PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB VI PEMBAHASAN. dasar. Upaya-upaya yang dilakukan meliputi upaya promotif yaitu dengan. memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN KARIES GIGI PADA MURID KELAS SATU SDN 74/IV DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEBUN HANDIL KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V HASIL PENELITIAN. Selatan dengan luas wilayah kerja seluas 14,87 Km 2, terdiri dari 3 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada system pencernaan dalam

PERAN GURU DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS

ABSTRAK. knowledge, role of teacher, shcool dental hygiene

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mufidah (2012) umumnya permasalahan keseh atan pada

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012). Status kesehatan gigi dan mulut umumnya dinyatakan dalam prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EFEKTIVITAS SIKAT GIGI MASSAL DI SEKOLAH DASAR BINAAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI POLTEKKES PONTIANAK BERDASARKAN ANGKA KARIES GIGI TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

GASTER, Vol. 7, No. 2 Agustus 2010 ( )

KERANGKA ACUAN KEGIATAN SIKAT GIGI MASSAL

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

PENELITIAN MEDIA KOMUNIKASI DALAM KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT. Desi Andriyani *

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang optimal meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial. Terdapat pendekatanpendekatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Gigi dan mulut merupakan alat pencernaan mekanis manusia. Dalam

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat

PENYULUHAN METODE AUDIO VISUAL DAN DEMONSTRASI TERHADAP PENGETAHUAN MENYIKAT GIGI PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. utama bila dibandingkan dengan penyakit umum lainnya. Penyakit gigi yang paling banyak

*Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado Jl. R.W. Mongisidi Malalayang Manado

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di Sekolah Dasar Negeri

Perilaku Perawat Gigi dalam Pelaksanaan Program UKGS di Kota Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

INDEKS DEF-T PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK SEKOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat dari kebersihan gigi dan mulutnya.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN FREKWENSI MENYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS IV SDN 28 MATARAM

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

A n d a l a s D e n t a l J o u r n a l P a g e 49

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Faktor Manajemen Pelaksanaan UKGS Dan Peran Orangtua Terhadap Status Kesehatan Gigi Dan Mulut Murid Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

Tujuan Umum. Tujuan Khusus

BAB 1 PENDAHULUAN. keseluruhan (Lossu dkk.,2015). Dengan memiliki gigi dan mulut yang sehat,

I. PENDAHULUAN. Gigi adalah alat pengunyah dan termasuk dalam sistem pencernaan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Determinan Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Di Pulau Nusa Penida, Klungkung, Bali

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang dilakukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN. pelayanan kesehatan, faktor lokal dan faktor perilaku dengan kejadian penyakit

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

EFEKTIFITAS METODE CERAMAH DAN BERMAIN DALAM PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP PENGETAHUAN SISWA/I SD N LADANG BAMBU MEDAN TUNTUNGAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti berbicara, makan, dan bersosialisasi tidak akan terganggu karena terhindar dari rasa sakit,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

PENGARUH KOMPETENSI PETUGAS TERHADAP KINERJA PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS PEUREUMEUEKABUPATEN ACEH BARAT

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi estetik yang menunjang kecantikan. Menjaga kebersihan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

Hubungan Pengetahuan, Sikap, Praktik Ibu dengan Karies Gigi Murid Usia 5 Tahun di Pondok Labu Tahun 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

Activities and Achievement of Targets in Care Services and Programs at The Elementary School UKGS Banyumanik The District of Semarang

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DENGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI PADA SISWA KELAS IV DAN V

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

e-issn Volume 02, Nomor 02, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. Anisah (2007) bahwa anak usia sekolah berkisar antara usia 6-12 tahun, masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebersihan gigi dan mulut. Perilaku pencegahan terhadap

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menuju hidup sehat (Mantra dalam Yani, 2005). Hal serupa dinyatakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

Kata Kunci : Pengetahuan, Karies Gigi. 1 Samuel Tambuwun, 2 I Ketut Harapan, dan 3 Susanti Amuntu

