HUBUNGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PROSES PERSALINAN KALA 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUGIO KABUPATEN LAMONGAN Heny Ekawati ABSTRAK Persalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi yang siap hidup di dunia luar. Pada proses persalinan melewati empat kala. Pada kali I dibagi menjadi dua fase yaitu fase aktif dan fase laten, pada fase ini akan timbul nyeri. Pada primi berlangsung sekitar 13 jam, dan pada multi sekitar 7 jam. Metode pengendalian nyeri non farmakologi diantaranya teknik hypnobrithing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan teknik hypnobirthing terhadap penurunan skala nyeri persalinan kala I di wilaya kerja Puskesmas Sugio Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan studi analitik korelasi dengan pendekatan crossetional. Populasi sejumlah 26 orang, teknik sampling menggunakan consecutive sampling, didapatkan sampel sejumlah 2 orang. Variabel independent teknik hypnobirthing dan variabel dependen nyeri persalinan. Pengumpulan data dengan lembar observasi, pengolahan data menggunakan editing, coding, tabulasi, skoring, dan tabulasi silang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar atau 65% ibu bersalin menggunakan teknik hypnobirthing dan mengalami nyeri sedang. Kesimpulan ada hubungan teknik hypnobirthing terhadap penurunan skala nyeri persalinan kala I di wilaya kerja Puskesmas Sugio Lamongan. Melihat hasil dari penelitian ini maka perlu adanya peran petugas kesehatan untuk memberikan informasi kepada keluarga dalam hal pelatihan teknik hypnobirthing, karena hal tersebut sebagai salah satu alternatif penanganan nyeri non farmakologi Kata Kunci : Teknik Hypnobirthing, Skala Nyeri Persalinan PENDAHULUAN Pada kebanyakan wanita persalinan di mulai saat terjadinya kontraksi uterus pertama dan di lanjutkan dengan kerja keras selama jam-jam dilatasi dan melahirkan,berahir ketika wanita dan keluarganya memulai proses ikatan dengan bayi (Bobak,24). Pada proses persalinan melewati empat kala, pada kala satu di bagi ke dalam dua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Pada fase laten merupakan periode waktu dari awal persalinan hingga titik ketika pembukaan mulai berjalan secara progresif (Helen varney, 22). Pada fase aktif merupakan priode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan hingga pembukaan menjadi komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada fase aktif terbagi atas fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan di mulai dari 3 cm sampai 4 cm. Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm. Fase deselerasi (sekitar 2 jam), dari pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 1 cm). Kala dua dimulai dari pembukaan lengkap sampai keluarnya bayi, his mulai lebih kuat dan cepat kira-kira sampai lima menit sekali, proses ini berlangsung seratus tiga puluh menit pada primigravida dan enam puluh menit pada multigravida (Vicky Chapman 26). Kala tiga terjadi setelah SURYA 69 Vol.2, No.XVIII, Juni 214
kelahiran bayi dan melibatkan uterus yang berkontraksi dan mengecil. Karena placenta tidak ada yang menekan, kemudian mengelupas dari dinding uterus dan di keluarkan melalui vagina. kala empat Masa 1 jam setelah partus, terutama untuk observasi. Perslinan ditentukan oleh Power, Passage, Passanger, psychology (Vicky Chapman 26). Berbagai cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa nyeri. Persalinan di Rumah Sakit Swasta, dari survey yang dilakukan di klinik prorelatal Jakarta pada tahun 26, melalui daftar pertanyaan untuk mengukur skala nyeri diketahui bahwa lebih dari 6 % wanita bersalin yang merasa nyeri dan kurang dari 4 % yang termasuk tidak merasa nyeri. Dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan April 21 di Polindes Desa Bedingin Kecamatan Sugio pada 1 responden ibu bersalin yang tidak dilakukan teknik hypnobirthing didapatkan 7 (7%) ibu yang mengalami nyeri dan 3 (3%) i bu mengalami nyeri ringan. Berkaitan dengan uraian di atas maka masalah peneliti adalah masih