BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP PRODUK SIMPANAN HARI RAYA IDUL FITRI DAN SIMPANAN HARI RAYA IDUL ADHA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB III GAMBARAN UMUM BTM COMAL. Kemudian berdasarkan keputusan MUKTAMAR MAMADIYAH periode ke-44

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan saat masyarakat membutuhkannya. Bank Islam atau yang biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Simpanan Walimah pada BMT At-Taqwa Muhammadiyah

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

PRODUK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bank umum Syariah (atau digunakan dual bangking system). Ditambah. maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Question & Answer a T bu b nga g nku

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2005 TENTANG PENJAMINAN SIMPANAN NASABAH BANK BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ketertarikan masyarakat dengan sistem ekonomi syariah dewasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB IV PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DALAM GIRO WADI AH DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Materi 6 Produk Penghimpunan Dana. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Sekilas Tabungan Wisata Sejarah Tabungan Wisata

BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing).

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dan menengah seperti pasar tradisional, wilayah usaha kecil dan menegah,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

PROSEDUR LAYANAN ANTAR JEMPUT TABUNGAN SEBAGAI TUGAS FUNDING OFFICER PADA PT. BPR SYARI AH AMANAH UMMAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36/SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA

ditetapkan dalam jumlah yang pasti. 2

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Tabungan Wadi ah Terhadap Pembiayaan Pada PT. Bank

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH A. Perbandingan Konsep Simpanan Nusa dan Konsep Simpanan Berjangka Mudharabah Konsep merupakan rancangan atau gambaran yang direncanakan pada produk simpanan Nusa dan simpanan berjangka Mudharabah. Untuk menganalisis konsep simpanan Nusa dan simpanan berjangka Mudharabah, peneliti terlebih dahulu akan memaparkan kembali mengenai akad simpanan, serta akan membandingkan kedua konsep simpanan tersebut. Secara umum dalam hal penghimpunan dana Lembaga Keuangan Syariah, mempergunakan dua akad, yaitu: 1. akad wadi ah yad dhamanah yang diaplikasikan pada giro wadiah dan tabungan wadiah, 2. akad mudharabah muthlaqah yang diaplikasikan pada produk deposito mudharabah dan tabungan mudharabah. 1 Wadi ah yad dhamanah merupakan akad penitipan barang atau uang (umumnya berbentuk uang) kepada BMT, namun BMT memiliki hak untuk mendayagunakan dana tersebut. 2 Atas dasar akad ini nasabah akan mendapatkan imbalan berupa bonus, yang tentu saja besarnya sangat tergantung dengan 1 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT Grasindo Anggota IKAPI, 2005), hlm. 11. 2 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004), hlm. 150. 44

45 kebijkan manajemen BMT. Akad wadi ah yad dhamanah ini diaplikasikan dalam beberapa bentuk simpanan, diantaranya: a) Giro wadi ah adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. b) Tabungan wadi ah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu. 3 Ketentuan tabungan wadi ah adalah: (1) Bersifat simpanan (2) Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan (3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (athaya) yang bersifat sukarela dari pihak BMT. Sehingga jenis simpanan ini kurang cocok digunakan oleh para pengusaha besar yang bermotif untuk investasi. Sebaliknya tabungan ini lebih cocok digunakan oleh pengusaha kelas menengah ke bawah, pekerja, ibu rumah tangga, dan pelajar yang bermotif untuk simpanan. Sedangkan akad mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan/gangguan apapun urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terikat dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan, dan pelanggan. Akad mudharabah Muthlaqah ini diaplikasikan dalam bentuk: 3 Sofyan Syafri Harahap, Wiroso dan Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbankan Syariah, Cet. Ke-1, (Jakarta: LPFE Usakti, 2004), hlm. 70.

