BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

Dwi Sumanto*), Raharjo Apriyatmoko**), Sri Wahyuni***)

SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KINERJA PERAWAT DENGAN SISTEM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SETJONEGORO WONOSOBO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

KEBUTUHAN RIIL TENAGA PERAWAT DENGAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN)

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penentu citra institusi pelayanan. akan terlihat dari asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada klien.

PENGARUH SUPERVISI KEPALA RUANG TERHADAP DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD UNGARAN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN. Oleh VITOE FUSANTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

`NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN MOTIVASI TERHADAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI UPTD PUSKESMAS KECAMATAN PONTIANAK UTARA AYU SELVYA I

HUBUNGAN SUPERVISI DAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN CAIRAN INFUS SESUAI SPO OLEH PERAWAT PELAKSANA

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN. Yulianto

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

GAMBARAN KINERJA PERAWAT DALAM DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN BEBAN KERJA, TINGKAT STRES DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG NAKULA RSUD SANJIWANI GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

PENGARUH MUTU PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSU. BUNDA THAMRIN MEDAN TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi target yang ditetapkan,hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. dilengkapi dengan dokter yang mampu ini tidak akan memberikan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan, motivasi,

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Wawan Kurniawan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ruangan Bedah Atau G2 mampu menampung klien sampai 35 Klien yang

Petunjuk Pengisian : Isilah kotak yang tersedia dengan menuliskan angka, berapa lama waktu saudara mengerjakan pekerjaan tersebut

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu menjelaskan bahwa pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. (Ilyas, 2011). Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang baik salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya berkembang dengan cepat jika menciptakan kepuasan dan kesetiaan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB II PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN. (Manajemen Pelayanan Keperawatan Profesional). Sistem MPKP ini

BEBAN KERJA SUBJEKTIF PERAWAT INTENSIVE CARE UNIT SUBJECTIVE WORKLOAD OF NURSING STAFF IN INTENSIVE CARE UNIT

HUBUNGAN KOMPETENSI KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA (MPKP) DI INTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON

METODE PENUGASAN TIM DALAM ASUHAN KEPERAWATAN. Oleh : Windy Rakhmawati, S.Kp, M.Kep.

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menganggap dokumentasi sebagai bagian yang penting dari praktek. mencerminkan perubahan pada praktek keperawatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

PENGARUH STATUS KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP. Muhammad Saefulloh STIKes Indramayu

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit

2) Perasat (minimal 10 buah) Sop infus Sop injeksi Sop kateter Dll

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

11 BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN Iin Inayah dan Wahyuni Stikes Jenderal A.Yani Cimahi RSK. Bhakti Wara Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap kelas III gedung D RSUD Cibabat Cimahi. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan sampel sebanyak 24 orang perawat pelaksana, dengan cara observasi. Analisa data bivariat menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan beban kerja perawat sebagian besar (75%) produktif, pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan sebagian besar responden (66,7%) belum baik. Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan antara beban kerja perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p value= 0,007<0,05).Untuk meningkatkan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan maka perlu mengoptimalisasi waktu yang digunakan untuk direct care dan indirect care dengan bantuan supervisi baik dari kepala ruangan maupun dari ketua tim. Kata Kunci :beban kerja, deskriptif korelasi, dokumentasi Kepustakaan :5, 2000-2005 Abstract This study aims to determine the relationship between nurse workload with the implementation documentation of nursing care in the 3 rd class unit D building at Cibabat General Hospital. The research use total sampling techniques of 24 nurses with observation. The result with chi square method showed that the workload of nurse largely on 75% is productive, and nursing care documentation showed 76,5% is not good. There is a relationship between nurse workload with the implementation documentation of nursing care (p value = 0,007<0,05). Suggested to Cibabat General Hospital how to improve the implementation documentation of nursing care necessary to optimize the time use for direct care and indirect care to support good supervision of head nurse or the team leader. Keywords : descriptive correlation, documentation, workload Literature : 5, 2000 2005