BAB 1 PENDAHULUAN. jika gigi mengalami sakit akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Kesehatan gigi

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

Transkripsi:

PENGETAHUAN GURU PENJASKES DAN PERANANNYA DALAM PROGRAM USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU Enywati 1 dan Budi Suryana 2 1 Puskesmas Tanjung Sekayam Kab Sanggau 2 Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Pontianak ABSTRAK Latar Belakang: UKGS untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah serta memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Program UKGS dilaksanakan oleh dokter gigi atau perawat gigi, dan dibantu oleh guru di sekolah. Peran guru sangat penting dalam kegiatan UKGS sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, manejer, dan model. Penelitian bertujuan menganalisa hubungan antara pengetahuan guru penjaskes dengan perannya dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Metode: Jenis penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah seluruh guru penjaskes Sekolah Dasar Negeri yang berjumlah 36 orang yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sekayam. Hasil: Pengetahuan guru penjakes terhadap UKGS berkategori tinggi sebanyak 44,4% dan peranan terhadap UKGS 50% berkategori sedang. Hasil uji menunjukan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Kesimpulan: Semakin tinggi pengetahuan guru tentang kesehatan gigi dan mulut maka semakin baik pula peranannya dalam pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Kata Kunci: Pengetahuan, Peranan, UKGS

