Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan. komunikator (pembicara atau penulis) maupun sebagai komunikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi. Selain itu, dalam membangun pertumbuhan mental seseorang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

ANALISIS MAKNA DALAM KATA MUTIARA PADA ACARA TELEVISI HITAM PUTIH DI TRANS7 BULAN AGUSTUS 2011: TINJAUAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB II LANDASSAN TEORI

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kabupaten Purbalingga (Kajian Semantik) ini berbeda dengan penelitian-penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pendukungnya. Dalam perubahan masyarakat Indonesia telah terjadi

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan seharihari.dalam

FILSAFAT BAHASA DAN BAHASA MENURUT LUDWIG WITTGENSTEIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

RAGAM BAHASA PEDAGANG KAKI LIMA DI TERMINAL PURABAYA SURABAYA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK. Ratna Dewi Kartikasari Universitas Muhammadiyah Jakarta

BAB II LANDASAN TEORI. penelitian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang berjudul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nurlaila Djamali (2005) mengkaji tentang Variasi Bahasa Bolaang Mongondow

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan peradaban dan kebudayaan serta satuan lambang bunyi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

2015 FENOMENA PENGGUNAAN NAMA-NAMA UNIK PADA MAKANAN DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat hidup bermasyarakat. Dengan bahasa orang dapat. lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,

BAB II LANDASAN TEORI. Prasetya, NIM , tahun 2010 dengan judul Konsep Penamaan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. akhirnya menjadi jawaban atas pertanyan-pertanyaan penelitian ini.

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial masyarakat yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, perubahan

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan oleh Dwikustanti (2010) yang berjudul Sarkasme pada Wacana Spanduk

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. perhatiannya terhadap karya sastra tersebut. mempunyai ciri khas tersendiri pada setiap pengarangnya.

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada

Pengertian Universal dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

RAGAM BAHASA REMAJA PUTERI DALAM PERCAKAPAN INFORMAL DI KAMPUS UPI TASIKMALAYA Oleh: Enung Rukiah ABSTRAK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMANTIK DR 414

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri atas beribu pulau, yang

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa daerah bagi penuturnya telah mendarah daging karena tiap hari

Transkripsi:

Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda Di Pesisir Selatan Tasikmalaya Oleh Fiana Abdurahman Abstrak Dalam seni bina, pembinaan, kejuruteraan, dan pembangunan harta tanah, bangunan merujuk kepada mana-mana struktur binaan manusia yang digunakan atau diduduki manusia sehari-hari. Pada dasarnya, bangunan merupakan kebutuhan bagi manusia sebagai tempat berlindung dari cuaca dan ancaman lainnya. Dalam peradaban masyarakat Sunda, rumah yang mereka tinggali memiliki bahan beragam, dengan bentuk yang khas, kontruksi dan proses pembuatan yang terstruktur dengan berbagai sebutan atau istilah baik pada alat,bahan maupun pada bagian- bagiannya. Gaya atau arsitektur bangunan sunda memiliki keunikan tersendiri,meskipun dapat dinyatakan bentuk arsitektur bangunan masyarakat sunda yang otentik dan abadi tidak ada dan selalu bersifat adaptif sesuai dengan perubahan kebudayaan masyarakatnya namun pola struktur bangunannya tetap dapat terlihat. Berangkat dari hal tersebut, struktur bangunan di Pesisir Selatan Tasikmalaya adaftif terhadap lingkungan alam sekitar namun memiliki ciri khas yang berbeda dengan daerah lainnya di Jawa Barat. Kata kunci: Bangunan, Tasikmalaya, Rumah Panggung Sunda, Struktur Bangunan, Makna Acuan, Frase, Istilah Bangunan. Pendahuluan Istilah apa saja yang terdapat pada bangunan Rumah Panggung Sunda di pesisir selatan Tasikmalaya? Makna acuan apa saja yang terdapat dalam istilah bangunan rumah panggung Sunda di pesisir selatan Tasikmalaya? Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Budaya Univ. Padjadjaran, Sastra Sunda. 1

