BAB I PENDAHULUAN. dalam Preambule Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah memajukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum, sejalan dengan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kototangah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, pada Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa..., dalam rangka mencapai tujuan negara. dalam bentuk pemberian pendidikan bagi anak-anak Indonesia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perekonomian, seperti perkembangan dalam sistim perbankan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat dunia dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu Negara,

BAB I PENDAHULUAN. kas daerah, baik melalui sumber daya alam maupun dari sumber lainnya, dalam hal sumber

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang- undangan. 2. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN. badan badan usaha swasta, badan badan usaha milik negara, bahkan lembaga

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. KUHPerdata Buku II mengenal adanya hak kebendaan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perkoperasian di Indonesia dimulai sejak tahun R. Aria Wiria Atmadja

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H. Pembangunan

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. wakaf yaitu, ajaran Islam mengenai wakaf, peraturan perundang-undangan dan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. umum. Diantaranya pembangunan Kantor Pemerintah, jalan umum, tempat

BAB I PENDAHULUAN. negara tumbuh dengan baik maka akan banyak investasi-investasi dan lapangan

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh: PANDU PERDANA PUTRA BP

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang yang hidup di dunia dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena Indonesia

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

BAB I. mensejahterakan kesejahteraan bangsa. Dalam Pasal 34 Undang Undang. Dasar 1945 Negara Republik Indonesia menyebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

PENYELESAIAN KREDIT MACET DI KOPERASI BANK PERKREDITAN RAKYAT (KBPR) VII KOTO PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Saat ini permasalahan pendidikan di Indonesia sangatlah penting dan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dalam Alinea ke-iv Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara hukum. Hal ini tertera pada Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kekayaan alam yang tersedia di dalam bumi ini. Salah satu sumber daya

BAB I PENDAHULAUN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, segala sesuatu dituntut untuk lebih praktis. Kondisi itu makin

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu penelitian terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebudayaan atau pun kebiasaan masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bernegara bagi bangsa Indonesia terdapat dalam Pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. adil, sejahtera dan makmur. Keadilan dan kesejahteraan serta kemakmuran merupakan citacita

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai rupa yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan negara hukum. Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut. rendah sehingga menjadi urusan rumah tangga daerah itu. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Preambule Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perlu diusahakan menggali dan mengembangkan potensi yang terdapat dalam lembaga keagamaan yang tidak hanya betujuan menyediakan berbagai sarana ibadah dan sosial, namun juga memiliki kekuatan ekonomis. 1 Salah satu lembaga keagamaan itu adalah wakaf. Wakaf merupakan bentuk perbuatan ibadah yang sangat mulia di sisi Allah SWT karena memberikan harta benda secara cuma-cuma, yang tidak setiap orang bisa melakukannya dan merupakan bentuk kepedulian, tanggung jawan terhadap sesama dan kepentingan umum yang banyak memberikan manfaat. Wakaf dikenal sejak masa Rasulullah SAW. wakaf telah berperan dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat 2. Di Indonesia pada umumnya wakaf dipandang sebagai institusi keagamaan. Namun dari hasil penelitian tampak bahwa dalam masyarakat muslim di Indonesia, wakaf tidak hanya merupakan institusi keagamaan atau masalah hlm 21 1 Penjelasan atas Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf 2 Suhrawardi K. Lubis, Dkk, Wakaf & Pemberdayaan Umat, Jakarta: Sinar Grafika, 2010,