12 A. PENDAHULUAN Menurut Aditama (2004), pelayanan yang diberikan makin beragam serta makin canggih membuat beban kerja jadi bertambah, sehingga akhirnya mempengaruhi kualitas kerja. Kualitas kerja yang dimaksud dalam hal ini adalah pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan beban kerja, yang secara garis besar dapat dilakukan dengan carawork sampling, time and motion study, daily log. Beban Kerja itu sendiri erat kaitannya dengan produktifitas tenaga kesehatan, studi yang dilakukan oleh Gani (Ilyas, 2002) mendapatkan bahwa hanya 53,2% waktu yang benar-benar produktif yang digunakan untuk pelayanan kesehatan langsung. Menurut (Budiono, 2000, 2, http://www.jmpk-online.net.pdf, diperoleh tanggal 24 Mei 2010) menyatakan bahwa beban kerja yang berlebihan ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas tenaga kesehatan dan tentu saja berpengaruh terhadap produktifitas rumah sakit itu sendiri. Selain itu, akibat beban kerja yang berat berhubungan dengan waktu kerja yang lebih delapan jam, maka dapat menurunkan produktivitas kerja. Kualitas perawatan keperawatan paling tinggi ketika sumber-sumber beban kerja dan kepegawaian seimbang secara tepat.kurangnya kepegawaian yang serius tidak menyeimbangkan kualitas perawatan, karena kurangnya waktu para perawat yang bekerja secara berlebihan untuk melaksanakan ukuran-ukuran terapi dan perlindungan yang penting. Untuk menghitung waktu yang dibutuhkan dalam perawatan klien perhari perlu menjumlahkan : waktu perawatan langsung, waktu perawatan tidak langsung, dan waktu pendidikan kesehatan (Gillies, 2000). Setelah menghitung waktu yang dibutuhkan dalam perawatan klien perhari, selanjutnya jumlah tenaga yang dibutuhkan dihitung berdasarkan beban kerja perawat. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban kerja perawat yaitu: jumlah klien yang dirawat setiap hari/bulan/tahun di unit tersebut; kondisi atau tingkat ketergantungan; rata-rata hari perawatan; pengukuran keperawatan langsung, perawatan tidak langsung, dan pendidikan kesehatan; frekuensi tindakan perawatan yang dibutuhkan klien; rata-rata waktu perawatan langsung, tidak langsung dan pendidikan kesehatan (Arwani & Supriyatno, 2005). Menurut Hendrickson (1990, dalam Gillies, 2000) menemukan dalam suatu jam kerja delapan jam tertentu, para perawat menghabiskan 32% waktunya (2½ jam) dengan para pasien dan 45% waktunya (3½ jam) dalam perawatan secara tidak langsung. Selain itu, perawat menghabiskan 23% waktunya untuk kegiatan nonproduktif. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat Cimahi merupakan rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah Kota Cimahi. RSUD Cibabat Cimahi memiliki jumlah perawat sebanyak 238 perawat, dengan kapasitas tempat tidur 274 buah. Untuk jumlah perawat di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D sebanyak 33

