PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI BENSON DAN NAFAS DALAMTERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH ABDOMEN DI RSUD KOTA SALATIGA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

Volume 3 / Nomor 3 / November 2016 ISSN : EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I DI BPM FAJAR ENDROWATI BOYOLALI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I LATAR BELAKANG

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

Yecy Anggreny, Armansyah, Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Respon Fisiologis pada Pasien yang Mengalami Kecemasan Praoperatif Ortopedi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH TERAPI HUMOR TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DENGAN GENERAL ANESTESI DI RS TELOGOREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

EFEKTIFITAS DEEP BREATHING RELAXATION

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kepekaan, ketelitian, serta ketekunan. Pada pelaksanaan PBP

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

Heman Pailak*) Sri Widodo**), Shobirun***)

PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANGAN BEDAH RSUD PROF.

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP RESPON KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG SERUNI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

PERBEDAA EFEKTIFITAS TEK IK RELAKSASI OTOT PROGRESIF DA RELAKSASI AFAS DALAM TERHADAP TEKA A DARAH PADA PASIE HIPERTE SI

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Quasy

SKRIPSI SULASTRI J

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SEBELUM DAN SESUDAH BERENANG PADA WISATAWAN DI KOLAM RENANG TAMAN REKREASI KARTINI REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Nofita Wulansari *), Mugi Hartoyo, MN **), Wulandari M, SKM, M.Si ***) ABSTRAK. : nyeri, teknik relaksasi Benson, teknik relaksasi nafas dalam

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu penyakit berbahaya yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGINARY TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMY DI RS DR. MOEWARDI SURAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI INFORMED CONSENT TERHADAP PERUBAHAN KECEMASAN PASIEN YANG AKAN MENJALAN TINDAKAN OPERASI DI SMC RS TELOGOREJO

EFEKTIFITAS PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN GEJALA INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WERDA RINDANG ASIH II BONGSARI SEMARANG

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR PADA LANJUT USIA INSOMNIA

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Gambar dengan Bermain Puzzle Terhadap Kecemasan Anak Usia Prasekolah di IRNA Anak RSUP Dr.M.

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

Transkripsi:

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI BENSON DAN NAFAS DALAMTERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH ABDOMEN DI RSUD KOTA SALATIGA Ike Yuyun Mardiani* ),Ismonah** ), Supriyadi*** ) * ) Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang ** ) Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang *** ) Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK Tindakan pembedahan menimbulkan berbagai respon diantaranya respon psikologi atau kecemasan. pada pasien operasi banyak terjadi, di Indonesia prevalensi kecemasan berkisar 9%-21% populasi umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perbedaan Efektifitas Teknik Relakasi dan terhadap Tingkat Pasien Pre Operasi Bedah Abdomen di RSUD Kota Salatiga. Desain penelitian ini adalah Quasy Experimentdengan rancangan penelitian two group pretest-posttest design. Jumlah sampel sebanyak 42 responden dengan teknik total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner STAI (State Anxiety Inventory for Adults). Uji statistik yang digunakan dalam penelitian adalah Paired t-test dan Unpaired t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi maupun nafas dalam (p-value=0,000) dan tidak ada perbedaan efektifitas antara teknik relaksasi dan nafas dalam (p-value=0,215). Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar peneliti selanjutnya meneliti faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi kecemasan seperti tekanan darah, nadi, dan frekuensi nafas. Kata Kunci : pre operasi, relaksasi, dan relaksasi nafas dalam ABSTRACT Surgery cause a variety of responses including psychological response or anxiety. Anxiety occurs in many surgery patients, the prevalence of anxiety in Indonesia range 9%-21% from general population. This study were to know the difference in effectiveness of relaxation techniques and deep breathing in the pre operation patient anxiety level abdominal surgery in city general hospital Salatiga. The design in this research is Quasy Experiment using Two Group Pretest-Posttest design. The total sample of 42 respondents with total sampling techniques. Measuring instrument used were questionnaires STAI (State Anxiety Inventory for Adults). Statistical test used Paired t-test and Unpaired t-test. The results showed there was a differences in levels of anxiety before and after relaxation techniques and deep breathing (p-value=0,000), and there was no difference in effectiveness of relaxation techniques and deep breathing (p-value=0,215). A recommendation from this research is the next researchers can then examine the physiological factors that influence anxiety such as blood pressure, pulse, and frecuency of breath. Keywords : pre operation anxiety, relaxation, and deep breathing relaxation Perbedaan Efektifitas Teknik dan..., (I. Y. Mardiani, 2014) 1