fiqhiyah, melainkan juga merupakan phenomena yang multiform, yang menempati posisi sentral dalam kehidupan masyarakat. 3 Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan di Indonesia. Diperkirakan lembaga wakaf sudah ada sejak Islam masuk ke Nusantara ini, kemudian berkembang seiring dan sejalan dengan perkembangan agama Islam di Indonesia. 4 Hal ini tidak aneh karena tanah air kita dahulu banyak berdiri kerajaan-kerajaan Islam. 5 Sekalipun ia merupakan lembaga yang berasal dari ajaran agama Islam, tetapi seolah-olah sudah merupakan kesepakatan diantara ahli hukum bahwa lembaga wakaf itu merupakan masalah dalam hukum adat Indonesia, sebab diterimanya lembaga wakaf itu berasal dari suatu kebiasaan dalam pergaulan kehidupan. 6 Sebelum adanya UU No 41 tahun 2004, pengelolaan harta wakaf masih sederhana. Praktik wakaf yang dilaksanakan di Indonesia masih dilaksanakan secara konvensional yang memungkinkan rentan terhadap berbagai masalah dan tidak sedikit yang berakhir di Pengadilan. 7 Dibandingkan dengan pelaksanaan wakaf di Negara-negara Islam, pelaksanaan wakaf di Indonesia masih jauh ketinggalan. 8 Oleh karena itu, dengan lahirnya UU No 41 tahun 2004 tentang wakaf diharapkan kepada semua pihak agar dapat mengembangkan wakaf dalam berbagai aspek, tidak hanya dalam aspek pemikiran, tetapi juga berusaha 3 Rachmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hlm 9 4 H. Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, Cet 2, hlm 235 5 Rachmadi Usman, op cit, hlm 77 6 Ibid, hlm 77 7 H. Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, Cet 2, hlm 235 8 Loc cit, hlm 235

membuat inovasi dan langkah terobos dalam mengelola harta wakaf agar wakaf dapat dirasakan manfaatnya secara luas oleh masyarakat. 9 Pengelolaan wakaf saat ini telah banyak digunakan untuk pembangunan sarana prasarana dan pemberdayaan masyarakat. Kesinambungan manfaat hasil wakaf dimungkinkan karena digalakkannya wakaf produktif untuk menopang berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. 10 Wakaf produktif pada umumnya berupa tanah pertanian atau perkebunan, gedung-gedung yang dikelola sedemikian rupa, sehingga mendatangkan keuntungan yang sebagian hasilnya dipergunakan untuk membiayai berbagai kegiatan tersebut. 11 Pelaksanaan pemanfaatan harta wakaf, diperlukan nazhir, baik kelompok orang ataupun berbentuk badan hukum. Dipundak nazhir inilah tanggung jawab untuk memelihara, menjaga, dan mengembangkan wakaf agar wakaf dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan. 12 Posisi nazhir mempunyai peran sentral dalam mewujudkan tujuan wakaf yang ingin melestarikan manfaat wakaf. 13 Pasal 1 ayat (4) UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf menjadi dasar hukum bagi nazhir untuk mengelola dan memanfaatkan harta wakaf. Satu riwayat hadist Rasulullah yang menjadi dasar dan dalil wakaf serta alasan harta wakaf dapat dikelola oleh nazhir yaitu dari Ibnu Umar RA, bahwa sahabat Umar memperoleh tanah di Khaibar, lalu dia bertanya kepada Nabi 9 Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, Cet 2, hlm 237 10 Suhrawardi K. Lubis, Wakaf & Pemberdayaan Umat, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hlm 21 11 Suhrawardi K. Lubis, Ibid, hal 22 12 Abdul Manan, Op. Cit, hlm 269 13 Suhrawardi K. Lubis dkk, Op.Cit hlm 177