banyak ibu bersalin yang mengalami nyeri persalinan Pada fase laten yang memanjang dapat menimbulkan nyeri yang lama. Ambang rasa sakit setiap orang berbeda. Menurut Rosemary, (23) Nyeri pada persalinan ditimbulakan oleh regangan, tekanan serta robekan struktur-struktur local. Sebagian besar nyeri diakibatkan oleh dilatasi servik dan regangan segmen bawah rahim, kemudian akibat distensi mekanik, regangan dan robekan selama kontraksi. Intensitas nyeri berhubungan dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang ditimbulkan. Kontraksi isometrik pada uterus melawan hambatan oleh servik dan perineum juga dapat menambah intensitas nyeri. Nyeri itu sendiri merupakan suatu sensori yang tidak menyenangkan dari suatu pengalaman emosional (Brunner & Suddarth, 22). Pada persalinan masih banyak ibu yang mengalami nyeri persalinan. Dalam metode pengendalian rasa nyeri pada proses persalina dibagi menjadi dua yaitu farmakologi dan non farmakologi, untuk pengendalian nyeri farmakalogi diantaranya dengan analgesik inhalasi, analgesik opioid, anastesi spinal, analgesik epidural (Rosemary, M 23). Untuk non farmakologi yaitu relaksasi, pendampingan keluarga, terapi manual, terapi quasi-manual. Salah satu dari tehnik relaksasi yang dapat dilakukan adalah relaksassi hypnobirthing. Hypnobirthing adalah metode terapi dalam rangka persiapan menuju persalinan. Metode ini digunakan untuk mengurangi rasa takut, panik, tegang, dan tekanan-tekanan lain yang menghantui ibu dalam proses persalinan.(rosemary,23). Hypnobirthing dapat dilakukan dari sejak awal masa kehamilan, paling tepat adalah pada trimester pertama. Latihan relaksasi akan berdampak positif bagi janin dan kestabilan emosi ibu. Walaupun Hypnobirthing paling baik dimulai saat trimester pertama kehamilan, namun tidak menutup kemungkinan untuk melatih metoda ini di trimester akhir. Ibu tetap akan diajarkan untuk mencapai kondisi rileks seperti jika mengikuti latihan dari trimester pertama, namun mungkin waktu untuk melatih akan lebih singkat karena masa kelahiran telah dekat.selain janin dan ibu yang sehat, dan persalinan lancar, hypnobirthing juga memberikan manfaat plus, yaitu mencegah kelelahan yang berlebihan pasca persalinan, meminimalkan penggunaan anastesi, mengurangi penggunaan alat/tindakan, mempercepat proses pemulihan persalinan, dan membantu kelancaran produksi ASI (air susu ibu). Penggunaan hypnobirthing merupakan salah satu cara non farmakologi untuk SURYA 7 Vol.2, No.XVIII, Juni 214
mengurangi nyeri persalinan. Maka diperlukan peran dari tenaga kesehatan dalam mengaplikasikan teknik hypnobirthing. Berdasarkan uraian latar belakang di atas dirumuskan masalah ini Bagaimana hubungan teknik hypnobirthing terhadap penurunan skala nyeri pada proses persalinan kala 1 di wilayah kerja puskesmas Sugio Kabupaten Lamongan? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan teknik hypnobirthing terhadap penurunan skala nyeri pada proses persalinan kala 1 di wilayah kerja puskesmas Sugio Kabupaten Lamongan tahun 21. METODOLOGI.PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan studi Analitik Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Studi Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk menentukan hubungan antar variabel menurut permintaan tanpa intervensi dari peneliti, dimana pengambilan atau pengumpulan data pada tiap subyek penelitian diobservasi bersamaan dan sekali saja (Nursalam 23). Dengan demikian penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan teknik hypnobirthing terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1. HASIL.PENELITIAN 1. Data Umum 1) Gambaran Umum Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah polindes Desa Bedingin yang termasuk dalam Wilayah Kerja Puskesmas Sugio yang bertempat di Desa Bedingin Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. Pada polindes ini melayani masyarakat yang datang untuk berobat.yang paling sering masyarakat datang dengan keluhan batuk, panas, dan nyeri persendian.selain itu polindes ini melayani kesehatan ibu dan anak. pada polindes tersebut di kelola oleh satu bidan desa dan di bantu oleh kader yang ada. 2. Data Khusus 1) Teknik hypnobirthing Tabel 1 Teknik hypnobirthing di Wilayah Kerja Puskesmas Sugio Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan 21 No Teknik Prosentase Frekuensi. hypnobirthing % 1 2 Tidak Ya 3 17 15, 85, Total 2 1, Berdasaran tabel 1 didapatkan sebagian besar atau 85% ibu bersalin yang menggunakan teknik hypnobrithing dan sebagian kecil atau 15,% ibu bersalin yang tidak menggunakan teknik hypnobirthing. 