BAB III METODE PENELITIAN. Nggela. Bentuk permukiman adat di Desa Nggela yang berbentuk linear namun,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN Orientasi permukiman adat di Desa Nggela. Mbete dkk bahwa berorientasi pada arah Utara dan Selatan atau Ulu dan Eko yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, serta metode dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RELASI STRUKTUR MASYARAKAT DAN TATA ZONASI PERMUKIMAN ADAT DI DESA NGGELA, ENDE-FLORES

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti melakukan analisa karakter penelitian Fenomena Ruang Usaha. Pada Kampung Inggris, Pare Kediri sebagai berikut :

commit to user BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian yang mengkaji atau menganalisis fenomena di masyarakat mengenai

III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

BAB III METODE PENELITIAN. Bab III ini mencakup lokasi penelitian, langkah-langkah atau cara-cara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, pengumpulan data, analisis, dan penyajian hasil penelitian. Penulisan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang Mitos di Gunung Selamet Di Dusun Bambangan, Desa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Laporan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang akan menentukan berhasil tidaknya tujuan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sulawesi Tengah. Dengan judul penelitian Kajian bentuk dan makna simbolik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis manfaat pelaksanaan PNPM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penulis mengambil lokasi penelitian di Kampung Padi RT. 04/RW. 03, Kelurahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan atau memvaliditasi produk-produk yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian keterpinggiran perempuan Hindu pekerja Hotel Berbintang Lima,

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 I d e n t i f i k a s i P e r u b a h a n R u m a h T r a d i s i o n a l D e s a K u r a u, K e c. K o b a

METODOLOGI. Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Data Kelurahan Kuin Utara) Peta Kecamatan Banjarmasin Utara. Peta Kelurahan Kuin Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif menurut Hamidi (2005:14) lebih

BAB III METODE PENELITIAN. instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. kualitatif deskriptif. Peneliti akan mendeskripsikan secara tertulis hal-hal yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bidang jasa percetakan yang bernama CV. Indah Offset. Objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sebagaimana dilakukan dalam ilmu-ilmu humaniora pada umumnya. Secara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Dalam penelitian ini, rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,

BAB III METODE PENELITIAN. pemberdayaan keterampilan vokasional bagi anak tunarungu pada Sekolah Luar

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sumber data yang digunakan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan manusia untuk memahami dunia melalui pengalaman langsung. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kondisi aktual tentang proses

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata,

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan kata lain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ARAHAN PELESTARIAN PERMUKIMAN TRADISIONAL BALI AGA DAN REKOMENDASI

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan hal penting dalam kegiatan penelitian, karena dalam

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terselesaikannya suatu penelitian. Adapun penelitian ini meliputi:

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

Gambar 3.1 Lokasi Pulau Tidung

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Modinan masih melestarikan tradisi Suran Mbah Demang.

perkampungan Setu Babakan dengan jumlah penduduk 2564 jiwa dan jumlah KK 743

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif dangan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut zuriah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian untuk memperoleh tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. baru saja diadakan pemilihan kepala dusun atau biasa disebut Dukuh, disini. menjabat yakni pada usia dukuh 65 tahun.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian, secara sistematis

Transkripsi:

38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, sebagai awalnya dilihat fenomena yang terjadi di Desa Nggela. Bentuk permukiman adat di Desa Nggela yang berbentuk linear namun, linear yang terdapat di permukiman ini adalah linear yang berbentuk lengkungan. Dalam permukiman adat di Desa Nggela ini terdapat juga zona-zona wilayah dan yang menjadi fokus dari penelitian ini lebih kepada tata zonasi dalam permukiman adat ini, struktur organisasi masyarakatnya, peranan serta hubungan antara kedua aspek tersebut dalam permukiman adat. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan secara naturalistik. Pendekatan naturalistik ini lebih mengarah ke metode kualitatif dari pada kuantitatif, karena lebih mampu mengungkap realitas ganda; lebih mengungkapkan hubungan wajar antara penetliti dengan responden; dan karena metode kualitatif lebih sensitif dan adaptif terhadap peran berbagai pengaruh timbal-balik (Muhadjir, 1996: 113). Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan untuk dapat mengetahui struktur organisasi masyarakatnya dilihat dari hierarki, kronologi terbentuknya struktur organisasi ini, serta peran masing-masing anggota di dalamnya. Tata zonasi permukiman adat di Desa Nggela yang dilihat dari beberapa aspek yaitu sejarah, orientasi, hierarki ruang luar, kepercayaan, topografi, dan kondisi alam.

