PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING LOKAL DI KABUPATEN TOLITOLI

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terus

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

ANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

PENGANTAR. Latar Belakang. khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

ANALISIS POTENSI REPRODUKSI KAMBING KACANG DI WILAYAH PESISIR KEPULAUAN WANGI-WANGI, KABUPATEN WAKATOBI

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

Kata Kunci : Kerbau Betina, Karakteristik Reproduksi, Tingkat Kesuburan. Keyword: Female Buffalo, Reproductive Characteristics, Fertility Rate

TINJAUAN PUSTAKA. penting diberbagai agro-ekosistem, karena memiliki kapasitas adaptasi yang

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA GARUT PADA STASIUN PERCOBAAN CILEBUT BOGOR

ANALISIS TITIK IMPAS AGRIBISNIS TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWAH DI KECAMATAN SAMBONG KABUPATEN BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

J. M. Tatipikalawan dan S. Ch. Hehanussa Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT

KAJIAN PROFIL SOSIAL EKONOMI USAHA KAMBING DI KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo

HUBUNGAN ANTARA LAMA BETERNAK DENGAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PRODUKTIVITAS KAMBING JAWARANDU DI KABUPATEN KENDAL SKRIPSI. Oleh : ARUM PRASTIWI

I.M. Mulyawati, * D. Mardiningsih,** S. Satmoko **

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

SELEKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWA BERDASARKAN NILAI INDEKS PRODUKTIVITAS INDUK DI KECAMATAN METRO SELATAN KOTA METRO

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

PERTAMBAHAN ALAMIAH DAN DISTRIBUSI ANGKA KELAHIRAN SAPI BALI DI KOTA BAUBAU

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 2 April 2014 sampai 5 Mei 2014, di Kecamatan Jati

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lokasi peternakan Kambing PE dan Kacang di

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung

TEKNIK DAN MANAJEMEN PRODUKSI BIBIT SAPI BALI DI SUBAK KACANG DAWA, DESA KAMASAN, KLUNGKUNG ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

KID CROP KAMBING KACANG (Capra Hircus) di KABUPATEN KONAWE UTARA

I. PENDAHULUAN. Kambing merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara dan dikembang

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian nomor : 2915/Kpts/OT.140/6/2011 (Kementerian Pertanian, 2011),

KAJIAN MENGURANGI ANGKA KEMATIAN ANAK DAN MEMPERPENDEK JARAK KELAHIRAN SAPI BALI DI PULAU TIMOR. Ati Rubianti, Amirudin Pohan dan Medo Kote

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

KAJIAN PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING PADA SISTEM PEMELIHARAAN YANG BERBEDA DI KECAMATAN ANDOOLO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DAN PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG DI KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH SKRIPSI. Oleh : BTARA PRAMU AJI

TINGKAT PENCAPAIAN SIKLUS BIRAHI PADA KAMBING BOERAWA DAN KAMBING KACANG MELALUI TEKNOLOGI LASER PUNKTUR

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha diversifikasi pangan dengan memanfaatkan daging kambing

STRUKTUR CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PETANI PETERNAK SAPI DENGAN KINERJA PENYULUHAN (KASUS: DESA ARA CONDONG, KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT)

KINERJA REPRODUKSI SAPI POTONG PADA PETERNAKAN RAKYAT DI DAERAH KANTONG TERNAK DI JAWA TENGAH

Oleh: Rodianto Ismael Banunaek, peternakan, ABSTRAK

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

MATERI DAN METODE. Materi

Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi Provinsi Jambi salah satunya adalah pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

K. Budiraharjo dan A. Setiadi Fakultas Peternakan Univesitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

DINAMIKA POPULASI SAPI POTONG DI KECAMATAN PAMONA UTARA KABUPATEN POSO

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

EFISIENSI REPRODUKSI SAPI POTONG DI KABUPATEN MOJOKERTO. Oleh : Donny Wahyu, SPt*

PERFORMANS REPRODUKSI SAPI BALI DAN SAPI PO DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

KAJIAN PERFORMANS REPRODUKSI SAPI ACEH SEBAGAI INFORMASI DASAR DALAM PELESTARIAN PLASMA NUTFAH GENETIK TERNAK LOKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak Domba. karena pakan utamanya adalah tanaman atau tumbuhan. Meski demikian domba