perawat, dengan kapasitas tempat tidur 62 buah. Rasio perbandingan perawat dan klien saat shift pagi adalah 1:5 yang normalnya (Arwani, 2005). Mulai tahun 2006 sampai 2009 terjadi penurunan penggunaan tempat tidur/bor, yaitu tahun 2006 (100,94%), tahun 2007 (90,64%), tahun 2008 (83,72%), tahun 2009 (83,89%). RSUD Cibabat Cimahi memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang terdiri dari enam standar yaitu standar I : pengkajian keperawatan, standar II : diagnosa keperawatan, standar III: perencanaan keperawatan, standar IV : intervensi keperawatan (terdiri dari : kebutuhan oksigen, kebutuhan nutrisi dan keseimbangan cairan dan elektrolit, kebutuhan eliminasi, kebutuhan keamanan, kebutuhan kebersihan dan kenyamanan, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani, kebutuhan spiritual, kebutuhan emosional, kebutuhan komunikasi, mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis, kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan, kebutuhan penyuluhan, kebutuhan rehabilitasi), standar V : evaluasi keperawatan, standar VI : catatan asuhan keperawatan. Peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 17 April 2010 selama dua hari di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D RSUD Cibabat Cimahi.Dari hasil observasi 10 status pasien meskipun format yang dipakai sesuai SAK namun pengisiannya belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam SAK.Pada tahap pengkajian terisi lengkap sampai pada analisa data.pada tahap diagnosa keperawatan, hanya tertulis Dx 1, Dx 2, dan seterusnya, tidak menunjukkan kriteria yang distandarkan dalam SAK. Pada tahap perencanaan keperawatan disusun berdasarkan analisa data karena diagnosa keperawatan tidak tertulis dan perencanaan tidak berdasarkan SAK tetapi hanya berdasarkan tindakan apa yang dilakukan perawat, itu yang dijadikan sebagai perencanaan perawatan. Pada komponen perencanaan yang meliputi : 1. Prioritas keperawatan, sudah sesuai kriteria, tetapi hanya menerapkan satu kriteria saja yaitu masalah yang mengancam kehidupan. Sedangkan prioritas kedua yaitu masalah yang mengancam kesehatan seseorang dan prioritas ketiga yaitu masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku tidak dilakukan walaupun pada pengkajian ada data yang mendukung ke arah prioritas tersebut. Pada tujuan asuhan keperawatan belum sesuai dengan kriteria pada SAK yaitu tidak ada batas waktunya. Pada rencana tindakan lebih kearah rutinitas saja.pada intervensi keperawatan dalam SAK yang berlaku saat ini berorientasi pada 14 komponen dasar keperawatan.pada tahap ini, perawat hanya memperhatikan bio/ fisiologis saja, belum terlihat perbaikan tindakan atau reevaluasi berdasarkan respon klien.pelaksanaan tindakan tidak berpedoman pada prosedur teknis yang telah ditentukan. Pada tahap evaluasi keperawatan tidak terlihat adanya evaluasi proses yang menjadi kriteria dalam SAK. Evaluasi yang dilakukan kurang jelas walaupun singkat.masalah di atas ditemukan pada ke-10 status klien. Selain masalah tersebut, peneliti juga menemukan dari 10 status klien ada 3 status dimana perawat yang kurang jelas menuliskan nama, atau hanya berupa tandatangan saja 13

14 tanpa nama/ inisial perawat. Tindakan memandikan yang perawat lakukan tidak ditulis dalam dokumentasi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di atas keluhan klien yang peneliti dapatkan yaitu dari 10 klien, 7 klien mengatakan perawat kurang cepat dalam menanggapi keluhan klien, klien kurang puas dengan pelayanan yang diberikan dalam hal membantu BAB dan BAK pada klien total care dan intermediate care. Klien mengatakan bahwa perawat kurang memberikan informasi dalam hal mencari obat/ membeli obat.sedangkan 3 orang menyatakan pelayanan yang diberikan perawat sudah baik. Pada saat peneliti melakukan observasi terhadap 54 klien dengan kategori: 3 orang total care, 4 orang intermediate care, 47 orang self care. Jumlah perawat pelaksana yang dinas pagi 6 orang dan 1 orang kepala shift. Pada saat itu, perawat pelaksana terlihat cukup sibuk. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perawat adalah operan, perbeden, visite perawat (observasi TTV), menemani visite dokter, menerima klien baru, mempersiapkan klien yang mau operasi, mengantar klien ke kamar operasi, mengantar klien ke rontgen, menyiapkan dan memberikan suntikan dan obat oral, ganti balutan, mencuci dan mensterilkan instrumen, dokumentasi tindakan yang dilakukan. Hal tersebut terjadi karena perawat menyatakan bahwa perbandingan antara perawat dan klien yaitu 1:10. Dengan memperhatikan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk meneliti lebih lanjut tentang Hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D RSUD Cibabat Cimahi. B. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non random sampling dengan menggunakan teknik Total Sampling.Pemilihan teknik Total Sampling didasarkan pula karena terbatasnya jumlah populasi yang ada. Sampel yang digunakan adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di Ruang Rawat Inap kelas III lantai III gedung D RSUD Cibabat Cimahi yakni berjumlah 24 orang