39 Peranan dari struktur organisasi dan tata zonasi permukiman adat di Desa Nggela dilihat dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat sehingga permukiman adat ini dapat bertahan sampai sekarang. Sedangkan hubungan antara kedua aspek tersebut dapat dilihat dari kedudukan dan peran/tugas dari tiap Mosalaki/pemimpin dalam tata zonasi permukiman adat di Desa Nggela. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di Desa Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende NTT. Kecamatan Wolojita dengan luas wilayah 32,9 km² terdiri dari 1 kelurahan dan 5 desa yaitu: Desa Nuamulu, Desa Nggela, Desa Pora, Kelurahan Wolojita, Desa Tenda, Desa Wiwipemo (BPS Kabupaten Ende, 2012: 26). Desa Nggela memiliki luas wilayah 7,44 km² dan ketinggian 400 m dari permukaan Laut (BPS Kabupaten Ende, 2012: 5). (A) (B) Gambar 3.1. (A) Lokasi Kabupaten, (B) Lokasi Kecamatan Wolojita Ende Sumber: Google Earth

40 Gambar 3.2 Lokasi Permukiman Adat di Desa Nggela Sumber: Google Earth Desa Nggela berada di Selatan Pulau Flores dimana desa ini juga dekat dengan pantai. Desa Nggela berada di dataran tinggi yang diapit oleh dua sungai di bagian Timur dan Barat Desa dan berikut ini adalah batas-batas dari Desa Nggela selain adanya batas dengan daerah aliran sungai: 1. Sebelah Utara Desa dibatasi oleh Desa Pora, 2. Sebelah Timur dibatasi dengan oleh Desa Wologawi, 3. Sebelah Setalan dengan Laut Sawu, dan 4. Sebelah Barat dengan Desa Nuamulu. Dari batas-batas yang disebut di atas tidak dapat dilihat adanya desa-desa tersebut karena jarak antara desa masih sangat jauh. Desa Nggela memiliki iklim sedang dengan mata pencahariannya sebagai petani dan peternak, sedangkan para

41 wanitanya menghasilkan tenun ikat yang tidak hanya untuk dipakai sendiri, namun digunakan untuk upacara-upacara adat dan untuk dijual. Desa Nggela terdapat enam dusun (BPS Kabupaten Ende, 2012: 13) dimana lokasi penelitian ini berada di Desa Nggela 1 yang merupakan kampung asal bagi seluruh masyarakat Nggela. Di Nggela 1 ini terdiri dari 14 rumah adat dengan 16 Mosalaki yang memiliki peran dan fungsi yang berbeda demi kelangsungan hidup masyarakat Nggela. Selain itu ada beberapa rumah yang merupakan rumah penduduk biasa dan bukan rumah adat. Selain itu ada beberapa benda yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat sesuai dengan kepercayaan yang dianut. Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa pada umumnya di Kabupaten Ende letak pola permukiman adat selalu dilihat dalam hubungan dengan tempat asal manusia pertama Suku Ende-Lio yaitu Gunung Lepembusu. Berdasarkan pertimbangan inilah ujung permukiman adat Suku Ende-Lio selalu mengarah ke Gunung Lepembusu dan arah berlawanan mengarah ke daerah paling rendah yaitu lautan. Sesuai pertimbangan kosmologis yang mempertahankan keseimbangan antara dua titik ekstrim, kaitannya dalam permukiman yaitu ulu (kepala) dan eko (hilir). Diantara keduanya terdapat puse (pusat). Ulu dihubungkan dengan matahari terbit atau ke arah gunung Lepembusu sedangkan eko ke arah matahari terbenam atau berlawanan dengan gunung tempat asal-usul nenek moyang Suku Ende (Mbete dkk, 2008: 131).

