BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT



dokumen-dokumen yang mirip
KEGIATAN TAHUN 2015 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2016

KONSEP UMUM KEBUDAYAAN -Data Pokok Kebudayaan-

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEBIJAKAN PROGRAM DAN ANGGARAN DITJEN KEBUDAYAAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

L2B Ahmad Farid R Museum Armada TNI AngkatanLaut Surabaya 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah

Assalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua,

BAB I PENDAHULUAN. Aceh secara geografis terletak di jalur perdagangan Internasional yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan

Sejarah Peraturan Perikanan. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB V KESIMPULAN. Dari pembahasan mengenai Peran Sultan Iskandar Muda Dalam. Mengembangkan Kerajaan Aceh Pada Tahun , maka dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

Konsep Manajemen Pengelolaan Pesisir & Pulau- Pulau Kecil. Perencanaan Kawasan Pesisir

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

luas. Secara geografis Indonesia memiliki km 2 daratan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan terbesar di dunia dengan

BERITA NEGARA. No.1486, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Indonesia. Warisan Budaya Takbenda. Pelaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dari kata majemuk bahasa Inggris folklore, yang terdiri atas kata folk dan lore.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Pengantar Ilmu dan Teknologi Maritim

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA MALUKU (Paparan Dinas Pariwisata Provinsi Maluku)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

PRESS RELEASE Wujudkan Poros Maritim, Pemerintah Harus Lindungi Kepulauan Aru

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Judul INDONESIAN MARITIME MUSEUM DI YOGYAKARTA. Pendekatan pada teori teori proporsi pada arsitektur

Sambutan Presiden RI pd Acara Puncak Sail Komodo 2013, tgl.14 Sept 2013, di NTT Sabtu, 14 September 2013

Tulisan Lepas Seorang Pelaku Pariwisata Yang Amat Mencintai Negerinya. Bembeng Je Susilo

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KERJA SAMA KEAMANAN MARITIM INDONESIA-AUSTRALIA: TANTANGAN DAN UPAYA PENGUATANNYA DALAM MENGHADAPI KEJAHATAN LINTAS NEGARA DI PERAIRAN PERBATASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dan kesatuan suatu bangsa dapat ditentukan dari aspek- aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang hidup dengan

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kedua didunia. Wilayah pesisir Indonesia yang luas memiliki garis pantai

KEBIJAKAN PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN DI INDONESIA. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimasukan kedalam kelompok Negara mega-biodiversity yang merupakan dasar dari

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup sosio-kultural yang lebih sempit, salah satu manfaat

I. PENDAHULUAN. Dilihat dari sejarah Indonesia ketika berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu, kemudian lahirnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga menjadi sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada masa lalu, wilayah nusantara merupakan jalur perdagangan asing

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya inilah yang mampu membuat bangsa Indonesia

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan 2014

PENGANTAR ILMU DAN TEKNOLOGI KEMARITIMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menerus meningkat, memerlukan modal yang besar jumlahnya. Pengembangan kepariwisataan merupakan salah satu alternatif yang

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA-KOTA AWAL DI KABUPATEN REMBANG TUGAS AKHIR. Oleh: OCTA FITAYANI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1

SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pelayaran melintasi perairan Indonesia yang dilakukan penulis 1 menjadi

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam tradisi mereka. Budaya dan sumber-sumber sejarah tersebut dari generasi

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sutaryo Pusat Studi Pancasila UGM Kongres Maritim September 2014 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

Transkripsi:

BUDAYA MARITIM NUSANTARA DAN GERAKAN KEMBALI KE LAUT Gusti Asnan (Jur. Sejarah, Fak. Ilmu Budaya, Univ. Andalas Padang gasnan@yahoo.com)

