Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Hasil Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

2

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

B. SUMBER PENDANAAN (10) PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN (PPSDMK) (Juta Rupiah) Prakiraan Kebutuhan

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Estimasi Kesalahan Sampling Riskesdas 2013 (Sampling errors estimation, Riskesdas 2013)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional P2STPFRZR BAPETEN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

Historical cakupan lokasi sasaran PNPM Mandiri Perkotaan

Pengenalan perangkat lunak untuk survei data dosis pasien dalam rangka penyusunan Indonesia Diagnostic Reference Level (I-DRL) P2STPFRZR BAPETEN 2015

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

BAB II DESKRIPSI DAN PROFIL PENDERITA DIABETES

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

2 menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem Perbendahar

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN KEBUTUHAN SDM KESEHATAN. Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan Tahun 2013

ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. tentu dapat menjadi penghambat bagi proses pembangunan. Modal manusia yang

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016

- 1 - KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/HUK/2018 TENTANG PENETAPAN PENERIMA BANTUAN IURAN JAMINAN KESEHATAN TAHUN 2018

ALOKASI TAHUN ANGGARAN 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Pertumbuhan Produksi Tahunan Industri Mikro dan Kecil YoY menurut Provinsi,

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PAPUA BARAT MARET 2017 MEMBAIK

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

PEMBAGIAN KUOTA PELAKSANAAN ASESMEN ONLINE PEGAWAI KEMENDIKBUD TAHUN 2017

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017

Tabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

BAB II HASIL PENILAIAN PROPER

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DIAGNOSTIC REFERENCE LEVEL (DRL) NASIONAL

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH JULI 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

HASIL SELEKSI SNMPTN 2017

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK NUSA TENGGARA BARAT MARET 2017 MENINGKAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

Disampaikan oleh : Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian. Makassar, 24 April 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

BERITA RESMI STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

URGENSI PENGUATAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) DENGAN STANDARISASI UPAH NASIONAL OLEH SUBIYANTO,SH ANGGOTA DJSN RI UNSUR PEKERJA

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Pendidikan dan Peran Fisikawan Medik dalam Pelayanan Kesehatan

PETUNJUK DISKUSI RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL (RAKERKESNAS) TAHUN 2017

Transkripsi:

Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Hasil Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Djarwani S. Soejoko Departemen Fisika Facultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia djarwani@fisika.ui.ac.id

Garis besar presentasi 1. Pendahuluan, informasi mengenai uji kesesuaian 2. Pelaksanaan uji kesesuaian th. 2012 2015 Kondisi pesawat sinar X di tanah air Pelaksanaan dan hasil uji kesesuaian 3. Rekomendasi 4. Kesimpulan

1. Uji Kesesuaian PP 33 tahun 2007, tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, pengawasan penggunaan radiasi pengion, termasuk dalam bidang medis Uji kesesuaian pesawat sinar X untuk radiologi diagnostik dan intervensional diatur dalam Perka BAPETEN no 9 tahun 2011, dengan implementasi mulai 8 Juni 2012

Untuk keselamatan dan proteksi pada personel, publik/masyarakat, dan pasien, BAPETEN membuat pembatasan eksposi pada kinerja pesawat sinar X, dinyatakan dengan peraturan uji kesesuaian BAPETEN juga menjatuhkan sangsi pada pengguna yang melanggar peraturan, agar pengguna memperbaiki kinerja peralatan yang dimilikinya Penalti disesuaikan dengan tingkat keseriusan dan frekuensi pelanggaran

Untuk memastikan sesuai dengan peraturan, pengguna harus: Membaca dan mengerti semua peraturan Komunikasi dengan BAPETEN bila belum jelas, dengan surat ataupun dengan sistem komunikasi lain. Melakukan semua tests dan kontrol kualitas secara berkala dengan perioda yang sesuai. Menyimpan semua data hasil pengukuran, kontrol kualitas, dan pelaksanaan koreksi yang telah dilakukan. Kerjasama dengan BAPETEN, untuk membuat berbagai perbaikan pedoman peraturan

