Perancangan Roda gigi Lurus

dokumen-dokumen yang mirip
Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d

Perhitungan Roda Gigi Transmisi

Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RODA GIGI CACING (WORM GEAR) dengan METODE NIEMANN

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

TUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

TUGAS AKHIR TRANSMISI RANTAI PADA RODA GIGI MAJU-MUNDUR KENDARAAN MOBIL MINI UNTUK DAERAH PERUMAHAN

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

SABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

Perencanaan Roda Gigi

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

PERHITUNGAN RODA GIGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

Roda Gigi Rack dan Pinion

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

RODA GIGI. Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

ANALISA PERANCANGAN RODA GIGI LURUS MENGGUNAKAN MESIN KONVENSIONAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. girder silang ( end carriage ) yang menjadi tempat pemasangan roda penjalan.

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Institut teknologi Indonesia sebagai cikal bakal Institut besar harus

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT TALI TAMPAR DARI BAHAN LIMBAH PLASTIK. Oleh:

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

Tujuan Pembelajaran:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: ADITIYA DANI CHURNIAWAN Dosen Pembimbing: Dr. Ir. HERU MIRMANTO,MT D III TEKNIK MESIN FTI-ITS

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

BAB II LANDASAN TIORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM

BAB IV DESIGN DAN ANALISA

RANCANG BANGUN MESIN ROLL PLAT SEBAGAI PENGUNCI PADA PERANGKAT AC SENTRAL

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Modul ke: Studio Desain II 12FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Belt Datar. Dhimas Satria. Phone :

PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN

MEKANISME PENGGERAK PADA TROLLY ELECTRIC CRANE MANUAL

2.3 Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi. Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n 1. dan z 2

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

Modifikasi Transmisi dan Final Gear pada Mobil Prototype Ronggo Jumeno

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

TUGAS AKHIR. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

Transkripsi:

Perancangan Roda gigi Lurus Roda gigi merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari suatu poros ke poros yang lain dengan rasio kecepatan yang konstan dan memiliki efisiensi yang tinggi. Untuk di butuhkan ketelitian yang tinggi dalam pembuatan, pemasangan dan pemeliharaan. Secara umum roda gigi dapat di bagi atas roda gigi lurus, mirng, kerucut, dan roda gigi cacing. Agar roda gigi mentransmisikan daya dengan baik maka diperlukan hasil perancangan yang teliti, sehingga bisa diperoleh dimensi, jenis matrial, waktu pakai yang lama dan dengan harga yang ekonomis. Untuk mendapatkan hasil yang teliti dan cepat dalam melakukan perancangan maka perlu di buat suatu langkah urutan pengerjaan. Adapun data-data yang diperlukan yang diperoleh dari hasil pengukuran dan pengamatan spesifikasi mesin adalah sebagai berikut : Putaran motor (n) = 7000 rpm Daya (N 1 ) = 9,3 PS Rasio roda gigi (i) = 4 Material = Baja St 70.11 Sudut tekan normal (α o ) = 20 (menurut standar ISO) βo = 0 3.1 Perancangan Dimensi 1. Diameter Referensi Diamater referensi roda gigi pertama pada poros penggerak (poros 1) ditentukan dengan persamaan :

db 113 3 db b. N 1. N 1. B 1 zul ( mm ) Sedangkan diameter referensi roda gigi yang digerakan pada poros 2 ditentukan dengan : db2 = 1 x db2 (mm) Dimana rasio b db 1 besarnya tergantung dari jenis tumpuan (Tabel 22/17), karena poros ditumpu oleh dua bantalan (Straddle mounting) maka b db 1 1,2 Ditentukan nilai dari b db 1 = 0,5. BBZid merupakan intensitas beban yang diizinkan (Tabel 22/11) tergantung pemilihan faktor keamanan terhadap pitting. Jika Sg, maka BBzid = Bo dan jika S g 1, maka B zid B = Bo s/d 3 Bo dimana : Bo = 0 C, 35 s.. S. K G D. i ( 1 + i ) C s = Faktor kejut dipilih 1,5 (Tabel 22/18) S G = Faktor keamanan terhadap pitig dipilih 0,8

