WAKAF SEBAGAI ALTERNATIF PENDANAAN PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

PENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai

Manajemen Aset Wakaf Jumat, 01 November :16

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB V PENUTUP. dan pelaksanaan wakaf tunai di Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa. Jakarta diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ALIH FUNGSI WAKAF PRODUKTIF KEBUN APEL DI DESA ANDONOSARI KECAMATAN TUTUR KABUPATEN PASURUAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara besar dengan mayoritas penduduknya beragama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bagi umat manusia seperti yang disebutkan dalam Al-Qur an, Sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan demikian itu, tidak hanya karena kelalaian atau ketidak mampuan. sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukan wakaf.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KAJIAN ATAS GANTI RUGI TANAH DAN/ATAU BANGUNAN WAKAF DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain adalah untuk memajukan

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 Universitas Indonesia

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006

Oleh Mulya E. Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia.

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Muhammad dan Idrus Al-Kaff, (Jakarta: Lentera, 2007), hal. 635.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ketuhanan. Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. wakaf yaitu, ajaran Islam mengenai wakaf, peraturan perundang-undangan dan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan kesimpulan yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Jawa Tengah. Terletak di sepanjang Pantai Utara Laut Jawa,

Raffles City Hotel 04 Oktober Oleh : Drs. H. Mulya Hudori, M.Pd Kabag Tata Usaha Kementerian Agama Provinsi Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB IV PENARIKAN HARTA WAKAF MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemerintah sedang mencari jalan keluar untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

Keuangan mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Hal ini dapat. dilihat dari terus meningkatnya perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

RESUME TESIS WAKAF DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM (Study Naratif Wakaf Produktif dan Pengembangannya melalui Investasi)

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 215 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam menyatakan bahwa wakaf

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGGANTIAN NAZHIR HARTA BENDA WAKAF TIDAK BERGERAK BERUPA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang akuntansi. Beberapa penelitian tentang zakat misalnya

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

Transkripsi:

WAKAF SEBAGAI ALTERNATIF PENDANAAN PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT INDONESIA Oleh Darwanto Fakultas Ekonomi UNDIP ABSTRAKSI Wakaf mempunyai kedudukan penting dalam Islam. Penggunaan wakaf sebagai salah satu sumber daya untuk digunakan masyarakat muslim mencapai kemajuan saat ini. Selain sebagai sumber pendanaan kegiatan sosial, pendidikan, dan kesehatan, wakaf dapat dijadikan alternatif untuk penguatan ekonomi masyarakat. Sehingga manfaatnya berkelanjutan bagi masyarakat dan wakaf mampu menjadi sebagai alternatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya lembaga pengelolaan wakaf yang profesional tentunya bisa mendukung untuk lebih meningkatkan pemberdayaan wakaf untuk kemaslahatan masyarakat. Perluasan harta benda yang bisa diwakafkan telah memberikan efek positif bagi pengelolaan wakaf. Semakin beragamnya harta yang dapat diwakaf dan manajemen pengelolaan wakaf yang professional akan memperkuat peran wakaf dalam penguatan ekonomi masyarakat. Kata Kunci: wakaf, wakaf tunai, wakif, nazhir Pendahuluan perintah Tuhan terhadap orang beriman, seperti isi perintah dalam Al Qur an yang Wakaf mempunyai kedudukan berbunyi: penting dalam Islam, yaitu sebagai bentuk ibadah yang mengharuskan kerelaan dari Hai orang-orang yang beriman seorang yang muslim yang untuk rukulah, dan sujudlah, serta beribadahlah memberikan sebagian miliknya untuk kamu sekalian kepada Tuhanmu, dan kepentingan ibadah dan kebaikan. Hal ini berbuatlah kebaikan supaya kamu sebagai salah satu bentuk pelaksanaan mendapat kemenangan, (Q.S. Al-Hajj (22) : 77) Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 1