46 a) Tabungan mudharabah adalah dana yang disimpan nasabah yang akan dikelola bank untuk memperoleh keuntungan dengan sistem bagi hasil sesuai dengan kesepakatan bersama. Motif nasabah pengguna simpanan ini adalah untuk investasi, maka tabungan ini tidak dapat ditarik setiap saat. Contoh tabungan mudharabah adalah tabungan Haji yang hanya dapat ditarik pada saat penabung akan menunaikan ibadah haji, tabungan Qurban yang hanya dapat ditarik pada saat hari raya qurban, tabungan Pendidikan yang hanya dapat ditarik pada saat penabung membayar uang pendidikan, tabungan Walimah yang hanya dapat ditarik pada saat akan menunaikan akad nikah, dan tabungan lain sejenisnya. b) Deposito mudharabah adalah dana simpanan nasabah yang hanya bisa ditarik berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan. Nama lain dari deposito mudharabah ini adalah simpanan berjangka mudharabah, yakni simpanan mudharabah yang penyetorannya dilakukan satu kali dengan jumlah yang disepakati dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian. 4 Dalam bukunya Yeni Salma Barlinti, menjelaskan Fatwa DSN No. 2/DSN_MUI/IV/2000 tentang ketentuan umum Tabungan mudharabah, dan Fatwa DSN No. 3/DSN_MUI/IV/2000 tentang ketentuan umum Deposito mudharabah sebagai berikut: 1) Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana dan BMT bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana 4 Hartanto Widodo, Ak, et. All, PAS (Panduan Akuntansi Syari ah) Panduan Praktis Operasional Baitul Mal Wat Tamwil(BMT), Cet. Ke-1, (Bandung: Penerbit Mizan, 1999), hlm. 99.

47 2) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening 3) Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya 4) Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. 5 Adapun bagi hasil yang terdapat pada simpanan yang berdasarkan akad wadi ah dengan simpanan mudharabah berbeda. Pada simpanan wadiah, sebagian besar BMT menyebut bagi hasil ini dengan istilah Bonus. Imbalan bonus didefinisikan sebagai imbalan yang diberikan kepada penabung wadiah, bersifat sukarela dan tidak mengikat BMT. Jika BMT memperoleh keuntungan dari usahanya maka nasabah akan mendapat bagian keuntungan, tetapi bila BMT mengalami kerugian, maka nasabah tidak ikut menanggung kerugian. Besarnya bonus yang akan diterima oleh nasabah penabung tidak boleh ditentukan diawal akad, melainkan sepenuhnya diserahkan kepada kebijaksanaan BMT yang bersangkutan. Nasabah dalam hal ini tidak menanggung risiko kerugian dan uangnya dapat diambil sewaktu-waktu secara utuh setelah dikurangi biaya administrasi yang telah ditentukan oleh BMT. Dengan demikian dalam produk BMT berupa tabungan wadi ah ini didasarkan pada akad wadi ah yad dhamanah, sehingga BMT selaku pihak yang menerima titipan dana diperbolehkan memproduktifkannya. Berbeda dengan simpanan yang berdasarkan akad mudharabah, seperti simpanan dan deposito 5 Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa DSN dalam Sistem Hukum Nasional di Indonesia, Cet. Ke 1, (Jakarta: Badan Litbang&Diklat Kementrian Agama RI, 2010), hlm. 234-235.

48 mudharabah terdapat bagi hasil yang harus disepakati pada waktu awal akad, karena jenis simpanan ini tidak dapat diambil sewaktu-waktu. Selain akad simpanan, peneliti paparkan kembali hasil wawancara dengan pihak BMT mengenai simpanan Nusa dan simpanan berjangka Mudharabah sebagai berikut: a) Macam-macam produk simpanan di BMT Nurussa adah Pekalongan diantaranya: simpanan Nusa, simpanan hari raya, simpanan SARAS, simpanan SALAM Nusa, simpanan Wisata Nusa, dan simpanan berjangka Mudharabah. b) Simpann Nusa merupakan jenis simpanan yang penyetorannya dapat dilakukan kapan saja dan dapat diambil sewaktu-waktu. c) Simpanan Berjangka Mudharabah adalah simpanan yang disediakan bagi nasabah yang ingin menginvestasikan dananya untuk masyarakat mikro. Simpanan ini tidak dapat diambil sewaktu-waktu. d) Kelebihan dan kekurangan simpanan Nusa diantaranya: Bagi BMT: kelebihannya setiap hari ada dana yang masuk dari nasabah simpanan Nusa, namun nilanya tidak stabil. Kekurangannya bagi BMT adalah bahwa BMT harus tetap menjaga likuiditas ketika nasabah akan mengambil simpanannya Bagi nasabah: kelebihannya adalah dapat diambil sewaktu-waktu dan setorannya mudah. Sedangkan kekurangannya bagi nasabah adalah bagi hasil yang diperolehnya kecil.