K. D = Kekuata permukaan gigi yang tergantung pada pemilihan bahan (24 Kgf/mm 2 Bahan kedua roda gigi dipilih dari Baja St.70 11 (Tabel 22/25) dengan data sebagai berikut : Ko = 0,72 Kgf/mm 2 σ o = 85 Kgf/mm 2 Adapun alasan pemilihan bahan adalah sebagai berikut : a. Bahan tidak memiliki kekerasan yang terlalu tinggi sehingga akan memudahkan dalam proses machining. b. Produk yang dihasilkan tahan aus. c. Bahan memiliki kekuatan yang baik sehingga tahan lama sesuai dengan umur yang dikehendaki. Kekuatan permukaan gigi ditentukan oleh : K. D = Y G x Y H x Y S x Y V x K O (Kgf/mm2) Dimana Y G, Y H, Y V dan Y S adalah faktor-faktor permukaan gigi (Tabel 22/26) Y G adalah faktor material, dengan harga 1 untuk baja, dan 1.5 untuk besi cor

Y H adalah faktor kekerasan permukaan, dengan harga 1 jika harga kekerasannya sama dengan kekerasan permukaan (Tabel 22/25) K O adalah faktor ketahanan permukaan material Y S adalah faktor pelumasan, sedangkan viskositas sendiri fungsi dari kecepatan tangensial v (Tabel 22/28). Apabila diasumsikan v = 10 m/s maka V 50 = 39 sd 78 cst, diambil V 50 = 40,1 cst, sehingga Ys = 0,85. Y V adalah fungsi dari kecepatan tangensial v. YV = 0.7 + 1+ 0,6 2 8 V = 0,7 + 8 1+ 10 0,6 2 YV = 1.066 Sehingga KD = Y G x Y H x Y S x Y V x K O kgf/mm 2 = 1. 1. 0.85. 1.066. 0,72 kgf/mm 2 = 0,652 kgf/mm 2 Bo = 0 C, 35 s.. S. K D. i G ( 1 + i ) BBo = 0 C, 35 s.. S. K D. i G ( 1 + i ) = 0, 35 1, 5. 0. 0, 62, 8. 4 ( 1 + 4 ) = 0.1521 Kgf/mm 2

Karena S G < 1 maka dipilih B Zul = B o = 0,1521 Kgf/mm 2, sehingga diameter referensi roda gigi 1 adalah : db 113 3 db b. N 1. N 1. B 1 zul db 113 3 0,5.7000 1.9,3 hp rpm.0,1521 kgf / mm 2 db 1 29,321 mm = 30 mm Harga kecepatan tangensial yang semula dimisalkan dapat diperiksa harganya : π. D. n 3,14. 29,321 mm. 7000 rpm v = = = 92,067 m/s 60. 10 3 7000 rpm Diameter referensi roda gigi yang kedua : db2 = i x db1 = 4 x 29,321 = 117,284 mm = 118 mm 2. Diameter jarak bagi Dianggap tidak ada faktor korigasi (X1 = X2 = 0) sehingga diameter jarak bagi (d) sama dengan diameter referensinya. dq = db 1 = 29,321 mm dq = db2 = 117,284 mm

3. Jumlah Gigi Jumlah gigi roda gigi 1 dipilih Z 1 = 12 Jumlah gigi roda gigi 2 dipilih Z 2 = i x Z 1 = 4 x 12 = 48 4. Modul Modul ditentukan dengan ; m = do 1 /Z 1 = do 2 /Z 2 = 29,321 /12 = 2.4 mm Modul penampang normal : m n = m cos β o = 2.4 mm (βo = 0) 5. Lebar Gigi Lebar gigi ditentukan dengan persamaan : w = b x db 1 = 0,5 x 29,321 = 15 mm 6. Tinggi Kepala dan Tinggi Kaki Gigi Berdasarkan Standar DIN 867 (Tabel 21/5) Hk/m = 1 dan hf/m = 1,1 1,3 Tinggi kepala sama dengan modul : h k = m = 2.4 mm Tinggi kepala pasangan roda gigi dipilih sama : hk 1 = h k2 Tinggi kaki dipilih sebesar 1,25 m h f = 1,25 x 2,4 = 3 mm Tinggi kaki pasangan roda gigi adalah :

