Analisis Kompetensi Mahasiswa Calon Guru Fisika Pada Peer Teaching Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Perkuliahan PPL

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU (IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Hasil Belajar IPA-Fisika Melalui Pendekatan Deep Dialogue dan Critical Thingking pada Siswa Kelas VII-C SMP Negeri 2 Biromaru

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 3 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Pendekatan Kontekstual, Jigsaw puzzle competition, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh : Muhamad Toyib K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

INSTRUMEN PENILAIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. daya manusianya (SDM) dan kualitas pendidikannya. Tingkat pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

iia ;- R :":F =. = ji ER i. c r;e +e i!3 ,i d a. df9 <: $ s -<zpa>.dl 1 E EF;JE:J f; F 9-!.= et F! i+i ;E ' S d;; FT i ttl Ed ^EiE ; it o/i\

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PADA KEGIATAN WORKSHOP SSP DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PPG SM3T

R PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF LITERASI SAINS UNTUK PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TEMA BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PRODUKSI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi salah satu fokus dalam penyelenggaraan negara. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

LAPORAN ANALISIS KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

I. PENDAHULUAN. dibandingkan secara rutin sebagai mana dilakukan melalui TIMSS (the Trends in

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X SMA N 1 PRINGSEWU. Oleh

Analisis kesesuaian rpp dan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Madiun

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa salah satunya bergantung pada sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pusat kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Kurikulum

Universitas Sebelas Maret, 57126

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia yang seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. negaranya. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk menciptakan generasi

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

Transkripsi:

ISSN 28 240 Analisis Kompetensi Mahasiswa Calon Guru Fisika Pada Peer Teaching Berdasarkan Kurikulum 20 Pada Perkuliahan PPL Nurasyah Dewi Napitupulu email: nurdewi@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta, KM., Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian Ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi mahasiswa calon guru fisika di Prodi pendidikan Fisika Universitas Tadulako pada semester genap tahun 204. Kompetensi didasarkan atas Kurikulum 20, menyangkut keterampilan menyusun Perencanaan Program Pembelaja (PPP) dan keterampilan mengajar dengan menerapkan pendekatan Scientific secara benar. Sampel penelitian berjumlah 2 og mahasiswa Prodi Fisika Angkatan 202 kelas C yang mengambil perkuliahan PPL. Data dikumpulkan dengan menggunakan Instrumen Penilaian Perencanaan Pembelaja (IPPP) dan Instrumen Lembar Kerja Analisis Pembelaja berdasarkan kurikulum 20. Data penelitian dianalisis dengan pendekatan kualitatifdeskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi mahasiswa calon guru fisika merupakan Kompetensi Keterampilan Mengajar berada pada kategori kug, dengan rata-rata skor,4. Sementara, Skor Penilaian Perencanaan Program Pembelaja berada pada kategori, dengan rata-rata skor,2. Rendahnya kompetensi keterampilan mengajar mahasiswa calon guru fisika ini disebabkan aspek penguasaan materi yang berada pada kategori tidak, dengan rata-rata skor 2,2, dan aspek PPP tentang kejelasan skenario berada pada kategori kugb, dengan rata-rata skor,2. Untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa calon guru fisika diperlukan peer teaching yang lebih intensif, peningkatan penguasaan materi fisika melalui setiap mata kuliah, dan Dosen di kelas harus menjadi model bagi mahasiswa calon guru, dari kompetensi kognitifnya maupun kompetensi keterampilan mengajarnya. Kata Kunci: kompetensi, Peer Teaching I. PENDAHULUAN Implementasi kurikulum 20 telah dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 20, dimulai dari kelas dan kelas 4 di sekolah dasar, kelas di SMP dan kelas 0 di SMA. Pelaksanaannya dilakukan bagi sekolahsekolah sasa mulai dari SD, SMP, SMA, dan SMK. Pelatihan kurikulum 20 yang dicang dan telah dan sedang dilaksanakan bertujuan agar guru mampu melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan kompetensi lulusan, isi, proses, dan penilaian Kurikulum 20 itu sendiri []. Perubahan Kurikulum menjadi kurikulum 20 berbasis kompetensi dan bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Perubahan tersebut diperlukan mengingat kebutuhan pembangunan Indonesia dan tantangan gobal [4]. Salah satu tantangan internal yang dihadapi Indonesia adalah keikutsertaan Indonesia di studi International Trends International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun. Capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan beberapa kali lapo yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat kurikulum Indonesia [, ]. Dinamisasi dunia pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas senantiasa dilakukan untuk mengantisipasi perubahan yang senantiasa terjadi. Perubahan ini dimaksudkan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis [0]. Terkait dengan hal itu, pendidikan tinggi program diarahkan agar dapat memberikan motivasi dan inovasi pada mahasiswa dan menelaah bidang ilmu yang dikaji. Guru sebagai pelaksana pendidikan nasional merupakan faktor kunci, walaupun faktor lainnya tidak dapat diaan peannya. Namun, guru yang berkualitas akan menghasilkan proses yang maksimal []. Jadi, proses yang maksimal didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi tinggi. Guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan 2