Firman Allah SWT dalam surat ini menegaskan bahwa setiap manusia yang beriman kepada-nya diperintahkan untuk melakukan suatu kebaikan guna mendapatkan suatu kemenangan. Wakaf merupakan salah bentuk ibadah berupa pengorbanan sebagian dalam harta. Jika melihat dari segi pengorbanan maka wakaf sepertinya identik dengan zakat. Namun, sebetulnya keduanya memilik perbedaan. Perbedaannya antara lain seperti yang dikemukakan Setiawan (2004) bahwa ciri utama dari wakaf adalah ketika wakaf itu telah ditunaikan maka terjadi pergeseran kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan masyarakat muslim yang diharapkan mampu memberikan manfaat secara berkelanjutan. Wakaf sebagai instrumen pendistribusian manfaat bagi masyarakat secara lebih luas atau menggeser private benefit menjadi sosial benefit. Wakaf sebagai satu instrumen ekonomi dalam kehidupan Muslim yang mempunyai tujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Wakaf juga dipandang sebagai sebentuk instrumen unik yang lebih mendasarkan pada unsur kebijakan (birr), kebaikan (ihsan) dan persaudaraan (ukhuwah). Sehingga mengeluarkan wakaf selain beribadah juga mempunyai dimensi membantu saudara yang membutuhkan. Besanya jumlah umat muslim di Indonesia bermakna besarnya potensi wakaf yang ada. Sehingga wakaf bisa dijadikan alternatif lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Fakta mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam juga seharusnya memudahkan dalam merealisasikan manfaat tersebut. Sebagai gambaran adalah pengelolaan wakaf di negara-negara muslim selain Indonesia. Negara-negara muslim seperti Mesir, Turki, Saudi Arabia, dan Bangladesh sudah mempergunakan wakaf sebagai alternatif sebuah instrumen ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu wakaf juga sudah diperkenalkan sebagai harta yang produktif. Namun praktek pengelolaan wakaf di Indonesia masih tradisional, yaitu masih terbatas untuk mendukun kegiatan keagaamaan (ibadah) dan sosial. Perluasan pemanfaatan wakaf mulai meluas ketika terbitnya Undang-Undang Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 2

No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Harapannya tentunya pengelolaan wakaf akan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Potensi manfaat yang besar seharusnya dapat ddimaksimalkan sepenenuhnya untuk kemaslahatan umat. Namun potensi yang besar serta luasnya pemanfaatan wakat untuk kesejahteraan umat memerlukan manajemen pengelolaan yang baik. Oleh karena itu perlu adanya manajemen yang professional untuk pengelolaan wakaf. Sehingga dengan pengelolaan wakaf yang baik akan menghasilkan sebuah kesejahteraan masyarakat. Namun, seperti halnya permasalahan zakat, belum terorganisirnya sebuah lembaga yang kompeten membuat pengelolaan dan pendayagunaan wakaf di Indonesia menjadi kurang maksimal. Permasalahan Wakaf di Indonesia Pengelolaan wakaf di Indonesia menghadapi banyak permasalahan dan tantngan. Namun, tulisan ini hanya memberikan penekanan dalam beberapa masalah pengelolaan wakaf yaitu, pertama, pemafaatan Wakaf masih terbatas untuk sarana pendidikan dan ibadah atau kegiatan sosial, kedua, minimnya pengetahuan atau ilmu mengenai perwakafan, dan ketiga masih terbatasnya bentuk wakaf yang ada di Indonesia, yaitu masih dalam bentuk tanah (harta tidak bergerak). Tujuan dan Metode Penulisan Tujuan penulisan dari penelitian ini antara lain, pertama, memberikan pandangan alternatif pengelolaan wakaf di Indonesia, kedua, memberikan pandangan alternatif bentuk pengelolaan wakaf di Indonesia, dan ketiga memberikan gambaran perkembangan perbedaan pengelolaan pengelolaan wakaf. Metode Penulisan Metode penulisan penelitian ini melalui studi diskriptif yaitu dengan meneliti berbagai informasi pengelolaan wakaf dari berbagai sumber sekunder (penelitian terdahulu) sehingga menghasilkan studi kritis mengenai persoalan pengelolaan wakaf. Metode deskriptif ini dilakukan melalui proses penyaringan informasi dari kondisi sewajarnya dalam kegiatan suatu obyek, dihubungkan dengan langkah pemikiran rasional baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Setiap data atau informasi yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 3

keterkaitannya dengan permasalahan pokok sehingga pada akhirnya bisa ditarik suatu kesimpulan secara obyektif. Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari beberapa literatur yang terkait dengan karakteristik wakaf dan atau sistem pengelolaan wakaf. Dalam mempelajari literatur, peneliti juga mempelajari tulisan artikel baik perorangan maupun kelembagaan terutama melalui situs-situs resmi milik institusi terkait. PEMBAHASAN Pengertian Wakaf Peraturan Wakaf Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf mendefinisikan wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. Sedangkan pengertian wakaf menurut Undang-Undang no. 41 tahun 2004 pasal 1, Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan atau kesejahteraan umum menurut syari ah. Rukun-rukun wakaf sesuai fikih wakaf terdapat 4 macam, yaitu : 1. Wakif, yaitu orang berwakaf. 2. Maukuf bih, yaitu barang yang diwakafkan 3. Maukuf alaih, yaitu pihak yang diberi wakaf atau peruntukan wakaf. 4. Shigat, yaitu pernyataan atau ikrar wakif sebagai suatu kehendak atau mewakafkan sebagaian harta bendanya. Dalam syarat-syarat wakaf terjadi berbagai perbedaan pendapat ulama. Dalam kitab fiqih Mahzab Hanafi, mensyaratkan harta yang di wakafkan itu adalah: 1. Harus bernilai harta menurut syarat dan merupakan benda tidak bergerak. Oleh sebab itu, minuman keras tidak bisa diwakafkan. Karena minuman dan Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 4