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

BAB I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan peternakan di Indonesia lebih ditujukan guna


I. PENDAHULUAN. Ternak kambing merupakan salah satu ternak ruminansia penghasil protein

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak kecil pemakan rumput yang dapat dibedakan. menjadi tiga yaitu : potong, perah dan penghasil bulu.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia

Pemotongan Sapi Betina Produktif di Rumah Potong Hewan di Daerah Istimewa Yogyakarta

MANAJEMEN PEMELIHARAAN

Transkripsi:

PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING LOKAL DI KABUPATEN TOLITOLI Usman¹, Sirajuddin Abdullah dan Sahrir² usman.untad@gmail.com ¹Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu-Ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Tadulako ²Dosen pengajar Program Studi Magister Ilmu-Ilmu Pertanian Pascasarjana Universitas Tadulako Abstract This research aims to find out characteristics and management of goat farming on small scale farming of Tolitoli Regency. It is also to find out factors influencing the goat productivity and development and to evaluate the goat population development and its reproduction performance. This is a qualitative research. The data was collected through survey and interview. The research was carried out within 2 months from February to March 2015. The area covers 3 districts, namely: (1) North Tolitoli, (2) North Dampal and (3). The sample size was determined based on purposive sampling. Meanwhile, the data collection method was observation, interview and documentation. The data was identified and analyzed qualitatively by using percentage frequency table, then, they were interpreted descriptively. The research result from 3 districts reveals that goat productivity had not been done maximally, goats breeders are in productive age, their education qualification is on low level. However, they have experienced in breeding goats. Nevertheless, the business is part-time job. Whereas, the birth rate is as follow: 56 percent in North Tolitoli; 65.98 percent in North Dampal and 56 percent in. Meanwhile, their mortality is as follow: 32.86 percent in North Tolitoli; 25.56 percent in North Dampal; and 37.50 percent in. The mortality rate of adult goats is as follow: 5.71 percent in North Tolitoli; 12.50 percent in North Dampal; and 5.36 percent in. It could be concluded that the goat farmers require training and advice from the relevant authoritiees to enhance their goat productivity and to improve their family income. Keywords: goat, productivity, breeding, and Tolitoli Kambing tergolong ternak ruminansia kecil, mempunyai kemampuan mengkonversi pakan berkualitas rendah menjadi daging, sehingga kambing mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Ditinjau dari aspek pengembanganya, kambing sangat berpotensi untuk diusahakan secara komersil, karena umur untuk mencapai dewasa kelamin dan umur kebuntingan relatif lebih pendek. Kabupaten Tolitoli merupakan daerah yang potensial untuk pemeliharaan kambing karena memiliki sumber daya alam yang cukup memadai seperti sumber pakan. Untuk itu suatu kajian telah dilakukan untuk mengkaji permasalahan yaitu: 1) Bagaimana karakteristik peternak dan tatalaksana pemeliharaan kambing pada peternakan rakyat di Kabupaten Tolitoli, 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas dan perkembangan kambing pada peternakan rakyat di Kabupaten Tolitoli, dan 3) Bagaimana perkembangan populasi dan kinerja produksi kambing pada peternakan rakyat di Kabupaten Tolitoli. METODE Jenis penelitian yang dilaksanakan yaitu penelitian kualitatif. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan mulai Februari sampai Maret 2015. Wilayah penelitian meliputi tiga lokasi: (1) Kecamatan Tolitoli bagian Utara (2) Kecamatan Dampal Utara (3) Kecamatan. Populasi penelitian ini 87