42 Gunung U Permukiman adat B T Puse/ pusat S Laut Gambar 3.3. Orientasi Permukiman Adat di Kabupaten Ende Sumber: analisis Kerong, 2013 Dalam permukiman adat di Kabupaten Ende, Utara/ arah gunung sebagai arah utama atau yang disebut sebagai Ulu/ kepala, sedangkan arah Selatan/ arah laut merupakan arah yang berlawanan yang disebut Eko/ ekor. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Ulu sebagai tempat asal usul nenek moyang mereka yang diibaratkan sebagai matahari terbit, sedangkan Eko sebagai tempat yang berlawanannya diibaratkan sebagai matahari terbenam. Pada umumnya dalam permukiman adat selain terdapat arah Utara-Selatan sebagai dasar orientasi, juga terdapat arah Timur-Barat. Seperti yang diungkapkan oleh Dwijendra bahwa orintasi ruang di Bali terdapat orientasi dengan konsep

43 sumbu ritual Kangin (Timur) arah matahari terbit sebagai nilai utama dan Kauh (Barat) merupakan arah matahari terbenam sebagai nilai nista. Sedangkan orientasi dengan konsep bumi/ natural yaitu, Kaja (Utara) merupakan arah gunung sebagai nilai utama dan Kelod (Selatan) merupakan arah laut sebagai nilai nista (Dwijendra, 2008: 6). Namun dalam permukiman adat di Kabupaten Ende menurut Mbete seperti yang dijelaskan sebelumnya hanya terdapat arah Utara (Ulu) Selatan (Eko). 3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis data Menurut Masyhuri dan Zainuddin bahwa data yang diperoleh dapat berupa naratif, deskriptif, dalam kata-kata mereka yang diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, dan artifak (Masyhuri dan Zainuddin, 2008: 17). Berdasarkan ketiga rumusan masalah, maka data yang akan dikumpulkan bersifat kualitatif. Apabila dilihat lebih detail, data kualitatif ini dapat dikategorikan dalam dua jenis data, yaitu: 1. Data deskriptif yaitu: untuk mengetahui struktur organisasi masyarakat yang berkaitan dengan hierarki, kronologi terbentuknya struktur organisasi, dan peran dari tiap anggotanya. 2. Data gambar yaitu: berupa gambar-gambar dalam pola permukiman adat, elemen-elemen pembentuk permukiman adat, ruang, masa bangunan, fungsi, serta elemen-elemen lainya.

44 3.3.2 Sumber data Sumber data yaitu primer dan sekunder yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Data primer a. Observasi Kegiatan observasi meliputi melakukan pengamatan, pencatatan secara sistematik kejadian-kejadian, perilaku, objek-objek yang dilihat dan juga hal-hal yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini (Iskandar, 2009: 121). Sebagai langkah awal dari observasi yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi sebanyak-banyaknya. Setelah itu mulai mempersempitnya untuk lebih mengarahkan pada tema dari penelitian ini. Data yang diperoleh dari observasi yaitu data yang berkaitan dengan ruangruang yang terbentuk dari struktur organisasi masyarakat di Desa Nggela dan zona-zona dalam permukiman adat ini. Data yang diperoleh berupa data lapangan seperti foto-foto di lokasi penelitian juga dalam bentuk video rekaman untuk lebih dapat mempertanggungjawabkan data ini. Data diperoleh dengan mengambil foto ataupun video untuk melihat pola permukiman adat, elemen-elemen pembentuk dari permukiman adat, masa bangunan, serta fungsi dan peruntukkannya. Selain itu sebagai suatu permukiman yang merupakan tempat berkumpulnya masyarakat yang hidup dan memenuhi kebutuhanya sehari-hari perlu dilihat juga beberapa fasilitas yang ada dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Misalnya: sumber air, mata perncaharian, dan beberapa fasilitas dalam menunjang kehidupan masyarakatnya.

