelajaran yang

menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning ) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Memuat pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terinntegrasi pada pembelajaran Kegiatan Penutup a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung; b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.. Contoh Format RPP Satuan Pendidikan :.. Kelas/Semester :.. Mata Pelajaran :.. Topik :.. Pertemuan Ke- :.. Alokasi Waktu :.. A. Kompetensi Dasar B. Indikator pencapaian kompetensi C. Tujuan pembelajaran D. Materi ajar E. Metode pembelajaran F G Kegiatan Pembelajaran Alat dan Sumber Belajar - Alat dan Bahan - Sumber Belajar H Penilaian Proses dan Hasil Belajar - Teknik - Bentuk - Instrumen (Tes dan Non tes)

- Kunci dan Pedoman penskoran - Tugas