88 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 87-95 ISSN: 2089-8630 yaitu seluruh peternak kambing di yang ada di kecamatan Tolitoli Utara, Dampal Utara dan. Pengambilan sampel mengunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.data yang terkumpul diidentifikasi, kemudian dianalisis dengan mengunakan analisis kualitatif mengunakan tabel frekuensi persentase, kemudian diinterpretasi sesuai dengan desain penelitian dalam bentuk deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Peternak Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan selama penelitian, maka identitas peternak petani peternak yang menjadi pokok pembahasan yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, lama beternak dan jumlah populasi ternak kambing yang dimiliki. Umur Peternak Berdasarkah hasil survei dan wawancaradidapatkan umur petani peternak yang ada di Kabupaten Tolitoli yaitu seperti tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Jumlah peternak berdasarkan kelompok umur di 3 Kecamatan Kabupaten Tilotoli Umur No peternak (tahun) 1 20-30 3 3 5 11,11 12 20,83 2 31-40 13 10 8 48,15 40 33,33 3 41-50 6 8 9 22,22 32 37,5 4 51-60 2 4 1 7,41 16 4,17 5 >61 3 0 1 11,11 0 4,17 Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa ratarata peternak yang ada di Kabupaten Tolitoli masih berada pada usia produktif yang mana usia produktif berkisar antara 30-60 tahun. Akintoye (2000) menyatakan bahwa umur 30-60 tahun merupakan masa produktif dari setiap orang diharapkan dapat menjadi motifasi dalam meningkatkan produktivitas ternak. Pada Tabel 2 untuk Kecamatan Tolitoli Utara persentase tertinggi umur petani ternak yaitu pada umur 31-40 (48,15%), Kecamatan Dampal Utara persentase tertinggi umur peternak yaitu 31-40 (40,00%), sedangkan pada Kecamatan persentase tertinggi umur peternak terdapat yaitu 41-50 (37,50%). Berdasarkan data persentase umur petani ternak tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata umur petani ternak masih berada pada umur produktif, sehingga memungkinkan mereka dapat mengembangkan peternakan yang mereka lakukan (Akintoye, 2000). Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan peternak yang ada dikabupaten Tolitolli dapat terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah dan persentase peternak berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten Tolitoli Provinsi Sulawesi Tengah. No Pendidikan 1 tidak sekolah 2 0 0 7,41 0,00 0,00 2 SD 10 4 4 37,04 16,00 16,67 3 SMP 10 7 4 37,04 28,00 16,67 4 SMA 4 14 16 14,81 56,00 66,67 5 diploma/s1 1 0 0 3,70 0,00 0,00

Usman, dkk. Produktivitas Ternak Kambing Lokal di Kabupaten Tolitoli 89 Hasil analisis data primer pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan yang dimiliki petani ternak yang ada di Kabupaten Tolitoli masih rendah, dimana persentase tertinggi pada Kecamatan Tolitoli Utara tertinggi pada pendidikan SMP dan SMA dimana masing-masing memiliki persentase (37,04%) dan terendah pada pendidikan diploma/s1 (3,70%), persentase pendidikan yang dimiliki peternak di Kecamatan Dampal Utara tertinggi terdapat pada pendidikan SMA (56,00%) dan yang terendah terdapat pada pendidikan tingkat tidak sekolah dan diploma/s1 (0,00%), serta Kecamatan tingkat pendidikan tertinggi terdapat pada SMA (66,67%) dan yang terendah terdapat pada tingkat pendidikan tidak sekolah dan diploma/s1 (0,00%). Tingkat pendidikan menunjukkan seseorang memiliki tingkat pemikiran atau imajinasi yang lebih tinggi, sehingga dengan tingkat pendidikan tinggi diharapkan seseorang dalam menjalankan usaha dapat berkembang dengan baik dan menjadi sumber pendapatan utama bagi keluarganya. Pekerjaan Pokok Berdasarkan hasil penelitian bahwa seluruh peternak yang tergabung dalam kelompok petani peternak, yang sehari-harinya mempunyai kegiatan sebagai petani tanaman pangan, holtikultura, perkebunan, dan pegawai negeri sipil (PNS), sehingga usaha ternak masih merupakan usaha sampingan. Dari hasil survei dan wawancara dengan peternak di Kabupaten Tolitoli yang terdiri dari 3 Kecamatan didapatkan data usaha peternakan merupakan pekerjaan sampingan, sedangkan pekerjaan pokok mereka yaitu sebagai petani dan ada beberapa sebagai pegawai honorer pemerintahan. Pekerjaan pokok merupakan pekerjaan yang penghasilannya terbesar, sedangkan pekerjaan sampingan merupakan pekerjaan yang penghasilannya hanya merupakan penghasilan tambahan dari pekerjaan pokok. Lama Beternak Lama beternak dari setiap peternak terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jumlah peterak berdasarkan lama beternak di 3 Kecamatan di Kabupaten Tolitoli. Lama No beternak (tahun) 1 1-5. 10 6 9 37,04 24,00 37,50 2 6-10. 13 15 10 48,15 60,00 41,67 3 >11 4 4 5 14,81 16,00 20,83 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar peternak telah melakukan usaha peternakan sudah cukup lama, sehingga memungkinkan mereka telah memiliki pengalaman beternak yang cukup. Pada tabel 4 dapat terlihat bahwa data peternak dari setiap Kecamatan lama beternak kurang lebih 6-10 tahun. Pengalaman usaha ternak menujukkan lamanya waktu peternak dalam berusaha ternak. Sebagaimana dijelaskan Tjitropranoto, (2003), bahwa pengalaman beternak merupakan interaksi antara lama kegiatan usaha dan tingkat keterampilan. Jumlah Kepemilikan Ternak Berdasarkan hasil survei dan wawancara di dapatkan data jumlah kepemilikan ternak kambing di 3 Kecamatan Kabupaten Tolitoli disajikan pada Tabel 5.