45 b. Wawancara Wawancara dengan berpegang pada pedoman wawancara pada beberapa tokoh masyarakat di Nggela yang dianggap memiliki peranan penting dalam masyarakat. Wawancara yang dilakukan adalah secara tidak struktur karena bebas menentukan fokus dari masalah wawancara dan proses wawancara dapat lebih fleksibel seperti pembicaraan biasa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi dari informan. Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui kronologi terbentuknya struktur organisasi ini dapat diketahui dengan menelusuri sejarah terbentuknya permukiman adat di Desa Nggela dan perkembangannya sehinnga bersifat tetap dan bertahan sampai pada saat sekarang. 2. Data sekunder Merupakan data yang berupa literatur ataupun data kepustakaan berupa bukubuku, jurnal, artikel, ataupun hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan permasalahan penelitian. Data ini digunakan untuk menelaah referensi-referensi yang berhubungan dengan struktur organisasi dan tata zonasi di permukiman adat Desa Nggela dan juga beberapa hal lain yang berkaitan misalnya aspek keyakinan, kosmologi, topografi, dan sifat ruuangnya, sehingga data ini dapat bermanfaat untuk menguji dan menganalisis dan juga memprediksikan hasil atau jawaban dari permasalahan penelitian.

46 JENIS DATA SUMBER DATA DATA Data Kualitatif (Analisis Penulis, 2013) Primer Sekunder Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data Wawancara Observasi Studi Pustaka Beberapa tokoh masyarakat Nggela yang memiliki peranan penting dalam masyarakat. Lapangan (permukiman adat desa Nggela). Buku, jurnal, artikel dan hasil penelitian terdahulu. Struktur organisasi masyarakat, hierarki, kronologi terbentuknya, serta peran anggotaanggotanya. Elemen-elemen permukiman, orientasi, topografi, jaringan dan infrastruktur. Sejarah, bentukstruktur organisasi, tata zonasi, peran dan hubungan diantara kedua hal tersebut. 3.4 Instrumen Penelitian Untuk mempermudah dalam penelitian ada beberapa instrument yang akan dipakai. Peneliti sebagai instrumen penelitian, menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, memganalisis data, menafsirkan data dan menverifikasi dan membuat kesimpulan dalam bentuk temuan (Iskandar, 2009: 117). Alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data yang dapat digunakan adalah: 1. Recorder, sebagai alat perekam saat mewawancarai informan dan para responden, 2. Kamera (digital) dan handycam, digunakan untuk mendokumentasikan objek penelitian (permukiman di Desa Nggela),

47 3. Notebook dan alat tulis, untuk sketsa kasar ataupun catatan hasil dari jawaban dari informan ataupun responden. 3.5. Teknik Sampling Dalam memperoleh data primer berupa hasil wawancara, maka teknik sampling yang digunakan dalam memilih nara sumber yang diwawancarai dengan menggunakan purposive sampling. Penentuan sample ini tentunya dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini, sampel atau nara sumber yang dipilih adalah dengan mempertimbangkan masyarakat di Desa Nggela yang telah lama tinggal, mengetahui sejarah, struktur organisasi, hierarkinya, serta peran masingmasing anggota dalam struktur organisasi tersebut. Setelah melakukan pengambilan sample secara purposive sampling akan dilanjutkan dengan dengan menggunakan teknik snowball sampling, semakin ke bawah semakin besar atau luas (Mansyuri dan Zainuddin, 2008: 178). Dalam pelaksaannya sampel yang dipilih, apabila dari satu atau dua nara sumber belum diperoleh informasi atau data yang dibutuhkan, maka selanjutnya dipilih lagi nara sumber berikutnya yang direkomendasikan atau disarankan oleh nara sumber sebelumnya yang tentunya nara sumber yang direkomendasikan memiliki pengetahuan mengenai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Nara sumber yang dipilih harus berdasarkan beberapa kriteria yang sesuai dengan topik dari penelitian ini. Nara sumber yang dipilih untuk menjadi sample adalah pertama orang-orang yang menghuni rumah-rumah adat di Desa Nggela. Dari jumlah rumah adat yang masih dihuni ada sekitar 14 rumah sehingga yang