PENDAHULUAN Anak usia Sekolah Dasar tergolong kedalam kelompok rawan penyakit gigi dan mulut, untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, pemerintah melalui Departemen Kesehatan telah melakukan berbagai upaya pendekatan pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara terpadu dan berkesinambungan. 1 Upaya ini diwujudkan dalam program kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui Puskesmas sebagai salah satu kegiatan pokok Puskesmas dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan anak sekolah. diselenggarakan secara terpadu dalam bentuk program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). 2 Masa anak sekolah merupakan masa untuk meletakkan landasan yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas dan kesehatan merupakan faktor yang penting yang menentukan kualitas sumber daya manusia. Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan siswa disekolah, kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu bagian dari kesehatan umum yang mempunyai peran penting dalam fungsi kesehatan. 2 Puskesmas Tanjung Sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau memiliki fasilitas sarana pendidikan Sekolah Dasar sebanyak 18 unit. Menurut laporan tahunan Puskesmas Tanjung Sekayam Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau pada tahun 2012 pemeriksaan gigi pada siswa/i sekolah dasar hanya dilakukan pada 16 SD, penyuluhan pada 16 SD dan sikat gigi masal hanya dilakukan pada 4 SD saja. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada 16 SD yang terdiri dari 316 siswa/siswi hanya 32 orang siswa yang giginya sehat, sedangkan 284 orang masih terdapat karies. Dari hasil tersebut dapat diporsentasekan bahwa 10% siswa/siswi yang giginya sehat dan 90% masih terdapat karies. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) adalah salah satu usaha pokok Puskesmas yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Termasuk didalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar, yaitu meliputi Dental Health Education dan pemeriksaan gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar yang terpilih, atau pada murid-murid yang membutuhkan perawatan darurat seperti abses, gigi persistensi, dsb. 3 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dengan sasaran anak sekolah adalah pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif, preventif, dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Pelaksanaan upaya ini secara langsung menggabungkan potensi orang tua murid, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat. Peran orang tua murid dan guru dalam pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah, berada dalam 2 jalur, yaitu: (1) jalur sekolah, potensi orang tua murid dan guru diarahkan untuk membantu pelaksanaan UKGS; dan (2) jalur primary health care, orang tua dan guru yang juga orang tua di rumah mendorong anak- anak mereka dalam melaksanakan kebiasaan memelihara kesehatan, termasuk kesehatan gigi dan mulut. Unsur tenaga kesehatan adalah dalam pelaksanaan tugas pokok pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup membina UKGS. 4 Berdasarkan uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa di samping petugas kesehatan gigi, maka keluarga/orang tua dan sekolah melalui para guru mempunyai peranan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi anak sekolah. Orang tua dan guru sekolah adalah orang yang berkepentingan dalam memelihara kesehatan gigi anak sekolah, baik karena kepentingan pribadi maupun kepentingan tugas. Dan penulis tertarik untuk membahas tentang pengetahuan dan peranan guru penjaskes dalam program kegiatan UKGS di SDN Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sekayam Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau. SUBJEK DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh guru Penjaskes Sekolah Dasar Negeri yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Sekayam dengan jumlah 18 Sekolah Dasar Negeri yang terdiri dari 36 orang guru penjaskes. Sampel dalam penelitian seluruh guru Penjaskes Sekolah Dasar Negeri yang pernah dilakukan kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik total sampling yang berjumlah 36 orang guru penjaskes. Instrument berupa kuisoner dalam bentuk modifikasi skala likert yang digunakan untuk memperoleh informasi peranan guru dan pengetahuan guru meggunakan pertanyaan berbentuk benar dan salah. Uji statistik yang digunakan adalah chi square dengan tingkat kemaknaan p< 0,05. Untuk mengetahui besarnya keeratan hubungan antara dua variabel yang di uji dipakai odd ratio (OR). HASIL Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) berupa Screning dan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) berupa pemeriksaan gigi, penyuluhan dan sikat gigi masal, jumlah sekolah dasar binaan Puskesmas Tanjung Sekayam sebanyak 18 sekolah dengan 36 guru penjakes. Karakteristik dalam penelitian tentang pengetahuan guru penjaskes dan peranannya dalam program UKGS diwilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau adalah umur, jenis kelamin, dan masa kerja. Adapun karakteristik subjek sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin, Umur dan Masa Kerja Guru Penjaskes Sekolah Jenis kelamin Jumlah Persentase (%) Laki-laki 19 52.8 Perempuan 17 47.2 Umur (th) 20-30 th 4 11.1 31-40 th 9 25.0 41-50 th 16 44.4 51-60 th 7 19.4 Masa kerja (th) 0-10 th 7 19.4 11-20 th 11 30.6 21-30 th 12 33.3 31-40 th 6 16.7 Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 19 orang (52,8%),dan hanya 17 orang (47,2%) yang berjenis kelamin perempuan. Distribusi umur responden terbanyak adalah pada kelompok umur 41-50 tahun yaitu sebanyak 16 orang (44,4%), sedangkan responden yang paling sedikit adalah pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 4 orang (11,1%). Berdasarkan masa kerja 21-30 tahun adalah sebanyak 12 orang (33,3%), sedangkan responden yang paling sedikit dengan masa kerja 31-40 tahun yaitu sebanyak 6 orang (16,7%). Pengetahuan Guru Penjaskes Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Guru Penjaskes Sekolah Dasar Terhadap Program UKGS Pengetahuan Jumlah Persentase (%) Rendah 15 41.7 Sedang 5 13.9 Tinggi 16 44.4 Total 36 100.0 Sebagian besar responden memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 16 responden (44,4%), 15 responden (41,7%) dengan pengetahuan rendah dan 5 responden (13,9%) yang berpengetahuan sedang. Peranan Guru Penjaskes Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Peranan Guru Penjaskes Sekolah Dasar Terhadap Program UKGS Peranan Guru Jumlah Persentase (%) Rendah 16 44.4 Sedang 18 50.0 Tinggi 2 5.6 Total 36 100.0