2) Tingkat nyeri Tabel 2 Tingkat nyeri perslinan di Wilayah Kerja Puskesmas Sugio Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan 21 No. Tingkat nyeri Frekuensi Prosentase % 1 Nyeri ringan 2 Nyeri sedang 13 65, 3 Nyeri berat 5 25. 4 Nyeri sangat 2 1, berat Jumlah 2 1, Berdasarkan tabel 2 didapatkan sebagian besar ibu bersalin mengalami nyeri sedang atau 65%, dan sebagian kecil ibu bersalin mengalami nyeri sangat berat atau 1%. 3) Hubungan teknik hypnobirthing dengan tingkat nyeri Tabel 3 Tabulasi silang Hubungan teknik hypnobirthing dengan tingkat nyeri di Wilayah Kerja Puskesmas Sugio Kabupaten Lamongan 21 SURYA 71 Vol.2, No.XVIII, Juni 214
Teknik hypno birthing Ring an Ya Tidak Jum lah Tingkat nyeri % Se dang % Be rat 13 76,5 4 1 % 23,5 33,3 Sa ngat berat 2 Jum lah % % 17 1 66,7 3 1 13 76,5 5 56,8 2 66,7 2 1 Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa ibu bersalin yang dilakukan teknik hypnobirthing sebagian besar atau 76,5% mengalami nyeri sedang dan tidak terdapat nyeri sangat berat, sedangkan yang tidak dilakukan teknik hypnobirthing sebagian besar atau 66,7% mengalami nyeri sangat berat. PEMBAHASAN 1) Teknik Hypnobirthing Berdasarkan tabel 1 hampir seluruhnya atau 85% menggunakan teknik hypnobirthing. Salah satu metode pengendalian nyeri pada proses persalinan di bagi menjadi dua yaitu farmakologi dan non farmakologi. Untuk nonfarmakologi salah satunya yaitu teknik hynobirthing. Ibu bersalin hampir seluruhnya sudah melakukan teknik hypnobirthing. Karena telah mengikuti pelatihan yang telah di ajarkan oleh bidan sebanyak 3-4 kali. Kemudian ibu menerapkan pada saat proses persalinan. Pada saat persalinan ibu merasakan manfaat dari teknik hynobirthing diantaranya tanpa menggunakan obat anastesi dan pembedahan. Ada pun manfaat dari hynobirthing di antaranya Bagi Ibu Dapat mengurangi rasa sakit dan tekanan emosi selam persalinan, tanpa perlu menggunakan obat bius, ibu dapat menikmati proses persalinan cepat dan tanpa proses pembedahan tahapan proses kelahiran akan menjadi pendek, mengurangi kelelahan selama perjuangan melahirkan bayi, bagi bayi akan terhindar dari kekurangan O 2 atau asfiksia selam proses persalinan sehingga perkembangan otaknya lebih baik dibandingkan yang mengalami asfiksia. Vicky Chapman 26). Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa ibu bersalin yang menggunakan teknik hypnobirthing mengalami persalian yang cepat dan tanpa pembedahan. 2) Tingkat nyeri Berdasarkan tabel 2 sebagian besar ibu bersalin mengalami nyeri sedang atau 65%. Pada kala 1 akan timbul HIS yang menyebabkan nyeri, dan mengeluarkan lendir yang bercampur darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena servik mulai membuka atau mendatar. Nyeri pada persalinan ditimbulakan oleh regangan, tekanan serta robekan struktur-struktur local. Sebagian besar nyeri diakibatkan oleh dilatasi servik dan regangan segmen bawah rahim, kemudian akibat distensi mekanik, regangan dan robekan selama kontraksi. Intensitas nyeri berhubungan dengan kekuatan kontraksi dan tekanan yang ditimbulkan. Kontraksi isometrik pada uterus melawan hambatan oleh servik dan perineum juga dapat menambah intensitas nyeri. Ibu bersalin yang datang ketempat bersalin dalam kondisi tenang, serta adanya individu pendukung cenderung mudah dalam merespon nyeri, hal ini sesuai dengan teori Mubarok (27) bahwa respon nyeri pada masing masing individu berbeda karena disebabkan oleh beberapa factor di antaranya, etnik dan budaya, tahap perkembangan, lingkungan dan individu pendukung, pengalaman nyeri sebelumnya, dan ansietas. Respon fisiologi pada ibu bersalin yang mengalami nyeri sedang di antaranya: ibu terlihat menyeringai, dan dapat menunjukkan lokasi nyeri,serta masih bias SURYA 72 Vol.2, No.XVIII, Juni 214
