KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA POINTERS MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA FOOD SECURITY = NATIONAL SECURITY PEMBERDAYAAN PETANI, PETERNAK, PETAMBAK DAN NELAYAN MELALUI WADAH KOPERASI UNTUK MENCAPAI KETAHANAN PANGAN Dengan Panel Diskusi Pemberdayaan Wadah Koperasi Sebagai Kunci Keberhasilan dibidang Pertanian, Peternakan dan Perikanan Jakarta, 12 Februari 2015 1
Assalamu alaikum Wr. Wb. Yang saya hormati : 1. Bapak Rachmat Gobel, Menteri Perdagangan; 2. Bapak Amran Sulaiman, Menteri Pertanian; 3. Bapak Saleh Husin, Menteri Perindustrian; 4. Bapak Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Menteri Koperasi dan UKM 5. Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan. Hadirin peserta diskusi yang berbahagia. Marilah memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas seizin-nya kita dapat bertemu pada forum diskusi pada siang hari ini, semoga kegiatan diskusi ini sebagai sarana untuk mempercepat kesejahteraan rakyat Indonesia. 1. Mengingatkan kembali atas tujuan negara dibentuk untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah 2
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sesuai dengan alinea keempat Pembukaan UUD 1945. 2. Sesuai Undang Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan: a. pelayanan publik, b. pemberdayaan masyarakat, c. peranserta masyarakat, dan d. daya saing daerah, dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, kekhasan suatu daerah. 3
3. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah adalah merupakan urusan pemerintahan konkuren, yang menjadi urusan pemerintahan wajib bagi daerah artinya semua daerah harus melaksanakan urusan dimaksut. Secara garis besar peran Pusat, Provinsi dan Kab/Kota dalam peningkatan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana yang termuat dalam lampiran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaiberikut : a. Pemerintah : al. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK), pemberdayaan dan perlindungan koperasi yang keanggotaannya lintas daerah provinsi dan pemberdayaan usaha menengah melalui pendataan, kemitraan, kemudahan perizinan, penguatan kelembagaan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan. 4
b. Pemerintah Provinsi : al. pemberdayaan dan perlindungan koperasi yang keanggotaannya lintas daerah kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi dan pemberdayaan usaha kecil melalui pendataan, kemitraan, kemudahan perizinan, penguatan kelembagaan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan. c. Pemerintah Kabubapen/Kota : al. pemberdayaan dan perlindungan koperasi yang keanggotaannya dalam daerah kabupaten/kota dan pemberdayaan usaha mikro melalui pendataan, kemitraan, kemudahan perizinan, penguatan kelembagaan dan koordinasi dengan para pemangku kepentingan. 5
4. Permasalahan yang dihadapi koperasi, usaha kecil dan usaha mikro (UKM) berterkaitan dengan iklim usaha yang kurang kondusif al : a. Pemahaman masyarakan terhadap koperasi masih rendah; b. ketidakpastian dan ketidakjelasan prosedur perizinan; c. adanya berbagai pungutan tidak resmi; d. adanya praktik bisnis dan serta persaingan usaha yang tidaksehat. 5. Kebijakan pemberdayaan koperasi dan UKM secara umum diarahkan terutama untuk mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan nasional melalui: a. Peningkatan ekonomilokal dengan mengembangkan usaha skala mikro dalam rangka mendukung peningkatan pendapatan kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 6
b. Peningkatan produktivitas dan akses UKM pada sumber daya produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk ekonomi daerah, sekaligus menciptakan lapangan kerja. 6. Dalam rangka mendukung keberhasilan dibidang pertanian, peternakan dan perikanan, langkah kebijakan yang dapat ditempuh antara lain: a. Meningkatkan kapasitas dan memperluas jangkauan lembaga keuangan mikro (LKM) baik dengan polabagi hasil, konvensional, maupun melalui dana bergulir; b. Meningkatkan kemampuan pelaku koperasi dan UKM dalam aspek manajemen usaha dan teknis produksi; c. Meningkatkan fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana koperasi dan UKM; 7
d. Meningkatkan fasilitasi pembinaan sentrasentra produksi tradisional dan usaha ekonomi produktif terisolir dan daerah tertinggal/perbatasan. 7. Kebjakan terkait dengan permberdayaan koperasi dan UKM al: a. Diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 98 tahun2014 tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan Kecil (UMK); b. PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 83 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikrodan Kecil; c. Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Koperasi dan UKM dan Menteri Perdagangan nomor : 503/555/SJ; 03/KB/M.KUKM/I/2015; 72/M-DAG/MOU/I/2015; Tanggal 30 Januari 2015. 8
d. Perjanjian Kerjasama antara Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Deputi Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi &UKM, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Direktur Utama PT. Bank BRI dan Ketua Assipindo, nomor : 193/276/V/Bangda; 01/PKS/DEP.6/I/2015; 01/PDN/PKS/I/2015; B.71-DIR/PRG/01/2015; 01/Assipindo/I/2015. Tanggal, 30 Januari 2015 9
yang dimaksudkan sebagai upaya mendorong kemudahan dalam pemberian Izin Usaha Mikro Kecildan akses perbankan, dan akan dilaksanakan selama 5 tahun kedepan. Wassalamu alaikum. Wr. Wb. DIRJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENDAGRI DR. MUH MARWAN, M.Si 10