h f1 = h f2 = h f = 3 mm 7. Diameter Lengkungan Kepala Untuk roda gigi 1 dk 1 = do 1 + 2h kl = 29.321+ 3 = 32,321 mm Untuk roda gigi 2 dk 2 = do 2 + 2h k2 = 117,284 + 3 = 120,284mm 8. Diameter Lingkaran Kaki Untuk roda gigi 1 d fl = do 1 2h f1 =29,321 (2 x 3) = 23,321 mm Untuk roda gigi 2 d f2 = do 2 2h f2 =117,284 (2 x3) = 111,284 mm 9. Jarak Pusat Jarak pusat ditentukan dengan : a. = 0,5 (db1 + db2) = 0,5 (29,321+117,284 ) = 73,3025 mm 10. Jarak Bagi Jarak bagi ditentukan dengan : t. o = π. m = 3.14 x = 7,536 mm

3.2 Perhitungan Kekuatan Torso nominal pada roda gigi 1 : M 1 = 716 N 1 /n 1 = 716 x (9,3/7000) = 0,9512 kgf 1. Gaya Keliling 2M 1 10 3 2. 0,9512. 10 3 U = = = 64,8818 kgf db 1 29,321 2. Gaya Keliling Per mm Lebar Gigi u = U/b = 64,8818 /0,5 = 129,7 Kgf/m 3. Intensitas Beban Nominal B = u/b x d = u/db 1 = 129,7 /29,321 = 4,4234Kgf/mm 2 4. Intensitas Beban Efektif 2 Bw = B. C S. C D. C T. C B B (Kgf/mm ) Dimana : C S = Faktor kejut, untuk motor harganya 1.5 (Tabel 22.18) C T = Faktor distribusi beban sepanjang lebar gigi C B B = Faktor kemiringan roda gigi = 1, untuk roda gigi lurus (Tabel 22.37) B = Intensitas beban nominal C D = Faktor beban dinamik (Gambar 22/37)

U Dyn CD = 1 + U1. CS. ( esp+ 1) Untuk roda gigi lurus esp = 0. Harga UDyn ditentukan dari gambar (22.37) pada lampiran dengan terlebih dahulu menghitung dua parameter UDyn yaitu kecepatan (V) dan faktor S S = U. CS + 0,26 f Dengan f adalah harga maksimal dari faktor ketidaktelitian fe, fs, dan frw. Berikut ini adalah persamaan untuk menghitung f e, f r, dan f rw. 5. Kesalahan Jarak Bagi f e g e.[ (3 + 0,3 m) + 0,2. (db 2 ) 0.5 )] (μm) Dari Tabel 22/12 untuk v = 10 m/s dipilih ge = 1,4 dan g R = 10 Sedangkan do adalah diameter jarak bagi yang terbesar sebesar = 154,1300 mm. Sehingga : f e g e. [(3 + 0,3. m + 0,2 (db 2 ) 0,5 ] 1,4. [3 + (0,3. 2,4) + 0,2 (117,284) 0,5 ] > 1,4.[ 3+0,72+2,17 ] 8,246 μm 6. Kesalahan Arah Gigi f r g r (b) 0,5 = 10. (0,5) 0,5 = 7,07 μm 7. Kesalahan Gigi Efektif

f rw = 0,75. f r. + q k. u. C s f rw = 0,75. 7,07 + 0,3. 129,7. 1,5 =63,665 μm dengan memasukkan nilai f ke persamaan diatas diperoleh S : S = u. C s + 0,26. f rw =129,7. 1,5 + 0,26 x 63,665 = 211,10 kgf/mm 2 Dari gambar 22/37 diperoleh harga Udyn = 13,5 Kgf/mm 2 Sehingga : U Dyn CD = 1 + U1. CS. ( esp+ 1) 13,5 CD = 1 + 129,7.1,5. ( 0 1) + = 1,06 Parameter yang menentukan harga CT adalah T, diperoleh dengan persamaan berikut : T = C U s. frw. b. C s. C D C 2 adalah faktor material roda gigi C Z = 1, jika pasangan roda gigi terbuat dari baja (Tabel 22,19) dengan memasukkan semua variabel T diperoleh : 1. 63,665. 0,5