Berbincang mengenai budaya maritim Nusantara sesungguhnya membincangkan budaya Nusantara itu sendiri Mengapa? Nusantara identik dengan maritim Budaya Nusantara juga identik dengan budaya maritim Setiap perubahan budaya yang meninggalkan dunia maritim akan gagal, atau pada saat negeri ini dalam kondisi gagal Nusantara adalah negeri bahari Nusa (pulau-pulau) ada di kawasan perairan (laut) Makin banyak pulaunya semakin luas kawasan lautnya Nusantara adalah sebuah negeri yang memiliki kawasan laut lebih luas daripada daratannya. Dewasa ini luas perairan laut Indonesia 7,9 juta km 2 (termasuk ZEE) dan berdasarkan data UNCLOS 82 wilayah Perairan Kepulauan Indo-nesia 3,1 juta km 2 dan Wilayah Laut 0,3 juta km 2. Dalam sejarahnya, kawasan laut itu beberapa kali mengalami perubahan (bertambah luas)

Tidak itu saja, Nusantara adalah negeri yang memiliki sejumlah kawasan laut utama Laut Jawa, Laut Banda, Laut Aru, Laut Flores, dll Archipelago dari kata archipelagus : archi = utama dan pelagus = laut (berarti laut utama, yaitu Laut Tengah pada masa Romawi). Archipelago bukan kumpulan pulau, tetapi laut di mana terdapat sekumpulan pulau. Sehingga adalah sebuah kesalahan ketika Archipelagic State diterjemahkan menjadi Negara Kepulauan seharusnya Negara Bahari Kebudayaan ditentukan oleh ruang, maka budaya Nusantara yang dominan lautnya, secara langsung atau tidak, adalah budaya bahari unsur-unsur dan aspek-aspek budayanya, berhubungan dengan dunia bahari Namun, kebudayaan juga ditentukan oleh waktu (saat dia tumbuh, berkembang dan dipakai) dalam kenyataan ini, disadari atau tidak, disetujui atau tidak, budaya bahari menjadi budaya dominan Nusantara hanya di masa lampau Apalagi, menurut Purwadarminta (KUBI) kata bahari ini bersinonimkan purbakala atau dahulu kala Jadi berbicara tentang zaman bahari ditafsirkan berbicara tentang zaman dahulu Berbincang tentang kebudayaan bahari juga dimaknai dengan berbicara tentang kebudayaan yang ada di masa lalu

Hal ini terlihat dari berbagai tulisan sejarawan atau peminat/pengamat dunia bahari, hingga pernyataan pemerintah (pejabat pemerintah) Ada puluhan atau ratusan tulisan yang mengatakan bahwa dewasa ini: Budaya maritim Indonesia khususnya dan dunia maritim Indonesia pada umumnya tengah berada di titik nadir. Aspek-aspek maritim Nusantara nyaris menjadi rongsokan. Kejayaan bahari kita telah lenyap atau tidak lagi menjadi budaya yang dominan. Indonesia telah lama memunggungi laut. Memunggungi samudra (Jokowi). "Sampai dengan era SBY selesai, Indonesia belum layak disebut sebagai negara maritim karena perekonomian, industri, serta perniagaannya belum betul-betul mengoptimalkan potensi laut (anggota DPR Yudi Widiana Adia) Dll., dlsbnya Namun, tidak semua yang dikemukakan di atas benar adanya Budaya bahari itu tidak lenyap semuanya, sebagian (atau sedikit) di antaranya masih ada dan tersisa Di lapangan, kita melihat bahwa berbagai aspek maritim masih dipraktikkan Termasuk TOR kegiatan kita ini: Dalam memori kolektif bangsa, laut yang membentang luas di Nusantara ini telah meninggalkan warisan budaya maritim. Budaya maritim masa lalu membekas kuat sampai saat ini.

Warisan Budaya Maritim: Warisan budaya bendawi hal-hal yang dapat disentuh dan dipakai Warisan budaya tak benda segala praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan -serta alat-alat, benda (alamiah), artefak, dan ruang-ruang budaya terkait dengannya - yang diakui oleh berbagai komunitas, kelompok, dan dalam hal tertentu perseorangan sebagai bagian warisan budaya mereka. Wujud dari warisan budaya tak benda: Tradisi, ekspresi lisan termasuk bahasa, seni pertunjuk-an, adat istiadat masyarakat, ritus, perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta serta kemahiran kerajinan tradisional. Warisan budaya tak benda: Diwariskan dari generasi ke generasi Senantiasa diciptakan kembali sebagai tanggapan terhadap lingkungannya, interaksinya dengan alam, serta sejarahnya Memberikan rasa jati diri dan keberlanjutan untuk memajukan penghormatan keanekaragaman budaya dan daya cipta insani.