Perlu diperhatikan Diperlukan pengecekan peralatan (kontrol kualitas) radiologi diagnostik secara teratur, yang menjamin konsistensi kualitas citra tinggi, keselamatan lingkungan, menyesuaikan dengan peraturan berbagai badan terkait Kontrol kualitas (QC) berkaitan dengan aspek teknik proses pengukuran non-invasive yang difokuskan pada kinerja peralatan Hampir semua tests uji kesesuaian sebetulnya disyaratkan pula dalam QC. Apabila ada perbedaan, sebaiknya pengguna menambahkannya dalam pelaksanaan QC.

Informasi: Proses QC dimulai dari pemilihan peralatan, mampu menghasilkan citra (spesifikasi khusus) dengan kualitas tinggi, dengan dosis pasien, harga, dan waktu penurunan fungsi/degradasi layak (pantas) Test penerimaan penting Menentukan kinerja alat sesuai dg spesifikasi Menyediakan data base untuk pemantauan kinerja selanjutnya (QC) Kenapa QC perlu? Karena QC bertujuan untuk mendeteksi perubahan yang mungkin mengakibatkan degradasi kualitas citra signifikan atau terjadi kenaikan eksposi 7

2. Pelaksanaan dan hasil uji kesesuaian (2012 2015) BAPETEN telah melakukan sosialisasi uji kesesuaian ke berbagai daerah, (rumah sakit, para birokrat Kemenkes daerah), di seluruh tanah air. Namun tentu saja tidak dapat menjangkau ke seluruh rumah sakit. 2012 persiapan, training para tester, uji coba di beberapa rumah sakit Praktis pelaksanaan uji kesesuaian secara efektif dimulai th. 2013

Kondisi pesawat sinar X radiologi diagnostik Tercatat oleh BAPETEN ada 5981 pesawat sinar X diagnostik sampai dengan Juli 2015 Jenis pesawat : radiografi umum, radiografi mobile, radiografi gigi dan panoramik, mammografi, computed tomography (CT), fluoroskopi konvensional dan fluoroskopi intervensional Jangkauan pengawasan BAPETEN: untuk keselamatan penduduk 259. 940.857 (BPS 2015) di 34 provinsi

Distribusi penduduk dan pesawat sinar X provinsi Jml pend. (juta) Jml pesawat provinsi Jml pend. (juta) Jml pesawat Aceh 4.5 45 Kep. Riau 1.7 64 Sum. Utara 13.0 238 DKI Jakarta 9.6 1248 Sum. Barat 4.8 73 Jawa Barat 43.0 10.69 Riau 4.5 108 Jawa Tengah 32.4 817 Jambi 3.1 33 DKI Yogyakarta 3.5 208 Sum. Selatan 7.5 122 Jawa Timur 37.5 815 Bengkulu 1.7 21 Banten 10.6 286 Lampung 7.6 86 Bali 3.9 140 Bangka Belitung 1.2 32 Nusa Tengg. Barat 4.5 73

provinsi Jml pend. (juta) Jml pesawat provinsi Jml pend. (juta) Jml pesawat Nusa Tengg. Timur 4.7 34 Sulawesi Selatan 2.2 50 Kalimantan Barat 4.4 55 Gorontalo 1.0 15 Kalimantan Tengah 2.2 16 Sulawesi Barat 1.2 2 Kalimantan Selatan 3.6 75 Maluku 1.5 10 Kalimantan Timur 3.6 168 Maluku Utara 1.0 9 Kalimantan Utara 2.3 14 Papua Barat 0.8 5 Sulawesi Utara 2.2 18 Papua 2.8 14 Sulawesi Tenggara 2.2 18 Sumber BPS (2014) dan BAPETEN (2015) 11

Persentase jenis pesawat 2013 Jenis pesawat persentase Radiografi Umum 38.0 Radiografi mobile 22.5 Radiografi Gigi 19.3 Fluoroskopi 9.6 CT 8.1 Mammografi 2.6 Sumber BAPETEN 12