90 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 87-95 ISSN: 2089-8630 Tabel 4. Jumlah peternak berdasarkan jumlah kepemilikan ternak kambing di 3 Kecamatan pada Kabupaten Tolitoli. Jumlah Kecamatan (peternak) Persentase per Kecamatan (%) No ternak (Ekor) 1 1-10. 21 21 20 77,78 84,00 83,33 2 11-20. 5 3 3 18,52 12,00 12,50 3 >21 1 1 1 3,70 4,00 4,17 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian besar ternak peternak memiliki kambing sejumlah 1-10 ekor. Berdasarkan data perkacamatan yaitu untuk Kecamatan tolitoli utara persentase tertinggi terdapat pada jumlah ternak antara 1-10 ekor (77,78%) sedangkan terendah terdapat pada jumlah ternak >21 ekor (3,70%), Kecamatan Dampal Utara persentase tertinggi terdapat pada jumlah ternak antara 1-10 ekor (48,00%) sedangkan terendah terdapat pada jumlah ternak >21 (4,00%), dan pada Kecamatan persentase tertinggi terdapat pada jumlah ternak 1-10 ekor (83,33%) serta terendah terdapat pada jumlah ternak >21 ekor (4,17%). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat katakan bahwa usaha peternakan yang dilakukan oleh peternak di Kabupaten Tolitoli masih terbilang usaha peternakan berskala kecil. Sehingga sampai saat ini usaha peternakan masih merupakan usaha sampingan bagi masyarakat. Kapasitas sumberdaya manusia (SDM) peternak Kapasitas sumberdaya peternak yang menjadi ukuran dalam penelitian ini yaitu antara lain pengalaman mengikuti pelatihan, kemampuan dalam mendeteksi birahi ternak, pengetahuan mengenai perkandangan, pencatatan ternak atau rekording dan kunjungan petugas penyuluhan peternakan. Maka hal ini akan dibahas dalam beberapa poin yaitu sebagai berikut. Pengalaman mengikuti pelatihan peternakan Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan peternak yang ada di 3 kecamatan Kabupaten Tolitoli belum memiliki kapasitas atau pengetahuan yang maksimal mengenai usaha peternakan, sehingga sampai saat ini seluruh peternak belum memaksimalkan usaha peternakan mereka sebagai penghasilan utama. Hal ini mengindikasikan bahwa petani peternak masih kurang mendapatkan pengetahuan untuk menjadi peternak yang baik dengan cara mengikuti pelatihan - pelatihan tentang peternakan. Pada dasarnya pelatihan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kapasitas dari peternak agar menjadi peternak yang baik. Kemampuan Peternak dalam Mendeteksi Birahi Dari hasil survei dan wawancara dari beberapa peternak yang ada di Kabupaten Tolitoli sebagian besar rensponden telah mengetahui cara mendeteksi birahi pada ternak kambing. Dari hasil tabulasi data persentase peternak yang telah mengetahi cara mendeteksi birahi yaitu 90,79% sedangkan peternak yang belum mengetahui cara mendeteksi birahi yaitu 9,21%. Pengetahuan peternak pada daerah penelitian untuk mendeteksi estrus termasuk kategori baik yakni peternak mempunyai kemampuan mendeteksi estrus dengan tandatanda yang paling dikuasai yaitu sering keluarnya lendir dan menaiki ternak lain, selain itu terdapat juga tanda estrus yang lain seperti; nafsu makan menurun, melengu, ekor diangkat dan vulva bengkak.