Ada banyak warisan bendawi dan tak benda yang berhubungan dengan dunia bahari: Perlu dicari, ditelusuri, diungkapkan, dan diberitahukan Apalagi, dari sebagian besar warisan bendawi dan tak benda yang diakui atau yang dicatat tidak/belum berkaitan dengan aktivitas bahari Contoh, dari 8 yang telah ditetapkan: Benda Candi Borobudur; Candi Prambanan; Situs Manusia Purba Sangiran; dan Subak Bali. Tak Benda Wayang; Keris; Batik; Angklung; Tari Saman, dan Noken (tas rajut multifungsi Papua). Budaya Maritim Aspek2 Maritim: Perkapalan Pelayaran Perdagangan Perompakan Pengetahuan bahari Tradisi bahari Perikanan Memiliki sejarah yang panjang Sejak praseja-rah dan bukti2 yang banyak (baik bendawi atau tak benda), ditemukan/ dipraktik-kan di hampir seluruh pelosok Nusantara

Masing-masing aspek maritim di atas telah melambat/terpinggirkan jauh di masa silam Melambat/terpinggirkan seiring dengan masuk dan hadirnya bangsa Barat ke Nusantara (abad ke-16) Melambat/terpinggirkan dalam artian nyaris tidak mengalami perkembangan lagi sebaliknya aspek2 dan budaya maritim pihak sana mengalami perkembangan yang dahsyat Ada hubungan yang erat antara kejayaan dunia/budaya maritim dan kejayaan Nusantara Pada saat aspek2 maritim hebat, Nusantara hebat Contoh pada era Sriwijaya, Majapahit, dan Malaka (untuk menyebut sebagian) Untuk Sumatera Tome Pires Reinos/Terras maritim Perkapalan (perahu, lancara, junk, kapal besar, dll dalam jumlah yang banyak) Pelayaran (kawasan Selat Malaka dan Teluk Benggala) Perdagangan (beragam komoditas, beragam mitra) Perompakan (hampir semua terras dan reinos) Pengetahuan bahari Tradisi bahari Perikanan

Pada saat aspek2 maritim Nusantara dipinggirkan, kegemilangan (kebudayaan) Nusantara juga sirna Sebaliknya, Penguasa Baru yang menguasai laut tampil mendominasi dan meraih kesuksesan dan kejayaan Penguasa Baru adalah bangsa2 yang mengembangkan aspek2 maritimnya Mulai dari Portugis, Perancis, Inggris, Belanda, dan Jepang menguasai laut dan aspek2 maritim. Kini ada Gerakan Kembali Ke Laut Menghadap ke laut, menghadap ke samudera Menjadi poros maritim Gerakan ini harus dengan semangat mengembalikan aspek-aspek maritim, aspek2 maritim harus kuat dan dominan Pemerintah harus dimaritimisasikan atau memaritimisasikan dirinya (ada porsi perhatian yang lebih besar terhadap dunia dan aspek2 maritim). Budaya maritim akan tampil dan kuat!!!!

Perlu ada sebuah upaya awal Upaya yang memperlihatkan kedaulatan kita di laut Bisa dimulai dari yang sederhana namun berkesan (karena kalau diawali dengan yang besar/canggih mungkin belum mampu) Upaya membersihkan laut kita dari kapal asing yang mencuri kekayaan laut kita dan memasuki perairan secara illegal Diiringi dengan penguatan aspek 2 maritim (setidaknya) perkapalan dan perikanan Bila kita mampu membersihkan laut kita dari kapal2 asing yang memasuki serta beroperasi secara illegal akan muncul kebanggaan bahari Akan didapat keuntungan dari potensi laut Akan ada upaya memperkuat infrastruktur kelautan Akan ada gairah ke laut Akan muncul budaya yang mengarah dan mengapresiasi laut Waktu akan membuktikan!!!

SEKIAN TERIMA KASIH