PENDAHULUAN Operasi atau pembedahan merupakan semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani (Sjamsuhidajat, 1998, hlm.1). Salah satu bagian tubuh yang sering dilakukan tindakan pembedahan yaitu pada bagian abdomen, bedah abdomen atau laparatomi adalah pembedahan yang dilakukan dengan membuka bagian perut sampai selaput perut (Sjamsuhidajat, 2005). Tindakan pembedahan menimbulkan berbagai respon di antaranya respon psikologi (kecemasan). atau ansietas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu diluar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Asmadi, 2009, hlm.68). Di Indonesia prevalensi kecemasan diperkirakan berkisar 9%-21% populasi umum. Sedangkan angka populasi yang lebih besar diantara pasien-pasiendalam dunia medis bervariasi antara 17%-27% tergantung kriteria diagnostik yang digunakan (Jayadiputra 2008, dalam Yustin 2011). pada pasien operasi banyak terjadi, didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferlina (2008, dalam Yustin 2011) bahwa sekitar 80% pasien pre operasi mengalami kecemasan dan 60% mengalami kecemasan sedang dan berat. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Makmur (2007) tentang tingkat kecemasan pre operasi, bahwa dari 40 orang responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 7 orang (17,5%), 16 orang (40%) tingkat kecemasan sedang, 15 orang (37,5%) tingkat kecemasan ringan, dan 2 orang (5%) tidak mengalami kecemasan. Penelitian lain adalah yang dilakukan oleh Wijayanti (2009, dalam Nataliza 2011) ditemukan 20 (64,5%) pasien mengalami kecemasan ringan dan 11 (35,5%) mengalami kecemasan berat. Untuk mengurangi kecemasan pada pasien pre operasi perlu diberikan tindakan keperawatan seperti teknik relaksasi. merupakan upaya sejenak untuk melupakan kecemasan dan mengistirahatkan pikiran dengan cara menyalurkan kelebihan energi atau ketegangan (psikis) melalui sesuatu kegiatan yang menyenangkan. dapat memutuskan pikiran-pikiran negatif yang menyertai kecemasan (Greenberg, 2000). Salah satu teknik respon relaksasi dengan menggunakan metode spiritualitas yaitu teknik respon relaksasi yang diperkenalkan oleh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riska (2012) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna tingkat ansietas (p value=0,000) dengan menggunakan teknik relaksasi pada pasien kanker serviks. Penelitianyang dilakukan oleh Datak (2008) menunjukkan bahwa kombinasi relaksasi dan terapi analgesik lebih efektif untuk menurunkan rasa nyeri dibandingkan hanya diberikan terapi analgesik (p value=0,019 α=0,05). juga bisa diatasi dengan melakukan pernafasan diafragma atau teknik relaksasi nafas dalam. Pernafasan diafragma adalah metode khusus dengan melibatkan gerakan sadar abdomen bagian bawah/daerah perut (National Safety Council, 2003, hlm.71). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Abdul dan Eko (2007) menunjukkan ada perbedaan secara signifikan tingkat kecemasan pada ibu yang menjalani persalinan kala I antara sebelum dan setelah diberikan teknik nafas dalam (p value=0,000).hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di RSUD Kota Salatiga, didapatkan data jumlah pasien yang melakukan tindakan bedah dengan general anesthesi pada tahun 2011 (593 pasien), 2012 (514 pasien), dan 2013 (619 pasien). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 jumlah pasien operasi bedah abdomen di RSUD Kota Salatiga mengalami peningkatandenganjumlah rata-rata tiapbulansebanyak 52. Berdasarkan fenomena dan latar belakang yang ada, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan efektifitas 2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol.... No....

