DESAIN KURSI KERJA BERKAITAN DENGAN UNSUR KESEHATAN TUBUH & PENINGKATAN KWALITAS KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

KAJIAN ANTROPOMETRI: EVALUASI DESAIN PERABOT RUANG BACA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

PERANCANGAN DENTAL CHAIR PORTABLE UNTUK MENUNJANG AKTIVITAS DOKTER GIGI DILAPANGAN YANG BERBASIS ERGONOMIS

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

MODUL PRAKTIKUM KAJIAN PUSTAKA ANTROPOMETRI & ERGONOMI FASILITAS DUDUK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB II LANDASAN TEORI

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

Latihan Kuatkan Otot Seluruh Badan

BAB V HASIL DAN ANALISA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN KURSI KERJA PACKING DI PT.X DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ANTROPOMETRI UNTUK KENYAMANAN KERJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan

Operasional Museum dan Pusat Pelatihan Meditasi Buddha di. Jawa Tengah ini buka setiap hari Selasa-Minggu. Sedangkan hari Senin

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

ABSTRAK. Kata kunci: anak, desain, furniture, ruang, sirkulasi. iii. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

Anthropometry. the study of human body dimensions. TeknikIndustri 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANTROPOMETRI TEKNIK TATA CARA KERJA PROGRAM KEAHLIAN PERENCANAAN PRODUKSI MANUFAKTUR DAN JASA

III. DATA PERANCANGAN

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id

Seminar Nasional IENACO ISSN:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN STASIUN KERJA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

KAJIAN ERGONOMI PADA FASILITAS DUDUK UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

Perancangan Kursi dan Meja Laptop yang Ergonomis di Universitas Katolik Parahyangan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. tulang belakang (Benjamin W. Niebel, 2003). Serge Simoneau, dkk (1996)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN KURSI KULIAH YANG ERGONOMIS DENGAN PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode RULA (Rapid Upper Limb Assesment) Di CV.XYZ

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek. Jalan Babar Sari 44 Yogyakarta *

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

Didesain agar nyaman dan tahan lama.

Kata kunci : Kursi, Ergonomis, Antropometri, Perancangan Produk, Quality Function Deployment

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

ANALISIS KELUHAN RASA SAKIT PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA DI STASIUN PENJEMURAN

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

Hubungan Antara Keergonomisan Meja dan Kursi dengan Kinerja Petugas di Tempat Pendaftaran Pasien RS PKU Aisyiyah Boyolali

Perancangan Meja Pencekam dan Kursi Guna Memperbaiki Postur Kerja berdasarkan Pendekatan Anthropometri di Lathan Furniture

BAB V ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia (ukuran, berat, volume) dan karakteristik khusus lain dari tubuh

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK

PERBAIKAN DESAIN KURSI DAN MEJA SORTASI BIJI KOPI UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA DI UPH HARAPAN MAKMUR 6 BONDOWOSO

Transkripsi:

DESAIN KURSI KERJA BERKAITAN DENGAN UNSUR KESEHATAN TUBUH & PENINGKATAN KWALITAS KERJA Niniek Anggriani dan Dyan Agustin Staff Pengajar Teknik Arsitektur UPN Veteran Jatim ABSTRACT In every day life, human cannot be separated from the activities that had close relationship with the fulfilling of the needs of human. Human life needs rooms which full with tools that suitable with the needs like lamps, air conditioner, chair and other furniture. For that, it needs a study and the right design so human can feel comfortable. Chair is a tool of main room arrangement wich function, even in a simple occation can be use without notice other elements, so the present of chairs in a room is a must. Working chair is one of many kind of chairs that often use especially when we are at work. This research has purpose to make a most comfortable chair that can be use for work, by analizing the activities that occur. Whilst later, will be reach the design of the chair that comfortable and beautiful, so the health of the body and the quality of work can be increase. Key word: Design, Working Chair, Ergonomic. ABSTRAK Dalam kehidupan sehari hari, manusia tidak lepas dari kegiatan yang erat hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Manusia hidup membutuhkan ruang yang lengkap dengan peralatan yang sesuai dengan keperluan seperti alat penerangan, alat pengatur udara, tempat duduk dan penyusunan furniture lainnya. Untuk itu diperlukan suatu studi dan desain yang tepat agar manusia bisa merasakan kenyamanan. Kursi merupakan perlengkapan tata ruang utama fungsinya yang dalam keadaan sederhana sekali bisa berperan tanpa memperhatikan elemen elemen lain, sehingga kehadiran kursi didalam ruang minimal harus ada. Kursi kerja adalah salah satu jenis kursi yang sering dipakai terutama bila kita sedang bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat desain kursi yang paling nyaman digunakan untuk bekerja, dengan menganalisa kegiatan yang dilakukan. Sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai acuan desain kursi ergonomis, yang dapat menunjang kesehatan tubuh dan meningkatkan kualitas kerja. Kata Kunci : Desain, Kursi Kerja, Ergonomis.

JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. I, No. 2, Februari 2005 PENDAHULUAN Secara umum dalam merancang kebutuhan harus diperhatikan aktivitasaktivitas yang umum dilakukan. Setiap desain furniture harus sesuai dan bermanfaat bagi penggunanya dalam beraktifitas serta serasi dengan perlengkapan lain dalam garis, warna dan tekstur. Penampilannya dapat mewakili perasaan atau fungsi dari ruang dan apabila benda-benda tersebut digabung secara keseluruhan maka harus dicapai suatu keharmonisan dalam suatu unity. Dimulai dengan ukuran-ukuran atau dimensi ruang kemudian ditentukan bentuk bentuk furniture dengan terlebih dahulu memperhatikan unsur ergonomis, kenyamanan, fungsi, komposisi, balance, ritme dan lain lain. Furniture yang digunakan harus bisa melayani segala kebutuhan dan kegiatan manusia serta jangan sampai fungsinya tidak tercapai yang kemungkinan besar disebabkan oleh kesalahan perancang. Unsur pokok adalah manusia karena merekalah yang mempergunakan, bisa jadi dia seorang anak, mungkin orang tua, bahkan mungkin dia seorang cacat tubuh (handicapped person) dalam penyiapan desain furniture harus berbeda. Kursi merupakan perlengkapan tata ruang utama karena dalam keadaan yang sederhana sekali kehadirannya tetap diperlukan, sehingga kehadiran kursi didalam ruang minimal harus ada. Kualitas kursi dapat mewakili kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat baik dalam kehidupan berumah tangga maupun dalam tempat kita bekerja. Seperti yang ada sekarang banyak orangorang membeli kursi berukir agar tampak lebih berwibawa daripada pemenuhan fungsi, juga adanya perbedaan besar kursi kerja yang disesuaikan dengan jabatan seseorang dalam kantor tersebut, misalnya kursi untuk direktur dudukan lebih besar dan sandaran lebih tinggi dari pada kursi staff. Kursi dengan dudukan yang sesuai dengan bentuk tubuh orang yang sedang duduk sajalah yang memberikan kenyamanan dan tidak melelahkan orang yang mendudukinya. TUJUAN Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk melihat desain kursi kerja yang layak berkaitan dengan unsur kesehatan tubuh guna menjaga kekuatan tulang belakang. Sikap duduk yang baik bisa mempengaruhi kesehatan organ-organ tubuh yang lain. Kebutuhan bentuk dan ukuran kursi seseorang akan berubah karena usia bertambah, kesehatan dan sebagainya. TEORI Duduk adalah sikap wajar bagi tubuh manusia, duduk dapat mengurangi kelelahan otot, kaki, pinggul dan punggung.

DESAIN KURSI KERJA ( Niniek Dan Dyan ) Penyembuhan dari cacat tubuh juga dianjurkan dengan cara melakukan sikap duduk yang baik agar dapat mengurangi tekanan pada punggung dan mencegah perkembangan kebungkukan tulang punggung. Apabila dalam bekerja kita bisa duduk dengan baik dan nyaman karena ditopang oleh desain tempat duduk yang ergonomis maka otomatis kita akan nyaman dalam bekerja dan bisa mengurangi rasa capek, sehingga hasil kerja kita bisa optimal dan berdampak pada peningkatan kualitas kerja serta pengaruh positif bagi perusahaan atau tempat kita bekerja. Dalam masalah perancangan tata ruang, akan sering digunakan istilah desain interior dikarenakan oleh sistem dan sifat kerjanya. Desain adalah suatu sistem yang berlaku untuk segala macam jenis perancangan dimana titik beratnya adalah melihat suatu persoalan tidak secara terpisah melainkan sebagai suatu kesatuan dimana satu masalah terkait dengan lainnya. Dalam sistem desain perancangan dilakukan dalam 3 tahap dengan urutan sebagai berikut: Pertama: pengumpulan berbagai macam permasalahan Kedua: meneliti masalah satu persatu Ketiga: mengelompokkan masalah tersebut sehingga cara penyelesaian dari keseluruhannya dapat tersusun dengan jelas. Desain interior menyangkut masalah kegiatan manusia karena manusia menghabiskan sebagian hidupnya didalam ruang, mereka mengatur hidupnya sendiri secara naluriah dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang melingkarinya. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari sifat sifat temperamen dan ukuran-ukuran tubuh manusia, agar manusia dapat hidup dengan nyaman dan puas dalam melakukan kegiatan merasakan keindahan hidup. Semua unsur yang menyangkut kondisi fisik atau kenikmatan yang bersangkutan dengan intensitas organ manusia dipelajari dan dijadikan sebagai standart. METODOLOGI Metode pendekatan yang dilakukan dalam menguraikan dan meneliti permasalahan ini adalah secara kualitatif melalui pendekatan analisis aktivitas. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka metode yang dipakai adalah metode deskriptif, yaitu metode yang mencari jawaban permasalahan dengan cara menguraikan dan menjelaskan hal hal yang ditemukan dilapangan dengan cara: Mengadakan survey kelokasi obyek (perkantoran) Melakukan pengumpulan data Melakukan interview / wawancara pada pengguna furniture kerja

JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. I, No. 2, Februari 2005 Mengadakan pendokumentasian dan pengukuran Melakukan analisa dan kajian didasarkan pada studi kepustakaan dan referensi. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan bahwa kursi dengan dudukan yang sesuai dengan bentuk tubuh orang yang sedang duduk sajalah yang memberikan kenyamanan dan tidak melelahkan orang yang mendudukinya. No Respon den Tabel 1 Data Responden Jabatan Tinggi Bekerja Berdiri Tinggi Lutut 1 A Sekretaris 156 42 40 2 B Accountin 158 43 45 g 3 C CS 156 41 45 4 D Marketing 170 48 55 5 E Direktur 168 45 55 Berat Badan Tabel 2. Tabel kegiatan yang dilakukan dalam posisi duduk Kegiatan Menu- Mengetik Menelepon lis Meneri ma tamu No Respon den 1 A V V V - 2 B V V - - 3 C V - - V 4 D V - V V 5 E V - V V Dari data yang didapat bahwa kegiatan yang paling banyak dilakukan dikantor pada waktu bekerja adalah menulis, sehingga posisi duduk yang biasa dilakukan dekat dengan meja dengan posisi lengan bersandar diatas meja. Untuk itu ketingian kursi harus sesuai dengan ketinggian meja agar tidak menimbulkan rasa capek. No Tabel 3. Faktor yang berpengaruh pada kenyamanan duduk Respon den Tinggi Duduk an Tinggi Sandaran Bentuk Dudukan Bentuk Sandaran 1 A 40 62 lonjong cekung 2 B 40 62 lonjong cekung 3 C 40 63 lonjong cekung 4 D 46 67 lonjong cekung 5 E 43 67 lonjong cekung Kursi kerja biasanya memakai sandaran karena dituntut oleh sikap yang mendukung posisi punggung, agar tercapai kenyamanan yang lebih baik pada waktu strata. Ada beberapa persyaratan kursi kerja (Kroemer dalam Suptandar, 1995): Tinggi sandaran antara bahu dengan bantalan pinggang setinggi 18-20 cm diatas permukaan tempat duduk. Penahan pinggang sebaiknya diubah ubah

No Responden Kepa la Leher Punggung Pinggang Pantat Lutut DESAIN KURSI KERJA ( Niniek Dan Dyan ) Penahan pinggang setinggi 20-30 cm diatas permukaan tempat duduk, berbentuk agak cembung Penahan pinggang setinggi 12-35 cm diatas permukaan tempat duduk. Tepat diatas permukaan alas duduk, sandaran harus terbuka atau agak cekung sehingga apabila digunakan untuk duduk tegak, ischium bisa berputar ke belakang tanpa rintangan. Penggunaan bantalan pinggang juga dianjurkan asal tidak melebihi 2 cm. Tabel 1. Bagian tubuh yang mengalami sakit sbg akibat dari ketidak nyamanan duduk 1 A - - V V V V 2 B V V V V V V 3 C - - V V V V 4 D - - V V V V 5 E - V V V V V Penelitian terhadap karyawan kantor menunjukkan bahwa mereka selalu menyesuaikan tinggi tempat duduk dengan permukaan meja kerja, hal ini untuk menghindari rasa sakit pada lutut dan menjadikan bentuk tidak baik pada tubuh bagian atas. Tinggi tempat duduk yang optimal sebaiknya diukur dari tinggi ambang permukaan meja. Pada penelitian dasar tempat duduk ideal terdapat pada 27-30 cm dibawah permukaan meja kerja. Apabila jarak vertikal 27-30 cm dapat diterima kemudian baru diukur tinggi tempat duduk dengan tinggi lutut diatas lantai. Didapatkan pula bahwa titik tertinggi tepi depan dari tempat duduk diusahakan lebih rendah sedikit dari tinggi lutut kelantai Karena sikap kaki bersepatu mendatar dengan lantai. Disarankan agar tinggi kursi yang tidak dapat disetel tingginya berkisar antara 35-45 cm. Jika diambil secara rata rata orang yang berukuran kecil atau sedang maka tinggi tempat duduk rata rata antara 35-40 cm, tetapi bagi orang yang lebih tinggi akan terpaksa menekan pinggulnya kebelakang sehingga posisi jadi melengkung atau membungkuk. Oleh karena itu sebaiknya disediakan alas kaki. Untuk mereka yang lebih pendek, tinggi tempat duduk yang bersifat umum mencapai 35-40 cm dianggap cukup baik. Sebagian besar para profesional lebih menyukai tempat duduk kerja yang dapat distel, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan ketinggian yang dibutuhkan. Tinggi meja tulis 68-72 cm dan jarak dari ambang meja ke permukaan kursi 20-25 cm. Ini berarti bahwa ukuran yang sesuai untuk penyetelan dimulai dari 38-53 cm. Meja yang

JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. I, No. 2, Februari 2005 mempunyai tinggi 78 cm maka kursi dapat distel antara 48-53 cm, dan sandaran distel dari 0-18 cm. Kursi dengan mekanisme yang demikian mungkin mahal untuk digunakan dalam rumah tangga karena itu bila ada tempat duduk dengan tinggi 40 cm dianggap sudah memenuhi syarat. Ukuran ukuran ergonomis masih perlu memperhitungkan faktor-faktor ruang yaitu kemungkinan tentang adanya pergeseran dari alat-alat kedepan, kebelakang, kekiri atau kekanan, maka desain ruang harus dapat menjamin kemudahan tersebut. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa dan kajian terhadap perancangan desain konstruksi kursi kerja maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Kursi harus stabil, keempat kaki harus terpisah sekurang kurangnya selebar dan sepanjang tempat duduk Kursi kerja memungkinkan tiap gerak tangan Kursi kerja harus dianggap satu set dengan meja kerja dengan jarak dari tempat duduk ke permukaan meja 23 cm dan jarak dari tempat duduk dengan bagian bawah meja minimum 19 cm Tempat duduk cekung pada bagian muka dan miring kebelakang 3-5 derajat sedang tepi depan harus bulat Sandaran dengan tinggi 55-60 cm vertical diatas tempat duduk, bantalan pinggang agak cekung atau sedikit cekung setinggi dada agar supaya otototot punggung bisa istirahat Jika masih menyukai kursi meja tradisionil yang menggunakan penyangga harus dilengkapi dengan per, agar terasa empuk. Penyangga pinggang dengan tinggi 20-30 cm dan lebar 30-70 cm. Sandaran belakang dan penyangga pinggang diberi sedikit tonjolan dengan radius 80-120cm Ketentuan ketentuan untuk ketinggian suatu tempat duduk: tempat duduk non adjustable tanpa sandaran kaki setinggi 38-40 cm, tempat duduk Non Adjustable dengan landasan kaki setinggi 45-48 cm, jarak setelah dari tempat duduk yang adjustable 35-53 cm Kursi kerja hendaknya pada tempat duduknya dilapisi dan sandaran tubuh tidak boleh tertekan lebih dari 2-3 cm. Lapisan penutup dipilih bahan yang dapat menyerap keringat dengan baik Bahan pelapis harus kuat dan tahan lama, mudah dibersihkan, dan warnanya sesuai dengan perlengkapan lain yang telah ada dalam ruang Kursi kerja harus dapat menerima beban yang cukup kuat untuk diduduki oleh orang kurus sampai yang tergemuk dan bantalan kursi dicari bahan pelapis yang

DESAIN KURSI KERJA ( Niniek Dan Dyan ) dapat kembali pada bentuk semula seperti sebelum diduduki. PUSTAKA Canter, David, 1977, The Psychology of Place, The Architecture Press, London Granjean, E., 1981, An Ergonomic Approach, Taylor & Francis, Ltd, London. Suptandar, Pamuji, 1995, Pengantar Mata Kuliah Desain Interior Untuk Arsitek dan Desainer, Penerbit Universitas Trisakti Jakarta. Wilkening, Fritz, (1987), Tata Ruang, Penerbit Kanisus Yogyakarta.