48 dipilih adalah kepala keluarga yang sekaligus merupakan Mosalaki/ tuan tanah dari masyarakat Nggela. Walaupun terdapat 14 rumah adat yang masih dihuni bukan berarti ada 14 kepala keluarga, namun dalam satu rumah adat ada juga terdapat lebih dari satu kepala keluarga yang akan dijadikan sampling demi melengkapi data yang akan dicari. Data yang diperoleh belum lengkap sehingga melakukan wawancara pada orang yang tinggal diluar dari wilayah permukiman adat ini yang memahami masalah dalam penelitian. Namun dari ke-16 orang Mosalaki yang ada dalam permukiman adat ini yang menjadi prioritas utama adalah orang-orang yang memiliki kedudukan ataupun posisi tertinggi dalam struktur organisasi masyarakatnya. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan terlibat langsung ke lapangan dengan melakukan pengamatan dan wawancara secara mendalam kepada nara sumber, mengumpulkan dokumen-dokumen di lapangan. Untuk mendapatkan data ini, perlu didukung dengan instrumen-instrumen penelitian yaitu peneliti sendiri, dan juga alat-alat yang digunakan misalnya alat perekam suara (recorder), kamera, handycam, dan juga alat tulis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengumpulan data yaitu yang pertama yaitu pengamatan secara langsung di lapangan dengan mendapatkan fotofoto sebagai data yang bersifat eksternal. Data dari foto-foto dapat berupa foto lokasi, ruang-ruang ( ruang dalam dan ruang luar), elemen-elemen, sumber daya alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Selain data

49 berupa foto, data juga diperoleh dengan merekam menggunakan handycam, agar data bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Selain foto-foto dari lapangan, data lain fisik dapat dilakukan dengan sketsa tata zonasi dari permukiman adat di Desa Nggela. Pengamatan dan pengambilan gambar belum mendapatkan data yang dibutuhkan karena dengan melakukan pengamatan belum cukup untuk melengkapi data, maka dilakukan wawancara dengan orang-orang penting yang memiliki peranan dalam struktur organisasi masyarakatnya. Teknik wawancaranya tidak secara struktur karena disini peneliti bebas menentukan fokus permasalahan dalam penelitian dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari nara sumber tersebut. Nara sumber yang menjadi nara sumber tidak tetap jumlahnya dan disesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan. Beberapa langkah dalam wawancara ini adalah pertama dengan mewawancarai pemimpin atau tokoh-tokoh inti dari masyarakat di Desa Nggela dan sebelumya sudah disiapkan bahan sebagai pokok masalah dalam pembicaraan ini. Setelah mewawancarai tokoh-tokoh di Desa Nggela dan belum mendapatkan data yang cukup, maka wawancara dapat dilakukan lagi pada orang-orang yang direkomendasikan oleh nara sumber sebelumnya. Sehingga jumlah nara sumber dipengaruhi oleh data yang diperlukan. Dalam proses wawancara ini digunakan recorder agar dapat merekam hasil wawancara dengan nara sumber. Data dari dokumen diperoleh juga dari pemerintah setempat berupa data yang berkaitan dengan lokasi penelitian. Data yang diperoleh untuk menjawab ketiga