teknik relaksasi dan nafas dalam terhadap tingkat kecemasan pasien pre operasi bedah abdomen di RSUD Kota Salatiga. METODE PENELITIAN Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik relaksasi dan nafas dalam, sedangkan variabel terikatnya adalah kecemasan pasien pre operasi bedah abdomen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu atau quasy experiment dengan menggunakan rancangan penelitian two group pretestposttest design dengan sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahanperubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen atau intervensi (Notoatmodjo, 2012, hlm.57). Populasi merupakan keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang ciricirinya akan diduga atau ditaksir (estimated)(nasir, 2011, hlm. 187). Populasi pada penelitian ini adalah pasien pre operasi bedah abdomen dengan general anesthesi di RSUD Kota Salatiga pada ruang rawat inap sebanyak 42 responden. Sampel yang digunakan peneliti adalah pasien rawat inap yang mengalami kecemasan pre operasi bedah abdomen di RSUD Kota Salatiga. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel yang didapatkan peneliti dilapangan sebanyak 42 responden dan dibagi menjadi dua kelompok intervensi dengan jumlah masing-masing kelompok sebanyak 21 responden. Jadi, sampel yang digunakan untuk kelompok intervensi teknik relaksasi sebanyak 21 responden dan kelompok intervensi teknik relaksasi nafas dalam sebanyak 21 responden. Sampel pada penelitian ini adalah pasien pre operasi bedah abdomen di RSUD Kota Salatiga yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan eklusi yang telah ditentukan oleh peneliti. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Variabel Jenis Kelamin 1. Laki-laki 6 28,6 5 23,8 2. Perempuan 15 71,4 16 76,2 Total 21 100,0 21 100,0 Hasil analisis tabel 1 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden yang mengalami kecemasan pre operasi mayoritas adalah perempuan yaitu 15 (71,4%) responden untuk relaksasi dan 16 (76,2%) responden untuk relaksasi nafas dalam. Hal ini terjadi karena pada saat dilakukan penelitian mayoritas responden yang didapatkan adalah pasien sectio caesaria, dimana jenis operasi ini adalah bertujuan untuk mengeluarkan bayi dengan cara membuka dinding ovarium dan jenis operasi ini hanya dilakukan pada perempuan. Tabel 2.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Variabel Usia 1. Dewasa muda (<20th) 3 14,3 5 23,9 2. Dewasa menengah 5 23,0 5 23,9 (20-30th) 3. Dewasa tua (>30th) 13 62,7 11 52,2 Total 21 100,0 21 100,0 Hasil analisis tabel 2 menunjukkan bahwa usia responden yang mengalami kecemasan pre operasi mayoritas adalah usia dewasa tua (>30th) yaitu sebanyak 13 Perbedaan Efektifitas Teknik dan...,(i. Y. Mardiani, 2014) 3

(62,7%) responden untuk relaksasi dan 11 (52,2%) responden untuk relaksasi nafas dalam. Tabel 3.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Variabel Pendidikan 1. Dasar 4 19,1 8 38,1 2. Menengah 10 47,6 10 47,6 3. Tinggi 7 33,3 3 14,3 Total 21 100,0 21 100,0 Hasil analisis tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang mengalami kecemasan pre operasi mayoritas adalah responden dengan tingkat pendidikan menengah (SMA) yaitu sebanyak 10 (47,6%) responden untuk relaksasi dan nafas dalam. Tingkat kecemasan sebelum teknik relaksasi dan nafas dalam Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Sebelum Perlakuan Tingkat ringan 11 52,4 8 38,1 sedang 10 47,6 13 61,9 Total 21 100,0 21 100.0 Hasil analisis tabel 4 menunjukkan bahwa sebelum diberikan teknik relaksasi responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 11 (52,4%) responden dan kecemasan sedang sebanyak 10 (47,6%) responden. Sedangkan pada perlakuan teknik relaksasi nafas dalam responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 8 (38,1%) responden dan kecemasan sedang sebanyak 13 (61,9%) responden. Tingkat kecemasan sesudah teknik relaksasi dan nafas dalam Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Sesudah Perlakuan Tingkat Normal 14 66,7 2 9,52 ringan 7 33,3 15 71,43 sedang - - 4 19,05 Total 21 100,0 21 100,0 Hasil analisis tabel 5 menunjukkan bahwa sesudah diberikan teknik relaksasi responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 7 (33,3%) responden, dan normal sebanyak 14 (66,7%) responden. Sedangkan pada teknik relaksasi nafas dalam responden yang mengalami kecemasan ringan sebanyak 15 (71,43%) responden, kecemasan sedang sebanyak 4 (19,05%) responden, dan normal sebanyak 2 (9,52%) responden. 2. Analisis Bivariat Perbedaan Tingkat Sebelum dan Sesudah Teknik Tabel 6. Perbedaan Tingkat sebelum dan sesudah teknik relaksasi Variabel ( ) sebelum sesudah N Mean Standart Deviation 21 44,10 4,5 21 30,71 5,0 p- value 0,000 Hasil uji statistik tabel 6 dengan paired t- test didapatkan p-value 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaanbermakna tingkat kecemasan 4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol.... No....

sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi pada pasien pre operasi bedah abdomen. Perbedaan Tingkat Sebelum dan Sesudah Teknik Tabel 7. Perbedaan Tingkat Sebelum dan Sesudah Teknik Variabel ( nafas dalam) sebelum sesudah N Mean Standart Deviation 21 45,24 4,85 21 37,76 5,03 p- value 0,000 Hasil uji statistik tabel 7 dengan paired t- test didapatkan p-value 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan yang bermaknatingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien pre operasi bedah abdomen. Perbedaan Efektifitas antara Teknik dan Tabel 8. Perbedaan efektifitas antara teknik relaksasi dan nafas dalam Variabel (Teknik ) N Mean Standart Deviation 21 12,81 2,62 dalam 21 11,52 3,87 p- value 0,215 Hasil uji statistik tabel 8 dengan unpaired t-test didapatkan p-value 0,215 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan efektifitas antara teknik relaksasi dan nafas dalam terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi bedah abdomen. PEMBAHASAN Pada hasil pengukuran pre test teknik relaksasi didapatkan mayoritas skor kecemasan pada tingkat ringan, sedangkan pada pre test relaksasi nafas dalam didapatkan mayoritas skor kecemasan pada tingkat sedang. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan skor kecemasan dan mengetahui sejauh mana pengaruh masing-masing dari jenis teknik relaksasi terhadap tingkat kecemasan responden, maka perlu adanya pengukuran post test. Pada hasil pengukuran post test untuk perlakuan teknik relaksasi dan nafas dalam, sebagian besar responden mengalami penurunan skor kecemasan, akan tetapi masih terdapat responden yang tidak mengalami perubahan yaitu 7 responden dengan skor kecemasan ringan dan 4 responden dengan skor kecemasan sedang yang seharusnya bisa mengalami penurunan pada tingkat ringan ataupun normal. Hal diatas dapat dipengaruhi oleh menurunnya konsentrasi responden ketika melakukan teknik tersebut, kurangnya adaptasi pada lingkungan bangsal, kekhawatiran pasien pre operasi yang harus menunggu jadwal operasi dari Instalasi Bedah Sentral, dan mekanisme koping yang digunakan oleh individu dalam menghadapi tindakan operasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan responden tidak dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga skor kecemasan bisa saja tidak berubah atau bahkan meningkat. Hal ini disebabkan karena respon kecemasan dan mekanisme koping setiap individu berbeda-beda ketika menghadapi proses pembedahan. Berbagai dampak psikologis yang muncul adalah adanya ketidaktahuan akan pengalaman pembedahan yang dapat mengakibatkan kecemasan yang terekspresi dalam berbagai bentuk seperti marah atau menolak terhadap kegiatan keperawatan. dapat mempengaruhi kemampuan berfikir baik proses pikir maupun isi pikir dan secara afektif responden akan mengekspresikan dalam bentuk kebingungan dan curiga berelebihan sebagai reaksi emosi terhadap respon kecemasan (Suliswati, 2005). Padapenelitianini responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 15 (71,4%) Perbedaan Efektifitas Teknik dan...,(i. Y. Mardiani, 2014) 5