dengan berkata; Wahai Rasulullah, saya telah memperoleh tanah di Khaibar yang nilainya tinggi dan tidak pernah saya peroleh yang lebih tinggi nilainya dari padanya. Apa yang baginda perintahkan kepada saya untuk melakukannya? Sabda Rasulullah: Kalau kamu mau, tahan sumbernya dan sedekahkan manfaat atau faedahnya. Lalu Umar menyedekahkannya, ia tidak boleh dijual, diberikan, atau dijadikan wariskan. Umar menyedekahkan kepada fakir miskin, untuk keluarga, untuk memerdekakan budak, untuk orang yang berperang di jalan Allah, orang musafir dan para tamu. Bagaimanapun ia boleh digunakan dengan cara yang sesuai oleh pihak yang mengurusnya, seperti memakan atau memberi makan kawan tanpa menjadikannya sebagai sumber pendapatan. 14 Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh nazhir dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah dan dilaksanakan secara produktif. 15 Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi, dipercaya sebagai nazhir oleh Badan Wakaf Indonesia. Dalam tubuh organisasi Muhammadiyah terdapat satu majelis yang khusus melakukan pengelolaan di bidang perwakafan, pertanahan dan kekayaan yang dimiliki persyarikatan. Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Potensi aset Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) se-indonesia diperkirakan mencapai Rp 10 hingga Rp 15 triliun. Potensi tersebut merupakan kekuatan ekonomi Muhammadiyah yang masih bisa dikembangkan lagi. Selain itu, potensi 14 Bwi.co.id.dasar_hukum_wakaf.html 15 Abd. Somad, Hukum Islam: Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia, Jakarta: Kencana, 2010, hlm 403

ekonomi itupun banyak disimpan di bank umum. 16 Walaupun begitu, masih banyak harta wakaf yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh Amal Usaha Muhammadiyah khususnya yang ada di Sumatra Barat. Secara umum Amal Usaha Muhammadiyah Sumatra Barat terdiri atas: 1) Universitas 1 buah 2) Baitul Mal wat-tamwil (BMT): 13 buah 3) Rumah Sakit: 2 buah 4) Poliklinik 2 buah, rumah bersalin 1 buah 5) Balai pengobatan 2 buah 6) Badan Pengelola Ekonomi Islam (BPEI) at Taqwa: 3 unit usaha, toko buku, pangkas rambut, wartel dan photo copy. 7) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) syari ah 2 buah 8) Masjid dan mushalla 291 buah 9) Koperasi 10 buah 10) Panti asuhan 42 buah 11) Apotik 2 buah 12) LAZISMU 2 buah 13) Badan Pengelola Gerakan Wakaf Uang Muhammadiyah Sumatra Barat: 1 buah. 17 Dari data dia atas, jelas bahwa Amal Usaha Muhammadiyah Sumatra Barat tidak hanya mengelola harta wakaf di bidang keagamaan namun juga di bidang pendidikan dan ekonomi produktif. berdasarkan data di atas maka timbul pertanyaan apakah pengelolaan harta wakaf yang telah dilakukan oleh Amal Usaha Muhammadiyah Sumatra Barat sesuai dengan UU No. 41 Tahun 2004 dan PP No. 42 tahun 2006. Berdasarkan uraian di atas, maka pengelolaan harta wakaf yang dilakukan oleh Amal Usaha Muhammadiyah sangat menarik untuk diteliti, apakah sesuai 16 www.republika.co.id/potensi_aset_amal_usaha_muhammadiyah_capai_15_triliun_ Republika_Online.html diakses pada tanggal 21 maret 2014 pukul 14.00 wib 17 http://sumbar.muhammadiyah.or.id/content-14-sdet-data-amal-usaha.html diakses pada tanggal 5 juni 2014 jam 10 wib

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Bertitik tolak dari kondisi itu, maka dirumuskan usul penelitian yang berjudul PENGELOLAAN HARTA WAKAF OLEH AMAL USAHA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT (NAZHIR). B. Rumusan Masalah Dilihat dari latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dikemukakan adalah: 1. Bagaimana pengelolaan harta wakaf yang dilakukan oleh Amal Usaha Muhammadiyah Sumatra Barat dikaitkan dengan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf? 2. Apa saja jenis harta wakaf yang dikelola oleh Amal Usaha Muhammadiyah Sumatra Barat? 3. Apa permasalahan yang dihadapi oleh Amal Usaha Muhammadiyah Sumataraa Barat dalam melaksanakan pengelolaan dan pengembangan harta wakaf C. Tujuan Penelitian Dilihat dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengelolaan harta wakaf yang dilakukan oleh Amal Usaha Muhammadiyah Sumatra Barat dikaitkan dengan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. 2. Mengetahui jenis-jenis harta wakaf yang dikelola oleh Amal Usaha Muhammadiyah Sumatra Barat.