50 rumusan masalah ini dapat dilakukan dengan cara yang sama. Prosesnya dapat dilihat pada tabel berikut: Rumusan masalah Struktur organisasi dan tata zonasi permukiman adat di Desa Nggela Peranan struktur organisasi masyarakat dan tata zonasi permukiman Adat di Desa Nggela Hubungan antara struktur organisasi dan tata zonasi terhadap permukiman adat di Desa Nggela. (Analisis Penulis, 2013) Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data Jenis data Sumber data Instrument Teknik pengumpulan data Kualitatif Observasi Pedoman wawancara Recorder Alat tulis Wawancara Peneliti Kamera Handycam Alat tulis Kualitatif Observasi Pedoman wawancara Recorder Alat tulis Wawancara Peneliti Kamera Handycam Alat tulis Kualitatif Observasi Pedoman wawancara Recorder Alat tulis Wawancara Peneliti Kamera Handycam Alat tulis Mengamati lokasi Mengambil foto Merekam video Membuat sketsa Wawancara Merekam proses wawancara Mengamati lokasi Mengambil foto Membuat sketsa Wawancara Merekam proses wawancara Mengamati lokasi Mengambil foto Membuat sketsa Wawancara Merekam proses wawancara

51 3.7 Analisis Data Teknik analisis data bertujuan untuk menyederhanakan seluruh data yang diperoleh, menyajikan secara sistematik, kemudian mengolah, menafsirkan, dan memaknai data tersebut, dan akhirnya menarik kesimpulan. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data berupa foto atau gambar elemen-elemen permukiman, ruang, dan elemen yang dikeramatkan dan data hasil wawancara dengan beberapa nara sumber. Data hasil wawancara dalam bentuk rekaman kemudian diubah ke dalam bentuk tulisan. Setelah memperoleh data yang cukup dari lapangan, langkah selanjutnya adalah menyeleksi data tersebut untuk dianalisis dan menjawab ketiga rumusan masalah dalam penelitian ini. Setelah menyeleksi data yang diperoleh, data tersebut dikategorikan menjadi dua yaitu data yang sesuai dengan struktur organisasi masyarakat dan tata zonasi dala pola permukiman adat di Desa Nggela. Data yang sudah dikategorikan kemudian dianalisis dan dikaitkan dengan teori yang digunakan sehingga dapat memperoleh jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian ini. Setelah menjawab bentuk struktur organisasi masyarakat dan tata zonasi dala pola permukiman adat, maka langkah selanjutnya adalah dengan menggabungkan kedua kategori data tersebut untuk mencari peranan dan hubungan antara struktur organisasi dan tata zonasi dalam permukiman adat. Setelah data diketegorikan langkah selanjutnya adalah penyajian data ke dalam bentuk narasi, tabel, dan sketsa agar dapat diambil kesimpulan dari data yang sudah diperoleh. Dari hasil kesimpulan ini masih bersifat tentatif karena

52 interaksi antara peneliti dan informan atau responden bersifat khusus dan tidak bisa dipublikasikan. 3.8 Penyajian Hasil Analisa Data Analisis data merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, penggambaran, sketsa dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan temuannya bagi orang lain. Dari hasil kegiatan yang dilakukan baik berdasar studi pustaka dan studi lapangan, data yang terkumpul, dikategorisasikan, dan diseleksi sehingga tujuan penelitian untuk memahami bentuk tata zonasi permukiman adat Desa Nggela, struktur organisasi masyarakatnya, dan pengaruh yang terjadi antara kedua hal tersebut. Data yang diperoleh yang kemudian dianalisis disajikan dalam bentuk : 1. Naratif, menyajikan data ke dalam bentuk narasi dalam sebuah paragraf, digunakan untuk menyajikan data kualitatif. 2. Tabulasi, penyajian data ke dalam tabel. 3. Peta, menyajikan data yang dituangkan dalam peta tata zonasi dalam permukiman adat dan juga posisi rumah-rumah adat dalam permukiman adat sesuai pembagian zona-zona yang ada.