responden untuk relaksasi benson dan 16 (76,2%) responden untuk relaksasi nafas dalam. Hal ini terjadi karena pada saat dilakukan penelitian mayoritas responden yang didapatkan adalah pasien sectio caesaria, dimana jenis operasi ini adalah bertujuan untuk mengeluarkan bayi dengan cara membuka dinding ovarium dan jenis operasi ini hanya dilakukan pada perempuan. Perempuanlebih cemas akan ketidakmampuannya dan sering kali sensitif terhadap hal-hal yang bisa mengancam dirinya, baik dari segi fisik maupun psikis sedangkan laki-laki lebih santai dalam menyelesaikan masalah, aktif dan eksploratif (Nursalam, 2003). Bertambahnya usia seseorang juga bisa mempengaruhi timbulnya kecemasan, dengan bertambahnya usia maka akan mengalami masalah kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Sejalan dengan teori yang dikatakanolehstuart (2007) bahwa semakin bertambah usia seseorang maka masalah yang didapatkan semakin banyak, sehingga usia yang lebih tua lebih mudah menderita stres daripada mereka yang berusia muda. Bertambahnya usia mengakibatkan terjadinya penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang mengalami perubahan, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, cenderung mengalami penurunan fungsi otak, homeostasis dan sel tubuh. Tingkat pendidikan seseorang juga memiliki pengaruh terhadap timbulnya kecemasan, bahwa semakin tinggi pendidikan semakin rendah respon kecemasannya. Pendidikan yang dimiliki seseorang menjadikan individu lebih selektif selama respon kecemasan berlangsung. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki respon adaptasi yang lebih baik karena respon yang yang diberikan lebih rasional dan juga mempengaruhi kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus (Feist, 2009). Hal tersebut juga sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Stuart (2007) bahwa tingkat pendidikan seseorang sangat penting dalam timbulnya kecemasan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin rasional keputusan yang diambil. Metode koping antara individu sangat beragam terkait dengan persepsi individu tersebut terhadap kejadian yang bisa menyebabkan kecemasan, ada orang yang lebih suka menghindari situasi dan ada yang memilih mengahadapinya. Ansietas atau kecemasan merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu diluar dirinya, dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Asmadi, 2009, hlm.165). Salah satu cara yang sering digunakan untuk mengurangi tingkat kecemasan adalah dengan menggunakan teknik relaksasi. tidak menganggap penting usaha pemecahan masalah penyebab terjadinya ketegangan, melainkan menciptakan kondisi individu yang lebih nyaman dan menyenangkan. membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan memfokuskan perhatian sehingga ia dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam situasi yang menegangkan. Hubungan antara spiritual dengan kecemasan mengandung unsur psikoterapik yang efektif yaitu tidak hanya dari sudut kebugaran dan kesehatan jiwa, akan tetapi juga kesehatan pada umumnya (bio-psiko-sosiospiritual).sehat menurut WHO (World Health Organization) tidak hanya sehat fisik, psikologi, dan sosio tetapi juga sehat dalam arti spiritual. Manusia sebagai makhluk yang utuh berespon terhadap keadaan yang terjadi karena gangguan kesehatan, serta mempunyai mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, sehingga individu selalu berinteraksi dengan menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif ( & Proctor, 2000). benson merupakan teknik relaksasi yang digabung dengan keyakinan yang dianut oleh pasien, dan akan menghambat aktifitas saraf simpatis yang dapat menurunkan konsumsi oksigen oleh tubuh dan selanjutnya otot-otot tubuh mejadi relaks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman ( & Proctor 2000).Teknik ini merupakan 6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol.... No....

upaya untuk memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan menyebut berulangulang kalimat ritual dan menghilangkan berbagai pikiran yang mengganggu. cukup efektif untuk memunculkan keadaan tenang dan rileks, dimana gelombang otak mulai melambat yang akhirnya akan membuat seseorang dapat beristirahat dengan tenang. Hal ini terjadi ketika individu mulai merebahkan diri dan mengikuti instruksi relaksasi, yaitu pada tahap pengendoran otot dari bagian kepala hingga bagian kaki. Selanjutnya dalam keadaan rileks mulai untuk memejamkan mata, saat itu frekuensi gelombang otak yang muncul mulai melambat dan menjadi lebih teratur. Pada tahap ini individu mulai merasakan rileks dan mengikuti secara pasif keadaan tersebut sehingga menekan perasaan tegang yang ada di dalam tubuh (Datak, 2008). nafas dalam adalah suatu teknik relaksasi dengan cara melakukan nafas dalam, lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, dengan melibatkan gerakan sadar abdomen bagian bawah/daerah perut. Teknik ini dapat meningkatkan oksigenasi dalam darah. Tujuan dari teknik ini untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasis paru, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stres baik fisik maupun emosional yaitu menurunkan kecemasan dan nyeri (Smeltzer & Bare, 2002, hlm. 436-437). Kelebihan dari teknik relaksasi nafas dalam adalah teknik yang paling mudah dan sering digunakan, dan dapat mengurangi frekuensi nafas menjadi sekitar tiga sampai empat kali per menit serta dapat menurunkan tekanan darah dan kontraksi jantung (National Safety Council,2003, hlm.71). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya keefektifitasan yang sama pada penurunan skor kecemasan antara perlakuan teknik relaksasi dan nafas dalam. Hal ini dikarenakan kedua teknik relaksasi tersebut memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan skor kecemasan pre operasi. Sejalan dengan teori yang dikatakan oleh Kushariyadi (2011, hlm.46-48)&smeltzer & Bare (2002, hlm. 436-437) bahwa teknik relaksasi dan nafas dalam memiliki kelebihan untuk mengurangi stres baik fisik maupun emosional, menghilangkan nyeri, insomnia, dan kecemasan. SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi, ada perbedaan tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam, dan tidak ada perbedaan antara teknik relaksasi dan nafas dalam terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi. SARAN 1. Untuk Responden Perlu adanya upaya dari responden untuk mengurangi kecemasan pre operasi dengan menggunakan teknik relaksasi maupun nafas dalam, serta dianjurkan untuk meningkatkan konsentrasi ketika melakukan teknik relaksasi tersebut, kemudian pentingnya menambah pengetahuan atau wawasan melalui berbagai macam media yang sudah disediakan khususnya tentang proses pembedahan, sehingga tidak timbul persepsipersepsi negatif terhadap tindakan pembedahan serta kecemasan pre operasi lebih bisa dikendalikan. 2. Untuk Rumah Sakit Diharapkan Rumah Sakit dapat mengaplikasikan teknik relaksasi ini untuk diterapkan kepada pasien sebelum menghadapi proses pembedahan, sehingga kondisi fisik maupun psikologi pasien tidak mengalami gangguan yang pada akhirnya akan mengakibatkan persiapan operasi bisa terhambat, kemudian perawat bisa menambah intensitas waktu pemberian teknik relaksasi yang sebelumnya hanya 15 menit menjadi 30 menit, serta memilih Perbedaan Efektifitas Teknik dan...,(i. Y. Mardiani, 2014) 7