49 e) Kelebihan dan kekurangan simpanan berjangka Mudharabah Bagi BMT: kelebihannya bahwa BMT tahu kapan dana nasabah akan diambil, adapun kekurangannya bagi BMT adalah nisbah bagi hasil yang akan diterima BMT lebih kecil Bagi nasabah: kelebihannya adalah bagi hasilnya besar. Sedang kekurangannya bagi nasabah adalah tidak dapat diambil sewaktu-waktu, serta persyaratan pembukaan rekening lebih sulit dibanding simpanan lainnya. f) Perbedaan konsep dan ciri-ciri antara keduanya yaitu Dari segi pembukaan rekening: simpanan Nusa jauh lebih mudah dibanding simpanan berjangka Mudharabah Dari segi resiko: resiko yang ditanggung nasabah simpanan berjangka Mudharabah lebih besar daripada simpanan Nusa karena jika mengalami kerugian maka nasabah akan ikut menanggungnya. Dari segi bagi hasil: nisbah bagi hasil yang diperoleh lebih besar simpanan berjangka Mudharabah Dari segi waktu pengambilan: simpanan Nusa dapat diambil sewaktu-waktu. g) Prosedur pembukaan simpanan Nusa yaitu menyerahkan fotocopy KTP, mengisi formulir pendaftaran, dan setoran awal minimal Rp. 10.000. h) Prosedur pembukanan simpanan berjangka Mudharabah yaitu menyerahkan fotocopy KTP, mengisi formulir pendaftaran, setoran awal minimal Rp. 500.000, biaya materai&administrasi sebesar Rp. 100.000, serta bersedia membuka rekening simpann Nusa terlebih dahulu.

50 i) Jumlah nasabah simpanan Nusa tahun 2008 sebanyak 3526 nasabah, tahun 2009 sebanyak 3982 nasabah, dan tahun 2010 sebanyak 4332 nasabah. j) Jumlah nasabah simpanan bejangka Mudharabah tahun 2008 sebanyak 69 nasabah, tahun 2009 sebanyak 71 nasabah, dan tahun 2010 sebanyak 90 nasabah. k) Sebab-sebab simpanan Nusa lebih disukai nasabah karena dapat diambil kapan saja, dan lebih mudah setorannya hanya dengan Rp. 10.000 saja setiap orang dapat menabung. l) Sebab-sebab simpanan berjangka Mudharabah lebih sedikit nasabahnya karena simpanan tersebut tidak dapat diambil sewaktu-waktu, dan setorannya besar yaitu Rp. 500.000 sehingga belum tentu setiap orang sanggup&bersedia untuk membuka rekening. m) Ada dua faktor yang mempengaruhi nasabah simpanan Nusa yaitu faktor dari dalam seperti simpanan Nusa dapat diambil sewaktu-waktu, sehingga nasabah lebih menyukainya. Serta setorannya mudah. Sedangkan faktor yang dari luar yaitu faktor dari masyarakat itu sendiri, seperti Trust. 6 n) Terdapat perbedaan strategi pemasaran antara kedua produk simpanan tersebut yaitu pada simpann Nusa tidak memerlukan strategi pemasaran yang genca o) Sedangkan pada simpanan berjangka Mudharabah pemasaran yang dilakukan cukup gencar yaitu dengan memberikan sovenir bagi nasabah baru. 7 6 Yusuf Arinal Huda, Manajer BMT Nurussa adah Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 Februari 2011 Pukul 10.30 WIB. 7 Eko Budi Prayitno, Karyawan bagian Account Officer BMT Nurussa adah Pekalongan, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 22 Februari 2011 Pukul 11.45 WIB.

51 p) Pemberian bonus pada simpanan Nusa ditentukan oleh pihak BMT q) Simulasi pemberian bagi hasil pada simpanan berjangka Mudharabah Pak Eko telah menyimpan dananya ke BMT Nurussa adah sebesar Rp. 10.000.000, dalam jangka waktu 1 bulan. Dengan kesepakatan pembagian hasil usaha 70% untuk BMT Nurussa adah dan 30% untuk pak Eko. Bila pendapatan BMT Nurussa adah sebesar Rp. 3.000.000 dan saldo rata-rata dari total simpanan di BMT sebesar Rp. 100.000.000. Maka : =Saldo rata-rata perbulan Pak Eko x Pendapatan x Nisbah Saldo rata-rata total simpanan = Pembagian hasil untuk Pak Eko = Rp. 10.000.000 x Rp. 3000.000 x 30% Rp. 100.000.000 = Rp. 90.000 (Pembagian hasil untuk Pak Eko) r) Pengaruh bagi BMT atas banyaknya nasabah simpanan Nusa yaitu jika nasabah simpanan Nusa banyak maka dana yang masuk ke BMTpun akan banyak (berbanding lurus). Hal ini memberikan keuntungan bagi BMT, karena dana tersebut dapat disalurkan untuk pembiayaan. Namun BMT harus dapat menjaga likuiditas. s) Konsep khusus yang menjadikan simpanan Nusa lebih disukai nasabah yaitu adanya Pekan Promo. Konsep ini dibuka jika nasabah simpanan Nusa sudah mulai berkurang, sehingga untuk meningkatkan kembali jumlah nasabah simpanan Nusa digunakanlah pekan promo, dimana pada waktu pembukaan rekening dengan nominal lebih dari Rp. 250.000 akan mendapatkan sovenir. t) Jumlah nasabah penyimpan dana di BMT Nurussa adah secara keseluruhan tahun 2011 peneliti peroleh berupa data tertulis yakni sebanyak 6751 nasabah.