Bahasa memiliki interaksi sosial yang luas. Sebagai konsekuensinya bahasa memiliki hubungan dengan aspek-aspek sosial tersebut. Oleh karena itu dalam suatu bahasa terdapat berbagai ragam bahasa. Variasi atau ragam bahasa dapat timbul karena berbagai faktor, salah satunya adalah fungsi pemakaian. Ragam yang dilakukan dari berbagai ranah kehidupan, di dalam berbagai jenis situasi, disebut laras bahasa (Moeliono, 1998:159) Variasi bahasa memiliki pola-pola bahasa yang sama, pola-pola tersebut dapat dianalisis secara deskriptif, dan pola-pola tersebut dibatasi oleh makna yang dipergunakanoleh penuturnya untuk berkomunikasi (Pateda, 1990:52). Pateda lebih lanjut menjelaskan bahwa variasi bahasa dapat dilihat dari (a) tempat, (b) waktu, (c) pemakai, (d) situasi, (e) dialek yang dihubungkan dengan sapaan, (f) status dan (g) pemakainya. Variasi bahasa dapat dilihat dari segi tempat, dalam artian tempat dibatasi oleh air, gunung atau hutan. Varisi ini menghasilkan apa yang disebut dengan dialèk. Dialèk merupakan perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan (Meilet,1967:70 dalam Ayatrohendi,1985:30). Selain itu, dialèk memiliki ciri lain, yaitu (1) seperangkat bentuk ujaran setempat yang berbedabeda, yang memiliki ciri-ciri umum dan masing-masing lebih mirip sesamanya dibandingkan dengan ujaran lain dari bahasa yang sama, dan (2) dialèk tidak harus mengambil semua bentuk ujaran dari sebuah bahasa. Di samping dialèk, masih ada lagi jenis bahasa lain yang dihubungkan dengan tempat, yaitu bahasa daerah, kolikal, dan vernakular. Bahasa daerah adalah bahasa yang dipakai oleh penutur bahasa yang tinggal di daerah tertentu, misalnya bahasa Sunda dan bahasa Jawa. Bahasa daerah sering dihubungkan dengan suku bangsa. Kolikal adalah bahasa yang dipakai sehari-hari oleh masyarakat yang tinggal di daerah tertentu. Vernakular adalah bahasa lisan yang berlaku sekarang pada daerah atau wilayah tertentu. Variasi bahasa dapat dilihat dari segi waktu yang dikenal dengan adanya dialèk temporal. Dialèk ini merupakan dialèk yang berlaku pada kurun waktu tertentu. 2

Variasi bahasa dapat pula berhubungan dengan pemakai. Dari segi ini variasi bahasa dapat dibedakan atas glosolalia, idiolèk, kelamin, monolingual, rol, status sosial, dan umur. Glosolalia adlah ujaran yang dituturkan ketika orang kesurupan. Idiolèk merupakan ciri bahasa perseorangan yang berhubungan dengan aksèn, intonasi dan lain-lain. Berdasar jenis kelamin, dikenal dengan adanya ragam bahasa laki-laki dan perempuan. Monolingual adalah penutur bahasa yang hanya menggunakan satu bahasa. Rol adalah peranan yang dimainkan seorang pembicara dalam interaksi sosial. Rol mempengaruhi suasana pembicaraan dan pilihan kata serta struktur kalimat yang digunakan. Variasi bahasa yang dihubungkan dengan status sosial pemakai bahasa, yaitu kedudukan yang dihubungkan dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Variasi lain menyangkut umur. Faktor umur dapat mempengaruhi bahsa yang digunakan. Semantik adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari makna, sedangkan makna adalah pertautan yang ada diantara unsur bahasa itu sendiri, terutama kata-kata, (Djajasudarma, 1993 :5). Makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan dengan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti. Makna memiliki tiga tingakan keberbedaan, yakni : 1. Makna menjadi suatu bentuk kebahasaan. 2. Menjadi isi kebahasaan. 3. Menjadi komunikasi yang mampu membuahkan informasi tertentu. Wittgenstein (1953) dan Nida (1975) dalam Djajasudarma (1999:1) berpendapat bahwa makna dapat ditinjau dari pendekatan analitik atau referensial, yakni pendekatan yang mencari esensi makna dengan cara menguraikannya atas unsur-unsur utama. Makna juga dapat dipelajari oleh pendekatan operasional, yaitu pendekatan yang mempelajari kata dalam penggunaannya, menekankan bagaimana kata secara operasional. Nida (1975:22) mengungkapkan adanya pendekatan ekstensional dan intensional. Pendekatan ekstensional adalah pendekatan yang memusatkan perhatian pada penggunaan kata di dalam konteks, 3