Tipe rumah sakit berpengaruh pada jumlah dan kompleksitas pesawat Rumah sakit A dan B umumnya dilengkapi dengan peralatan radiologi diagnostik berbagai jenis pesawat dengan teknologi tinggi, dan melaksanakan prosedur pemeriksaan dengan teknologi maju Untuk menjamin keselamatan radiasi, diperlukan infrastruktur Fisika Radiologi Diagnostik di Rumah Sakit A dan B. Adapun untuk keselamatan radiasi rumah sakit C dan D untuk sementara dapat dibantu oleh rumah sakit A dan B.

Jumlah dan jenis rumah sakit di tanah air (Kemenkes 2015) Tipe RSU RSK jumlah A 21 37 58 B 286 45 331 C 680 182 862 D 449 27 476 Tipe belum ditetapkan 461 246 707 Total 1897 537 2 434 RSU Rumah sakit umum RSK- Rumah sakit khusus Jumlah rumah sakit A dan B : 389

Jumlah rumah sakit pemerintah dan swasta (Kemenkes 2015) lanjutan Status Pemerintah/ swasta RSU RSK Jumlah Publik pemerintah 782 86 868 Swasta non provit 536 172 708 Privat swasta 523 272 795 BUMN 56 7 63 1897 537 2434 Jumlah rumah sakit pemerintah : 868 Jumlah rumah sakit swasta dan BUMN : 1566

Peralatan dengan teknologi lanjut, banyak dirumah sakit berbagai kota besar (pemerintah maupun swasta). Contoh: CR, DR, CT, mammografi, peralatan intervensional Kecepatan perkembangan peralatan radiologi diagnostik tidak lepas dari kontribusi rumah sakit swasta. Kemajuan teknologi peralatan dan prosedur relatif swasta lebih cepat Untuk informasi: rumah sakit pemerintah selain untuk layanan masyarakat, juga untuk pendidikan dan riset.

Hampir semua instalasi radiologi diagnostik belum memiliki infrastruktur Fisika Medis (peralatan Fisika, sdm), kontrol kualitas belum membudaya, perawatan alat (umumnya dilakukan oleh vendor dengan contract service) Pada saat penerimaan peralatan dari vendor, umumnya uji penerimaan terbatas, belum termasuk limitasi eksposi dan berbagai parameter indikator kualitas citra, sehingga hampir semua pesawat tidak memiliki data acuan untuk uji kesesuaian maupun kontrol kualitas.

Pelaksanaan dan hasil uji kesesuaian Jumlah institusi pelaksana UK : 20 Tester pelaksana uji kesesuaian, memiliki sertifikat BAPETEN Jumlah personal uji 74 orang ( Juli th. 2015), dengan jumlah peralatan uji masih terbatas Tim ahli (kerjasama antara BAPETEN dan Departemen Fisika FMIPA UI), beranggotakan fisikawan medis, mengevaluasi laporan hasil uji (LHU), jumlah anggota : ~ 12 orang

Alokasi waktu khusus yang diperlukan untuk pelaksanaan UK, masalah ini sering belum dimengerti oleh pihak rumah sakit. Jenis pesawat Perkiraan waktu UK (jam) Radiografi umum/mobile 2-3 Radiografi gigi intra oral 2 (maks) Radiografi panoramik 4 6 Fluoroskopi umum 5-6 Fluoroskopi intervensional 6 8 Mammografi 4-6 CT 6-8 19

Khusus untuk CT dan catlab (fluoroskopi intervensional) pelaksanaan UK perlu pendampingan pihak vendor, agar temuan tidak kesesuaian dapat dikoreksi langsung Standar lolos uji dan format laporan bersifat dinamis, disesuaikan dengan perkembangan peralatan ( perlu diketahui oleh personal uji maupun tim ahli). Contoh, fluoroskopi digital (FPD) memerlukan eksposi lebih tinggi dibanding dengan fluoroskopi konvensional (II).