Usman, dkk. Produktivitas Ternak Kambing Lokal di Kabupaten Tolitoli 91 Perkandangan Kandang hal yang sangat penting dalam pemeliharaan ternak dimana dengan adanya kandang pemeliharaan, peternak dapat dengan mudah mengontrol ternak mereka. Selain itu kandang jugaberfungsi untuk memudahkan dalam pemeliharaan ternak sehari-hari seperti pemberian pakan dan minum, serta untuk mempermudah untuk mengetahui ternak yang sakit dan pemberian vaksinasi. Kandang juga dapat menghemat pemakaian tempat untuk pemeliharaan, membantu memudahkan pengumpulan dan pembersihan kotoran (Sarwono, 2007). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa kandang yang digunakan peternak dalam pemeliharaan yaitu kandang koloni, hal ini karena sistem pemeliharaan ternak lakukan secara tradisional, dimana ternak kambing lepas pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari. Sehingga kandang hanya merupakan tempat istirahat ternak pada malam saja. Pencatatan Ternak Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh peternak yang ada di 3 Kecamatan Kabupaten Tolitoli belum melakukan pencatatan produktifitas ternak kambing yang mereka miliki. Pencatatan produktifitas ternak yang belum dilakukan ini menunjukkan bahwa petani ternak dalam menjalankan usaha peternakan mereka belum dilakukan secara profesional. Pencatatan produktifitas ternak dapat memberikan keuntungan dimana peternak dapat membuat beberapa perencanaan diantaranya menentukan waktu mengawinkan setelah beranak agar jarak beranak dapat diperpendek, mengamati jika ada induk berahi kembali setelah dikawinkan. Sistem Pemeliharaan Ternak Sistem pemeliharaan ternak yang menjadi fokus pembahasan pada penelitian ini menyangkut mengenai jenis ternak, sistem pemeliharaan ternak, bibit ternak, asal hijauan pakan ternak, frekuensi pemberian pakan, jenis hijauan, persentase pemberian rumput dan legum, dan pemberian kosentrat. Jenis Ternak dan bibit ternak Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil bahwa seluruh peternak yang ada di 3 KecamatanKabupaten Tolitoli memilih jenis ternak ruminansia kecil yaitu ternak kambing kacang. Kambing kacang menjadi pilihan peternak karena pemeliharaan kambing kacang relatif mudah dan dapat mengkonsumsi pakan yang memiliki nutrisi rendah, serta sangat toleran dengan keadaan lingkungan dimana mereka berada. Sedangkan bibit yang peternak gunakan pada usaha peternakan mereka tidak mengunakan bibit unggul, dimana peternak hanya melihat dari garis keturunannya dimana jika induknya memiliki produksi yang tinggi maka keturunannya akan mereka simpan sebagai bakal calon induk selanjutnya. Asal hijauan pakan dan sistem pemberian pakan Setelah dilakukan survei dan wawancara dengan peternak kambing di 3 Kecamatan Kabupaten Tolitoli, untuk memenuhi kebutuhan hijauan pakan ternak kambing, peternak menggunakan pakan yang berasal dari sekitar perkebunan mereka dan belum ada peternak yang menyediakan kebun khusus hijauan pakan ternak. Sedangkan hijauan yang mereka gunakan sebagai pakan ternak yaitu berupa rumput lapang dan jenis-jenis legum. Frekuensi pemberian pakan dari hasil wawancara peternak memberikan pakan pada ternak kambing mereka hanya satukali, hal ini mereka gunakan hanya sebagai makanan tambahan ketika ternak yang digembalakan tidak mendapatkan pakan yang maksimal. Persentase pemberian antara hijauan rumput dan legum, peternak belum memperhitungkan berdasarkan kebutuhan ternak, sehingga mereka memberikannya hanya berdasarkan kemampuan mereka dalam mencari pakan. Sistem perkawinan Pengaturan sistem perkawinan ternak merupakan prosedur yang harus dilakukan dalam usaha peternakan, karena dengan mengatur sistem perkawinan kita dapat