3. Mengetahui permasalahan yang duhadapi oleh Amal Usaha Muhammadiyah Sumatara Barat dalam melaksanakan pengelolaan dan pengembangan harta wakaf. D. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat penelitian yang dapat dilakukan berupa: a. Manfaat teoritis 1. dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang hukum perwakafan. 2. Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan program studi yang penulis tekuni selama kuliah. b. Manfaat praktis 1. Sebagai sumbangan pemikiran Badan Wakaf Indonesia dan masyarakat pada umumnya, Amal Usaha Muhammadiyah Sumbar khususnya. 2. Agar dapat menjadi pedoman praktis dalam melihat pengelolaan harta wakaf dan kendala yang dihadapi dalam pengelolaan dan pengembangan harta wakaf yang ada di Sumatera Barat serta sebagai bahan tambahan referensi skripsi di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang. E. Metode Penelitian Untuk mengetahui permasalahan yang ada dan solusinya, penulis menggunakan metode penelitian antara lain:

1. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah dilakukan secara yuridis sosiologis yakni pendekatan masalah melalui penelitian hukum kepada usaha untuk mencapai tujuan tujuan serta memenuhi kebutuhan kongkrit dalam masyarakat. 18 Dengan melihat norma hukum yang berlaku dan menghubungkannya dengan fakta yang ada di lapangan sehubungan dengan permasalahan yang ditemui dalam penelitian.sifat Penelitian 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, dimaksudkan untuk mendiskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat, terhadap suatu populasi dan daerah tertentu mengenai sifat sifat dan karakteristik atau faktor tertentu 19, dalam hal ini pengelolaan harta wakaf oleh Amal Usaha Muhammadiyah Sumbar. 3. Sumber dan Jenis Data a. Sumber Data (1) Penelitian Kepustakaan (library research) Bersumber pada data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya. 20 Studi kepustakaan dilakukan di beberapa tempat, yaitu Pustaka Pusat Universitas Andalas, Pustaka Fakultas Hukum Universitas Andalas, Pustaka di Muhammadiyah Sumbar maupun sumber dan bahan bacaan lainnya. 18 Bambang Sunggono,Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta:Rajawali Pers,2011,hal 68 19 Bambang Sunggono,Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta:Rajawali Pers,2011, hal 35 20 Ibid,hal 52

(2) Penelitian Lapangan (field research ) Penelitian dilakukan dilapangan yaitu diperoleh langsung dari masyarakat. 21 Penelitian lapangan ini akan dilakukan di Amal Usaha Muhammadiyah Sumbar. b. Jenis Data (1) Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung didapatkan di lapangan melalui penelitian. 22 Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang bagaimana bagaimana pengelolaan harta Wakaf oleh Amal Usaha Muhammadiyah Sumbar dikaitkan dengan UU No. 41 Tahun 2004. (2) Data Sekunder Data sekunder mencakup dokumen-dokumen resmi, buku, hasil penelitian berwujud laporan. 23 Didapat melalui penelitian pustaka terhadap bahan-bahan hukum seperti : (a) Bahan Hukum Primer Adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas 24, dan berkaitan dengan pokok pembahasan, berbentuk peraturan perundang-undang 21 Almaududi (Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Pres, 1942, hlm. 10). 22 Ibid,. Hlm. 12. 23 Almaududi (Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Pres, 1942, hal 11 24 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal.47

atau peraturan lainnya. Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2) Undang-Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf; 3) Instuksi Presiden No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam; 4) Peraturan Pemerintah No. 28. Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik. 5) Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2006. (b) Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum yang berasal dari literatur literatur dan hasil penelitian berupa : 1) Bagian bahan / buku- buku bacaan dan literatur literatur yang berkaitan dengan masalah ini, 2) Keterangan para pakar atau ahli, hasil penelitian yang di publikasikan jurnal hukum,makalah dan lain lainnya. (c) Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier, adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder 25. Bahan hukum tersier dalam penelitian ini berupa kamus yang digunakan untuk membantu penulis dalam menterjemahkan 25 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal 114