dan pengembang kurikulum di sekolah. Berdasarkan hasil uji kompetensi guru diperoleh bahwa hanya 85% guru-guru di kota Palu yang lulus []. Sementara itu, hasil penelitian terhadap guru-guru IPA-Fisika SMP di kota Palu menunjukkan dimensi kompetensi guru yang terendah adalah kompetensi ketrampilan proses belajar mengajar [2]. Hasil ini menunjukkan bahwa kompetensi guru di kota Palu masih harus mendapat perhatian. Perencanaan memegang pean penting meningkatkan kualitas. Tahap pertama menurut standar proses adalah perencanaan yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan (RPP). Pada hakekatnya, Rencana pelaksanaan adalah rencana yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: () data sekolah, matapelaja, dan kelas/semester; (2) materi pokok; () alokasi waktu; (4) tujuan, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi ; metode ; () media, alat dan sumber belajar; () langkahlangkah kegiatan ; dan () penilaian [8]. Sesuai dengan tujuan Kurikulum 20 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses RPP dicang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar [5]. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi, kegiatan, penilaian, dan sumber belajar satu keutuhan pengalaman belajar. Ini dilakukan dengan mengakomodasikan tematik, keterpaduan lintas matapelaja untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya [8]. FKIP sebagai bagian dari dunia perguruan tinggi yang menyiapkan calon-calon guru berkualitas dan mempunyai kualitas kompetensi yang tinggi. Dengan perkuliahan yang dicang sedemikian rupa mengikuti berbagai perubahan dan perkembangan berbagai model dan pendekatan, mahasiswa calon guru dipersiapkan sebagai calon guru yang tangguh. Salah satu perkuliahan yang bertujuan untuk melatih dan ISSN 28 240 memperlengkapi mahasiswa calon guru menjadi guru yang kompeten bidangnya adalah perkuliahan PPL (Program Praktek Lapangan). Pada Prodi Pendidikan Fisika Untad, perkuliahan PPL bertujuan untuk melatih kemampuan siswa mengajar, sebelum mahasiswa praktek langsung di sekolah. Untuk itu mahasiswa dilatih peer teaching berdasarkan Perencanaan Pembelaja yang telah dipersiapkan sesuai dengan kurikulum 20. Diharapkan kemampuan lulusan FKIP memenuhi standar kompetensi lulusan yang dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Standar Kompetensi Lulusan dimaksud merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana tertuang kurikulum 20 []. II.METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Program studi Pendidikan Fisika Jurusan PMIPA FKIP Universitas Tadulako Palu. Waktu penelitian pada semester genap Pebruari 204 sampai Mei 2008. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untad Palu yang mengikuti perkuliahan PPL. Objek penelitian ini adalah kompetensi keterampilan mengajar berdasarkan kurikulum 20 pada peer teaching. Data yang dikumpulkan penelitian ini meliputi keseluruhan kegiatan peer teaching sebanyak tiga kali peer teaching yang diambil melalui observasi dengan Instrumen Penilaian Perencanaan (IPPP) dan Lembar Kerja Analisis Kompetensi Pembelaja. Skor penilaian dengan rentang - 4 dimana = sangat tidak, 2 = tidak, = kug, 4 =, 5 = sangat. Data meliputi: data skor kompetensi mahasiswa pada peer teaching dan skor IPPP. Teknik analisis data dilakukan tiga komponen berurutan: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteratu, dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan diberi makna. III.HASIL DAN PEMBAHASAN Ada 5 aspek yang dinilai Perencanaan Program Pembelaja (PPP) dengan mengacu pada Kurikulum 20. Hasil 24