92 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 87-95 ISSN: 2089-8630 menentukan waktu perkawinan ternak. Hasil wawancara selama penelitian di dapatkan hasil bahwa sistem perkawinan ternak kambing peternak hanya dilakukan dengan cara kawin alam, dimana kambing betina dan jantan di satukan dalam kandang. Sistem kawin alam yang dilakukan peternak ini karena sistem pemeliharaan yang masih tradisional atau digembalakan, sehingga memungkinkan terjadinya kawin alam. Umur pertama ternak kambing kawin Dari hasil penelitian di 3 KecamatanKabupaten Tolitoli dapatkan hasil bahwa rata-rata peternak mengawinkan ternak kambing betina mereka pada umur 8-10 bulan. Terjadinya variasi umur kawin pertama ini karena dari setiap ternak kambing betina memiliki kemampuan produktifitas yang berbeda, sehingga bervariasi pula umur ternak kawin pertama. Hal ini seperti yang dinyatakan Devendra dan Burns (1994) menyimpulkan bahwa pubertas tergantung pada umur dan berat badan. Pengendalian dan jenis penyakit ternak Untuk memastikan ternak kambing dapat tumbuh dengan baik, dan dapat memberikan hasil yang masimal dalam produksi, maka salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengendalian penyakit sejak dini. Jenis pengendalian penyakit yang dapat dilakukan pada ternak yaitu dengan memberikan vaksin pada ternak. Pemberian vaksin pada ternak merupakan langkah awal yang harus dilakukan peternak, sehingga ternak diharapkan dapat terhindar dari penyakit yang mematikan ternak tersebut. Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa peternak, didapatkan hasil bahwa seluruh peternak belum melakukan vaksinasi pada ternak mereka sehingga ternak mereka sering terserang penyakit baik itu penyakit yang tidak mematikan maupun penyakit yang dapat mematikan ternak kambing. Jenis penyakit yang umumnya sering terjadi pada ternak kambing yaitu penyakit mencret/ kembung dan penyakit mulut dan kuku (PMK), dimana penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada ternak kambing. Seringnya terserang penyakit pada ternak kambing peternak selain karena belum dilakukan vaksinasi, juga karena sistem pemeliharaan yang masih tradisional atau digembalakan, sehingga peternak tidak dapat mengontrol jenis pakan yang dikonsumsi ternak karena hanya berdasarkan ketersediaan paka di alam. Umur pertama bunting Berdasarkan hasil survei dan wawancara selama penelitian didapatkan hasil umur pertama bunting kambing kacang di 3 KecamatanKabupaten Tolitoli tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Umur Pertama Bunting Kambing Kacang di 3 Kecamatan Kabupaten Tolitoli. No Ekor Persentase (%) Umur Tolitoli (bulan) Dampal Utara Utara 1 10 5 11 11 18,52 44,00 45,83 2 11 16 13 13 59,26 52,00 54,17 3 12 6 1 0 22,22 4,00 0,00 jumlah 27 25 24 100,00 100 100 Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa ratarata nilai tertinggi untuk umur pertama bunting kambing kacang di 3 lokasi penelitian yaitu umur 11 bulan. Berdasarkan persentase tertinggi Kecamatan Tolitoli Utara umur tertinggi pertama bunting yaitu umur 11 bulan (59,26%) dan terendah pada umur 10 bulan (18,52), Kecamatan Dampal Utara umur tertinggi pertama bunting terdapat pada umur 11 bulan (52,00%) sedangkan terendah terdapat pada umur 12 bulan (4,00%), dan Kecamatan umur tertinggi pertama bunting terdapat