mrengikuti perintah dengan baik.menurut Brunner & suddart (22), indikasi fisiologi dan perilaku dari nyeri terkadang sulit, namun demikian, hal ini bukan berarti bahwa pasien tidak mengalami nyeri. Dari hasil penelitian ibu bersalin mengalami nyeri sedang saat persalinan.hal ini di pengaruhi oleh factor penyebab timbulnya nyeri, di antaranya lingkungan dan individu pendukung. 3) Hubungan hypnobirthing dengan tingkat nyeri Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa ibu bersalin yang dilakukan teknik hypnobirthing, sebagian besar mengalami nyeri sedang atau 76,5%, dikarenakan telah menggunakan teknik hypnobirthing dan dalam kondisi tenang.sehingga ibu dapat menegndalikan nyeri. ibu yang telah terlatih teknik hypnobirthing dalam persalinan tanpa menggunakan obat anastesi dan minim dalam penggunaan alat dalam persalinan. Hypnobirthing adalah teknik terapi dalam rangka persiapan menuju persalinan. Metode ini digunakan untuk mengurangi rasa takut, panik, tegang, dan tekanan-tekanan lain yang menghantui ibu dalam proses persalinan.(rosemary,23). Hypnobrthing dapat dilakukan dari sejak awal masa kehamilan, paling tepat adalah pada trimester pertama. Latihan relaksasi akan berdampak positif bagi janin dan kestabilan emosi ibu. Walaupun Hypnobirthing paling baik dimulai saat trimester pertama kehamilan, namun tidak menutup kemungkinan untuk melatih metoda ini ditrimester akhir. Ibu tetap akan diajarkan untuk mencapai kondisi rileks seperti jika mengikuti latihan dari trimester pertama, namun mungkin waktu untuk melatih akan lebih singkat karena masa kelahiran telah dekat.selain janin dan ibu yang sehat, dan persalinan lancar, hypnobirthing juga memberikan manfaat plus, yaitu mencegah kelelahan yang berlebihan pasca persalinan, meminimalkan penggunaan anastesi, mengurangi penggunaan alat/tindakan, mempercepat proses pemulihan persalinan, dan membantu kelancaran produksi ASI. Dari teori di atas terbukti bahwa ibu yang telah terlati teknik hypnobirthing mengalami penurunan skala nyeri, tidak menggunakan anastesi, dan minim dalam menggunakan alat atau tindakan dalam proses persalinan. Ibu yang melakukan teknik hypnobirthing sebagian besar mengalami nyeri sedang. PENUTUP 1. Kesimpulan 1) Sebagian besar ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Sugio Kabupaten Lamongan 21, menggunakan teknik hypnobirthing. 2) Sebagian besar ibu bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Sugio Kabupaten Lamongan 21, mengalami nyeri sedang. 3) Terdapat hubungan teknik hypnobirthing terhadap penurunan skala nyeri persalinan kala 1 di Wilayah Kerja Puskesmas Sugio Kabupaten Lamongan 21. 2. Saran 1) Bagi pelayanan kesehatan Hasil penelitian dapat di gunakan sebagai masukan tenaga kesehatan yang melakukan pertolongan persalinan dalam penurunan skala nyeri dengan teknik hypnobirthing 2) Peneliti Dapat menambah wawasan dalam mengembangkan asuhan keperawatan bagi ibu bersalin dengan teknik hypnobirthing. SURYA 73 Vol.2, No.XVIII, Juni 214
3) Bagi peneliti yang akan datang Hasil penelitian sebagai data awal bagi peneliti selanjutnya untuk dapat diteliti lebih lanjut dengan variabel yang akan diteliti DAFTAR PUSTAKA Bobak. (24). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC. Brunner & Suddart. (22). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8. Jakarta : ECG. Helan Varney. (22 ). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC. Mubaroq Iqbal. (27). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi. Jakarta : EGC. Nursalam. (23 ). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Rosamery Mander. (23). Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC. Vicky Chapman. (26). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta : EGC SURYA 74 Vol.2, No.XVIII, Juni 214