yang diperoleh terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel. Skor Penilaian Perencanaan Program Pembelaja No. Aspek yang Dinilai Skor (ratarata) Kriteria Kesesuaian pemilihan, kompetensi dasar dengan topik 2 Kesesuaian perumusan,2 indikator pencapaian kompetensi dengan kompetensi dasar Kesesuaian perumusan tujuan dengan indikator pencapaian kompetensi 4 Kejelasan materi 5 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar Kesesuaian metode dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik Kejelasan skenario (langkahlangkah kegiatan : pendahuluan, inti, dan penutup) 8 Kerincian dan kejelasan skenario pada tahap kegiatan eksplorasi Kerincian dan kejelasan skenario pada tahap kegiatan elaborasi 0 Kerincian dan kejelasan skenario pada tahap kegiatan konfirmasi Ketepatan kegiatan penutup 2 Penilaian mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (holistik) Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang akan dicapai,2,,,2,2,,88,4 4,8 4, 4,08 ISSN 28 240 4 Kelengkapan pegkat, penilaian (soal, kunci, rubrik penilaian) 5 Keterpaduan dan, kesinkronan antar komponen RPP Rata-rata,2 = sangat tidak, 2 = tidak, = kug, 4 =, 5 = sangat. Penetapan kriteria dengan pembulatan. Dari tabel di atas terlihat bahwa penulisan RPP mahasiswa masih kug 4 aspek penilaian. Keempat aspek tersebut adalah Kesesuaian perumusan indikator pencapaian kompetensi dengan kompetensi dasar; Kesesuaian perumusan tujuan dengan indikator pencapaian kompetensi; Kesesuaian metode dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik; Kejelasan skenario (langkah-langkah kegiatan : pendahuluan, inti, dan penutup). Terlihat jelas bahwa mahasiswa masih memerlukan pemahaman tentang indikator pencapaian kompetensi, berbagai metode yang tepat. Secara keseluruhan penulisan RPP masuk kategori. Hasil yang diperoleh berdasarkan instrumen berupa Lembar Kerja Analisis Pembelaja yang merupakan keterampilan mengajar dengan menerapkan pendekatan Scientific secara benar terlihat pada tabel 2 di bawah ini. N o. Tabel 2. Aspek Kompetensi Keterampilan Mengajar Aspek yang diamati Melakuka n apersepsi dan motivasi 2 Penguasa an materi tema yang disajikan Menerapk an Skor Peer Teaching Ke- I II III ra ta - ra ta 2, 2, 5 2,25 2,2 2,5,2 2,2 2, 0, 2, 2, 2, Kriteria Tidak Tidak 25

strategi yang mendidik 4 Penerapa n pendekata n scientific 5 melaksan akan penilaian autentik memanfa atan sumber belajar/m edia memicu dan/atau memeliha ra keterlibat an peserta didik 8 menggun akan bahasa yang benar dan tepat Penutup Pembelaja 2,8,0 2,0 2,,,,8, 0 2,5 2,,5 4,2 Rata-rata 2,, 4,4,,0 2, 8,, 5,2 4,5, 5,, 2, 4, 2, 4 Ku g = sangat tidak, 2 = tidak, = kug, 4 =, 5 = sangat. Penetapan kriteria dengan pembulatan. ISSN 28 240 Gambar. Skor rata-rata Peer Teaching Dari tabel 2 di atas terlihat bahwa hanya aspek kompetensi yang termasuk kategori yaitu memanfaatan sumber belajar/media Pembelaja; memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik ; dan Penutup Pembelaja. Enam aspek lainnya berada pada kategori tidak dan kug. Rata-rata skor terendah berada pada aspek Melakukan apersepsi dan motivasi dan Penguasaan materi tema yang disajikan, dengan skor masing-masing 2, dan 2,2. Dua aspek kompetensi yang menyangkut strategi berada pada kategori kug, yaitu aspek Menerapkan strategi yang mendidik (rata-rata skor,) dan Penerapan pendekatan scientific (rata-rata skor,). Hal ini disebabkan rendahnya penguasaan materi dan menggunakan bahasa yang benar dan tepat (kategori kug ). Mahasiswa calon guru terfokus penyajian materi sehingga tidak memperhatikan metode dan pendekatan nya. Ini didukung dengan penilaian autentik dengan kategori kug (rata-rata skor 2,8. Dari gambar di atas terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata skor kompetensi pada peer teaching I, II, dan III. Diperoleh bahwa aspek kompetensi Melakukan apersepsi dan motivasi memiliki rata-rata skor terendah, dan aspek penutup memeliki rata-rata skor tertinggi. Ada perbedaan yang signifikan antara pendahuluan dan penutup. Secara menyeluruh diperoleh bahwa kompetensi keterampilan mengajar mahasiswa calon guru fisika berada pada kategori kug. Kompetensi keterampilan mengajar guru tidak terlepas dari PPP. Dari tabel 2