T = = 0,154 129,7. 1,5. 1,06 CT merupakan beban terdistribusi secara parabolik. Dengan interpolasi diperoleh (Tabel 22.19) CT = 1,147, maka : BBH = C S. C D. C T. C z. B = 1,5. 1,06. 1,147. 1. 0,5 = 0,911 kgf/mm 2 8. Tegangan Kaki Gigi Efektif Untuk roda gigi 1 : σ w1 = q w1. Z 1. B w (Kgf/mm 2 ) Untuk roda gigi 1 : σ w1 = q w1. Z 1. B w (Kgf/mm 2 ) Dimana : q w1 = q k1. q e1 dan q.t = q k1. q o1 dengan q w1. q k1 = faktor tegangan kaki gigi q e1 = merupakan fungsi dari jumlah gigi ekuivalen (Zn) dan faktor korigasi (x) dari gambar 22/40 diperoleh : q kl = 3,350 q k2 = 2,475 9. Rasio Kontak Normal α o = α on = 20 Cos αo = d o1 /d b1 cos α b karena d o1 = d b1, maka α b = 20 Karena βo = 0, maka α b = α b = 20 100 h kl /d b1 = 100 x ( 3/ 29,321) = 10,23

100 h k2 /d b2 = 100 x ( 3/117,284) = 2,55 m b = d 1 /z 1 = 2,4 ; h k1 = h k2 = 3 dari gambar 22/39 diperoleh ; ε 1 = m b /h k1 = 0,8 dan ε 2 = m b /h k2 = 0.8 Sehingga : ε = ε 1 + ε 2 = 0,8 + 0,8 = 1,6 10. Rasio Kontak Efektif m + (v /4) εh = 1 + (ε m 1). m + (f/6) 2.4+ 10/47 = 1 + (1,62 1) = 0.3769 2,4+ 63,665 /6 Karena roda gigi 1 sebagai penggerak, maka : 1,4 1,4 qε 1 = dan qε 21 = e n + 0,4 e w + 0,4 Dengan mengetahui en = 2,10 dan ew = 2,10 maka diperoleh : qe 1 = 0,56 dan qε 1 = 0,588 qw 1 = qk 1. qe 1 = 3,350 x 0,560= 1,876

qw 2 = qk 2. qε 2 = 2,475 x 0,588 = 1,4553 Sehingga tegangan kaki gigi efektif dapat ditentukan : αw 1 = 8,272x 12 x 1,876 = 186,21Kgf/mm 2 αw 1 = 8,272 x 64 x 1,4553 = 770,447Kgf/mm 2 11. Tekanan Permukaan Gigi Efektif i + 1 Untuk roda gigi 1 : k w1 = B w. y wl. (Kgf/mm2) 1 i + 1 Untuk roda gigi 1 : k w2 = B w. y w2. (Kgf/mm2) 1 Dimana : y w1 = y c. (y β /y e ) dan y w2 = y c. y β Y w, Y β dan y, merupakan faktor-faktor tekanan permukaan gigi. Dari tabel 22/23, untuk α bn = 20 diperoleh y c = 3,11 Dari tabel 22/23, untuk β o = 0 diperoleh y β = 1 2π yε = 1 -. (1 - ε tn. ε yi / ε n ) Zin. tan (α bn ) 2.3,14 y6 = 1 (1-0,725. 1,98/2,10)

12. tan 20 yc = 0,545 Sehingga berturut-turut diperoleh : y w1 = 3,11 x 1/10. 545 = 5,71 y w2 = 3,11 x 1 = 3,11 k w1 = 8,272x 5,71 x (3,636 + 1/3,636) = 184,73Kgf/mm 2 k w1 = 8,272 x 3,110 x (3,636 + 1/3,636) = 100,61Kgf/mm 2 1.3 Faktor Keamanan 1. Faktor keamanan terhadap Tooth Breakage Untuk roda gigi 1 : S B1 = σ D1 /σ w1 Untuk roda gigi 2 : S B2 = σ D2 /σ w2 Dimana : σ D = kekuatan kaki gigi 0,7 Kgf/mm 2 σ W = tegangan kaki gigi efektif Karena bahan pasangan roda gigi sama : S B1 = 0,7/186,21= 266 S B1 = 0,7/770,447= 1,1 2. Faktor Keamanan Tergadap Pitting Untuk roda gigi 1 : S G1 = k D1 /k w1 Untuk roda gigi 2 : S G2 = k D2 /k w2 Dimana :

k D = kekuatan kaki gigi = 0634 Kgf/mm 2 k w = tegangan kaki gigi efektif S G1 = 0,634/114,73= 0,005 S G2 = 0,634/100,61= 0,006