Peranan guru penjaskes sebagian besar adalah berperan sedang yaitu sebanyak 18 responden (50,0%), 16 responden (44,4%) berperan rendah dan hanya 2 responden (5,6%) yang berperan tinggi. Pengujian Hipotesis Hasil analisis pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam program UKGS di wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kabupaten Sanggau, seperti terlihat dalam tabel berikut: Tabel 4. Pengujian Hipotesis Variabel Pengetahuan Terhadap Peranan Guru Penjaskes Variabel OR Sig Pengetahuan guru 4,857 0,031 penjaskes dengan peranannya dalam program UKGS Hasil analisis yang dilakukan terhadap 36 responden guru penjaskes sekolah dasar negeri di wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau diperoleh nilai signifikansi = 0,031 pad α = 5% (0,05), dengan demikian nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 artinya adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam program UKGS di wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau. Dari analisis juga diperoleh nilai OR=4,857, berarti responden yang berpengetahuan tinggi cenderung 4,8 kali memiliki peranan yang baik dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan rendah. PEMBAHASAN Hubungan yang signifikan antara pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Menunjukkan pengetahuan yang rendah tentang kesehatan gigi dan mulut menyebabkan kurangnya pemahaman seseorang mengenai betapa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hal ini akan mempengaruhi sikap seseorang dalam memelihara dan menjaga kesehatan gigi dan mulut. Menurut Notoatmodjo pengetahuan adalah hasil belajar dari pengalaman yang diperoleh secara sengaja maupun tidak sengaja, formal maupun informal. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pendidikan yaitu sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. Pengetahuan kesehatan adalah suatu bentuk pemahaman seseorang yang memiliki pengaruh terhadap berlangsungnya dan berubahnya prilaku menuju hidup sehat pengetahuan kesehatan berpengaruh kepada perilaku kesehatan. 5 Guru adalah orang yang membantu orang lain belajar dengan melatih, menerangkan, memberi ceramah, mengatur disiplin, menciptakan pengalaman, dan mengevaluasi kemampuan siswa. Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, manajer, dan model dalam menunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi. 6 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. 5 Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap guru penjaskes berbasis UKGS dan non UKGS di Sekolah Dasar Negeri Kota Makasar. 7 Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hutabarat dengan hasil bahwa adanya hubungan antara Peran guru orkes dengan status pengalaman karies gigi dan oral hygiene murid sekolah dasar. 8 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan salah satu usaha pokok puskesmas yang termasuk dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Termasuk di dalam program UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk murid - murid sekolah dasar, yang meliputi dental health education dan pemeriksaan gigi dan mulut pada murid - murid sekolah dasar yang terpilih atau pada murid-murid yang membutuhkan perawatan darurat, seperti abses, gigi persistensi, dan sebagainya. Program UKGS dilaksanakan oleh dokter gigi dan perawat gigi, dengan dibantu oleh guru, dan orang tua murid. 9 UKGS dijalankan oleh tim kesehatan gigi dan mulut seperti dokter gigi, perawat gigi, dan dibantu oleh wakil masyarakat sekolah yaitu kepala sekolah, guru kelas dan orang tua murid. Tim kesehatan gigi dan mulut sebagai tenaga inti dalam pelaksanaan UKGS. Kerjasama dengan kepala sekolah sangat diperlukan karena kegiatan UKGS dilaksanakan pada jam-jam sekolah dan seharusnya sudah dijadwalkan pada awal tahun pelajaran. Peran serta guru kelas dan kepala sekolah besar artinya dalam keberhasilan UKGS tersebut. Sekolah adalah lembaga formal yang didalamnya terdapat kurikulum, guru, siswa, metode belajar, media belajar dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan kegiatan belajar. Di masyarakat sekolah, selain kepala sekolah maka tenaga pengajar atau guru yang dilibatkan dalam pendidikan kesehatan gigi dan melakukan pemecahan masalah khususnya kesehatan gigi dan mulut melalui pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan UKGS adalah sebagai berikut: (1) Memimpin sikat gigi masal dengan pasta gigi berfluor. (2) Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor. (3) Memberikan pendidikan kesehatan gigi yang berkesinambungan dalam mata pelajaran olahraga dan kesehatan. (4) Menjaring murid kelas I SD. (5) Merujuk murid ke puskesmas. 6 Rendahnya pengetahuan guru penjaskes tentang kesehatan gigi dan mulut menyebabkan kurangnnya pemahaman guru tentang peranannya dalam program UKGS, hal ini dapat mempengaruhi apakah pelaksanaan program UKGS tersebut bisa terlaksana atau berjalan dengan baik atau tidak pada suatu sekolah. Seperti yang kita ketahui program UKGS ini sebenarnya sangat penting dilaksanakan melihat masih banyaknya siswa siswi sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam yang mengalami karies gigi. Menurut chemiawan, dkk menyatakan bahwa pada kelas I merupakan usia yang paling efektif dalam menerima pengetahuan perawatan kesehatan gigi. 10 Menanamkan kesadaran, kemauan dan kebiasaan memelihara kesehatan gigi dan mulut melalui suatu program kesehatan yang terencana dan teratur sangatlah penting, dalam hal ini yaitu melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). 11 Untuk meningkatkan pelaksanaan program UKGS di sekolah dasar wilayah kerja puskesmas tanjung sekayam kecamatan kapuas kabupaten sanggau maka guru masih perlu mendapatkan bimbingan atau pelatihan tentang kesehatan gigi dan mulut serta pentingnya pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di sekolah. Selain itu, kepada guru harus kita jelaskan betapa pentingnya peranan mereka dalam membantu petugas untuk melaksanakan program UKGS ini, sehingga program tersebut akan berjalan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang diharapkan. SIMPULAN Pengetahuan guru penjaskes tentang kesehatan gigi dan mulut sebagian besar memiliki pengetahuan tinggi sebesar 44,4%, tidak jauh dari pengetahuan rendah 41,7%. Berdasarkan peranan guru dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Sekayam Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau 50%