mekanisme koping lain yang tepat seperti teknik relaksasi otot progresif atau teknik imajinasi terbimbing dalam menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi. 3. Untuk Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan data dasar untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan masalah kecemasan. Selain itu peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan secara fisiologis yang berhubungan dengan tekanan darah, frekuensi nafas, dan denyut nadi. DAFTAR PUSTAKA Abdul & Eko. (2007). Pengaruh Teknik terhadap Perubahan Tingkat pada Ibu Persalinan Kala I di Pondok Bersalin Ngudi Saras Trikilan Kali Jambe Sragen. https://www.google.com/#q=jurna l+penelitian+relaksasi+nafas+dala m+terhadap+kecemasan diperoleh tanggal 7 Desember 2013 Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Keperawatan:Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika, H.,& Proctor, W. (2000). Dasardasar Respons. Bandung : Kaifa Datak, Gad. (2008). Penurunan Nyeri Pasca Bedah Pasien TUR Prostat melalui http://journal.ui.ac.id/index.php/jk epi/article/viewfile/2405/1853 diperoleh tanggal 16 Desember 2013 Greenberg. (2000). Seri Buku Kecil Terapi Alternatif. Yogyakarta : Yayasan Spritia Kushariyadi & Setyoadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikoreligius. Jakarta : Salemba Medika Muttaqin, A., & Sari, K. (2009). Asuhan Keperawatan Perioperatif. Jakarta : Salemba Medika Nasir, A. (2011). Buku Ajar:Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Nataliza, D. (2011). Pengaruh Pelayanan Kebutuhan Spiritual Oleh Perawat Terhadap Tingkat Pasien Pre Operasi di Ruang Rawat RSI Siti Rahmah Padang. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Diperoleh tanggal 18 Desember 2013 National Safety Council. (2003). Manajemen Stres. Jakarta : EGC Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RinekaCipta. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta : EGC Riska. (2012). Pengaruh Terhadap Penurunan pada Pasien Kanker Serviks di RSUD Arifin Achmad. http://repository.unri.ac.id/handle/ 123456789/4678 diperoleh tanggal 7 Desember 2013 Sjamsuhidajat, R. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC 8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) Vol.... No....

Smeltzer, C., & Bare, G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC Stuart, G.W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC Suliswati. (2005). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika Yustin, A. (2011). Pengaruh Terapi Wewangian Minyak Essensial Bunga Mawar dengan Cara Inhalasi terhadap Tingkat pada Pasien Pre Operasi di Ruang Bedah RSUD Solok. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Andalas Padang Perbedaan Efektifitas Teknik dan...,(i. Y. Mardiani, 2014) 9