LHU (laporan hasil uji) dan LEHU (laporan evaluasi hasil uji) Tahun LHU LEHU Total LEHU andal Andal perbaikan 2013 1 033 26 (54%) 7 (15%) 2014 1 649 130 (49%) 2015 (6 bln) 774 149 (60%) 57 (22%) 48 (19%) Tidak andal 15 (31%) 77 (29%) 51 (21%) 48 264 248

Rekomendasi Standar UK dinamis, meningkat sesuai dengan kemajuan teknologi dan kompleksitas pesawat, sehingga personel uji dan tim ahli harus selalu belajar terus Vendor yang telah memiliki peralatan UK, melaksanakan UK bersamaan dengan uji penerimaan, untuk acuan UK dan QC selanjutnya Untuk pengawasan, semua teknologi dan penggunaan pesawat yang sudah ada di tanah air perlu dipelajari dan diketahui oleh BAPETEN, para personel uji dan tim ahli.

Sebaiknya vendor melaporkan spesifikasi pesawat yang akan dipasang (utamanya pesawat dengan teknologi lanjut) ke BAPETEN, untuk dipelajari dan disiapkan sistem pengawasannya. Kemajuan kompleksitas, teknologi, dan prosedur penggunaan peralatan meningkat terus, tidak ada limit, tergantung kepada kemampuan investasi (swasta akan lebih cepat), BAPETEN harus memiliki staf pakar dalam berbagai bidang, mampu melaksanakan pengawasan peralatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi

BAPETEN sebaiknya mulai memfasilitasi pertumbuhan para pakar di berbagai bidang, melalui pendidikan dan pengalaman, kesempatan belajar terus menerus Dengan UK, meningkatkan kualitas kinerja pesawat sinar X radiologi diagnostik dan intervensional di seluruh tanah air mencapai standar nasional dan internasional Meningkatkan jumlah personel uji, tenaga ahli (sdm profesional dan kompeten), jumlah tester beserta perangkat peralatan UK Untuk informasi, meningkatkan sdm berkualitas (personel uji dan tenaga ahli, diperlukan pendidikan dan pengalaman khusus)

Untuk rumah sakit, limitasi penggunaan eksposi dengan produk kualitas tinggi perlu disosialisasikan (kepada para profesional) secara terus menerus Diperoleh jaminan limitasi eksposi, apabila kontrol kualitas peralatan dilaksanakan reguler, berarti memiliki fisikawan medis beserta peralatan yang memadai (pembentukan infrastruktur) Untuk informasi, kinerja pesawat prima akan menghasilkan kualitas citra prima pula, yang diharapkan hasil diagnosa citra standar nasional dan internasional tercapai untuk semua rumah sakit di tanah air.

Kesimpulan Kita bersyukur meskipun terlambat, kita sudah mulai memperhatikan kinerja pesawat radiologi diagnostik dan intervesional Sementara ini jumlah pesawat yang tidak andal relatif masih tinggi, perlu memperoleh perhatian, aktivitas QA belum membudaya di rumah sakit, peran Fisika Medis dalam Radiologi Diagnostik belum dikenal. BAPETEN perlu sosialisasi terbentuknya infrastruktur fisika medis beserta fisikawan medis berkualifikasi, perhatian dapat dimulai pada rumah sakit tipe A dan B

Kemajuan teknologi dan penggunaan peralatan dalam radiologi diagnostik dan intervensional memerlukan peningkatan pengetahuan personel uji dan tenaga ahli terus-menerus. Untuk pengawasan penggunaan radiasi pengion dalam bidang medis, BAPETEN perlu memiliki para pakar dalam berbagai bidang. Uji kesesuaian baru berlangsung sekitar 4 tahun, tentu masih banyak kekurangan, kita harus belajar terusmenerus memantapkan sistem kesesuaian ini

Diharapkan dengan pengawasan BAPETEN ini, kinerja pesawat sinar X selalu prima, sehingga citra medis kualitas tinggi merata di seluruh tanah air, dapat dikomunikasikan secara nasional maupun internasional.

Terima Kasih