sejenisnya tidak tergolong harta dalam pandangan syarak. 2. Tertentu dan jelas. 3. Milik sah wakif, ketika berlangsung akad tidak terkait hak orang lain pada harta itu. Manajemen Pengelolaan Wakaf Model pengelolaan wakaf di Indonesia sudah dikenalkan sejak zaman penjajahan. Jika dilihat dari belakang, di masa penjajahan dan kemerdekaan atau orde lama, kegiatan perwakafan pada saat itu masih sangat tradisional. Hal tersebut ditandai dengan pemanfaatan wakaf yang hanya terbatas untuk urusan pembangunan madrasah, kantor organisasi keagamaan, dan pondok pesantren. Bentuk pemanfaatan umumnya berupa penggunaan tanah wakaf untuk membangun gedung-gedung sekolah, kantor organisasi keagamaan, serta tempat ibadah. Pengelolaan wakaf mulai diperhatikan pemerintah dengan ditandai adanya peraturan perwakafan yakni PP No. 28 tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik. Adanya PP ini memberikan informasi lebih lanjut mengenai tanah wakaf mulai jelas statusnya dan juga kepemilikannya. Selanjutnya, Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 Tentang kompilasi Hukum Islam. Dalam instruksi ini memuat pedoman bagi masyarakat dan instansi pemerintah yang memerlukannya dalam menyelesaikan masalah-masalah di bidang perwakafan. Stagnasi perkembangan wakaf di Indonesia mulai mengalami dinamisasi ketika pada tahun 2001, beberapa praktisi ekonomi Islam mulai mengusung paradigm baru ke tengah masyarakat mengenai konsep baru pengelolaan wakaf tunai untuk peningkatan kesejahteraan umat (Hasan, 2009). Kemudian pada tahun 2002, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyambut konsep tersebut dengan mengeluarkan fatwa yang membolehkan wakaf uang (waqf alnuqud). Pengelolaan wakaf semakin berkembang dengan terbitnya undangundang yang khusus mengatur wakaf pada masa era reformasi. Pada masa ini, landasan hukum pengelolaan wakaf menjadi lebih tinggi karena sudah dalam bentuk undang-undang. Undang-undang No.41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 5

Wakaf : tanah (Harta tidak bergerak) Pemanfaatan Wakaf : 1. Tempat ibadah 2. Tempat pendidikan 3. Tempat organisasi keagamaan 4. Pondok pesantren

Wakaf : 1. Wakaf Tanah 2. Wakaf Tunai Infrastruktruk Sosial : 1. Sarana peribadatan 2. Sarana pendidikan 3. Tempat organisasi keagamaan 4. Pondok pesantren 5. Sosial : Rumah sakit Kesejahteraan Ekonomi : 1. Pertanian 2. Perkebunan

Wakaf Pemanfaatan : 1. Pertanian 2. Saham 3. Real estate 4. Perkebunan Manfaat sosial : 1. Sarana ibadah 2. Sarana Pendidikan