guru hanya berperan sedang, sebagian lagi berperan rendah dan hanya sedikit guru yang berperan tinggi. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan guru penjaskes dengan peranannya dalam pelaksanaan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan guru tentang kesehatan gigi dan mulut maka semakin tinggi atau semakin baik pula peranannya dalam program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. SARAN Meningkatkan kerjasama antara puskesmas dengan pihak sekolah dalam mengadakan pelatihan tentang UKGS. agar guru penjakes dapat menambah pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta lebih memahami pentingnya program UKGS disekolah. sehingga guru dapat memberikan informasi kepada murid-murid tentang kesehatan gigi dan mulut serta memperlihatkan sikap yang baik dalam menciptakan kondisi sehat utamanya kesehatan gigi mulut di sekolah dengan pelaksanaan berbagai program seperti sikat gigi masal yang dapat dilakukan oleh guru. Indonesian Journal of Dentistry. 13(3):150-155. 7. Aryani,I (2011) Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Guru Penjaskes Berbasis UKGS dan Non UKGS Di SDN Kota Makassar.Skripsi, http://repository. unhas. ac.id. (Diakses pada 20 Nopember 2013) 8. Hutabarat, N (2009) Peran Petugas Kesehatan, Guru Dan Orang Tua Dalam Pelaksanaan UKGS Dengan Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Murid Sekolah Dasar Di Kota Medan Tahun 2009, Universitas Sumatera Utara, Medan 9. Ramadhani (2013) Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. http://atikramadhani. wordpress. com /2013/02/15/usaha-kesehatan-gigisekolah-ukgs/ (Diakses pada tanggal 24 Mei 2013) 10. Chemiawan, E., Gartika M., dan Indriyani R (2006) Keberhasilan Program UKGS dan Peran Guru. (Diakses pada 24 Mei 2013) 11. Lee. (2011) Laporan UKGS. from just ely: http://ellynurmawati.blogspot.com/2011/0 2/laporan-ukgs_25.html, (Diakses pada tanggal 20 Mei 2013) DAFTAR PUSTAKA 1. Herijulianti, Indriyani, artini (2002) Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC, Jakarta 2. Depkes RI (1996) Pedoman Pelayanan Kesehatan Untuk Sekolah Tingkat Dasar. Departemen Kesehatan, Jakarta 3. Depkes RI (1992) Pedoman Persyaratan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Departemen Kesehatan, Jakarta 4. Depkes RI (1995) Tata Cara Kerja Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Departemen Kesehatan, Jakarta. 5. Notoatmodjo (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta 6. Astoeti, T.E., Budiharto, dan Bachtiar, A. (2006) Efektifitas Pengelolaan Pendidikan Kesehatan Gigi dengan Pendekatan Total Quality Management Pada Anak Sekolah,