Usman, dkk. Produktivitas Ternak Kambing Lokal di Kabupaten Tolitoli 93 pada umur 11 bulan (54,17%) sedangkan terendah terdapat pada umur 12 bulan (0,00%). Umur pertama melahirkan Berdasarkan hasil penelitian maka di dapatkan umur pertama melahirkan kambing kacang di 3 KecamatanKabupaten Tolitoli yaitu seperti tertera pada Tabel 6. Tabel 6. Umur pertama melahirkan kambing kacang di 3 Kecamatan Kabupaten Tolitoli No Umur (bulan) 1 15-16 26 16 12 96,30 64,00 50,00 2 17-18 1 9 12 3,70 36,00 50,00 jumlah 27 25 24 100,00 100 100 Berdasarkan Tabel 6 umur pertama melahirkan kambing kacang dari 3 Kecamatan/ Kabupaten Tolitoli yaitu antara umur 15-18. Terjadinya perbedaan umur lahir ternak kambing ini karena dari setiap induk akan berbeda waktu buntingnya sehingga waktu melahirkannya juga berbeda. Agar ternak betina dapat dijadikan induk, sebaiknya induk di lepas agar dapat mencari pakan sendiri, sehingga induk bebas memilih pakan sesuai dengan yang dibutuhkan. Perawatan calon induk harus menjadi perhatian utama, termasuk pemberian pakan tidak lebih dari 8 kg/ekor dan pakan penguat 0,25kg/ekor. Kekurangan pakan dalam pemeliharaan dapat mengakibatkan kambing menjadi sulit bunting, karena kekurangan asupan nutrisi dari pakan. Jumlah anak kambing sekali melahirkan Jumlah anak kambing sekali melahirkan di 3 Kecamatan di Kabupaten Tolitoli tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah Anak Sekali Kelahiran di 3 Kecamatan Kabupaten Tolitoli No Kecamatan Kelahiran (ekor) Tunggal Kembar 2 Kembar 3 1 Tolitoli Utara 0 11 16 70 2 Dampal Utara 0 11 14 64 3 1 14 9 56 Berdasarkan Tabel 7 maka dapat terlihat masing-masing kelahiran dari setiap Kecamatan dimana Kecamatan Tolitoli Utara terbanyak kelahiran kembar 3 (16) dan terendah kelahiran kembar 2 (11) sedangkan kelahiran tunggal selama penelitian tidak di didapatkan, Kecamatan Dampal Utara terbanyak kelahiran kembar 3 (14) dan kelahiran terendah pada kelahiran kembar 2 (11) sedangkan kelahiran tunggal selama Jumlah anak lahir penelitian tidak di temukan, dan Kecamatan kelahiran terbanyak yaitu kelahiran kembar 2 (14) sedangkan kelahiran terendah terdapat pada kelahiran tunggal (1). Produktivitas ternak Setelah dilakukan wawancara selama penelitian di 3 Kecamatan Kabupaten Tolitoli di dapatkan hasil produktivitas kambing tertera pada Tabel 8. Tabel 8. Data Produktivitas Kambing di 3 Kecamatan Kabupaten Tolitoli. No Kecamatan kematian kambing evaluasi produktifitas Populasi Jumlah anak (ekor) kambing (%) induk (ekor) lahir (ekor) cempe dewasa lahir cempe dewasa 1 Tolitoli Utara 125 70 23 4 56,00 32,86 5,71 2 Dampal Utara 97 64 17 8 65,98 26,56 12,50 3 100 56 21 3 56,00 37,50 5,36

94 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 2, April 2016 hlm 87-95 ISSN: 2089-8630 Berdasarkan Tabel 8 dapat terlihat bahwa tingkat produktivitas kambing di 3 Kecamatan di Kabupaten Tolitoli yaitu Kecamatan Tolitoli Utara tingkat kelahiran sebasar 56,00%, kematian cempe sebesar 32,86%, dan tingkat kematian kambing dewasa sebesar 5,71%. Pada Kecamatan Dampal Utara tingkat kelahiran sebesar 65,98%, tingkat kematian cempe 26,56%, dan tingkat kematian dewasa 12,50%. Serta Kecamatan tingkat kelahiran sebesar 56,00%, tingkat kematian cempe 37,50%, dan kematian dewasa sebesar 5,36%. Berdasarkan persentase produktivitas kambing di Kabupaten Tolitoli terlihat bahwa di 3 Kecamatan lokasi penelitian, tingkat kematian ternak kambing tertinggi pada saat kambing masih berada pada umur cempek. Hal ini karena sistem pemeliharaan kambing yang masih tradisional, sehingga kambing yang lahir tidak diberi perhatian yang lebih sehingga banyak kematian saat kambing umur cempe. Tingginya kematian ini juga kemungkinan disebabkan kekurangan asupan pakan dari induk. Proses penyapihan pedet setelah di lakukan wawancara didapatkan hasil seperti tersaji pada Tabel 9. Tabel 9. Umur Penyapihan Kambing Kacang di 3 Kecamatan di Kabupaten Tolitoli. Umur Kecamatan (peternak) Persentase per Kecamatan(%) No penyapihan (bulan) 1 3 0 1 1 0,00 4,00 4,17 2 4 4 17 14 14,81 68,00 58,33 3 5 9 6 9 33,33 24,00 37,50 4 6 14 1 0 51,85 4,00 0,00 Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan umur penyapihan anak kambing terbilang lambat, karena pada umumnya ternak kambing telah siap di sapih pada umur 3 bulan namun di 3 lokasi penelitian umur penyapihan lebih lama. Hal ini berkaitan dengan sistem pemeliharaan yang tradisional sehingga waktu penyapihan juga cenderung lama. Selain itu peternak juga menggangap penyapihan pedet bukan masalah salam pemeliharaan ternak. Waktu induk kawin kembali Setelah dilakukan wawancara selaman penelitian dari 3 Kecamatan di Kabupaten Tolitoli di dapatkan hasil waktu induk kawin kembali tersaji pada Tabel 10. Tabel 10. Data Waktu Induk Kawin Kembali Kambing Kacang Betina di 3 Kecamatan di Kabupaten Tolitoli No Bulan 1 2 5 18 13 18,52 72,00 54,17 2 3 12 5 11 44,44 20,00 45,83 3 4 0 2 0 0,00 8,00 0,00 4 5 0 0 0 0,00 0,00 0,00 5 6 10 0 0 37,04 0,00 0,00

Usman, dkk. Produktivitas Ternak Kambing Lokal di Kabupaten Tolitoli 95 Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa dari 3 lokasi penelitian waktu induk kawin kembali yaitu terbanyak yaitu pada waktu 2-3 bulan setelah melahirkan. Namun pada KecamatanTolitoli Utara waktu kawin kembali induk hingga 6 bulan. Adanya perbedaan waktu kawin kembali induk setelah melahirkan ini kemungkinan di setiap peternak memiliki cara pemberian pakan yang berbeda sehingga kebutuhan gizi untuk induk yang siap kawin belum terpenuhi sehingga waktu kawin kembali menjadi lambat. Umur pejantan Setelah dilakukan penelitian di dapatkan hasil bahwa umur pejantan yang ada di 3 KecamatanKabupaten Tolitoli yaitu berkisar antara 10-14 bulan. Kambing jantan yang digunakan sebagai pejantan harus dirawat dengan baik, dan diberi pakan yang bermutu yang jumlahnya mencukupi. KESIMPULAN DAFTAR RUJUKAN Akintoye, A., McIntosh, G., Fitzgerald, E., 2000, A Survey of Supply Chain Collaboration and Management in the UK Construction Industry, European Journal of Purchasing and Supply Management Vol. 9 pp.119-134 Devendra, C. and M,. Burns, 1994. Produksi Kambing Di Daerah Tropis. Universitas Udayana Haryanto, B dan Andi Djajanegara., 1993. Penggemukan Kebutuhan Zat-Zat Pakan Ruminansia Kecil, Dalam Produksi Kambing Dan Domba Di Indonesia, editor : Monica W., dkk, Solo: Sebelas Maret University Press Tjitropranoto, P. 2003. Penyuluhan pertanian masa kini dan masa depan. Dalam membentuk pola perilaku manusia pembangunan, disunting ida yustiana dan adjat sudrajat. Institut Pertanian Bogor. Bogor Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Peternak yang ada di 3 Kecamatan Kabupaten Tolitoli merupakan petani, dan usaha peternakan hanya merupakan usaha samping mereka. 2. Sistem pemeliharaan yang masih tradisional menyebabkan produktivitas kambing masyarakat belum maksimal sehingga diperlukan penanganan pemeliharaan kambing yang lebih profesional sehingga menjadikan usaha ternak kambing dapat menambah penghasilan keluarga atau bahkan menjadi sumber pendapatan pokok atau pendapatan utama dalam keluarga. 3. Perkembangan produktivitas kambing 3 Kecamatan di Kabupaten Tolitoli masih terbilang rendah karena umumnya peternak hanya menjadikan usaha peternakan kambing menjadi usaha sampingan dalam keluarga.