pengelolaan yang buruk serta banyaknya harta wakaf yang terlantar bahkan hilang. Pendidikan dan Kesehatan Pemanfaatan wakaf di Indonesia masih sangat terbatas. Pemanfaatan wakaf sering identik dengan pengelolaan tempat ibadah, pendidikan dan kesehatan. Pemanfaatan ini memang tetap mempunyai nilai penting, misalnya, pemanfaatan tanah wakaf untuk rumah sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan pengobatan bagi masyarakat tidak mampu. Sedangkan pemanfaatan untuk fasilitas pendidikan dapat memberikan tempat bagi masyarakat yang Pemberdayaan Ekonomi Pemanfaatan wakaf yang masih terbatas adalah pemanfaatan untuk pemberdayaan atau penguatan ekonomi masyarakat. Indonesia harus memperluas pemanfaatan wakaf, yang semula lebih di peruntukkan untuk tempat-tempat ibadah, sekolah madrasah, atau rumah sakit Islam menjadi pemanfaatan yang diarahkan untuk kepentingan penguatan ekonomi umat Islam. Hal ini akan berarti merubah pemanfaatan wakaf menjadi lebih produktif dan berorientasi pada kesejahteraan umat yang berkelanjutan. kurang mampu dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka. Manfaat yang besar dari pengelolaan wakaf tersebut perlu dibarengi perbaikan manajemen pengelolalaan, Pemanfaatan wakaf untuk keperluan pendidikan dan kesehatan sudah relatif berkembang sehingga yang diperlukan selanjutnya adalah memikirkan kembali biaya operasional dari pemanfaatan wakaf sebagai sarana pendidikan dan kesehatan. Selain itu juga mencegah penurunan nilai dan produktivitas wakaf. Hal ini menjadikan pengelolaan wakaf di Indonesia seperti yang telah dilakukan oleh negara muslim seperti Mesir, Turki, Saudi Arabia, dan Bangladesh sudah lebih awal dalam mempergunakan wakaf untuk produktif. Wakaf yang bersifat produktif ini akan lebih memberikan sebuah timbal balik yang nyata bagi umat serta akan lebih produktif untuk menghasilkan suatu barang. Singkatnya, wakaf digunakan dalam bentuk produktif akan lebih memberdayakan ekonomi umat. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 9

Pemanfaatan wakaf untuk kegiatan produktif akan menjadi sumber pendanaan alternatif bagi penguatan ekonomi umat. Umat dapat menggunakan wakat untuk sesuatu yang produktif, seperti tanah pertanian, dapat dikelola oleh umat untuk menghasilkan keuntungan. Sehingga kegiatan wakaf bermanfaat dalam memperbaiki ekonomi umat. Ini sejalan dengan pemikiran yang pernah dikemukakan oleh Furoni (2008) bahwa menjadikan hasil atau manfaat dari aset wakaf sebagai modal kerja dengan mekanisme pembiayaan tanpa agunan dapat merupakan solusi bagi pengembangan ekonomi umat ditengah sulitnya sumber permodalan. Wakaf juga mempunyai potensi untuk membantu program pengurangan kemiskinan di Indonesia seperti kasus di Malaysia. Rahman (2009) menyatakan bahwa institusi wakaf dan Kerajaan Malaysia bersama-sama saling berperan dalam proses pembangunan ekonomi negara. Tanggungjawab penyediaan pendidikan, kesehatan dan penghapusan kemiskinan yang menjadi tanggungjawab kerajaan dengan institusi wakaf Malaysia. Sehingga praktek tersebut dapat juga diimplimentasikan di Indonesia. Pengembangan lain yang harus dilakukan adalah bentuk atau jenis harta yang dapat diwakafkan. Misalnya, wakat tunai, adanya wakaf tunai akan lebih mempermudah masyarakat dalam melakukan wakaf. Masyarakat yang hendak berwakaf tidak harus menunggu sampai mempunyai uang sangat banyak (harus kaya) tapi dengan kemampuan yang dimilikinya. Pelaksanaan wakaf tunai di Indonesia sebetulnya sudah mulai ada yang melakukan dari berbagai lembaga filantropi yang ada di Indonesia. Misalnya, Seperti Baitul Mal Muamalat, meluncurkan Waqaf Tunai Muamalat (Waqtumu), Dompet Dhuafa Republika meluncurkan Tabung Wakaf Indonesia (TWI), dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) juga meluncurkan wakaf uang. Hasil investasi wakaf uang dapat disalurkan untuk membantu biaya operasional lembaga-lembaga pendidikan, lembaga kesehatan dan lembaga sosial. Di sinilah wakaf uang berperan sebagai salah satu sumber pendanaan alternatif untuk program peningkatan kesejahteraan umat (Rozalinda, 2010). Wakaf tunai bisa dijadikan alternatif dalam mendapatkan dana untuk Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 10