52 Sehingga dapat dibandingkan konsep simpanan Nusa dan simpanan berjangka Mudharabah sebagai berikut: Tabel 4.1 Perbandingan Konsep Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah No Konsep simpanan Nusa Konsep simpanan berjangka Mudharabah 1. Simpanan Nusa dapat diambil Simpanan ini tidak dapat diambil 2. 3. 4. kapan saja Ketentuan dan prosedur simpanan Nusa lebih mudah Motif nasabah adalah hanya untuk menitipkan dana Bagi hasil atau bonus yang sewaktu-waktu/berdasarkan kesepakatan Ketentuan dan prosedur lebih sulit Motif nasabah menyimpan dana adalah sebagai investasi Bagi hasil lebih besar dibanding diterima kecil&merupakan simpanan Nusa&nisbah ditentukan kebijakan dari BMT diawal akad No Kelebihan simpanan Nusa Kelebihan simpanan Berjangka Mudharabah 1. Bagi BMT: setiap hari ada dana Bagi BMT: BMT mengetahui kapan yang yang masuk dari nasabah dana nasabah akan diambil 2. simpanan Nusa karena setoran simpanan dapat dilakukan kapan saja, namun nilainya tidak stabil Bagi Nasabah: dapat diambil Bagi Nasabah: Bagi hasil yang

53 sewaktu-waktu, serta setoran didapat besar awalnya mudah hanya Rp. 10.000 No Kekurangan simpanan Nusa Kekurangan simpanan berjangka Mudharabah 1. Bagi BMT: BMT harus tetap Bagi BMT: nisbah bagi hasil yang 2. menjaga likuiditas ketika nasabah akan mengambil simpanannya Bagi Nasabah: bagi hasilnya kecil, karena ditentukan dari pihak BMT akan diterima BMT lebih kecil Bagi Nasabah: nasabah tidak dapat mengambil simpanannya kapan saja, proses pembukaan rekening lebih sulit dibanding simpanan lainnya, serta resiko kerugian yang ditanggung nasabah lebih besar karena jika rugi nasabah akan ikut menanggungnya Sumber:Data primer diolah Berdasarkan perbandingan kedua konsep simpanan di atas, dapat dianalisis bahwa simpanan Nusa berdasarkan akad wadi ah yad dhamanah, merupakan jenis simpanan yang penyetorannya dapat dilakukan kapan saja dan dapat diambil sewaktu waktu. Simpanan ini lebih disukai dan dipilih nasabah karena kemudahan-kemudahannya dalam penyimpanan, selain itu motif nasabah menyimpan adalah untuk menitipkan dana serta bagi hasilnya berupa bonus yang merupakan kebijakan dari pihak BMT. Sedangkan simpanan berjangka Mudharabah berdasarkan akad mudharabah muthlaqoh yakni motif nasabah menyimpan dana adalah untuk investasi di mana dana tersebut tidak dapat diambil

54 sewak-waktu atau berdasarkan kesepakatan, sehingga nasabah penyimpan lebih sedikit dibandingkan nasabah simpanan Nusa. Masing-masing jenis simpanan tersebut memiliki jangka waktu yang berbeda, sehingga nisbah bagi hasilnya pun sangat mungkin juga berbeda. Prinsipnya semakin panjang jangka waktunya, semakin luas kesempatan yang dimiliki BMT untuk memanfaatkan dana tersebut. Hal inilah yang membedakan tingkat nisbahnya. Simpanan berjangka Mudharabah biasanya memiliki nisbah bagi hasil yang lebih tinggi dibanding simpanan Nusa, karena simpanan berjangka Mudharabah merupakan sumber dana yag terkendali. Artinya BMT mengetahui secara pasti jangka waktu mengendapnya dana. Atas dasar ini BMT tentu saja akan memanfaatkan dana tersebut sesuai dengan jangka waktunya. Simpanan berjangka Mudharabah dengan jangka waktu 3 bulan, hanya dapat dimanfaatkan maksimal 3 bulan, dan seterusnya.