berbagai istilah yang digunakan dalam penulisan ini, serta browsing internet yang membantu penulis untuk mendapatkan bahan untuk penulisan yang berhubungan dengan masalah yang penelitian. 4. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yaitu keseluruhan objek atau himpunan objek dengan ciri yang sama. 26 Populasi dalam penelitian ini adalah pengelolaan harta wakaf oleh Persyarikatan Muhammadiyah Sumbar. Kemudian sampel yaitu bagian atau sebagian populasi. 27 Pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan sampel acak di tiga lokasi sampel yaitu Pimpinan Daerah Muhammadiyah Padang, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bukittinggi, dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Padang Pariaman. 5. Teknik pengumpulan data a. Studi Dokumen Penulis melakukan identifikasi berdasarkan dokomen dokumen yang ada untuk mengumpulkan data sekunder yang berkaitan dengan masalah yang penulis teliti. b. Wawancara Adalah melakukan tanya jawab dengan menggunakan komunikasi dua arah antara penanya dan narasumber agar penulis mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Wawancara ini dilakukan dengan semi tersrtruktur yakni disamping menyusun pertanyaan, penulis juga mengembangkan pertanyaan lain yang berhubungan dengan masalah- 26 Ibid, hal 118 27 Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hal 119

masalah yang ada kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan. Wawancara ini dilakukan dengan pihak terkait diantaranya, pengurus PDM Kota Padang, Pengurus PDM Kota Bukittinggi, pengurus PDM Kab. Padang Pariaman, dan Pengurus PWM Sumatra Barat. 6. Pengolahan dan Analisis Data a) Pengolahan Data Pengelolaan data dilakukan dengan teknik Editing, yaitu data yang diperoleh akan diedit terlebih dahulu guna mengetahui apakah data-data yang diperoleh tersebut sudah cukup baik dan lengkap untuk mendukung pemecahan masalah yang sudah dirumuskan. Data yang diperoleh diolah dengan proses editing, kegiatan editing ini dilakukan untuk meneliti kembali dan mengoreksi atau melakukan penyelarasan terhadap hasil penelitian yang peneliti lakukan, sehingga tersusun secara sistematis dan akan menghasilkan suatu kesimpulan. b) Analisis Data Dalam menganalisis data, dilakukan dengan analisis kualitatif, yaitu dimana hasil penelitian baik data primer maupun data skunder akan dipelajari yang kemudian dijabarkan dalam bentuk kalimat yang disusun secara sistematis. Data yang telah melalui proses editing, dianalisis secara kualitatif, yaitu dimana hasil penelitian baik data primer maupun data sekunder akan dipelajari yang kemudian dijabarkan dalam bentuk kalimat yang tersusun secara sistematis.

F. Sistematika Penulisan BAB I: merupakan pendahuluan yang bersifat latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: berupa uraian tentang tinjauan pustaka yang didalamnya memuat hal hal kajian antara lain : Tinjauan tentang wakaf, yang berisikan pengertian wakaf, rukun dan syarat wakaf, manajemen kenazhiran, ruang lingkup dan jenis harta benda wakaf, pendaftaran dan pengumuman harta benda wakaf. Tinjauan umum tentang yayasan. BAB III: merupakan uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan uraiaan tentang pengelolaan harta wakaf oleh amal Usaha Muhammadiyah, berisikan tentang pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan harta wakaf yang ada di Kota Padang dan untuk mengetahui peruntukan harta wakaf yang ada pada Amal Usaha Muhammadiyah serta kendalakendalanya. BAB IV : merupakan uraian tentang penutup yang didapatkan dalam melakukan penelitian ini yang berisikan kesimpulan dari hasil penelitian ini.