mengembangkan harta-harta tanah wakaf ataupun bisa digunakan sebagai modal bagi masyarakat yang tentunya mampu memberdayakan masyarakat sehingga mendorong perekonomian masyarakat. Pemanfaatan wakaf tunai (uang) untuk kesejahteraan umat bukanlah tanpa hambatan. Ada beberapa hambatan pelaksaan wakaf uang, seperti yang dikemukakan oleh Handayani (2008) antara lain: (a) masih belum terintegrasinya peraturan teknis pengelolaan wakaf; (b) masih belum adanya persoalan hukum wakaf uang dalam memberikan kepastian hukum guna memberikan perlindungan bagi wakif, nadzir dan penerima wakaf baik perorangan maupun badan hokum; (c) peraturan pelaksana yang menyangkut perwakafan khususnya wakaf tunai yang belum diatur secara terinci; (d) masih adanya pola pikir masyarakat yang mencurigai pengelolaan wakaf uang untuk kepentingan yang berorientasi keuntungan (profit oriented). Oleh karena perlu langkah penyempurnaan guna mengatasi persoalan wakaf tunai dengan aturan pelaksanaan lebih terinci serta penyadaran kepada umat pentingnya wakaf tunai. Selanjutnya untuk pencapaian tujuan pengelolaan wakaf memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang memadai sebagai pengelola wakaf. Oleh karena sumber daya manusia pengelola wakaf juga harus mendapatkan pengetahuan manajemen modern dalam pengelolaanya, selain pemahaman agama yang kuat. Sebetulnya sudah langkahlangkah yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan SDM pengeloa wakaf Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 11

Tujuan Pengelolaan Wakaf Wakaf Bentuk 1. Memaksimalkan Potensi Wakaf : a. Harta tidak bergerak b. Wakaf tunai c. Bentuk alternatif wakaf pemanfaatan 2.kesejahteraan sosial a. Pendidikan b. Kesehatan c. peribadatan pemanfaatan 3.kesejahteraan ekonomi a. Pertanian b. Perkebunan c. Saham Manajemen Pengelolaan Wakaf Pembinaan Manajemen Penadziran a. Pendidikan Formal b. Pendidikan Non Formal c. Pendidikan Informal d. Pembinaan Mental dan Spirit

a. Pendidikan formal, melalui sekolah-sekolah umumu dan kejujur dapat dicetak calon-calon Sumber Daya Manusia ke- Nazhiran yang siap pakai. b. Pendidikan non formal, bentuk dari pendidikan model ini adalah dengan mengadakan kursuskursus atau pelatihan-pelatihan Sumber Daya Manusia ke- Nazdiran baik yang terkait dengan manajerial oraganisasi, atau meningkatkan ketrampilan dalam bidang profesi seperti administrasi, teknik pengelolaan dan lain sebagainya. c. Pendidikan informal, berupa latihan-latihan dan kaderisasi langsung di tempat-tempat pengelolaan benda wakaf. d. Pembinaan mental, spirit kerja harus terus menerus dibina agar para pemegang amanah perwakafan senantiasa bergairah Daftar Pustaka Al Qur an Furoni, Luqman (2008), Wakaf Untuk Produktivitas Ekonomi Umat, Ijtihad, Jurnal Wacana Hukum dalam melaksanakan pekerjaannya. KESIMPULAN Pemanfaatan wakat di Indonesia harus diperluas yaitu lebih sekedar untuk kegiatan keagamaan dan pendidikan. Pengelolaan wakaf dapat ditujukan untuk memperkuat ekonomi umat dengan memanfaatkan berbagai alternatif program yang pendanaan bersumber dari wakaf. Bentuk wakaf juga dapat dikembangkan untuk memberikan alternatif sumber wakaf sehingga memperkuat kemampuan wakaf dalam memberdayakan ekonomi umat. Pencapaian tujuan penggunaan wakaf memerlukan manajemen pengelolaan yang sehingga perlu ditangani sumber daya manusia (SDM) yang handal. Oleh karena itu SDM pengeloa wakaf juga perlu dibina dengan manajemen ke- Nazhiran berupa pendidikan formal, pendidikan Non-formal, serta pembinaan mental dan spirit Keislaman. Islam dan Kemanusiaan, Vol.8, No.1, Juni 2008, Hal:25-39 Handayani, Sri (2008), Pelaksanaan Wakaf Uang Dalam Perspektif Hukum Islam Setelah Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 13

Berlakunya Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf di Kota Semarang, Tesis Magister Kenotariatan Undip Rahman, Asmak Ab. (2009), Peranan Wakaf Dalam Pembangunan Ekonomi Islam dan Aplikasinya di Malaysia, Shariah Journal, Vol.17, No.1 (2009), Hal:113-152 Rozalinda (2010), Pengelolaan Wakaf Uang di Indonesia: Studi Kasus Pada Tabung Wakaf Indonesia (TWI). Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) ke-10. Setiawan, Abdul Aziz, Wakaf Tunai Dan Kesejahteraan Ummat. Hidayatullah.com, Senin, 13 Desember 2004. Hassan,Tholha, Telaah Perkembangan Kebijakan Wakaf di Indonesia. Antaranews.com, Rabu, 22 april 2009. Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 Nomor 1, Mei 2012 Page 14