55 B. Tingkat Preferensi Nasabah terhadap Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah Gambar 4.1 Jumlah Nasabah Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah Tahun 2008-2010 (dalam satuan orang/nasabah) 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2008 2009 2010 Nusa Berjangka Mudharabah Sumber:Data sekunder diolah Berdasarkan diagram di atas terjadi perbedaan jumlah nasabah yang cukup signifikan. Tahun 2008 sebanyak 3526 nasabah simpanan Nusa, sedang pada simpanan berjangka Mudharabah sebanyak 69 nasabah. Kemudian pada tahun 2009 terjadi penigkatan jumlah nasabah simpanan Nusa hingga 3982, sedang pada simpanan berjangka mudharabah mengalami peningkatan hingga 71 nasabah. Selanjutnya pada tahun 2010 meningkat hingga 4332 nasabah simpanan Nusa, sedangkan pada simpanan berjangka Mudharabah naik mencapai 90 nasabah. Ketimpangan jumlah nasabah simpanan selama 3tahun terakhir tersebut

56 dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang secara langsung maupun tidak langsung berakibat terhadap BMT Nurussa adah itu sendiri. Atas banyaknya nasabah simpanan Nusa tersebut memberikan pengaruh yang positif bagi BMT. Jika nasabah simpanan Nusa banyak, maka dana yang diperoleh BMT pun akan banyak (berbanding lurus). Hal ini menguntungkan bagi BMT karena dana tersebut dapat disalurkan untuk pembiayaan. Namun BMT harus tetap bisa menjaga likuiditas. C. Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah terhadap Simpanan Nusa dan Simpanan Berjangka Mudharabah Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nasabah BMT Nurussa adah lebih preferen atau lebih memilih simpanan Nusa yang berdasarkan akad wadi ah dibanding simpanan berjangka mudharabah yang berdasarkan akad mudharabah, sebagai berikut: Faktor dari dalam 1. Simpanan Nusa dapat diambil sewaktu-waktu, konsep inilah yang paling dominan mempengaruhi minat nasabah, sehingga nasabah lebih memilih jenis simpanan ini. 2. Setoran awal simpanan Nusa mudah, hanya dengan Rp.10.000 nasabah dapat menabung, sehingga tidak memberatkan nasabah yang ingin menabung. 3. Berdasarkan hasil wawancara dengan nasabah simpanan Nusa, sebagian besar nasabah menyatakan bahwa simpanan Nusa jauh lebih fleksibel

57 karena kemudahan-kemudahannya, seperti adanya sistem jemput bola yang dilakukan oleh karyawan BMT Nurussa adah. Dalam bukunya Makhalul Ilmi SM menjelaskan bahwa salah satu cara efektif yang dapat dilakukan untuk mencapai target-target pemasaran produk di BMT adalah dengan melakukan pendekatan jemput bola. 8 Selain faktor konsep, kelebihan dan kekurangan yang mempengaruhi nasabah penyimpan dana, adapula faktor perbedaan strategi pemasaran antara simpanan Nusa dengan simpanan berjangka Mudharabah. Pada simpanan Nusa tidak dilakukan pemasaran yang gencar, karena dengan nominal berapa pun seseorang dapat membuka dan menjadi nasabah. Namun pada periode terentu BMT akan mengadakan pekan promo, strategi ini dilakukan bila nasabah simpanan Nusa sudah mulai bekurang. Sehingga untuk meningkatkan jumlah nasabah simpanan Nusa digunakanlah strategi tersebut, di mana pembukaan awal dengan nominal tertentu. Sedangkan pada simpanan berjangka Mudharabah dilakukan pemasaran yang cukup gencar, dengan cara memberikan sovenir kepada nasabah baru. Faktor dari luar Faktor ini berasal dari masyarakat itu sendiri seperti Trust. Hasil wawancara dengan nasabah simpanan berjangka Mudharabah menyatakan alasan mereka memilih jenis simpanan ini karena agar lebih aman. Selain itu nasabah simpanan ini memilih simpanan berjangka Mudharabah karena bagi hasil yang diperoleh lebih besar. Faktor-faktor tersebut sesuai dengan teori preferensi 8 Makhalul Ilmi SM, Teori dan Praktek Mikro Keuangan Syari ah:beberapa permasalahan dan alternatif sulusi, (Yogyakarta:UII Press, 2002), hlm. 61.

58 nasabah, bahwa Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu konsumen berasal dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. 9 9 http://www.scribd.com/doc/31592750/perilaku-pembelian-seseorang-dapat-dikatakan- Sesuatu-Yang-Unik. 24 juni 2011 Pukul 12:02 WIB.