sedangkan pendekatan intensional adalah pendekatan yang memusatkan perhatian pada struktur-struktur konseptual yang berhubungan dengan satuan-satuan utama. Kata memiliki berbagai jenis makna, diantaranya makna sempit, makna luas, makna kognitif, makna konotatif dan emotif, makna referensial, makna kontruksi, makna leksikal dan gramatikal, makna idesional, makna proposisi, makna pusat, makna piktorial, dan makna ideomatik (Djajasudarma, 1993 :6). Pembahasan Dapat dinyatakan bentuk arsitektur bangunan masyarakat sunda yang otentik dan abadi tidak ada dan selalu bersifat adaptif sesuai dengan perubahan kebudayaan masyarakatnya Dalam penelitian ini saya mencoba menganalisis mengenai Bagaimana Struktur Istilah Bangunan Rumah Panggung Sunda di Pesisir Selatan Tasikmalaya. Dalam hal ini saya mencoba mengklasifikasikan struktur istilah bangunan berdasar proses pembentukan kata (morfem). Struktur kosakata dan frase bangunan rumah panggung Sunda di Pesisir Selatan Tasikmalaya yang saya temukan adalah kosakata yang merupakan kata dasar dan terdiri dari satu morfem (monomorfemis), banyak morfem atau gabungan dari dua morfem atau lebih berupa pengulangan dan komposisi. Frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non predikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis didalam kalimat (Chaer, 2003: 22). Sedangkan menurut Djajasudarma dan Abdulwahid (1986: 59), frase adalah unsur sintaksis yang terdiri atas dua unsur atau lebih yang tidak predikatif. Predikatif untuk membedakan dari klausa, karena klausa termasuk unsur sintaksis, yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang predikatif. Frase termasuk unsur yang membentuk klausa. 4

Berdasarkan distribusinya, frase dibedakan menjadi dua, yaitu frase endosentris dan frase eksosentris (Ramlan, 1981: 154). Makna referensial adalah makna yang berhubungan langsung dengan kenyataan atau referent, Djajasudarma (1999:11), makna referensial disebut juga makna kognitif, karena memiliki acuan. Misalnya (1) Orang 1 membunuh orang 2, dan (2) Orang itu membunuh dirinya sendiri. Pada data (1) orang 1 berbeda dengan orang 2, orang 1 menunjukan pelaku dan orang 2 menunjukan korban, makna referensial mengacu pada konsep yang sama ( orang = manusia). Data yang kedua memiliki makna yang sama yaitu orang yang sama. (Bangunan khas Pesisir Selatan Tasikmalaya) 5

(Bagian-bagian bangunan Sunda) Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini saya mengambil simpulan yang merupakan jawaban dari identifikasi masalah. Struktur kosakata dan frasa pada bangunan rumah panggung Sunda di pesisir Selatan Tasikmalaya ada yang berbentuk kata dasar dan ada yang berbentuk kata turunan. Untuk kata turunan dibagi lagi kedalam dua kelompok yaitu kata ulang dan komposisi. Untuk kata ulang itu sendiri dibagi menjadi kata ulang utuh dan kata ulang sebagian. sedangkan untuk bentuk komposisinya terbagi kedalam dua kelompok, yaitu 6

gabungan antara dua unsur kata dan komposisi yang terdiri dari tiga unsur pembentuk kata. Dalam kosakata dan frasa pada bangunan rumah panggung Sunda di pesisir Selatan Tasikmalaya dapat disimpulkan bahwa kosakata istilah bangunan Sunda memiliki makna referensial mengacu pada bentuk atap bangunan, bagian ruang bangunan, bahan pembuatannya, bagian tubuh, mengacu pada hewan, fungsi dan pola yang ada. Dalam penelitian istialah bangunan rumah panggung Sunda di Pesisir Selatan Tasikmalaya ini hanya dibahas mengenai jenis, struktur pembentuk kata, dan makna berdasar pada bentuk atap bangunan, bagian ruang bangunan, bahan pembuatannya, bagian tubuh, mengacu pada hewan, fungsi dan pola tertentu. untuk penilitian selanjutnya diharapkan mengkaji mengenai asal muasal kata tersebut dan fungsi bangunan yang ada,karena bila kita kaji lebih mendalam,bangunan bangunan tradisional sunda memiliki filosofi dan pemikiran yang sangat baik sehingga dapat beradaptasi dan bertahan. Juga tidak tertutup kemungkinan dilakukan penelitian lanjutan dengan meneliti perbandingan antara kosakata istilah bangunan Sunda di Pesisir Selatan Tasikmalaya dengan daerah lainnya. Daftar Sumber: http://id.wikipedia.com/bangunan.htm Salura, Purnama. 2005. Menelusuri Arsitektur Masyarakat Sunda. Bandung: PT. Cipta Sastra Salura Arsitektur Rumah dan Pemukiman Tradisional di Jawa Barat.2011, Bandung: DISPARBUD Provinsi Jawa Barat 7