15 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Beban kerja dan pendokumentasian Beban kerja dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu ringan dan berat.pendokumentasian dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori yaitu pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang belum sesuai SAK dan sesuai SAK.Hasil penelitian mengenai beban kerja dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap kelas III gedung D RSUD Cibabat Cimahi disajikan pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1Distribusi Frekuensi Beban Kerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Kelas III Gedung D RSUD Cibabat Cimahi Tahun 2010 Variabel Jumlah persentasi Beban Kerja Ringan 6 25 Berat 18 75 Total 24 100 Dokumentasi Belum sesuai SAK 16 66,7 Sesuai SAK 8 33,3 Total 24 100 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui sebagian besar responden (75%) mengalami beban kerja berat, dan sebagian besar responden (66,7%) pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan belum sesuai SAK. 2. Hubungan Beban kerja Perawat pelaksana dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Tabel 2 Distribusi Beban Kerja dan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Kelas III Gedung D RSUD Cibabat Cimahi Tahun 2010 Dokumentasi Total Beban Belum sesuai SAK Sesuai SAK P kerja n % n % n % value Ringan 1 16,7 5 83,3 6 100 0,007 Berat 15 83,3 3 16,7 18 100 Jumlah 16 66,7 8 33,3 24 100 Hasil analisis hubungan antara beban kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah dari 6 responden yang mempunyai beban kerja yang ringan hampir seluruhnya (83,3%) itu melakukan pendokumentasian

16 asuhan keperawatan dengan sesuai SAK sedangkan dari 18 responden yang mempunyai beban kerja berat hampir seluruhnya (83,3%) pendokumentasiannya belum sesuai SAK. Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,007 atau < α (0,05) yang berarti bahwa Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Menurut Gillies (2000), perawatan secara langsung menyebabkan perawat tidak mampu untuk melaporkan kegiatan-kegiatannya secara obyektif. Para perawat merasa sulit untuk melaporkan kegiatan-kegiatan pekerjaannya, karena mereka menjadi begitu asyik dalam merawat pasien sehingga mereka kehilangan jejak akan waktu yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Menurut Tapp (1990, dalam Gillies 2000), faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan salah satunya adalah kekurangan waktu.kekurangan waktu merupakan faktor yang menghambat pelaksanaan pendokumentasian yang paling besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan adalah : kurangnya pemahaman dasar-dasar dokumentasi keperawatan. hal ini bisa terjadi karena latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, sehingga tidak ada keseragaman pelaksanaan dokumentasi keperawatan. Kurangnya kesadaran perawat akan pentingnya dokumentasi keperawatan. Penulisan dokumentasi keperawatan tidak mengacu pada standar yang sudah ditetapkan, sehingga terkadang tidak lengkap dan akurat.dokumentasi keperawatan dianggap sebagai beban, karena banyaknya lembar format yang harus diisi untuk mencatat data dan intervensi keperawatan pada pasien membuat perawat terbebani.kurangnya tenaga perawat yang ada dalam suatu tatanan pelayanan kesehatan memungkinkan perawat bekerja hanya berorientasi pada tindakan saja.tidak cukup waktu untuk menuliskan setiap tindakan yang telah diberikan pada lembar format dokumentasi keperawatan. (Konsep dasar pendokumentasian asuhan keperawatan, 3 http://www.ns.nining.blogspot.com/2009, diperoleh tanggal 2 Juni 2010). D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa; a. Beban kerja perawat di Ruang Rawat Inap gedung D RSUD Cibabat Cimahi diketahui bahwa sebagian besar responden (75%) beban kerjanya berat. b. Pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap gedung D RSUD Cibabat Cimahi diketahui bahwa sebagian besar responden (66,7%) belum sesuai SAK. c. Terdapat hubungan antara beban kerja perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan (p value= 0,007<0,05).

17 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka saran yang dapat penulis berikan untuk kemudian dan dapat menjadi masukan dan bermanfaat bagi berbagai pihak : a. Bagi manajemen keperawatan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pembaca kajian ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan, terutama yang berkaitan dengan beban kerja perawat pelaksana dan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. b. Bagi instansi Rumah Sakit diharapkan pelaksanaan pendokumentasian dapat ditingkatkan dengan memperhatikan waktu yang digunakan untuk asuhan keperawatan langsung (direct care), asuhan keperawatan tidak langsung (indirect care) dan kegiatan pribadi perawat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalisasi waktu yang digunakan untuk direct care dan indirect care dengan bantuan supervisi baik dari kepala ruangan maupun dari ketua tim. DAFTAR PUSTAKA Aditama, C.Y. (2004). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas Indonesia Arwani & Supriyatno, H. (2005). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Gillies, D.A.(2000). Manajemen Keperawatan. Bandung : Yayasan IAPKP Ilyas, Y. (2000). Perencanaan SDM Rumah Sakit.Depok : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI Kusnanto.(2004). Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta