BAB II LANDASAN TEORI. Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Stanton dalam Swasta dan Sukotjo (2002: 179), pemasaran adalah suatu

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

diungkapkan oleh Bambang Setiawan dengan judul "Analisis minat beli

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisikan landasan teori yang berhubungan dengan masalah penelitian dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merombak kehidupan perekonomian ke arah yang lebih maju. Hal ini dapat. terjual namun terlalu sedikit konsumen yang membeli.

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB II LANDASAN TEORI. mengoptimalkan kinerja pemasran untuk mencapai tujuan utama perusahaan, dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran yang dilakukan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini mengalami kemunduran dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang mencari bentuk-bentuk baru untuk. memudahkan kehidupan ini, baik untuk bekerja maupun untuk menghibur

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

ANALISIS BAURAN PEMASARAN PENGARUHNYA DALAM UPAYA MENCIPTAKAN LOYALITAS PELANGGAN PADA TOSERBA LARIS KARTASURA

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaturan dilakukan melalui proses yang diatur berdasarkan urutan dan fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang sangat kompetitif menuntut perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterima dan disenangi oleh pasar. Produk yang diterima oleh pasar berarti

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan masa kini sedang mengalami persaingan terberat

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, maka

PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, membuat perusahaan penyedia alat telekomuniasi (handphone)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. para pengusaha. Konsumen merupakan daya belinya dan berubah pola konsumsinya sehingga

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

Nama kelompok : Novia Dessy Kartikasari Tyanma Maygirtasari Widya Puteri Ayuningtyas

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Maka diperlukan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I. sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau tanggapan. Menurut Slamento (2006: 20), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi dalam otak manusia yang terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya melalui inderanya, yaitu indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman. Persepsi bukan hanya sebatas pada pengindraan terhadap obyek atau lingkungan saja, akan tetapi lebih luas seseorang yang mengalami atau mengamati terhadap obyek atau lingkungan yang memberikan kesan kepadanya, sehingga ia dapat memberikan suatu penilaian pandangan atau pendapat. Persepsi seseorang dapat berubah-ubah, misalnya dari baik menjadi buruk atau sebaliknya. Menurut Jalaludin Rakhmat (2007: 120), persepsi adalah suatu proses yang terjadi ketika obyek menyentuh alat indera sehingga menimbulkan stimuli. Oleh alat penerima atau alat indera, stimuli ini akan diubah menjadi energi syaraf untuk

2 disampaikan ke otak. Stimuli akan diproses, sehingga individu dapat memahami, menafsirkan obyek yang telah diterimanya dan pada tahap ini terjadi persepsi. Menurut Mar at (2005: 73), persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Aspek kognisi merupakan aspek penggerak perubahan karena informasi yang diterima akan menentukan perasaan dan kemauan untuk berbuat. Jadi komponen kognisi akan berpengaruh terhadap prediposisi seseorang untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap suatu obyek, yang merupakan jawaban atas pertanyaan apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang obyek tersebut. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan adalah proses pengamatan terhadap sesuatu objek yang di dalamnya menyangkut tanggapan kebenaran langsung, keyakinan terhadap objek tersebut yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap predisposisi seseorang untuk bertindak senang atau tidak senang yang merupakan jawaban atas pertanyaan apa yang dipersepsikan tentang suatu objek. Secara umum dan keseluruhan, persepsi dapat diartikan sebagai kesan-kesan, penafsiran seseorang terhadap objek tertentu yang didapat melalui panca inderanya. 2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Dalam memberikan tanggapan terhadap suatu objek, masing-masing individu atau perorangan tentunya akan berlainan. Hal ini dikarenakan pandangan seseorang dipengaruhi oleh wawasan, pengalaman serta pengetahuannya terhadap suatu objek yang dihadapkan. Menurut Mar at (2005: 21), persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala berfikir dan

3 pengetahuannya. Faktor pengalaman, proses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihat. Sedangkan pengetahuan dan cakrawalanya memberikan arti terhadap objek psikologi tertentu. Menurut Slamento (2006: 23), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi iu5;seseorang adalah sebagai berikut: 1) Relation. Seseorang biasanya tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitarnya sekaligus, tetapi akan memfokuskan perhatiannya terhadap satu atau dua objek sama. Dengan memfokuskan perhatian maka akan terjadi persepsi antara mereka. 2) Set. Harapan seseorang akan rangsangan yang timbul, misalnya seorang pelari yang siap digaris start terdapat set bahwa akan terdengar pistol. 3) Kebutuhan. Kebutuhan sesaat atau kebutuhan yang tetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. 4) Sistem nilai. Sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi seseorang. Menurut Krech dan Crutfield dalam Suwartinah (2006: 25), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek meliputi: 1) Kebutuhan. Kebutuhan sesaat dan kebutuhan menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi atau menentukan persepsi seseorang. Dengan demikian kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi.

4 2) Kesiapan Mental. Suasana mental seseorang akan mempengaruhi atau menetukan persepsi seseorang. 3) Suasana Emosi. Seseorang baik dia dalam keadaan sedih, senang maupun gelisah akan sangat mempengaruhi persepsi terhadap objek rangsangan. 4) Latar Belakang Budaya. Latar belakang budaya di mana orang tersebut berasal dan akan mempengaruhi dan menetukan persepsi orang tersebut terhadap suatu objek rangsangan Dengan demikian ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi. baik faktor yang terdapat dalam diri maupun yang berasal dari luar diri individu. Faktor yang terdapat dalam diri individu dapat berupa pengetahuan yang merupakan hasil dari proses belajar yang menimbulkan wawasan berfikirnya. Pengalaman yang akan melahirkan cakrawalanya dan ciri kepribadian serta kebutuhan tertentu terhadap objek, sedangkan faktor yang berasal dari luar individu yaitu, dapat berupa sistem nilai, norma atau aturan yang ditetapkan alam lingkungan masyarakatnya, maupun hasil dari proses perubahan yang terjadi sehingga mempengaruhi persepsi. 2.1.3 Proses Pembentukan Persepsi Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses pengamatan atau pengetahuan mengenai suatu obyek atau kejadian tertentu dengan menggunakan alat-alat indera tertentu sebagai perantaranya. Persepsi menunjuk pada bagaimana manusia melihat, mendengar, merasakan, dan mencium dunia sekitar kita.

5 Jalaluddin Rakhmat (2007: 51), memberikan penjelasan tentang persepsi sebagai suatu pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi merupakan kesan atau tanggapan sebagai akibat dari adanya proses pengamatan seseorang terhadap obyek tertentu. Persepsi sebagai suatu kesan atau tanggapan yang timbul sebagai akibat adanya suatu proses pengamatan seseorang terhadap obyek tertentu, menyebabkan persepsi seseorang tidak akan sama dengan orang lain. Proses terbentuknya persepsi menurut Jalaluddin Rakhmat (2007: 76), timbulnya suatu persepsi dapat terjadi melalui tiga tahapan yang saling terkait, ketiganya saling mempengaruhi, bersifat kontinyu, campur baur dan tumpang tindih antara satu dengan yang lainnya. Ketiga tahapan tersebut adalah: a. Stimulasi pada alat indra (Sensory Stimulation) Pada tahap ini, alat-alat indra distimulasi atau dirangsang akan keberadaan sesuatu hal, akan tetapi meskipun manusia memiliki kemampuan pengindraan untuk merasakan Stimulus, manusia tidak selalu menggunakannya, sebagai contoh pada saat seseorang melamun. b. Stimulasi terhadap alat indra diatur. Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip, salah satu prinsip yang digunakan adalah prinsip kemiripan. Sebagai contoh kita mempersepsikan pesan yang datang segera setelah pesan lain sebagai satu unit dan menanggap bahwa keduanya berkaitan. Prinsip lain adalah prinsip kelengkapan, manusia mempersepsikan gambar atau pesan

6 yang dalam kenyataannya tidak lengkap sebagai gambar atau pesan lengkap, dengan melengkapi bagian-bagian gambar atau pesan yang tampaknya logis untuk melengkapi gambar ataupun pesan tersebut. c. Stimulasi alat indra ditafsirkan-dievaluasi Tahap ketiga adalah penafsiran-evaluasi kedua istilah tersebut digabungkan guna menegaskan bahwa keduanya tidak dapat dipisahkan. Langkah ketiga ini merupakan proses subyektif yang melibatkan evaluasi dari pihak penerima. Penafsiran tersebut tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman pada masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan tentang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat tersebut. Proses terbentuknya persepsi seseorang terhadap suatu objek lingkungannya didasarkan pada stimulus atau yang sedang dihadapinya. Di mana sub proses persepsi dapat terdiri dari suatu situasi yang hadir pada seseorang, disini seseorang menghadapi kenyataan yang harus dilihat dan diartikan. Sub proses terbentuknya persepsi ialah registrasi, interpretasi, dan umpan balik. Dengan demikian setelah seseorang mengetahui keadaan lingkungannya semua itu didaftarkannya pada ingatan dan pikiran. Persepsi yang terbentuk adalah perasaan senang atau tidak senang yang disimpulkan sebagai persepsi positif dan persepsi negatif, sebagaimana diungkapkan David O Sears dalam Jalaluddin Rakhmat (2003: 53), bahwa hasil persepsi terhadap objek terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

7 1. Persepsi positif: prasangka positif di mana seseorang cenderung menyukai atau mendukung sesuatu 2. Persepsi negatif: prasangka negatif di mana seseorang cenderung tidak menyukai atau mendukung sesuatu. 2.2 Produk Bundling Menurut Reisinger (2004:2) product bundling didefinisikan sebagai : Product bundling mengacu pada penjualan dua atau lebih produk secara bersamaan dalam satu paket dengan sebuah harga yang mana harga yang ditawarkan lebih murah dari harga total sebenarnya dari masing-masing produk. Produk bundling dianggap sebagai salah satu strategi yang efektif dalam menarik pelanggan, khususnya bagi para pelaku bisnis. Produk bundling merupakan strategi marketing yang melibatkan beberapa produk yang dijual menjadi satu paket. Paket bundling ini biasanya dilakukan jika produsen memutuskan bahwa produk-produk itu lebih baik dan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi jika dijual bersama dibanding secara terpisah. Produk yang dijual secara paket atau bundling akan ditawarkan lebih murah, dibandingkan jika dibeli secara terpisah, sehingga strategi ini tentunya akan lebih menguntungkan konsumen (Ridwan, 2010). Ada dua jenis paket bundling yang dapat dipilih yaitu: 1. Pure bundling, yang terjadi apabila konsumen hanya dapat membeli keseluruhan paket, yaitu ponsel sekaligus kartu pedana flexi.

8 2. Mixed bundling, yang terjadi apabila konsumen dapat memilih antara membeli keseluruhan paket atau dapat membeli secara terpisah. Produk bundling adalah strategi untuk menggabungkan penjualan beberapa produk menjadi satu paket penjualan dengan harga yang lebih rendah. Konsumen berminat karena ada unsure penyederhanaan dalam proses pembelian produk dan dapat mengambil manfaat dari pembelian produk. 2.3 Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam melakukan kegiatan penjualan bagi seorang bussinesman atau pengusaha, untuk meningkatkan volume penjualannya agar diperoleh laba maksimal yang diharapkan. Peranan pemasaran dalam bidang perdagangan semakin penting bagi perusahaan, karena adanya persaingan yang semakin tajam, di mana semakin banyak pengusaha yang menawarankan barang hasil produksinya. Sehingga para pengusaha berlomba untuk menguasai pasar. Beberapa ahli ekonomi mengungkapkan pendapatnya mengenai pengertian pemasaran yang berbeda-beda tetapi arah dan tujuanya sama. Perbedaan tersebut dibedakan adanya peninjauan dari sudut yang berbeda, misalnya dari sudut manajemen, dari sudut barang dan lain-lain. Menurut Rangkuti (2008: 48), pemasaran adalah proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut, masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.

9 Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dapat berpedoman pada salah satu konsep pemasaran: 1) Konsep produksi, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi konsumen menyukai produk yang tersedia dan harga terjangkau. Tugas pengelolaan manajemen yang utama adalah mencapai produksi yang baik dengan saluran distribusi yang baik pula. 2) Konsep produk, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi konsumen akan memilih produk dengan kualitas terbaik serta dengan terusmenerus meningkatkan kualitas produk tersebut. 3) Konsep penjualan, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi konsumen umumnya tidak akan membeli produk-produk perusahaan, kecuali perusahaan melakukan kegiatan promosi dan penjualan yang efektif. 4) Konsep pemasaran, merupakan orientasi manajemen yang menyatakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan pasar yang menjadi sasaran dan memberikan kepuasan yang lebih efektif dan efisien dari pada yang diberikan oleh para pesaing. 5) Konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan, merupakan orientasi manajemen yang mengandung pedoman tugas organisasi dalam menetapkan kebutuhan, keinginan pasar yang menjadi sasaran dan menyesuaikan organisasi terhadap pelayanaan demi kepuasaan bagi pelanggan secara lebih

10 efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan cara mempertahankan serta meningkatkan mutu yang dihasilkan. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses penentuan kebutuhan dan keinginan seseorang, di mana semua orang yang sama-sama memiliki kebutuhan dan keinginan, baik langsung maupun tidak langsung dalam proses tersebut, perusahaan harus dapat menetapkan strateginya dengan tepat sehingga produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat disukai konsumen. Apabila suatu perusahaan mampu memasarkan produknya dengan baik dan dengan disertai dengan meningkatnya volume penjualan maka perusahaan tersebut mempunyai kesempatan untuk meningkatkan jumlah laba, dengan demikian dapat membuat perusahaan bertumbuh dan berkembang. 2.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Kotler (2008: 47), bauran pemasaran atau marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran merupakan inti dari pemasaran dalam memasarkan produk dari produsen sampai ke konsumen akhir. Bauran pemasaran merupakan kombinasi terbaik dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti sistem pemasaran, yaitu produk, harga, promosi dan distribusi. Perusahaan tidak hanya sekedar memilih kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus dapat mengkoordinasikan berbagai macam elemen dan bauran pemasaran tersebut untuk dapat melaksanakan program pemasaran secara efektif. 1. Produk

11 Menurut Kotler (2008: 9), produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide atau campuran dari hal-hal tersebut. 2. Harga Menurut Kotler (2008: 147-148), harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. Menetapkan harga mencakup suatu ketetapan yang kompleks dan sulit bagi perusahaan. Perusahaan harus dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam arti dapat memberikan keuntungan yang terbaik. Perusahaan yang menetapkan harga salah, maka dapat menyebabkan kegagalan bagi perusahaan. Dalam menetapkan harga suatu produk, perusahaan harus memperhatikan pada besarnya biaya produksi, biaya transportasi, biaya administrasi, laba, dan faktor harga produk pesaing. Tujuan penetapan harga suatu produk adalah: a) Penetapan pasar (market penetration objective), menetapkan harga yang relatif lebih rendah dengan menetapkan harga jual yang sama atau di bawah harga jual produk pesaing. b) Mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari pembeli yang bersedia membayar dengan harga tinggi (market skimming objective) dengan

12 menetapkan harga jual yang tinggi dan menurunkannya secara berangsur untuk menarik kelompok pasar yang peka terhadap pasar. c) Mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang memuaskan. d) Mendapat uang tunai secepat mungkin (early cash recovery objective), adalah tujuan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan. e) Meningkatkan penjualan secara garis produksi, yaitu dengan menetapkan harga yang lebih rendah bagi barang yang disukai untuk meraih pembeli sebanyak mungkin. 3. Saluran Distribusi Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen atau pemakai industri. Unsur bauran pemasaran ini dapat dibagi menjadi empat sub unsur yaitu: jenis saluran, lokasi, market logistik dan daerah penjualan. Luas pasar yang ingin dijangkau oleh perusahaan serta jumlah lokasi yang ingin dicapai. Sub-sub unsur dalam bauran pemasaran harus dikombinasikan sedemikian rupa agar tercapai efisiensi dalam penyaluran produk, hal ini dihubungkan dengan biaya dan tujuan perusahaan.untuk mencapai tujuan perusahaan serta keinginan konsumen, perusahaan harus melakukan kombinasi dari keempat sub unsur bauran pemasaran. Ini bukan berarti bahwa semua unsur bauran pemasaran ini harus digunakan secara bersama-sama tetapi harus dilihat terlebih dahulu keadaan pasar dan tujuan perusahaan (Kotler, 2008: 149).

13 Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi merupakan salah satu unsur pertama dari distribusi. Dalam hal ini pembahasan selanjutnyua akan menitik beratkan pada pembahasan mengenai saluran distribusi tetapi tidak berarti unsur-unsur bauran pemasaran lainya diabaikan karena masing-masing unsur tersebut berhubungan satu sama lain. 4. Promosi Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran pada pemasaran. Berbagai kegiatan yang ada dalam promosi adalah sebagai berikut: a) Periklanan. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberitahukan, mengingatkan dan membujuk konsumen melalui surat kabar, spanduk, majalah, televisi, radio, dan brosur. b) Personal Selling. Promosi yang dilakukan penjual dengan mengadakan komunikasi secara individu atau berhadapan langsung dengan konsumen. c) Promosi. Promosi yang dilakukan perusahaan untuk mendorong pembeli pada konsumen atau pembeli secara efektif seperti peragaan, pameran dan sebagainya.

14 d) Publikasi. Usaha untuk mempromosikan perusahaan, produknya atau idenya kepada konsumen di mana perusahaan tidak mengeluarkan biaya sebagai imbalannya, pemahaman terhadap sasaran promosi dapat membantu di dalam memilih metode promosi media atau bahasa yang digunakan. Kegiatan promosi tidak boleh dilakukan sembarangan karena berpengaruh pada kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. 2.5 Bauran Produk Bauran produk telah banyak menarik perhatian masyarakat. Ketika membuat bauran seperti itu, pemasar sebaiknya mempertimbangkan secara hati-hati masalah kebijakan publik dan peraturan yang melibatkan perolehan atau pembuatan produk, perlindungan hal paten, kualitas dan keamanan produk, dan jaminan atau garansi produk. Menurut Kotler (2008: 11-14), pengembangan bauran produk di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Keterkenalan Merek Keahlian khas para pemasar profesional adalah kemampuan mereka menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek produk dan jasa mereka. Merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. Konsumen melihat merek sebagai bagian produk yang penting dan merek dapat menambah nilai produk. Menurut Kotler (2008: 11), keterkenalan merek merupakan penilaian/persepsi konsumen pada suatu merek yang sudah terkenal dan dipasarkan secara luas di masyarakat. Merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau

15 kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. Konsumen melihat merek sebagai bagian produk yang penting dan merek dapat menambah nilai produk. Terkait dengan merek adalah pelabelan sebagai tanda pengenal produk yang sederhana hingga grafik rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label menampilkan beberapa fungsi. Pada tingkatan paling akhir, label mengidentifikasi produk atau merek. Label juga menjelaskan beberapa hal mengenai produk, siapa yang membuatnya, di mana dibuat, kapan dibuat, isinya, bagaimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana menggunakannya dengan aman. Terakhir, label dapat mempromosikan produk melalui gambar yang atraktif. 2. Desain Produk Menurut Kotler (2008: 12), cara lain untuk menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui desain produk yang khas. Desain dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada pemasaran perusahaan. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Gaya dan desain yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong biaya produksi dan memberikan keunggulan bersaing di pasaran. Desain merupakan salah satu bauran produk yang penting karena dapat menambah kekhasan produk. Desain merupakan senjata kompetitif yang paling ampuh dalam pemasaran suatu produk. Tujuan desain produk adalah guna membedakan produk yang dihasilkan dengan produk-produk pesaingnya.

16 Produk dengan desain yang menarik minat pembeli, variatif, sesuai dengan perkembangan kemajuan teknologi dan memberikan persepsi yang positif kepada konsumen. Oleh karena itu desain, produk yang menarik pandangan konsumen dapat berfungsi sebagai salah satu sarana untuk menunjang kemampuan bersaing. Desain produk harus dapat membantu meningkatkan nilai penggunaan produk, misalnya kemudahan ketangguhan dan keamanan penggunaannya, serta kemudahan pengepakan dan pengiriman barang. 3. Kualitas Produk Menurut Kotler (2008: 12), kualitas produk adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Kualitas produk mempunyai dua dimensi yaitu tingkatan dan konsistensi. Dalam mengembangkan produk, pemasar lebih dahulu harus memilih tingkatan kualitas yang dapat mendukung posisi produk di pasar sasarannya. Dalam dimensi tersebut kualitas produk berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, keandalan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. 4. Kelengkapan Fitur Menurut Kotler (2008: 13), sebuah produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur. Sebuah model awal tanpa tambahan yang menyertai produk tersebut menjadi titik awalnya. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Fitur merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Menjadi produsen awal yang mengenalkan

17 fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing. Adapun kelengkapan fitur itu sendiri meliputi jaringan internet, layanan perbankan, layanan informasi, gambar dan hiburan. 5. Harga Produk Menurut Kotler (2008: 14), dalam situasi dan kondisi persaingan usaha yang ketat, perusahaan selalu dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan para pelanggannya dengan cara memberikan fasilitas dan pelayanan yang dapat mememuaskan pelanggan. Layanan yang diberikan perusahaan setelah produk dipasarkan merupakan suatu strategi produk yang dikembangkan perusahaan. Pemasaran produk dalam konteks ini tidak hanya terbatas pada menjual produk kepada konsumen, tetapi juga memberikan garansi produk, suku cadang dan pelayanan purnajual setelah produk tersebut dibeli atau digunakan konsumen.