diperoleh bahwa aspek PPP tentang Kejelasan skenario (langkah-langkah kegiatan : pendahuluan, inti, dan penutup) berada pada kategori kug. Jelas, mahasiswa calon guru fisika belum menguasai pembuatan skenario sesuai dengan KD, KI, dan tujuan sesuai dengan materi. Walaupun PPP berada pada kategori (rata-rata skor,2) tetapi kompetensi keterampilan mengajar berada pada kategori kug. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru fisika memerlukan latihan yang lebih intensif sehingga mereka bisa terampil di kelas. Penguasaan materi mahasiswa harus ditingkatkan melalui setiap mata kuliah. Dosen di kelas harus menjadi model bagi mahasiswa calon guru, dari kompetensi kognitifnya maupun kompetensi keterampilan mengajarnya. IV.KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian disimpulkan bahwa:. kompetensi keterampilan mengajar mahasiswa calon guru fisika berada pada kategori kug dengan rata-rata skor,4. Rendahnya kompetensi keterampilan mengajar ini disebabkan: () aspek penguasaan materi yang berada pada kategori tidak (rata-rata skor 2,2); (2) aspek PPP tentang Kejelasan skenario (langkah-langkah kegiatan : pendahuluan, inti, dan penutup) berada pada kategori kug (rata-rata skor,2). 2. Skor terendah aspek kompetensi keterampilan mengajar mahasiswa calon guru fisika adalah Melakukan apersepsi dan motivasi (rata-rata skor 2,) diikuti oleh aspek penguasaan materi (rata-rata skor 2,2). Sedangkan Skor tertinggi aspek kompetensinya adalah penutup (rata-rata skor 4,2).. Skor terendah aspek PPP adalah Kesesuaian perumusan tujuan dengan indikator pencapaian kompetensi dan Kesesuaian metode dengan tujuan, materi, dan karakteristik peserta didik, dengan skor,2. Sedangkan skor tertingginya adalah Ketepatan kegiatan penutup (rata-rata skor 4,8). ISSN 28 240 4. Mahasiswa calon guru fisika memerlukan peer teaching yang lebih intensif sebelum mereka praktek langsung di sekolah sehingga mereka bisa terampil di kelas. 5. Penguasaan materi fisika mahasiswa calon guru harus menjadi perhatian dosen melalui setiap mata kuliah.. Dosen di kelas harus menjadi model bagi mahasiswa calon guru, dari kompetensi kognitifnya maupun kompetensi keterampilan mengajarnya. DAFTAR PUSTAKA [] Dedi Supriadi.. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. [2] I Wayan Darmadi dan Nurasyah Dewi Napitupulu, 20, Pengembangan Kompetensi Guru dan Motivasi berprestasi Siswa melalui Model Konstruktivis meningkatkan Hasil belajar Fisika Siswa di SMP Sekotamdya Palu. Palu: Lembaga Penelitian Untad. [] Kemdikbud, 20, Permendikbud No.54 Tahun 20 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta: Kemdikbud [4] Kemdikbud, 20, Permendikbud No.4 Tahun 20 tentang Standar Isi, Jakarta: Kemdikbud [5] Kemdikbud, 20, Permendikbud No.5 Tahun 20 tentang Standar Proses, Jakarta: Kemdikbud. [] Kemdikbud, 20, Permendikbud No. Tahun 20 tentang Standar Penilaian, Jakarta: Kemdikbud. [] Kemdikbud, 20, Permendikbud No. Tahun 20 tentang Kegka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI, Jakarta: Kemdikbud [8] Kemdikbud, 20, Permendikbud No.8A Tahun 20 tentang Implemenasi Kurikulum 20, Jakarta: Kemdikbud [] Musdalifah Nurdin dan Dewi Tureni. 20. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Matematika II. Palu: Untad Press. 2

[0] Salam, Burhanuddin.. Pengantar Pedagogik. Bandung: Rineka Cipta. ISSN 28 240 [] Suminarsih, Model Praktik Pembelaja Terbimbing Tuntas pada Pendidikan dan pelatihan Kurikulum 20 bagi Guru Sasa di LPLM Jawa Tengah. http://www.lpmpjateng.go.id/web/i ndex.php/arsip/artikel/84-model 28